• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SITUS MEGALITIK GUNUNG PADANG

6.1.2 Aksesibilitas dan Keamanan

Pengembangan kawasan wisata dipengaruhi oleh berbagai aspek. Aksesibilitas dan keamanan merupakan dua aspek yang krusial dalam upaya pengembangan suatu kawasan wisata. Persepsi responden pengunjung terhadap Aksesibilitas dan Keamanan Situs Megalitik Gunung Padang dapat dilihat pada

Tabel 14.

Tabel 14. Persepsi Responden Pengunjung terhadap Aksesibilitas dan Keamanan di Situs Megalitik Gunung Padang Pada Tahun 2012

Persepsi Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Aksesibilitas Mudah 42 42 Sulit 58 58 Jumlah 100 100 2. Keamanan Aman 67 67 Tidak aman 33 33 Jumlah 100 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 14, terlihat bahwa sebanyak 58% responden pengunjung menilai akses menuju SMGP adalah sulit. Hal ini karena kondisi jalan

54

menuju kawasan wisata yang rusak dan sempit. Selain itu, pengunjung yang tidak memiliki kendaraan pribadi sulit mengakses kawasan tersebut, karena tidak terdapat angkutan umum yang menuju SMGP. Oleh karena itu, pemerintah daerah setempat perlu melakukan perbaikan infrastruktur jalan menuju kawasan SMGP untuk menunjang kegiatan wisata di kawasan tersebut. Sementara itu bagi responden yang menganggap akses menuju kawasan SMGP mudah dikarenakan responden tersebut berasal dari daerah yang dekat dengan kawasan wisata dan pada umumnya mereka menggunakan kendaraan pribadi.

Keamanan yang dimaksud adalah keselamatan pengunjung dalam menikmati atraksi wisata yang ditawarkan. Atraksi wisata yang ditawarkan di SMGP adalah bangunan punden berundak-undak yang terletak di atas bukit. Pengunjung harus menaiki 378 anak tangga dengan kemiringan 45o dampai 60o untuk menikmati keindahan situs. Selain itu, keamanan yang juga harus diperhatikan adalah tindakan kriminallitas, seperti pencurian kendaraan dan pencopetan. Sebanyak 67% responden pengunjung menilai keamanan di SMGP adalah aman (Tabel 14). Menurut pengunjung, tidak ada tindak kejahatan seperti pencopetan maupun pencurian kendaraan di kawasan wisata, karena pengelola menempatkan beberapa petugas keamanan. Selain itu pengelola juga membangun dan memperbaiki tangga untuk mencapai puncak bukit, sehingga keamanan pengunjung dari aspek atraksi wisata terjamin.

6.1.3 Lingkungan

Pengembangan wisata di dalam kawasan yang dilindungi memberikan dampak positif terhadap perekonomian masyarakat sekitar, namun mempromosikan kawasan yang dilindungi sebagai daya tarik wisatawan

55

berpotensi menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Hal tersebut tentu dapat mengancam keberlanjutan kawasan wisata. Oleh karena itu, persepsi responden pengunjung terhadap lingkungan perlu diketahui agar dampak negatif dari pengembangan wisata di SMGP dapat diminimalkan. Keterangan mengenai persepsi responden pengunjung terhadap lingkungan dapat dilihat pada Tabel 15.

Tabel 15. Persepsi Responden Pengunjung terhadap Lingkungan Situs Megalitik Gunung Padang Pada Tahun 2012

Lingkungan Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Keindahan Alam Menarik 83 83 Tidak menarik 17 17 Jumlah 100 100 2. Kebersihan Bersih 57 57 Cukup bersih 34 34 Tidak bersih 9 9 Jumlah 100 100

3. Kondisi peninggalan purbakala

Baik 85 85

Tidak baik 15 15

Jumlah 100 100

Sumber: Data Primer, 2012

Keindahan alam merupakan atraksi yang ditawarkan di SMGP. Keindahan alam tersebut berupa punden berundak-undak yang terletak di atas bukit dan dikelilingi oleh lima gunung. Selain itu hamparan sawah dan kebun teh menambah keindahan panorama SMGP. Sebagian besar responden pengunjung, yaitu sebanyak 83% responden menilai keindahan alam SMGP menarik, sehingga pengunjung berminat untuk berwisata di kawasan tersebut (Tabel 15).

Kebersihan merupakan aspek yang harus diperhatikan karena terkait dengan kenyamanan pengunjung dalam melakukan kegiatan wisata. Situs Megalitik Gunung Padang mulai ramai dikunjungi oleh wisatawan selama dua tahun terakhir. Salah satu dampak yang ditimbulkan dari peningkatan jumlah pengunjung adalah menurunnya kebersihan lingkungan akibat sampah yang

56

dihasilkan dari kegiatan wisata. Sebanyak 57% responden pengunjung menyatakan kebersihan di SMGP adalah bersih (Tabel 15). Hal ini karena pengelola melibatkan masyarakat untuk menjadi petugas kebersihan yang langsung membersihkan lingkungan situs jika ada sampah. Sebanyak 9% responden menilai kebersihan di SMGP tidak bersih, karena terdapat warung makanan yang seharusnya tidak boleh dibangun di zona inti. Hal ini membuat pengunjung yang berbelanja di warung tersebut membuang sampah makanan ke area situs. Pengelola perlu melarang pembangunan warung di zona inti kawasan.

Atraksi wisata yang ditawarkan di SMGP adalah keindahan bangunan punden berundak-undak yang tersusun dari kolom-kolom batuan vulkanik. Keberadaan situs ini harus dilestarikan karena terkait dengan keberlanjutan wisata dan merupakan peninggalan purbakala Indonesia yang sangat penting. Sebagian besar responden pengunjung memberikan penilaian yang baik terhadap kondisi benda peninggalan purbakala SMGP. Sebanyak 85% responden pengunjung menilai kondisi benda peninggalan purbakala baik. Hal ini karena terdapat juru pelihara yang menjaga kawasan tersebut dan senantiasa mengingatkan pengunjung untuk tidak merusak situs. Masyarakat sekitar kawasan SMGP pun memiliki kearifan lokal dalam menjaga dan melestarikan keberadaan situs. Sebanyak 15% responden menyatakan kondisi benda purbakala tidak baik, hal ini karena masih terdapat pengunjung yang merusak benda purbakala tersebut.

6.2 Harapan Responden Pengunjung terhadap Pengambangan Kawasan

Wisata Situs Megalitik Gunung Padang

Harapan pengunjung SMGP perlu diperhatikan oleh pengelola sebagai salah satu informasi bagi pengambil keputusan dalam melakukan pengembangan wisata yang diinginkan oleh pengunjung, sehingga pengelola dapat meningkatkan

57

kualitas pelayanan terhadap pengunjung. Harapan pengunjung terhadap pengembangan kawasan wisata SMGP dapat dilihat pada Tabel 16.

Tabel 16. Harapan Responden Pengunjung terhadap Pengembangan Kawasan Wisata Situs Megalitik Gunung Padang Pada Tahun 2012

Harapan Pengembangan Jumlah (orang) Persentase (%)

Menambah penginapan (home stay) 10 10

Pembenahan infrastruktur 14 14

Memperbanyak toilet 5 5

Memperluas mushola 5 5

Membangun toko souvenir 14 14

Menyediakan atraksi hiburan tradisional 5 5

Menambah tempat sampah 6 6

Memperluas tempat parkir 6 6

Melengkapi kantor informasi 8 8

Menambah papan interpretasi 8 8

Membuat taman 5 5

Memperbanyak shelter 5 5

Memperbanyak rumah makan 4 4

Membuat pos keamanan 5 5

Jumlah 100 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 16, sebanyak 14% responden pengunjung menginginkan pembenahan infrastruktur. Salah satu infrastruktur yang paling berperan dalam menunjang aksesibilitas menuju kawasan wisata adalah jalan raya. Kondisi jalan menuju SMGP masih banyak yang rusak. Kondisi jalan yang curam juga membahayakan keselamatan pengunjung. Oleh karena itu, pemerintah daaerah setempat perlu melakukan perbaikan jalan agar kawasan wisata tersebut mudah diakses oleh wisatawan. Selain itu, pengelola juga perlu merealisasikan proyek kereta wisata Bandung-Lampegan. Hal tersebut selain mempermudah akses pengunjung menuju kawasan wisata, juga dapat meningkatkan penerimaan pengelola melalui paket perjalanan wisata.

Sebanyak 14% responden pengunjung menginginkan pembangunan toko souvenir khas SMGP agar pengunjung dapat membawanya sebagai oleh-oleh dan kenang-kenangan, sehingga secara tidak langsung dapat dijadikan sebagai sarana

58

promosi dari mulut ke mulut. Pengelola perlu memberdayakan masyarakat sekitar untuk berkreasi dalam membuat souvenir khas Situs megalitik Gunung Padang dan menyediakan wadah untuk menjual souvenir tersebut kepada pengunjung.

Sebanyak 10% responden pengunjung berharap penginapan penduduk (home stay) di sekitar kawasan wisata diperbanyak. Hal ini dikarenakan pengunjung yang berasal dari luar daerah mengalami kesulitan untuk bermalam di sekitar kawasan wisata. Situs megalitik Gunung Padang mulai dikenal oleh masyarakat luas, sehingga pengelola perlu memberdayakan dan memfasilitasi masyarakat sekitar agar lebih banyak yang membuka unit usaha berupa penginapan (home stay). Pengunjung juga menginginkan penambahan fasilitas-fasilitas lain seperti yang tertera pada Tabel 16.

6.3 Persepsi Responden Masyarakat Sekitar terhadap Pengembangan

Kawasan Wisata Situs Megalitik Gunung Padang

Persepsi masyarakat sekitar Situs Megalitik Gunung Padang perlu diketahui karena masyarakat sekitar merupakan pihak yang langsung merasakan dampak dari pengembangan wisata di SMGP. Semua responden masyarakat sekitar SMGP mengetahui pengembangan wisata di kawasan tersebut. Sebanyak 28 responden masyarakat sekitar tidak keberatan dengan pengembangan kawasan wisata SMGP karena masyarakat merasakan manfaat dari hal tersebut. Keterangan lebih lanjut mengenai persepsi masyarakat sekitar terhadap pengembangan kawasan wisata Situs Megalitik Gunung Padang dapat dilihat pada Tabel 17.

59 Tabel 17. Persepsi Responden Masyarakat Sekitar terhadap Pengembangan Kawasan Wisata Situs Megalitik Gunung Padang Pada Tahun 2012

Persepsi Jumlah (orang) Persentase (%)

1. Manfaat Pengambangan Wisata

Peningkatan lapangan kerja 11 36

Peningkatan pengetahuan masyarakat 9 29

Peningkatan pendapatan 6 21

Perbaikan infrastruktur 4 14

Jumlah 30 100

2. Kondisi Lingkungan

Benda-benda purbakala lebih terawat dan terjaga 14 46

Kebersihan lingkungan terjaga 2 7

Benda-benda purbakala rusak 9 30

Menimbulkan sampah dan polusi 5 17

Jumlah 30 100

3. Keberadaan Wisatawan

Tidak mengganggu 21 70

Mengganggu 9 30

Jumlah 30 100

Sumber: Data Primer, 2012

Berdasarkan Tabel 17, sebanyak 36% responden masyarakat menyatakan manfaat yang dirasakan dari pengembangan wisata di SMGP adalah peningkatan lapangan kerja. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat sekitar yang membuka lapangan kerja ketika kawasan wisata tersebut ramai dikunjungi wisatawan. Sebanyak 46% responden masyarakat SMGP menyatakan bahwa benda-benda purbakala lebih terawat dan terjaga. Hal tersebut menunjukkan bahwa pengembangan kawasan wisata yang dilakukan di SMGP memberikan kontribusi dalam upaya konservasi kawasan. Masyarakat sekitar merasa lebih bertanggung jawab untuk meningkatkan pemeliharaan kawasan karena terkait dengan keberlanjutan wisata.

Sebanyak 70% responden masyarakat sekitar merasa tidak terganggu dengan keberadaan wisatawan yang datang ke SMGP dan 30% responden merasa terganggu dengan keberadaan wisatawan. Responden yang terganggu dengan keberadaan wisatawan merasa dirugikan dalam hal sampah dan polusi yang

60

ditimbulkan dari kegiatan wisata, serta perubahan sosial masyarakat akibat kedatangan wisatawan.

6.3 Persepsi Responden Unit Usaha dan Tenaga Kerja Lokal terhadap

Dokumen terkait