• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Temuan Hasil Penelitian

6. Analisis Ekonomi

a. Rata-rata Lama Sekolah Terhadap PDRB

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Rata-rata Lama Sekolah berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB) pada seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Jawa Barat dan Jawa tengah, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien variabel RLS (Rata-rata Lama Sekolah) yaitu sebesar 1.129836. Hal ini dapat diartikan setiap peningkatan Rata-rata Lama Sekolah maka akan meningkatkan presentase pertumbuhan ekonomi pada seluruh kabupaten/kota di Provinsi Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Variabel Rata-rata Lama Sekolah juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah hal ini dapat dilihat dari nilai Probabilitas t-Statistic sebesar 0.0000.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan (Nurwijayanti, 2017)yang menunjukkan bahwa Rata-rata lama sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Namun tidak semua wilayah di Pulau Jawa ini memiliki tingkat rata-rata lama sekolah yang baik termasuk Provinsi Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah

83

yang mana secara letak geografis berdekatan dengan ibu kota negara, dibeberapa kebupaten/kota di provinsi tersebut pemerataan pendidikan masih rendah, serta standar proses pendidikan dibeberapa daerah yang relatif kurang memenuhi syarat menjadi masalah dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia.

Hasil penelitian oleh (Handayani, 2016), juga menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang juga dapat mempengaruhi jumlah pendapatan yang akan diterima, semakin tinggi kualifikasi atau pendidikan yang dimiliki seseorang maka akan tinggi pula pendapatan yang diterimanya. Pentingnya peran pendidikan dalam pertumbuhan ekonomi sutau wilayah sesuai dengan pendapat Todaro menyatakan bahwa sektor Pendidikan memainkan peran utama untuk membentuk kemampuan sebuah negara berkembang untuk menyerap teknologi modern dan mengembangkan kapasitas produksi agar tercipta pertumbuhan serta pembangunan yang berkelanjutan (Todaro, 2006).

Dalam memacu pertumbuhan ekonomi suatu daerah maka diperlukan juga pembangunan manusia. Pentingnya peningkatan kualitas sumber daya manusia menjadi suatu kebutuhan dalam menghasilkan tatanan kehidupan masyarakat yang maju dalam berbagai bidang dan memiliki andil dalam menentukan keberhasilan pembangunan suatu wilayah.

Penelitian ini juga mendukung beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh (Devi Budiarti, 2014) dimana semakin tinggi tingkat pendidikan akan memberikan produktivitas yang tinggi karena semakin meningkatnya tambahan produk dari setiap tambahan tenaga kerja atau marginal product of labour, hasil ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Riyan Muda, 2019) Tingkat pendidikan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Beberapa faktor yang menyebabkan perlunya mengembangkan tingkat pendidikan di dalam usaha untuk membangun suatu perekonomian adalah Pendidikan yang lebih tinggi memperluas pengetahuan masyarakat dan mempertinggi rasionalitas pemikiran mereka. Dengan demikian dengan lamanya sesorang dalam mengenyam pendidikan dapat mempengaruhi tingkat produktivitas seseorang

84

semakin tinggi pendidikan, hidup manusia akan semakin berkualitas. Dalam kaitannya dengan perekonomian secara umum (nasional), semakin tinggi kualitas hidup suatu bangsa, semakin tinggi tingkat pertumbuhan dan kesejahteraan wilayah tersebut

b. Tenaga Kerja Terhadap PDRB

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Tenaga Kerja Industri berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB) pada seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Jawa Barat dan Jawa tengah, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien variabel TK yaitu sebesar 0.033319. Hal ini dapat diartikan setiap peningkatan Tenaga Kerja sektor Industri maka akan meningkatkan presentase pertumbuhan ekonomi pada seluruh kabupaten/kota di Provinsi Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Hal ini sesuai dengan penelitian (Irmayanti, 2017) dalam penelitian ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah tenaga kerja maka akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Meskipun dari nilai Probabilitas t-Statistic sebesar 0.1585 variabel tenaga kerja industri dinilai tidak begitu signifikan pengaruhnya. Hal ini dikarenakan peningkatan jumlah tenaga kerja tidak disertai peningkatan keahlian yang dimiliki tenaga kerja sehingga pengaruh tenaga kerja terhadap pertumbuhan ekonomi tidak begitu signifikan.

Penelitian ini juga sejalan yang telah dilakukan oleh (Sri Ayuni Purnamasari, 2017) yang mengemukakan bahwa Tenaga kerja ternyata tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Sulawesi Tenggara, oleh karena itu hal-hal yang berkaitan dengan kualitas tenaga kerja di daerah ini perlu menjadi fokus utama dalam perumusan kebijakan. Penelitian yang dilakukan oleh (Dhea Sari Aroma, 2018) juga menyatakan bahwa jumlah tenaga kerja dalam jangka pendek maupun jangka panjang tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Provinsi JawaTengah.

Penelitian ini juga mendukung beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh (Eunike Elisabeth Bawuno, 2015), Tenaga Kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi.

85

Tenaga kerja yang terampil dan berkualitas dapat memberikan nilai tambah pada setiap produk yang dihasilkannya hal ini diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi diwilayah tersebut.

c. Upah Minimum Kabupaten/kota Terhadap PDRB

Upah Minimum adalah suatu standar minimum yang digunakan oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja di dalam lingkungan usaha atau kerjanya. Karena pemenuhan kebutuhan yang layak di setiap kabupaten/kota di masing-masing provinsi berbeda-beda, maka pemerintah provinsi melalui Surat Keputusan (SK) Gubernur menetapkan upah minimum yang disebut Upah minimum Kabupaten setiap tahunnya.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Upah Minimum Kabupaten/kota berhubungan positif terhadap pertumbuhan ekonomi (PDRB) pada seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Jawa Barat dan Jawa tengah, hal ini dapat dilihat dari nilai koefisien variabel UMK yaitu sebesar 0.214944. Hal ini dapat diartikan setiap peningkatan Upah Minimum Kabupaten/kota maka akan meningkatkan presentase pertumbuhan ekonomi pada seluruh kabupaten/kota di Provinsi Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah. Variabel Upah Minimum Kabupaten/kota juga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap Pertumbuhan Ekonomi pada seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi Banten, Jawa Barat dan Jawa Tengah hal ini dapat dilihat dari nilai Probabilitas t-Statistic sebesar 0.0000.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh (Indah Rianti, 2017) Variabel upah minimum berpengaruh positif signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini dikarenakan jumlah upah yang diberikan dapat meningkatkan konsumsi dan pajak sehingga petumbuhan ekonomi juga akan meningkat. Penelitian ini juga mendukung beberapa hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh (Putri Septa Utami, 2018) Hasil analisis data menunjukan bahwa upah minimum berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Banten. Penelitian

86

yang dilakukan oleh (Julianto, 2016) mengemukakan bahwa variabel upah minimum mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di kota Surabaya.

Teori upah efisiensi efficiency-wage menyatakan upah yang tinggi membuat pekerja lebih produktif. Dengan membayar upah yang lebih tinggi, perusahaan memotivasi lebih banyak pekerja agar tidak bermalas- malasan dengan demikian meningkatkan produktifitas mereka. Namun yang perlu diperhatikan bahwa tingkat penentuan upah yang terlalu tinggi dapat membebankan pemilik perusahaan/investor jika tidak dibarengi dengan kualitas tenaga kerja yang baik.

87

BAB V

PENUTUP

Dokumen terkait