• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gerakan pada bagian tubuh tertentu dihasilkan dari kontraksi sekelompok otot. Sekelompok otot yang menghasilkan gerakan disebut otot penggerak atau agonis. Pada sisi lain yang berkebalikan dengan otot penggerak ada otot lain yang sifatnya menghambat gerakan yang disebut antagonis. Di dalam gerakan suatu bagian tubuh, selain agonis dan antagonis ada lagi otot yang disebut sinergis yaitu otot yang bersifat mengatur gerakan. Apabila otot agonis, sinergis, dan antagonis bisa berfungsi secara serasi, maka gerakan bisa terjadi dengan lancar (Sugiyanto, 1992:245).

Gerakan-gerakan tubuh merupakan hasil dari gerak sejumlah otot yang terkoordinasi. Gerakan kelompok otot ini dapat merupakan kerjasama dari fleksi, ekstensi, abduksi, adduksi, dan rotasi. Karena fungsinya setiap otot itu yang memungkinkan kelompok otot bergerak efisien, maka otot tersebut dapat disebut sebagai penggerak utama, antagonis, dan sinergis (Sudarminto, 1992:33).

Pengertian koordinasi dari sudut pandang anatomi fisiologi adalah gerakan dilihat sebagai pengaturan terhadap kerja otot-otot yang diatur melalui system persyarafan atau disebut dengan intra musculare coordination. Koordinasi gerakan meliputi pengkoordinasian kerja otot-otot yang terlibat dalam suatu pelaksanaan gerakan. Pengkoordinasian kerja otot-otot tersebut diatur sedemikian rupa oleh system persyarafan.

Penyesuaian komponen-komponen kekuatan dan kecepatan yang dibutuhkan oleh otot-otot dalam pelaksanaan gerakan sesuai dengan kebutuhan setiap bagian gerakan. Penyesuaian kekuatan dan kecepatan ini dimaksudkan agar

setiap bagian gerakan dapat dilakukan secara efektif dan efisien, sehingga memungkinkan pencapaian hasil yang optimal (Phil Yanuar Kiram, 1992:50). 2.1.7.1 Mekanisme Gerakan Otot

Otot merupakan penggerak tulang yang dapat bergerak karena adanya sel otot. otot bekerja dengan cara berkontraksi (memendek) dan berelaksasi (memanjang) sehingga otot disebut alat gerak aktif. Dalam keadaan relaksasi ujung filamen aktin retumpang tindih satu sama lainnya, yang sekaligus juga terjadi tumpang tindih sepenuhnya antara filamen miosin. Pada keadaan berkontraksi maka filamen aktin akan tertarik ke bagian dalam diantara filamen miosin (Soegiyanto, 2004:4).

Otot pada umumnya bekerja dengan kontraksi dan relaksasi. Pada otot lurik terdapat aktin dan miosin yang mempunyai daya berkerut membentuk aktomiosin. Bila aktin mendekat ke miosin maka otot akan berkontraksi, sebaliknya bila aktin menjauhi miosin maka otot akan relaksasi (http://tedbio.multiply.com/journal/item/16).

Mekanisme gerak otot dari hasil penelitian dan pengamatan dengan mikroskop elektron dan difraksi sinar X, (Hansen dan Huxly ,l955) mengemukakan teori kontraksi otot yang disebut model sliding filaments. Model ini menyatakan bahwa kontraksi didasarkan adanya dua set filamen di dalam sel otot kontraktil yang berupa filament aktin dan filamen miosin. Rangsangan yang diterima oleh asetilkolin menyebabkan aktomiosin mengerut (kontraksi), dan kontraksi ini memerlukan energi. Pada waktu kontraksi filamen aktin meluncur di antara miosin ke dalam zona H (zona H adalah bagian terang di antara 2 pita

gelap). Dengan demikian serabut otot menjadi memendek yang tetap panjangnya ialah ban A (pita gelap), sedangkan ban I (pita terang) dan zona H bertambah pendek waktu kontraksi. Ujung miosin dapat mengikat ATP dan menghidrolisisnya menjadi ADP. Beberapa energi dilepaskan dengan cara memotong pemindahan ATP ke miosin yang berubah bentuk ke konfigurasi energi tinggi. Miosin yang berenergi tinggi ini kemudian mengikatkan diri dengan kedudukan khusus pada aktin membentuk jembatan silang. Kemudian simpanan energi miosin dilepaskan, dan ujung miosin lalu beristirahat dengan energi rendah, pada saat inilah terjadi relaksasi. relaksasi ini mengubah sudut perlekatan ujung miosin menjadi miosin ekor. Ikatan antara miosin energi rendah dan aktin terpecah ketika molekul baru ATP bergabung dengan ujung miosin. Sumber energi untuk gerak otot ATP (Adenosht Tri Phosphat) merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan lemak. kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang memerlukan ATP (http://www.scribd.com/doc/37853517/Sistem-Mekanisme-Gerak-Otot).

2.1.7.2 Otot Yang Berperan Dalam Passing Bawah

Otot-otot yang bekerja menggerakan lengan menurut Syaifudin (1997:38) adalah:

Otot bahu terdiri dari :

1) M. deltoid atau (otot segitiga), otot ini berbentuk lengkung bahu dan berpangkal disisi tulang selangka ujung bahu, balung tulang belikat, dan diafise

tulang pangkal lengan terdapat kandung lender yang fungsinya mengangkat lengan sampai mendatar.

2) M. subskapularis (otot depan tulang belikat), otot ini mulai dari depan tulang belikat menuju taju kecil tulang pangkal lengan, dibawahnya terdapat kandung lender yang fungsinya menengahkan atau memutar tulang humerus ke dalam. 3) M. suprasupinatus (otot depan tulang belikat), otot ini berpangkal di lekuk sebelah atas menuju ke taju besar tulang pangkal lengan yang fungsinya mengangkat lengan.

4) M. infraspinatus (otot bawah tulang belikat), otot ini berpangkal di lekuk sebelah bawah balung tulang belikat, menuju taju besar tulang pangkal lengan yang fungsinya memutar lengan ke dalam.

5) M. teres mayor ( otot lengan bulat besar ), otot ini berpangkal di siku bawah tulang belikat dan menuju ke taju kecil tulang pangkal lengan. Diantara otot lengan bulat kecil dan otot lengan besar terdapat kepala yang panjang dari muskulus triceps brachii yang fungsinya bisa memutar lengan kedalam.

6) M. teres minor (otot lengan belikat kecil), otot ini berpangkal di siku sebelah luar tulang belikat menuju taju besar tulang pangkal lengan yang fungsinya memutar lengan ke luar.

Otot pangkal lengan atas terdiri dari : otot-otot ketul ( fleksor ) dan otot kedang ( ekstensor ). Yang meliputi :

1) M. biceps brachii (otot lengan berkepala dua), kepala yang panjang melekat pada sendi bahu, kepala yang pendek melekat di sebelah luar dan di sebelah dalam. Otot ini ke bawah menuju ketulang pengumpil. Dibawah urat terdapat

kandung lender yang fungsinya membengkokkan lengan bawah siku, meratakan hasta dan mengangkat lengan.

2) M. brachialis (otot lengan dalam), otot ini berpangkal di bawah otot segitiga di tulang pangkal lengan menuju taju di pangkal tulang hasta yang fungsinya membengkokkan lengan bawah siku.

3) M. korako brachialis, otot ini berpangkal di prosesus korakoid menuju tulang pangkal lengan yang fungsinya mengangkat lengan.

4) M. triceps brachialis (otot lengan berkepala tiga), kepala luar berpangkal disebelah belakang tulang pangkal lengan dan menuju ke bawah kemudian bersatu dengan yang lain, kepala dalam dimulai sebelah dalam tulang pangkal lengan, kepala panjang dimulai pada tulang dibawah sendi dan ketiga-tiganya mempunyai sebuah urat yang melekat di olekrani.

Gambar 9 Otot bahu (Syaifudin, 1997:39)

Otot lengan atas bagian bawah terdiri : 1) M. ekstensor carpiradialis longus.

2) M. ekstensor carpiradialis brevis.

3) M. ekstensor carpiulnaris, ketiganya berfungsi sebagai ekstensi lengan.( menggerakan lengan ).

4) M. digitorum carpi radialis, fungsinya sebagai ekstensi jari tangan kecuali ibu jari.

5) M. ekstensor policis longus, fungsinya sebagai ekstensi ibu jari tngan. 6) Otot disebelah telapak tangan, fungsinya membengkokkan jari-jari tangan. 7) M. pronator teres (otot silang hasta bulat), fungsinya menggerakkan silang hasta dan membengkokkan lengan bawah siku.

8) Otot-otot fleksor tangan. M. palmaris longus. M. fleksor carpi radialis, M. fleksor digitor sublimis, fungsinya untuk fleksi jari ke dua dan kelingking. M. digitorum profundus, M. fleksor policis longus fungsinya fleksi ibu jari.

9) Otot yang bekerja memutar radialis ( pronator dan supinator ) terdiri

dari : M. pronator teresequadratus, fungsinya pronasi tangan, M. supinator brevis, fungsinya supinasi dari tangan.

Gambar 10 otot lengan bawah (Syaifudin,1997:43-44)

2.1.7.3 Bentuk Kontraksi Otot Dalam Passing Bawah

Setelah kita mengetahui letak dan nama dari otot bagian lengan, dengan begitu kita dapat menganalisa bagian otot lengan yang banyak bekerja atau berkontraksi pada saat melakukan gerakan passing bawah.

Daya (power) adalah gabungan antara kekuatan dan kecepatan atau pengerahan gaya otot maksimum dengan kecepatan maksimum (Eri praktiknyo, 2006:4). Power juga diartikan sebagai komponen kondisi fisik seseorang tentang kemampuannya dalam mempergunakan otot untuk menerima beban sewaktu bekerja dalam waktu secepat-cepatnya (M. Sajoto,1995:8). Jadi, power adalah kemampuan otot atau sekelompok otot seseorang dalam mengerahkan tenaga secara maksimal dalam waktu secepatnya untuk melakukan kontraksi atau gerakan.

Pembahasan mengenai passing bawah dalam bola voli, telah diterangkan bahwa pola gerak lengan untuk melakukan passing bawah ada tiga tahapan yaitu tahap persiapan, tahap saat perkenaan, tahap akhir atau gerak lanjutan, sesuai dengan analisa pola gerak tersebut maka otot-otot lengan yang berkontraksi atau bekerja antara lain:

1) Untuk mempertahankan gerakan ekstensor siku, yaitu saat melakukan persiapan menerima bola agar lengan tetap lurus yaitu otot M. triceps brachialis, dan M. ekstensor carpiulnaris ulnaris.

Gambar 11 Gerakan ekstensor siku

(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)

2) Untuk menggerakan ayunan lengan ke atas saat tahap perkenaan dengan bola yaitu M. biceps brachi, M. deltoid, M. subscapularis, M. suprasupinatus, M. supinator brevis dan M. korako brachialis.

Gambar 12 Gerakan perkenaan bola

(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)

3) Untuk menggerakan lengan sebagai pendorong saat melakukan gerakan lanjutan, yaitu M. deltoid, M. teres minor, dan M. biceps brachii.

Gambar 13 Gerakan lanjutan

Passing bawah dalam gerakannya terjadi adanya kontraksi isometrik pada lengan karena pada kontraksi ini tidak kelihatan adanya gerakan pada saat terjadi ayunan lengan. Karena saat melakukan passing bawah bagian yang bekerja menggerakkan ayunan lengan adalah otot bahu, sehingga hanya terjadi gerakan pada sendi bahu dan tidak ada gerakan pada sendi siku (M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:67).

Selain adanya kontraksi otot lengan, pada saat gerakan passing bawah juga terjadi proses relaksasi otot. Dalam gerakan passing bawah dari tahap awal persiapan, tahap perkenaan, sampai pada tahap akhir atau lanjutan terdapat sekelompok otot yang berelaksasi. Berikut beberapa otot lengan yang berelaksasi saat passing bawah :

1)Gerakan awal persiapan saat lengan lurus yaitu M. biceps brachii, dan M. pronator teres.

2)Gerakan tahap perkenaan saat ayunan ke atas yaitu M. triceps brachialis, M. pronator teres, dan M. pronator teresequadratus.

3)Gerakan tahap akhir atau lanjutan saat lengan sebagai pendorong yaitu M. triceps brachii, M. pronator teres, dan M. pronator teresequadratus.

Gambar 14 Gambar 15 Gambar 16 Gerakan Persiapan Gerakan perkenaan Gerakan Lanjutan

(M. Mariyanto, Sunardi, dan Agus Margono, 1994:125)

Dokumen terkait