• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori 1. Evaluasi 1.Evaluasi

7. Analisis Butir Soal

Menurut Endrayanto dan Harumurti (2014: 259) analisis butir soal adalah proses mengumpulkan, meringkas, dan menggunakan informasi berdasarkan jawaban siswa untuk membuat keputusan tentang penilaian belajar siswa. Sedangkan menurut Arikunto (2012: 222) analisis butir soal adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengadakan identifikasi terhadap soal-soal yang baik dan kurang baik, sehingga dapat diperoleh informasi mengenai kekurangan sebuah soal untuk dapat diadakan perbaikan. Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Endrayanto dan Harumurti (2014: 259) yang menyatakan Analisis butir soal adalah informasi yang amat berguna untuk perbaikan butir soal yang terhimpun dalam tes. Latar belakang butir soal harus dianalisis disebabkan soal buatan guru pada umumnya dikonstruksi secara tergesa-gesa dan tidak

21 diujicoba sebelum diadministrasikan, akibatnya butir-butir soal itu dapat menghasilkan informasi yang kurang benar dalam menilai peserta didik. Agar benar-benar diperoleh tes yang berkualitas, guru perlu melakukan analisis butir soal. Basuki dan Hariyanto (2014: 131) mengemukakan bahwa terdapat dua cara yang dapat dilakukan pada proses analisis butir soal yaitu analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.

1) Analisis Kualitatif

Menurut Borich (dalam Endaryanto dan Harumurti 2014: 260) Analisis kualitatif dilakukan dengan cara menelaah seluruh butir soal dalam tes sehingga tes memiliki validitas isi baik sebelum tes maupun setelah tes digunakan. Analisis butir soal menggunakan teknik kualitatif meliputi kualitas materi, konstruksi butir soal dan bahasa. 2) Analisis Kuantitatif

Analisis butir soal secara kuantitatif merupakan telaah butir soal berdasarkan data empiris dari setiap butir soal yang telah diujikan Endrayanto dan Harumurti (2014: 260). Analisis butir soal menggunakan metode kuantitatif meliputi tingkat kesukaran, tingkat daya beda, efektivitas pengecoh (distractor).

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa analisis butir soal merupakan suatu tindakan yang diperlukan untuk mengetahui dan menghasilkan butir soal yang berkualitas, analisis butir soal dibedakan menjadi dua macam yaitu analisis butir soal kuantitatif dan analisis butir soal kualitatif. Analisis butir soal kualitatif meliputi

22 penilaian, validitas isi, dan kualitas butir soal, sedangkan untuk analisis butir soal kuantitatif meliputi tingkat kesukaran dan daya pembeda soal.

8. Validitas

a. Pengertian Validitas

Djiwandono (2008: 164) yang menyatakan bahwa validitas adalah kesesuaian soal sebagai alat ukur dengan sasaran pokok yang perlu diukur. Pendapat tersebut sejalan dengan yang dikemukakan oleh Uno dan Koni (2012: 151) yang berpendapat bahwa validitas adalah hal yang berhubungan dengan ketepatan terhadap apa yang seharusnya diukur oleh suatu butir soal dan seberapa cermat soal tersebut melakukan pengukurannya.

Berdasarkan pendapat dua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa validitas merupakan sejauh mana ketepatan suatu tes mengukur apa yang akan diukur. Artinya tes dikatan tepat apabila dapat mengetahui kemampuan siswa yang akan diukur.

b. Jenis Validitas

1) Validitas Isi

Menurut Endrayanto dan Harumurti (2014: 284) validitas isi merupakan validitas yang menunjukkan bahwa isi suatu tes mencerminkan aspek atau karakteristik yang mau diukur. Untuk memperoleh validitas isi, guru melakukan pemeriksaan ulang terhadap bahan/materi pembelajran atau kompetensi dasar yang akan diteskan/diujikan. Berkenaan dengan penilaian hasil belajar siswa, agar diperoleh validitas isi, prosedur yang ditempuh yaitu

23 merumuskan kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, merincikan bahan/materi pembelajaran, memvisualisasikannya di dalam kisi-kisi penulisan soal, dan membandingkan setiap butir soal yang disajikan dengan kisi-kisi penulisan soal yang sudah ditetapkan. Apabila guru menyusun isi tes berdasarkan kompetensi dasar dan indikator soal, dari sudut validitas isi, validitas tes tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Misalnya, guru matematika kelas V SD ingin memberikan tes mata pelajaran Matematika, maka seluruh butir soal yang disajikan harus berdasarkan bahan/materi pembelajran Matematika kelas V SD. Apabila guru tersebut menyajikan butir soal Matematika Kelas VI SD, maka tes yang diselenggarakan guru tersebut sudah tidak valid lagi.

2) Validitas Konstruk

Uno dan Koni (2012: 152) menyatakan bahwa validitas konstruk menunjuk pada sejauh mana suatu instrumen mampu mengukur pengertian-pengertian yang terkandung dalam materi yang akan diukur. Misalnya instrumen minat harus mampu mengukur pengertian-pengertian yang terkait dalam variabel minat. Agar lebih jelas, biasanya variabel tersebut diuraikan dulu menjadi indikator-indikator. Sedangkan menurut Endrayanto dan Harumurti (2014: 285) untuk memperoleh validitas konstruk, guru menelaah tes hasil belajar dengan cara mencocokkan antara anah kognitif yang terkandung di dalam tes tersebut dengan ranah

24 kognitif atau aspek pengetahuan yang hendak diungkap berdasarkan perumusan kompetensi dasar dan indikatornya. Jika hasil telaah tersebut logis berarti ranah kognitif atau aspek pengetahuan yang divisualisasikan dalam setiap butir soal sudah tepat. Apabila sudah mencerminkan ranah kognitif yang dirumuskan di dalam tujuan pembelajaran, maka tes yang disusun guru dapat dinyatakan valid.

3) Validitas ramalan atau prediksi

Validitas prediksi menunjukkan kepada hubungan antara tes skor yang diperoleh peserta tes dengan keadaan yang akan terjadi diwaktu yang akan datang. Suraprana (2009: 54)menyatakan bahwa sebuah tes dikatakan mempunyai validitas prediksi apabila tes tersebut mempunyai kemampuan untuk memprediksi apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Sedangkan menurut Uno dan Koni (2012: 152) validitas ramalan atau prediksi menunjuk pada sejauh mana tes dapat menentukan atau meramalkan kriteria tertentu yang diinginkan. Misalnya apakah NEM di SLTP dapat digunakan untuk meramalkan prestasi belajar di SMU.

4) Validitas Kesamaan

Uno dan Koni (2012: 152)menyatakan bahwa validitas kesamaan menunjuk kepada sejauh mana tes memiliki kesamaan dengan tes yang sudah ada atau yang sudah dibakukan. kesamaan yang dimaksud meliputi kemampuan yang diukur, objek yang diukur, dan waktu yang diperlukan.

25 Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa macam-macam validitas adalah validitas isi, validitas konstruk, validitas ramalan atau prediksi, dan yang terakhir adalah validitas kesamaan. Dalam penelitian ini yang menjadi perhatian peneliti adalah validitas isi, hal itu dikarenakan penelitian ini menyoroti tentang kualitas butir soal ujian akhir sekolah (UAS) apakah materi tes sudah relevan dengan aspek yang sudah ditentukan, contohnya aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Analisis validitas isi pada penelitian ini dilaksanakan dengan melihat kesesuaian materi setiap butir soal pilihan ganda UAS genap tahun 2014/2015 pada mata pelajaran Matematika kelas III dengan SK, KD, dan Indikator yang sudah ditentukan.

9. Reliabilitas

a. Pengertian Reliabilitas

Arifin (2009: 258)menyatakan bahwa reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen. Reliabilitas tes berkenaan dengan pertanyan, apakah suatu tes teliti dan dapat dipercaya sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan, sedangkan menurut Hamzah (2012: 153) reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil pengukuran, yaitu seberapa konsistensi skor tes dari satu pengukuran ke pengukuran berikutnya. Selain pendapat di atas Endrayanto dan Harumurti (2014: 271) juga mengemukakan bahwa reliabilitas adalah tingkat konsistensi skor yang dihasilkan apabila suatu tes digunakan secara berulang pada individu atau kelompok

26 individu yang sama. Reliabilitas menekankan pada konstitensi skor, bukan pada tes atau instrumennya.

Berdasarkan beberapa pendapat mengenai pengertian reliabilitas di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa reliabilitas adalah suatu suatu keajegan tes yang diujicobakan/diberikan kepada kelompok siswa yang sama tetapi pada waktu yang berbeda atau berulang tetapi menghasilkan skor yang sama dari waktu ke waktu.

Dokumen terkait