• Tidak ada hasil yang ditemukan

ìè ÛÜËÕßÍ× ÕÛËßÒÙßÒ ÛÜ×Í× ïñîððç

pemilik uang yang panik menyelamatkan asetnya. Sehingga tidak mengherankan gejolak harga komoditi melonjak naik

se-cara pesat karena naiknya demand yang demand

dipicu bukan dari permintaan riil namun permintaan semu dari para fund

manag-er. Cerita akhirnya adalah kenaikan semua

komoditi termasuk harga minyak dunia yang ikut terkerek naik dimana pada bu-lan Juli 2008 mencapai rekor tertinggi $ 135/barel. Akhirnya pemerintah Indonesia juga harus ikut menyesuaikan harga jual eceran BBM nasional agar APBN-P 2008 tidak jebol akibat melambungnya defisit anggarannya untuk subsidi BBM.

Akibat dari krisis keuangan global dan harga minyak dunia masih senan-tiasa mengancam ekonomi nasional seh-ingga mendorong pemerintah melakukan

bail-out plan agar pertumbuhan ekonomi

nasional segera terjadi recovery ditahun 2010. Paket stimulus fiskal adalah salah satu upaya yang dilakukan agar dapat mendorong tumbuhnya kembali sektor riil dan mengurangi resiko phk besar-besa-ran disektor industri. Paket stimulus yang disiapkan pemerintah sebesar Rp 50 tril-iun berupa kebijakan kelonggaran perpa-jakan termasuk penghapusan bea masuk untuk kategori tertentu dan penambahan anggaran untuk beberapa sektor strat-egis termasuk proyek infrastruktur yang menyerap banyak tenaga kerja.

Dengan adanya kelesuan ekspor akibat lesunya permintaan pasar inter-nasional serta peluncuran paket stimulus oleh pemerintah tentu akan menambah beban APBN yang semakin berat. Diper-kirakan untuk tahun 2009, defisit

angga-ran akan membengkak dari semula yang diperkirakan hanya 1 % menjadi 2,5 % dari GDP. Melihat kondisi ini tentu saja pemer-intah harus lebih kreatif dalam meng-gali sumber-sumber pembiayaan agar posisi APBN-P 2009 tetap aman (fiscal

sustainability) termasuk dapat

memobil-isasi dana-dana masyarakat untuk ikut berpartisipasi dalam meringankan beban anggaran negara.

Sumber pembiayaan negara (APBN) diharapkan akan dipenuhi dari berbagai sumber baik dari dalam negeri mau-pun luar negeri. Dimana pendanaan da-lam negeri (non perbankan) diperoleh dari penerbitan Surat Berharga Negara (SBN). Dengan penerbitan SBN ini tentu saja akan menaikan rasio utang pemerin-tah meskipun sumber utangnya adalah dari dalam negeri. Namun kalau melihat perkembangan struktur pembiayaan APBN dari tahun ke tahun, pemerintah masih menganut pembiayaan anggaran defisit mengingat kemampuan peneri-maan negara masih belum dapat mem-biayai seluruh program kegiatan yang dilaksanakan. Keputusan dari kebijakan pembiayaan defisit ini adalah sebuah kompromi politik antara pemerintah dan DPR, dimana kebijakan pembiayaan de-fisit ini akan digunakan untuk membiayai program kegiatan :

-nya pembangunan infrastruktur, per-tanian dan energi,dan proyek padat karya;

-ejahteraan masyarakat misalnya

PNPM, BOS, Jamkesmas,Raskin,

PKH,Subsidi;

termasuk misalnya insentif pajak; -kan 20%;

Sistem Peratahanan (Alutsista); Dengan mobilisasi dana masyarakat melalui pasar uang dengan menerbitkan Surat Berharga Negara diharapkan da-pat segera digunakan untuk menutup defisit anggaran negara. Dalam rangka penerapan pinsip-prinsip good

gover-nance dalam pengelolaan utang maka

sudah dijalankan berbagai kebijakan di-mana tujuan umum pengelolaan utang dalam jangka panjang adalah memini-malkan biaya utang dengan tingkat risiko yang semakin terkendali. Secara umum strategi yang ditempuh oleh pemerintah dalam jangka menengah periode tahun 2005-2009 adalah sebagai berikut: 1. Pengurangan Stok Utang Negara yang Jatuh Tempo

Untuk mengurangi risiko kesinambun-gan fiskal (fiscal sustainability), maka per-lu ditempuh kebijakan untuk mengurangi stok utang yang jatuh antara 2005-2009. Pengurangan stok utang ini dilakukan dengan cara pembelian tunai (cash

buy-back) maupun penukaran (debt switch-ing) dengan mempertimbangkan kondisi

keuangan negara bila memungkinkan. 2. Penyederhanaan Portofolio Utang Negara

Untuk memudahkan pengendalian resiko utang maka perlu penyederhanaan jenis instrumen utang.

îððé îððè îððç ßÐÞÒóÐ û ÙÜÐ ßÐÞÒ û ÙÜÐ ßÐÞÒóÐ û ÙÜÐ êçìòï ïèòë çèëòé ïèòë èëíòé ïêòð éëîòì îðòð ïôðíéòï ïçòë çèéòë ïèòë øëèòí÷ øïòë÷ øëïòì÷ øïòð÷ øïííòè÷ øîòë÷ ëèòí ïòë ëïòì ïòð ïííòè îòë ìêòð ïòî ìëòí ðòç éèòë ïòë ëèòë ïòê ëìòé ïòð ëìòé ïòð øïîòë÷ øðòì÷ øçòì÷ øðòï÷ îíòè ðòì ïîòí ðòì êòð ðòï ëëòí ïòð îððè ßÐÞÒóÐ û ÙÜÐ èçëòð îðòð çèçòë îîòï øçìòë÷ øîòï÷ çìòë îòï ïðìòé îòí ïïéòè îòê øïíòï÷ øðòí÷ ïðòî øðòî÷ 못²«» Û¨°»²¼·¬«®» Ú·²¿²½·²¹ Ü»¾¬ Ú·²¿²½·²¹ Ù±ª¬ Í»½«®·¬·»-Ô±¿² øÒ»¬¬÷

Ѭ¸»®-ÐÛÓÞ×ßÇßßÒ ßÐÞÒ îððç

Sumber : DJPU

ÛÜËÕßÍ× ÕÛËßÒÙßÒ ÛÜ×Í× ïñîððç ìç 3. Penerbitan/Pengadaan Utang

Negara dalam Mata Uang Rupiah Fluktuasi kurs tukar Rupiah dengan mata uang asing (hard currencies) sering-kali mendatangkan resiko finansial, maka perlu ditempuh upaya ntuk mengurangi resiko tersebut dengan menerbitkan utang negara dalam satuan Rupiah serta penggunaan instrumen lindung nilai

(cur-rency swap).

4. Minimalisasi Risiko Pembiayaan Kembali

Untuk mengurangi resiko

refinanc-ing maka beberapa upaya ditempuh

dian taranya adalah memprioritaskan penerbitan SUN dengan jangka menen-gah – pan jang (rata-rata durasi portofolio SUN selama 4 tahun), pembelian kembali secara tunai (cash buyback) untuk utang yang jatuh tempo dan melalui penukaran

(debt switching) serta untuk pinjaman

utang luar negeri bisa memanfaatkan fasilitas penjadwalan utang dari kreditor. 5. Peningkatan Porsi Utang Negara dengan Bunga Tetap Diupayakan untuk memperoleh utang negara baru den-gan bunga tetap.

6. Penerapan Prinsip Pengelolaan Utang Negara yang Baik

Bila diharapkan penerbitan Surat Ber-harga Negara (SBN) ini bakal menjadi primadona baru sebagai sumber pem-biayaan anggaran negara dan investasi masyarakat, maka sekarang yang menjadi pertanyaan adalah apa manfaat atau untungan bagi masyarakat (terutama ke-cil dan menengah) bila ingin berinvestasi di SBN? Bagi investor kecil dan menen-gah sudah tersedia instrumen investasi dalam Obligasi Negara Ritel (ORI) atau bagi investor yang ingin menerapkan prinsip-prinsp syariah dalam berinvestasi dapat membeli Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) Sukuk Ritel.

Keuntungan investasi Surat Utang Negara/Obligasi Negara Ritel (ORI) ada-lah:

1. Pembayaran kupon dan pokok sam-pai dengan jatuh tempo dijamin oleh Undang-Undang SUN dan dananya disediakan dalam APBN setiap ta-hunnya.

2. Pada saat diterbitkan (pasar per-dana), kupon ditawarkan lebih tinggi dibandingkan rata-rata tingkat bunga

deposito bank BUMN.

3. Kupon dengan tingkat bunga tetap sampai pada waktu jatuh tempo. 4. Kupon dibayar setiap bulan.

5. Dapat diperdagangkan di pasar sekunder dengan mekanisme Bursa Efek atau Transaksi di luar Bursa Efek (over the counter).

6. Tersedianya kuotasi harga beli (bid price) dari Agen Penjual yang dapat dieksekusi kepada nasabahnya yang membeli di pasar perdana.

7. Berpotensi memperoleh capital gain bila ORI dijual pada harga yang lebih tinggi daripada harga beli setelah memperhitungkan biaya transaksi di pasar sekunder.

8. Dapat dipinjamkan atau dijaminkan kepada pihak lain, antara lain jami-nan dalam pengajuan pinjaman pada bank umum, lembaga keuangan lainnya, atau jaminan dalam rangka transaksi efek. Kebijakan peminja-man atau penjaminan ORI mengikuti ketentuan dan persyaratan yang ber-laku pada masing-masing pihak. 9. Memberikan kesempatan kepada

masyarakat untuk turut serta men-dukung pembiayaan pembangunan nasional.

Sedangkan manfaat/keuntungan

berinvestasi di SBSN Sukuk Ritel (Sukuk Ritel) adalah :

1. Investasi dijamin pembayaran imbalan dan nilai nominalnya oleh pemerintah 2. Bagi investor syariah, investasi yang

dilakukan tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah sehingga se-lain aman juga menentramkan. 3. Imbalan yang diperoleh lebih tinggi

dibandingkan rata-rata tingkat bunga deposito perbankan.

4. Berpotensi memperoleh capital gain. 5. Dapat diperdagangkan dipasar

se-kun der.

6. Memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk mendukung pem-biayaan pembangunan nasional. Investasi dalam Oligasi Negara Ri-tel (ORI) adalah suatu investasi yang bebas dari resiko gagal bayar (default) karena dijamin oleh pemerintah, namun bilamana ORI yang telah dibeli hendak dijual kembali dipasar sekunder, inves-tor harus menyadari adanya resiko

capital loss karena adanya resiko

penu-runan harga (discount price). Berikut ini adalah ilustrasi singkat bila ingin berin-vestasi dalam ORI.

Penulis adalah: Kepala Bidang Evalu-asi dan Pelaporan Kinerja - Pusdiklat Anggaran dan Perbendaharaan

ëð ÛÜËÕßÍ× ÕÛËßÒÙßÒ ÛÜ×Í× ïñîððç

ß²¹·² ³»²¼»-·® ³»³¾¿©¿ ¿®±³¿ ¼¿®¿¸ §¿²¹ ³»²¿µ«¬µ¿²ò Õ»°¿µ ¼¿² ¶»®·¬ µ»´»´¿©¿®

¼·-»´·²¹· ®·²¬·¸ µ»-¿µ·¬¿² ³¿²¿µ«¬· ¾«´¿² ¼· ´¿²¹·¬ -«²§·ò Õ«®«-»¬®¿ ¸»²·²¹ ³»²§·³°¿²

µ»²¹»®·¿²ò Ó¿§¿¬ -»®¼¿¼« ¼¿² ¾¿²¹µ¿· ¾·²¿¬¿²¹ ¬«²¹¹¿²¹¿² ¬»®±²¹¹±µ ¾·-«

¾»®-»´·³«¬ ¼»¾«ò

ÛØæ ÍÛÜÖßÌÖßÖß ÛÛ

ö÷ö÷

Š ÓÛÜ×Ñ ÎßÓßÜØßÒ ïìíð

ÛÜËÕßÍ× ÕÛËßÒÙßÒ ÛÜ×Í× ïñîððç ëï BAYANGAN HITAM ITU mematung,

ma-tanya menatap kosong. Gurat garis lanjut usia tergambar jelas meliputi sorot ma-tanya yang tajam. Rasanya ia ingin sekali mengubur pedang dan busurnya. Namun baginya peperangan belum usai, meski ia menjalaninya tak sepenuh hati. Ia tertun-duk menatapi sepatu lusuhnya. Lamunan-nya berkelana ke masa lalu.

***

“Bagaimana dengan teknik memanah-ku, Eyang, apakah caraku memanah telah memuaskan Eyang?” tanya bocah belasan tahun kepada pria tua dihadapannya.

“Bagus sekali, Arjuna. Cukuplah eng-kau belajar dariku. Kemahiranmu telah sama dengan kemampuanku. Namun be-gitu engkau akan kuminta berguru pada seseorang yang lebih ahli dalam mema-nah, ia akan menitiskan pusaka Gandewa kepadamu”

Si bocah tersenyum puas. Ia lalu men-gantar Arjuna kepada Durna yang diyakini bisa menjadikan cucunya itu sebagai kesa-tria terbaik.

***

Telah sembilan hari perang berkeca-muk, namun ia masih dalam kegelisahan. Bocah yang dahulu belajar membidikan anak panah darinya, kini berdiri gagah di seberang pasukan. Bocah itu kini menjadi senopati Pandhawa, sedangkan dirinya menjadi penglima bagi Hastina, tanah yang dibelanya.

Bayangan iblis membisikan cemooh, “untuk apa Engkau bertarung bagi Astina?Bukankah engkau tak pernah sedikitpun mengecap tahta, tak malukah engkau berperang melawan anak-anak yang seharusnya Engkau kasihi?”

Ya. Dialah pengasuh bocah-bocah yatim itu tatkala Pandu mangkat di usia muda. Bocah-bocah trah kuru itulah pemi-lik sah tahta Astina. Kini tatkala Pandhawa hendak mengambil kembali sesuatu yang menjadi hak mereka, tepatkah jika ia kini menjadi orang terdepan yang memberi perlawanan kepada mereka?

Iblis kembali mencemoohnya “Eng-kaulah manusia terbodoh yang begitu saja membuang peluang menjadi raja. Engkau jugalah manusia paling tolol yang mem-biarkan mereka tertipu oleh Sakuni pada permainan dadu. Makan semua sump-ahmu, itu hanyalah sampah”

Ya. Dia bersumpah bahwa ia tak akan

pernah membersitkan ambisi menjadi raja Hastina yang sebenarnya adalah haknya. Dan ia juga bersumpah bahwa meski ia tak memegang tampuk Hastina akan terus membela tanah tumpah darahnya itu. Bah-kan tatkala ibu tirinya mengkhawatirBah-kan dirinya kelak berketurunan dan itu akan membangkitkan lagi hasrat pada tahta Hastina, ia bersumpah untuk menempuh jalan brahmacari, lau dewata menaburkan bunga nirwana sebagai apresiasi diakhir ucapan sumpahnya yang sakral.

***

Ia enggan berperang, ia bertempur set-engah hati. Arjuna pun sepertinya tak sam-pai hati menorehkan luka pada guru, kakek sekaligus orang tuanya. Namun petarung itu, Bisma, tak lagi punya pilihan hidup.

Selama dan seusai peperangan ini ia melihat perpecahan hebat pada garis keturunannya. Saling bunuh itu tak terhin-darkan, dendam kesumat itu tak terelakan. Hidup lebih lama hanyalah memperpan-jang siksa batinnya selama ini. Namun ia melihat isyarat kematian yang mendekat yang bisa mempercepat perjalanan ruhnya menuju nirwana.

“Bertarunglah dengan kesungguhan hatimu, Arjuna. Aku telah menyaksikan kebangkitan negeri trah Bharata, masa ke-besarannya dan kini saat kehancurannya. Aku tak melihat satu alasan untuk berlama-lama dalam kesedihan ini. Bidik sasaranmu dengan seluruh atensi, lalu lepaskan anak panah terbaikmu.”

“Bangunlah negeri ini dengan baik seu-sai perang, Arjuna. Aku telah mengajarkan semua ilmu kehidupan kepadamu. Juga ilmu peperangan dan ilmu pemerintahan. Berbuatlah yang terbaik untuk para kawu-la. Meski aku tak akan melihat lagi kejayaan negeri ini, aku yakin Hastina akan kembali memancarkan cahayanya di tenganmu dan saudara-saudaramu.”

***

Matahari mulai menyemburatkan ca-haya merahnya. Malaikat kematian meni-upkan nafiri peperangan di kancah yang membusuk. Kawanan iblis menari menabuh genderang perang, menyoraki perpecahan saudara, menyemangati jiwa-jiwa munafik untuk lari dari peperangan,

Petarung tua itu bersiap kembali ke medan laga dengan perangkat tempurnya. Kegamangan masih menyelimuti. Ia tak

yakin Arjuna yang tanpa tanding itu mau membentangkan Gandewa dan melepas Pasopati kearahnya. Keluhuran budi penen-gah Pandhawa itu tak akan pernah sang-gup membuatnya meneteskan air mata.

Tiba-tiba wajah tua itu berbinar. Ia melihat senyum Dewi Amba terkembang di langit Kurusetra yang muram. Di ujung pasukan lawan ia telah melihat Krisna ber-bisik kepada Srikandi yang terlindung di balik punggung Arjuna. Waktu telah tiba.

Senja di hari kesepuluh, pandangan Ar-juna terus memburu panglima sepuh pasu-kan Hastina. Di balik punggungnya Sripasu-kandi telah membentangkan busurnya. Kemudi-an sekali, hKemudi-anya sekali, pKemudi-anah SrikKemudi-andi me-nyentuh raganya, pahlawan terbaik Hastina itu tumbang. Arjuna menyempurnakannya dengan ribuan panah menyerbu.

Tubuh tua itu bertabur panah, roboh tak menyentuh panah. Ia bertopang kasur anak panah yang menancap dibadannya, kepalanya terkulai . “Beri aku bantal”. Ia menolak ketika Duryudana menyerahkan bantal yang lembut untuknya. Arjuna men-ghujamkan sepucuk anak panah ke tanah, tepat dibelakang kepalanya, ia hanya ber-kata “Inilah bantal yang pantas untuk ksa-tria.”

Tak ada keluh kesakitan, hanyalah pen-caran bahagia dan ketenangan. Seluruh keturunan Kuru berkumpul mengelilingi sang maharesi yang tengah menuju alam keabadian. Semua ratap dan tangis sedih itu dijawab dengan satu jawaban ”Henti-kan ratap tangis kalian, pulang”Henti-kan semua tabib dan pengobat lara, tinggalkan aku sendiri di Kurusetra. Akulah Bisma, Akulah Dewabrata, lelaki yang bisa menentukan sendiri saat kematiannya”

Kurusetra hening menyimpan kenge-rian. Mayat serdadu dan bangkai binatang tunggangan teronggok bisu berselimut debu. Di langit kusam, senyum Dewi Amba terbentang menanti kedatangan sukma sang kekasih. Pria setengah mati itu tak hendak lekas berpulang, ia masih ingin me-lihat kecamuk perang. Petarung tangguh itu hanya ingin melihat peperangan segera berakhir karena ia telah menyempurnakan tugasnya sebagai guru bangsa: menyiap-kan generasi penerus Hastina yang lebih baik dari dirinya.

*)Penulis adalah: Kasubbag Umum Kepegawaian - Sekretariat BPPK

ëî ÛÜËÕßÍ× ÕÛËßÒÙßÒ ÛÜ×Í× ïñîððç

MESKI INSTRUMEN yang dimainkan adalah seperangkat gamelan Bali, tak satupun dari karyawati penabuh itu berasal dari pulau tempat gamelan be-rasal. Bangga dalam kebhinekaan buda-ya, inilah satu pesan yang disampaikan Sekehe Gong Sekar Purnawarman terh-adap karya agung leluhur bangsa.

Alunan bleganjur mengiringi langkah Menteri Keuangan dan Kepala Badan memasuki ruang perhelatan Workshop Kurikulum di BPPK. Inilah bleganjur, bale berarti tempat, ganjur bermakna pertemuan. Orkestra bleganjur meru-pakan satu komposisi yang didesain untuk menyambut kedatangan tetamu pada suatu seremoni. Dibuka dengan gendang bertalu membuka simfoni,

bleganjur terdengar

bleganjur rancak dan

berse-mangat tatkala dalam komposisi nada pentatonik gamelan Bali terseling suara

ceng-ceng yang meriah dan paduan

tabuh reyong yang harmonis.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indra-wati menyampaikan komentar menarik pada momen tersebut bahwa bermain gamelan merupakan salah satu media yang bagus untuk mengasah ketaja-man otak kanan. Pendapat ini sangat tepat karena otak kanan berkaitan dengan ritme, kreativitas, warna, ima-jinasi dan dimensi. Otak kanan ber-fungsi tatkala menggambar, bermusik, bermain, berolahraga, bernyanyi, dan aktivitas motorik lainnya. Pembiasaan bermain gamelan akan berkontribusi

pada pengembangan otak kanan bagi para pegawai.

Memainkan gamelan lebih dari se-kedar kemahiran memukul alat musik. Simfoni etnikal yang dimainkan Sekehe

Dokumen terkait