• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III PEMBAHASAN

E. Analisis Laporan Keuangan

Dalam analisis laporan keuangan PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan, rasio keuangan yang digunakan adalah rasio keuangan Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas, dan Profitabilitas. Berikut ini penjelasan analisis rasio keuangan untuk melihat tingkat perkembangan seluruh aktivitas perusahaan

1. Rasio Likuiditas

Berdasarkan perhitungan Current Ratio pada tahun 2012, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 315,73% aktiva lancar. Sedangkan, pada tahun 2013 perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 276,15% aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengembalikan hutang lancar dengan jaminan aktiva lancar menurun pada tahun 2013, namun masih dalam keadaan likuid karena diatas 200%. Dan perbandingan penurunannya sebesar 39,58% artinya penurunan yang terjadi tidak terlalu rendah sehingga perusahaan masih mampu menjamin setiap utang lancarnya dari aktiva lancar.

Berdasarkan perhitungan Quick Ratio pada tahun 2012, perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 298,54% aktiva lancar. Sedangkan, pada tahun 2013 perusahaan mampu menjamin setiap hutang lancar dengan 271,43% aktiva lancar. Hal ini berarti, kemampuan perusahaan dalam mengangsur setiap rupiah hutang dengan jaminan aktiva lancar tanpa persediaan menurun pada tahun 2013, namun masih dalam keadaan likuid karena diatas 100%. Dan perbandingan penurunannya sebesar 27,11% artinya penurunan yang terjadi tidak terlalu rendah

sehingga perusahaan masih mampu menjamin setiap utang lancarnya dengan aktiva lancar tanpa persediaan.

= 1,45%

4,03%

Berdasarkan perhitungan Cash Ratio, pada tahun 2012 sebesar 1,45%, sedangkan tahun 2013 sebesar 4,03%. Dalam analisis ini terjadi peningkatan rasio sebesar 2.58%. Setiap utang lancar Rp.1,00 di jaminkan oleh kas dan efek sebesar hasil yang diperoleh dari cash ratio nya, dan tidak terdapat standar khusus pada cash ratio sehingga penilaiannya tergantung kebijakan perusahaan.

Perbandingan rasio likuiditas tahun 2012-2013 sebagai berikut: Tabel 3.3

Rasio Likuiditas Akhir tahun 2012 dan 2013

No. Rasio-rasio likuiditas 2012 2013 Perbandingan

1. Current Ratio 315,73% 276,15% 39,58%

2. Quick Ratio 298,54% 271,43% 27,11%

3. Cash Ratio 1,45% 4,03% 2,58%

Dari komponen Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut dalam keadaan likuid, artinya perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan aktiva lancar termasuk kas. Namun

pada Cash Ratio mencerminkan bahwa perusahaan mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan kas. Namun hanya saja terdapat penurunan pada Current Ratio dan Quick Ratio dari tahun 2012 ke-tahun 2013, sedangkan pada Cash Ratio terjadi peningkatan dari tahun 2012 ke-tahun 2013.

2. Rasio Solvabilitas

24,83%

16,36%

Berdasarkan perhitungan rasio utang terhadap ekuitas (Total Debt to Total Equity Ratio), pada tahun 2012 sebesar 24,83% dan pada tahun 16,36%. Setiap utang jangka panjang dijamin dengan RP.1,- modal sendiri. Dan pada tahun 2012 dan tahun 2013 rasio hutang terhadap ekuitas mengalami penurunan sebesar 8,47% artinya penurunan yang terjadi cukup baik terhadap perusahaan , dengan adanya penurunan rasio ini maka perusahaan cukup mampu membayar utang jangka panjangnya dengan modal sendiri. Jadi komposisi utang terhadap modal sendiri (ekuitas) aman karena mengalami penurunan rasio. Dan apabila rasio semakin besar bahkan lebih dari 100% sangat berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar dari pada modal pemilik.

33,04%

Berdasarkan perhitungan rasio utang (Total Debt to Total Asset Ratio) pada tahun 2012 sebesar 33,04% ,sedangkan pada tahun 2013 sebesar 14,06% dari total aktiva perusahaan dibiayai dengan modal pinjaman (utang). Terjadi penurunan rasio dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 18,98% artinya penurunan yang terjadi cukup baik terhadap perusahaan, sehingga dengan penurunan rasio ini maka perusahaan cukup mampu membayar utang jangka panjangnya dengan aset. Hal ini menunjukkan bahwa komposisi utang baik terhadap total aset (aktiva) relatif aman karena masih dibawah 100%.

Perbandingan rasio solvabilitas tahun 2012-2013 sebagai berikut: Tabel 3.4

Rasio Solvabilitas Akhir tahun 2012 dan 2013

No. Rasio-Rasio Solvabilitas 2012 2013 Perbandingan 1. Total Debt to Total Equity

Ratio 24,83% 16,36% 8,47%

2. Total Debt to Total Asset

Ratio 33,04% 14,06% 18,98%

Dilihat dari persentase Rasio Solvabilitas baik itu Total Debt to Total Equity Ratio dan Total Debt to Total Asset Ratio bahwa komposisi utang jangka panjangnya

baik dijamin dengan modal sendiri (ekuitas) dan total aktiva (aset) relatif aman karena menunjukkan kondisi yang menurun dari tahun 2012 ke-tahun 2013.

3. Rasio Aktivitas

kali

Berdasarkan perhitungan modal kerja (Working Capital Turn Over Ratio), pada tahun 2012 perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,25 kali dari modal kerja, sedangkan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,44 kali dari modal kerja. Terdapat peningkatan penjualan dari tahun 2012 ke-tahun 2013 sebesar 0,19 kali artinya peningkatan yang terjadi masih sangat rendah bagi perusahaan industri seperti PT. PGN dalam menghasilkan penjualan dari modal kerja, karena standar umum dari Working Capital Turn Over Ratio sebesar 6 kali. Akan tetapi, PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk, Medan sudah cukup efektif, karena semakin tinggi tingkat perputaran modal kerjanya, berarti semakin efektif pula penggunaan modal kerja perusahaan.

0,51 kali

Berdasarkan perhitungan Fixed Assets Turn Over, pada tahun 2012 perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,51 kali dari aktiva tetap, sedangkan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,63 kali dari aktiva tetap. Terdapat peningkatan penjualan dari tahun 2012 ke-tahun 2013 sebesar 0,12 kali artinya peningkatan yang terjadi masih sangat rendah bagi perusahaan industri seperti PT. PGN dalam menghasilkan penjualan dari aktiva tetap, karena standar umum dari Fixed Assets Turn Over sebesar 1,1 kali. Akan tetapi, PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan cukup efektif dalam penggunaan dana yang ditanam dalam aktiva tetap perusahaan.

Berdasarkan perhitungan Total Assets Turn Over, pada tahun 2012 perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,33 kali dari total aktiva, sedangkan pada tahun 2013 perusahaan mampu menghasilkan penjualan sebesar 0,38 kali dari total aktiva. Terdapat peningkatan penjualan dari tahun 2012 ke-tahun 2013 sebesar 0,05 kali peningkatan yang terjadi masih sangat rendah bagi perusahaan industri seperti PT. PGN dalam menghasilkan penjualan dari total aktiva, karena standar umum dari Total Assets Turn Over sebesar 1,1 kali. Akan tetapi, PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan cukup efektif dalam penggunaan dana yang tertanam pada seluruh aktiva dalam menghasilkan penjualan.

Perbandingan rasio aktivitas tahun 2012-2013 sebagai berikut: Tabel 3.5

Rasio Aktivitas Akhir tahun 2012 dan 2013

No. Rasio-Rasio Aktivitas 2012 2013 Perbandingan

1. Working Capital Turn Over 0,25 kali 0,44 kali 0,19 kali

2. Fixed Assets Turn Over 0,51 kali 0,63 kali 0,12 kali

3. Total Assets Turn Over 0,33 kali 0,38 kali 0,05 kali

Dari dua (2) komponen Rasio aktivitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa kondisi perusahaan tersebut efektif dalam menggunakan dan mengembalikan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan meskipun peningkatannya belum memenuhi standar yang telah ditetapkan.

6,90%

Berdasarkan perhitungan Net Profit Margin, pada tahun 2012 sebesar 6,90% dan pada tahun 2013 sebesar 17,84%. Dalam hal ini setiap Rp.100,- penjualan bersih dalam perusahaan menghasilkan laba bersih setelah pajak sebesar Rp.6,90,- dan Rp.17,84,-. Terjadi peningkatan pendapatan laba bersih perusahaan (Net Profit Margin) dari tahun 2012 ke-tahun 2013 sebesar 10,94% artinya peningkatan yang terjadi pada Net Profit Margin masih cukup rendah bagi perusahaan industri seperti PT. PGN, karena masih jauh dari ukuran standar yang ditetapkan sebesar 25%. Tetapi hal ini menguntungkan bagi PT. Perusahaan Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan, karena laba bersih perusahaan ikut meningkat.

Berdasarkan perhitungan Gross Profit Margin, pada tahun 2012 sebesar 39,5% dan pada tahun 2013 sebesar 44,76%. Hal tersebut berarti dalam setiap Rp.100,- penjualan bersih dalam perusahaan menghasilkan laba kotor sebesar Rp.39,5,- dan Rp.44,76,-. Terjadi peningkatan pendapatan laba (Gross Profit Margin) dari tahun 2012 ke-tahun 2013 sebesar 5,26% dan peningkatan ini masih rendah terhadap perusahaan industri seperti PT. PGN, karena jauh dari standar umum yang ditetapkan yaitu sebesar 50%, akan tetapi hal ini menguntungkan bagi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan, karena kinerja penjualan bersih dalam menghasilkan laba kotor meningkat.

2,28%

Berdasarkan perhitungan Return On Investmen tahun 2012 sebesar 2,28% dan tahun 2013 sebesar 6,80%. Hal tersebut berarti setiap Rp.100,- dari seluruh dana yang tertanam dalam aktiva perusahaan mampu mengembalikan investasi sebesar Rp.2,28,- dan Rp.6,80,-. Nilai Return On Investmen mengalami peningkatan dari tahun 2012

ke-tahun 2013 sebesar 4,52% artinya peningkatan yang terjadi cukup bagus untuk perusahaan karena hampir mendekati standar umum sebesar 5,08%. Hal ini menguntungkan bagi PT. Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk Medan, karena mampu menghasilkan laba bersih dengan baik.

Perbandingan rasio profitabilitas 2012-2013 sebagai berikut: Tabel 3.6

Rasio Profitabilitas Akhir tahun 2012 dan 2013

No. Rasio-Rasio Profitabilitas 2012 2013 Perbandingan

1. Net Profit Margin 6,90% 17,84% 10,94%

2. Gross Profit Margin 39,5% 44,76% 5,26%

3. Return On Investmen 2,28% 6,80% 4,52%

Dari komponen rasio profitabilitas tersebut, maka dapat dikatakan bahwa perusahaan cukup mampu melakukan efisiensi terhadap biaya-biaya sehingga rasio ini meningkat dan itu menguntungkan bagi perusahaan karena laba perusahaan juga akan meningkat. Hal ini dapat dilihat dari perbandingan rasio dari tahun 2012 ke-tahun 2013.

F. Pengaruh Tinggi Rendahnya Rasio Terhadap Komponen Laporan

Dokumen terkait