• Tidak ada hasil yang ditemukan

A. Gambaran Umum Perusahaan 1. Sejarah Berdirinya Perusahaan

PT Cazikhal merupakan sebuah perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi sebagai bagian dari manajemen pelaksanaan pembangunan baik pelaksanaan pembangunan jalan, struktur, dan pengairan. Perusahaan ini didirikan oleh tiga orang yaitu Bapak Sandimin, Ibu Ervina Dwi Prasetyowati dan Raden Mas Mahajana Raditya Ajipermana dengan modal dasar sebesar 1 milyar rupiah yang terbagi atas 1000 saham bernilai nominal Rp. 1.000.000,00. Perusahaan ini berkedudukan di Jalan Imogiri Km. 15 Ngentak Bendo Wukirsari Imogiri Bantul.

Dasar hukum berdirinya PT Cazikhal adalah sebagai berikut:

a. PT Cazikhal didirikan pada hari Rabu, tanggal 1 Februari 2006 melalui akta pendirian perseroan terbatas Nomor 01 oleh notaris Mardiah, SH dengan nama PT Cazikhal. Akta perubahan terakhir Nomor 01 pada tanggal 3 April 2006 oleh notaris Mardiah, SH.

b. Surat Ijin Usaha Perdagangan (SIUP) dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul Nomor 63/SIUP/II/2006 tertanggal 23 Februari 2006.

73 c. Surat Ijin Usaha Jasa Konstruksi (SIUJK) Nomor

1-076156-3402-2-00237 tertanggal 1 Mei 2006.

d. Ijin Gangguan dari Badan pengendalian Dampak Lingkungan (BAPEDAL) Kabupaten Bantul Nomor 503/133/IGT/2006 tertanggal 8 Februari 2006.

e. Sertifikat Badan Usaha Nomor 0316/GAPENSI/12/7/08 tertanggal 07 Juli 2008.

Maksud dan tujuan dari perseroan ini adalah bergerak dalam bidang usaha pembangunan, perdagangan umum, jasa, dan perindustrian. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut perusahaan dapat melakukan kegiatan usaha sebagai berikut:

a. Menjalankan usaha-usaha di bidang pembangunan bertindak sebagai pemborong pada umumnya, sebagai pengembang, pemasangan komponen-komponen bangunan, pembangunan konstruksi gedung, jembatan, jalan, bandara, dermaga, pemasangan instalasi-instalasi dan sebagainya.

b. Menjalankan usaha-usaha di bidang perdagangan meliputi perdagangan import, eksport, lokal, interinsulair, sebagai distributor, agen dan sebagai perwakilan dari badan-badan perusahaan lain baik dari dalam maupun luar negeri kecuali agen perjalanan, perdagangan yang berhubungan dengan usaha real estate dan property, supermarket/hypermarket (toserba/swalayan).

74 c. Menjalankan usaha-usaha di bidang jasa, yang meliputi berbagai

kegiatan jasa kecuali jasa dalam bidang hukum dan pajak.

d. Menjalankan usaha di bidang perindustrian umum termasuk industri karoseri, perakitan kendaraan, industri garment dan pakaian jadi, industri makanan dan minuman, industri kerajinan tangan, furniture dan sebagainya.

2. Struktur Organisasi Perusahaan

Gambar IV.1 Stuktur Organisasi Perusahaan Sumber : Company profile PT Cazikhal

Dewan Komisaris Direktur Utama Direktur Teknik Manajer Representatif Sekretaris Bag. Pembelian &Pergudangan Bagian SDM Bagian Keuangan Bagian Administrasi

Pelaksana Jalan Pelaksana Sumber Daya Air

75 Berdasarkan struktur organisasi tersebut dapat dijelaskan tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian sebagai berikut:

a. Dewan Komisaris

Tugas dan Wewenang Komisaris :

1) Komisaris melakukan pengawasan atas kebijaksanaan direksi dalam menjalankan perseroan serta memberikan nasehat kepada direksi.

2) Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam jam kerja kantor perseroan berhak memasuki bangunan dan halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh perseroan dan berhak memeriksa semua pembukuan, surat, dan alat bukti lainnya, memeriksa dan mencocokkan keadaan uang kas dan lain-lain serta berhak untuk mengetahui segala hal yang dijalankan oleh direksi.

3) Direksi dan setiap anggota direksi wajib wajib untuk memberikan penjelasan tentang segala hal yang ditanyakan oleh komisaris. 4) Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan untuk sementara

seorang atau lebih anggota Direksi, apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan Anggaran dasar dan atau Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

5) Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang bersangkutan, disertai alasannya.

76 6) Dalam jangka waktu paling lambat 30 hari sesudah pemberhentian sementara itu, komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan diberhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri.

7) Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara dan perseroan tidak mempunyai seorangpun anggota Direksi maka untuk sementara Komisaris diwajibkan untuk mengurus perseroan. b. Direktur Utama

Tugas dan Wewenang:

1) Direktur utama bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya untuk kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

2) Direktur utama berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan.

3) Direksi berhak mewakili Perseroan (atas persetujuan RUPS) di dalam dan di luar pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan, serta menjalankan segala tindakan baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan untuk meminjam atau meminjamkan uang atas nama Perseroan (tidak termasuk mengambil uang

77 perseroan di bank), dan mendirikan suatu usaha baru atau turut serta pada perusahaan lain baik di dalam maupun di luar negeri. 4) Direksi untuk perbuatan tertentu berhak mengangkat seorang atau

lebih sebagai sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya kekuasaan yang diatur dalam surat kuasa.

c. Direktur Teknik Tugas dan Wewenang:

1) Membantu direktur utama dalam melaksanakan tugasnya sehingga memperlancar jalannya kegiatan perusahaan.

2) Dalam hal Direktur utama tidak hadir atau berhalangan, maka berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili perseroan.

d. Manager Representatif

Manager representatif adalah seseorang yang ditunjuk oleh

direksi untuk menjalankan operasional perusahaan khususnya proyek. Manager representative bertanggung jawab untuk melakukan

perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), dan pengendalian (controlling). Dia bertanggung jawab memastikan tahap perencanaan suatu proyek meliputi uraian tugas yang lengkap, analisis kebutuhan sumber daya, serta time schedule sesuai dengan kebutuhan proyek. Manager mengkoordinir dan mengkomunikasikan keseluruhan proses proyek yang meliputi studi kelayakan proyek, perencanaan,

78 desain, konstruksi, dan pelaksanaan proyek. Tujuan utamanya adalah meminimalkan waktu dan biaya dengan tetap menjaga kualitas proyek. e. Sekretaris

Membantu manager dalam mengurusi administrasi manajer. f. Bagian Keuangan

Bagian keuangan bertugas mengurusi segala hal yang berhubungan dengan lalu lintas keuangan perusahaan, seperti gaji, pajak, asuransi, membuat laporan keuangan berserta analisisnya, dll. g. Bagian Sumber Daya Manusia (SDM)

Bagian sumber daya manusia bertugas mengurusi masalah kepegawaian, baik saat penerimaan pegawai, pengangkatan, maupun pemberhentian pegawai, serta menjamin kesejahteraan pegawai. Selain itu juga meningkatkan keterampilan para pegawai dengan mengikutsertakan mereka dalam acara pelatihan dan lain sebagainya. h. Bagian Administrasi

Bagian administrasi bertugas mengurusi segala hal yang menyangkut administrasi perusahaan.

i. Bagian Pembelian dan Pergudangan

Bagian pembelian dan pergudangan bertanggung jawab menyediakan kebutuhan bahan baku maupun kebutuhan operasional bagi perusahaan serta bertanggung jawab dalam hal penyimpanannya.

79 j. Pelaksana Jalan

Pelaksana jalan bertanggung jawab melaksanakan proyek-proyek jalan, jembatan, dll.

k. Pelaksana Sumber Daya Air

Pelaksana sumber daya air bertanggung jawab melaksanakan proyek-proyek yang berhubungan dengan penyediaan sumber daya air, misalnya pengeboran, pembuatan saluran air bersih, dll.

l. Pelaksana Gedung

Pelaksana gedung bertanggung jawab melaksanakan proyek-proyek pembangunan gedung, baik gedung sekolah, kantor, dll.

B. Metode Analisis AHP 1. Penyusunan hirarki

Setelah permasalahan didefinisikan, langkah selanjutnya adalah memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Pemecahan juga dilakukan terhadap unsur-unsurnya sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut untuk mendapatkan hasil yang akurat.

Dalam metode AHP, kriteria biasanya disusun dalam bentuk hirarki. Kriteria dan subkriteria dalam penelitian ini merupakan kriteria dan subkriteria yang dipakai oleh perusahaan dalam memilih supplier, yang diperoleh dari hasil wawancara pendahuluan. Masalah pemilihan supplier pada PT Cazikhal disusun dalam tiga level hirarki seperti pada gambar IV.2. Level 0 merupakan tujuan yaitu memilih supplier terbaik (optimal), level pertama merupakan kriteria dalam pemilihan supplier, level 2

80 merupakan subkriteria yang merupakan penjabaran dari level pertama (kriteria), sedangkan level 3 merupakan alternatif, supplier mana yang sebaiknya dipilih.

Gambar IV.2

Struktur Hirarki Masalah Pemilihan Supplier PT Cazikhal Sumber : Thomas L. Saaty, 1994 dimodifikasi

2. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan kriteria yang setingkat di atasnya.

Memilih supplier terbaik

Harga Kualitas Layanan Ketepatan Pengiriman

Supplier X Supplier Y Supplier Z

Ketepatan Jumlah H1 S4 S3 S2 S1 D2 Q3 Q2 Q1 H2 D1

81 a. Matriks Perbandingan Berpasangan Masing-masing Kriteria

dalam Pemilihan Supplier pada PT Cazikhal

Agar diperoleh bobot penilaian dari masing-masing variabel maka dibuat tabel skala penilaian perbandingan berpasangan. Adapun bentuk tabelnya sebagai berikut:

Tabel IV.1

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Kriteria Dalam Pemilihan Supplier

Kriteria Harga Kualitas Layanan Ketepatan Pengiriman Ketepatan Jumlah Harga 1 Kualitas 1 Layanan 1 Ketepatan Pengiriman 1 Ketepatan Jumlah 1

Sumber: data primer diolah

b. Matriks Perbandingan Berpasangan Subkriteria Dari Masing-masing Kriteria Dalam Pemilihan Supplier Pada PT Cazikhal

Data untuk pengukuran prioritas kepentingan dari subkriteria dari masing-masing kriteria dalam pemilihan supplier diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berjumlah 7 orang yaitu direktur utama, direktur teknik, manajer representatif, kepala bagian pembelian, kepala bagian keuangan, dan dua orang karyawan bagian pembelian dan pergudangan yang bertugas menerima barang.

82 Agar diperoleh bobot penilaian dari masing-masing variabel maka dibuat tabel skala penilaian perbandingan berpasangan. Adapun bentuk tabelnya sebagai berikut:

Tabel IV.2

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Subkriteria pada Kriteria Harga

Subkriteria Kepantasan harga dengan kualitas (H1) Kemampuan memberikan diskon (H2) Kepantasan harga dengan kualitas (H1) 1 Kemampuan memberikan diskon (H2) 1

Sumber: data primer diolah

Tabel IV.3

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Subkriteria pada Kriteria Kualitas

Subkriteria Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan (Q1) Penyediaan barang tanpa cacat (Q2) Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3) Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan (Q1) 1 Penyediaan barang tanpa cacat (Q2) 1 Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3) 1 Sumber: data primer diolah

83 Tabel IV.4

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Subkriteria pada Kriteria Layanan

Subkriteria Kemudah-an untuk dihubungi (S1) Kemampua n memberi-kan informasi secara jelas (S2) Kecepatan menanggap i permintaan pelanggan (S3) Cepat tanggap menyelesai -kan keluhan pelanggan (S4) Kemudahan untuk dihubungi (S1) 1 Kemampuan memberikan informasi secara jelas (S2) 1 Kecepatan menanggapi permintaan pelanggan (S3) 1 Cepat tanggap menyelesaikan keluhan pelanggan (S4) 1 Sumber: data primer diolah

Tabel IV.5

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Subkriteria pada Kriteria Ketepatan Pengiriman

Subkriteria

Kemampuan mengirimkan barang

sesuai tanggal yang disepakati (D1) Kemampuan menanganani sistem transportasi (D2) Kemampuan mengirimkan barang sesuai tanggal yang

disepakati (D1) 1 Kemampuan menanganani sistem transportasi (D2) 1 Sumber: data primer diolah

84 c. Matriks Perbandingan Berpasangan Alternatif Pada Pemilihan

Supplier

Agar diperoleh bobot penilaian dari masing-masing variabel maka dibuat tabel skala penilaian perbandingan berpasangan. Adapun bentuk tabelnya sebagai berikut:

1) Kriteria Harga

Tabel IV.6

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kepantasan Harga dengan Kualitas Barang Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

Sumber: data primer diolah

Tabel IV.7

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Diskon Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

85 2) Kriteria Kualitas

Tabel IV.8

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kesesuaian Barang dengan Spesifikasi yang

Ditetapkan

Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

Sumber: data primer diolah

Tabel IV.9

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Penyediaan Barang Tanpa Cacat Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

Sumber: data primer diolah

Tabel IV.10

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Kualitas yang

Konsisten

Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

86 3) Kriteria Layanan

Tabel IV.11

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kemudahan Dihubungi

Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

Sumber: data primer diolah

Tabel IV.12

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Memberikan Informasi Secara Jelas Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

Sumber: data primer diolah

Tabel IV.13

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kecepatan Menanggapi Permintaan

Pelanggan

Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

87 Tabel IV.14

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Cepat Tanggap Menyelesaikan Keluhan

Pelanggan

Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

Sumber: data primer diolah

4) Kriteria Ketepatan Pengiriman

Tabel IV.15

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kemampuan Mengirimkan Barang Sesuai

Tanggal yang Disepakati

Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

Sumber: data primer diolah

Tabel IV.16

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif pada Subkriteria Kemampuan Dalam Menangani Sistem

Transportasi

Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

88 5) Kriteria Ketepatan Jumlah

Tabel IV.17

Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan Antar Alternatif Kriteria Ketepatan Jumlah

Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z

Supplier X 1

Supplier Y 1

Supplier Z 1

Sumber: data primer diolah

3. Menghitung bobot/prioritas kepentingan dari masing-masing variabel pada level 1 (kriteria) yaitu Harga, Kualitas, Layanan, Ketepatan Pengiriman, dan Ketepatan Jumlah.

Data untuk pengukuran prioritas kepentingan dari kriteria-kriteria dalam pemilihan supplier diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berjumlah 7 orang yaitu direktur utama, direktur teknik, manajer representatif, kepala bagian pembelian, kepala bagian keuangan, dan dua orang karyawan bagian pembelian dan pergudangan yang bertugas menerima barang.

Setelah penilaian dari 7 responden didapatkan, kemudian hasilnya dirata-rata menggunakan rata-rata geometric (geometric mean) dengan rumus III.1. Hal ini dilakukan karena AHP hanya memerlukan satu jawaban untuk matriks perbandingan. Hasilnya ditunjukkan pada tabel IV.18.

89 Tabel IV.18

Penilaian Prioritas Kepentingan Kriteria Dalam Pemilihan Supplier

Kriteria Harga Kualitas Layanan Ketepatan Pengiriman Ketepatan Jumlah Harga 1 0,357 3,651 4,336 4,190 Kualitas 2,801 1 4,476 5,441 5,479 Layanan 0,274 0,223 1 1,346 1,219 Ketepatan Pengiriman 0,231 0,184 0,743 1 1,060 Ketepatan Jumlah 0,239 0,183 0,820 0,944 1

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam memilih supplier di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam table IV.19 berikut:

Tabel IV.19

Prioritas Kepentingan (Bobot) Kriteria dalam Pemilihan Supplier

Kriteria Bobot Prioritas

Harga 0,277 II

Kualitas 0,486 I

Layanan 0,091 III

Ketepatan Pengiriman 0,073 IV=V

Ketepatan Jumlah 0,073 IV=V

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Tabel IV.9 di atas menunjukkan bahwa dalam memilih supplier kayu, prioritas pertama PT Cazikhal yaitu kriteria kualitas dengan bobot

90 0,486, selanjutnya prioritas kedua yaitu kriteria harga dengan bobot 0,277, prioritas ketiga kriteria layanan dengan bobot 0,091, prioritas selanjutnya ketepatan pengiriman dan ketepatan jumlah dengan bobot yang sama yaitu 0,073.

4. Menghitung bobot/prioritas kepentingan dari masing-masing variabel pada level 2 (subkriteria)

Data untuk pengukuran prioritas kepentingan subkriteria dari masing-masing kriteria dalam pemilihan supplier diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berjumlah 7 orang yaitu direktur utama, direktur teknik, manajer representatif, kepala bagian pembelian, kepala bagian keuangan, dan dua orang karyawan bagian pembelian dan pergudangan yang bertugas menerima barang.

Setelah penilaian dari 7 responden didapatkan, kemudian hasilnya dirata-rata menggunakan rata-rata geometric (geometric mean) dengan rumus III.1. Hal ini dilakukan karena AHP hanya memerlukan satu jawaban untuk matriks perbandingan. Hasilnya ditunjukkan pada tabel-tabel di bawah ini:

91 a. Kriteria Harga

Tabel IV.20

Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria pada Kriteria Harga dalam Pemilihan Supplier

Subkriteria Kepantasan harga dengan kualitas (H1) Kemampuan memberikan diskon (H2) Kepantasan harga dengan kualitas (H1) 1 1,723 Kemampuan memberikan diskon (H2) 0,581 1

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam kriteria harga di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.21 berikut:

Tabel IV.21

Prioritas Kepentingan (Bobot) Subkriteria pada Kriteria Harga dalam Pemilihan Supplier

Subkriteria Bobot Prioritas

Kepantasan harga dengan kualitas (H1) 0,633 I Kemampuan memberikan diskon (H2) 0,367 II

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Tabel IV.21 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria harga dalam pemilihan supplier, subkriteria kepantasan harga dengan

92 kualitas (H1) merupakan prioritas pertama dengan nilai bobot 0,633, sedangkan subkriteria kemampuan memberikan diskon (H2) merupakan prioritas kedua dengan nilai bobot 0,367.

b. Kriteria Kualitas

Tabel IV.22

Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria Pada Kriteria Kualitas Dalam Pemilihan Supplier

Subkriteria Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan (Q1) Penyediaan barang tanpa cacat (Q2) Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3) Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan (Q1) 1 0,504 0,730 Penyediaan barang tanpa cacat (Q2) 1,982 1 1,575 Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3) 1,369 0,635 1

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam kriteria kualitas di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.23 berikut:

93 Tabel IV.23

Prioritas Kepentingan (Bobot) Subkriteria Pada Kriteria Kualitas dalam Pemilihan Supplier

Subkriteria Bobot Prioritas

Kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan

(Q1)

0,229 III

Penyediaan barang tanpa cacat (Q2)

0,466 I

Kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3)

0,305 II

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Tabel IV.23 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria kualitas, subkriteria penyediaan barang tanpa cacat (Q2) menempati prioritas pertama dalam memilih supplier dengan nilai bobot 0,466. Prioritas selanjutnya adalah subkriteria kemampuan memberikan kualitas yang konsisten (Q3) dengan nilai bobot 0,305, dan prioritas terakhir adalah subkriteria kesesuaian barang dengan spesifikasi yang ditetapkan(Q1) dengan nilai bobot 0,229.

94 c. Kriteria Layanan

Tabel IV.24

Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria Pada Kriteria Layanan Dalam Pemilihan Supplier

Subkriteria Kemudah-an untuk dihubungi (S1) Kemampua n memberi-kan informasi secara jelas (S2) Kecepatan menanggap i permintaan pelanggan (S3) Cepat tanggap menyelesai -kan keluhan pelanggan (S4) Kemudahan untuk dihubungi (S1) 1 3,557 0,599 0,401 Kemampuan memberikan informasi secara jelas (S2) 0,281 1 0,265 0,226 Kecepatan menanggapi permintaan pelanggan (S3) 1,669 3,769 1 0,774 Cepat tanggap menyelesaika n keluhan pelanggan (S4) 2,494 4,430 1,292 1

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam kriteria layanan di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.25 berikut:

95 Tabel IV.25

Prioritas Kepentingan (Bobot) Subkriteria Pada Kriteria Layanan dalam Pemilihan Supplier

Subkriteria Bobot Prioritas

Kemudahan untuk dihubungi

(S1) 0,204 III

Kemampuan memberikan

informasi secara jelas (S2) 0,076 IV Kecepatan menanggapi

permintaan pelanggan (S3) 0,310 II

Cepat tanggap menyelesaikan

keluhan pelanggan (S4) 0,410 I

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Tabel IV.25 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria layanan, subkriteria cepat tanggap menyelesaikan keluhan pelanggan (S4) menempati prioritas pertama dalam pemilihan supplier pada PT Cazikhal dengan nilai bobot 0,410. Prioritas kedua yaitu subkriteria kecepatan menanggapi permintaan pelanggan (S3) dengan nilai bobot 0,310. Prioritas ketiga yaitu subkriteria kemudahan untuk dihubungi (S1) dengan nilai bobot 0,204, dan subkriteria kemampuan memberikan informasi secara jelas (S2) dengan nilai bobot 0,076 merupakan prioritas terakhir dalam memilih supplier.

96 d. Kriteria Ketepatan Pengiriman

Tabel IV.26

Penilaian Prioritas Kepentingan Subkriteria

Pada Kriteria Ketepatan Pengiriman Dalam Pemilihan Supplier

Subkriteria

Kemampuan mengirimkan barang

sesuai tanggal yang disepakati (D1) Kemampuan menanganani sistem transportasi (D2) Kemampuan mengirimkan barang sesuai tanggal yang

disepakati (D1) 1 2,826 Kemampuan menanganani sistem transportasi (D2) 0,354 1

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam kriteria ketepatan pengiriman di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.27 berikut:

Tabel IV.27

Prioritas Kepentingan (Bobot) Subkriteria Pada Kriteria Ketepatan Pengiriman Dalam Pemilihan Supplier

Subkriteria Bobot Prioritas

Kemampuan mengirimkan barang sesuai tanggal yang

disepakati (D1)

0,739 I

Kemampuan menanganani sistem transportasi (D2)

0,261 II

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Tabel IV.27 di atas menunjukkan bahwa pada kriteria ketepatan pengiriman, subkriteria kemampuan mengirimkan barang sesuai tanggal yang telah disepakati (D1) dengan nilai bobot 0,739

97 menempati prioritas pertama dalam memilih supplier. Sedangkan subkriteria kemampuan menangani sistem transportasi (D2) dengan nilai bobot 0,261 menempati prioritas kedua dalam memilih supplier.

5. Menghitung bobot/prioritas dari masing-masing variabel pada level 3 (alternatif) yaitu bobot setiap supplier dibandingkan dengan masing-masing subkriteria

Data untuk pengukuran prioritas kepentingan subkriteria dari masing-masing kriteria dalam pemilihan supplier diperoleh melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden yang berjumlah 7 orang yaitu direktur utama, direktur teknik, manajer representatif, kepala bagian pembelian, kepala bagian keuangan, dan dua orang karyawan bagian pembelian dan pergudangan yang bertugas menerima barang.

Setelah penilaian dari 7 responden didapatkan, kemudian hasilnya dirata-rata menggunakan rata-rata geometric (geometric mean) dengan rumus III.1. Hal ini dilakukan karena AHP hanya memerlukan satu jawaban untuk matriks perbandingan. Berikut ini bobot masing-masing alternatif terhadap subkriteria dalam pemilihan supplier :

98 a. Kriteria Harga

1) Subkriteria Kepantasan harga dengan kualitas (H1) Tabel IV.28

Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kepantasan Harga dengan Kualitas Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z Supplier X 1 3,173 2,918 Supplier Y 0,315 1 1,042 Supplier Z 0,343 0,959 1

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria kepantasan harga dengan kualitas di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.29 berikut:

Tabel IV.29

Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Kepantasan Harga dengan Kualitas

Alternatif Bobot Prioritas

Supplier X 0,603 I

Supplier Y 0,198 II=III

Suppplier Z 0,198 II=III

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Tabel IV.29 di atas menunjukkan bahwa pada subkriteria kepantasan harga dengan kualitas (H1), supplier X merupakan supplier yang paling memenuhi subkriteria ini dengan bobot 0,603.

99 Selanjutnya supplier Y dan supplier Z mempunyai nilai bobot yang sama yaitu 0,198.

2) Subkriteria Kemampuan untuk memberikan potongan harga (diskon) pada pemesanan dalam jumlah tertentu (H2)

Tabel IV.30

Penilaian Prioritas Kepentingan Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Diskon Alternatif Supplier X Supplier Y Supplier Z Supplier X 1 2,188 0,580 Supplier Y 0,457 1 0,314 Supplier Z 1,723 3,180 1

Sumber : Hasil Pengolahan AHP

Dari hasil perhitungan perbandingan berpasangan antar variabel dalam subkriteria kemampuan memberikan diskon di atas diperoleh bobot yang ditunjukkan dalam tabel IV.31 berikut:

Tabel IV.31

Prioritas Kepentingan (Bobot) Alternatif Pada Subkriteria Kemampuan Memberikan Diskon

Alternatif Bobot Prioritas

Supplier X 0,321 II

Supplier Y 0,155 III

Suppplier Z 0,523 I

100 Tabel IV.31 di atas menunjukkan bahwa pada subkriteria kemampuan memberikan diskon (H2), supplier Z yang paling memenuhi subkriteria ini dengan bobot 0,523. Prioritas selanjutnya pada subkriteria ini adalah supplier X dengan nilai bobot 0,321, kemudian supplier Y sebagai prioritas terakhir dengan nilai bobot

Dokumen terkait