• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Pengertian Transportasi

2.5.4 Angkutan Jalan Raya Dan Pembiayaannya

Transpor jalan raya seringkali dikatakan sebagai urat nadi bagi kehidupan dan perkembangan ekonomi, sosial, dan mobilitas penduduk yang tumbuh mengikuti maupun mendorong perkembangan yang terjadi pada berbagai sektor dan bidang kehidupan tersebut. Dalam hubungan ini transportasi khususnya jalan raya, menjalankan dua fungsi, yaitu sebagai unsur penting yang melayani kegiatan-kegiatan yang sudah/sedang berjalan atau the servicing function dan sebagai unsur penggerak penting dalam proses pembangunan atau the promoting function.

Dapat dikemukakan disini bahwa transportasi jalan raya itu merupakan kebutuhan dasar dan fundamental bagi kehidupan manusia. Pada dasarnya kebutuhan dasar angkutan itu dapat diisi oleh transportasi jalan raya sendiri, sedangkan angkutan kereta api, angkutan laut, dan angkutan udara tidak bisa berdiri sendiri. Berbagai rupa moda transportasi ini tergantung atau perlu dilengkapi pula dengan transportasi jalan raya.

Terdapat tiga unsur pokok dalam angkutan jalan raya, yaitu : 1. Jalan atau jalan raya

2. Kendaraan bermotor dan 3. Tenaga penggerak

Selain tenga penggerak dengan berbagai macam ragamnya, transpor jalan raya disebut mempunyai unsur utama prasarana (basic facilities) dan sarana

(operating facilities). Dalam prasarana itu berbentuk jalanan yang dilalui oleh kendaraan dan terminal untuk tempat perhentian maupun transit bagi kendaraan, sedangkan sarana adalah berupa kendaraan pengangkut dalam memindahkan/mengangkut orang dan barang dari tempat asal ke tempat tujuan.

2. Kendaraan Bermotor dan Ongkos Usaha Angkutan

Kemajuan yang dapat dicapai melalui transportasi jalan yang modern dengan memakai kendaraan bermotor adalah berkembang secara paralel dengan perkembangan unsur-unsur transportasi, yaitu ;

a. Mesin (gas) bermotor sebagai penggerak

b. Kendaraan termasuk body-nya, chassis, dan sebagainya c. Pemakaian bensin dan bahan bakar minyak lainnya d. Roda dengan ban karet yang bertekanan hawa e. Jalan raya yang akan dilaluinya

Keuntungan atau keunggulan dari angkutan jalan, seperti penggunaan kendaraan bus, truk, oplet, dan sebagainya terutama adalah berdasarkan pada dua faktor, yaitu :

1. Unit dari barang angkutannya dapat secara kecil-kecilan atau sesuai dengan kebutuhan

2. Kendaraan bermotor tidak terbatas atau terikat pada jalannya sendiri yang tetap.

Karena hal-hal tersebut diatas tadi, maka kendaraan-kendaraan tersebut dapat memberikan jasanya untuk angkutan-angkutan skala kecil pada jalan umum atau dari dan ke setiap tempat di sudut kota atau daerah, jika perlu dapat dari satu rumah ke rumah lainnya, pada jalan yang curam ataupun pada jalan yang masih buruk.

Untuk mengangkut berbagai macam barang, maka pada angkutan jalan ini truk memegang peran yang sangat penting. Angkutan truk terutama berguna untuk angkutan lokal bagi barang-barang dari tempat/daerah pertanian, pabrik, toko-toko, gudang, stasiun, dan sebagainya dalam hal mana angkutan ini dapat menawarkan jasa-jasanya dalam berbagai macam ragam atau bentuknya dibandingkan dengan alat angkutan lainnya.

Investasi pada industri angkutan jalan pada umunya tidak begitu besar (tidak seberapa) relatif dibandingkan dengan investasi pada berbagai industri angkutan kereta api, pelayaran, dan penerbangan. Hal ini disebabkan antara lain karena investasinya atau skala usahanya dapat lebih disesuaikan dengan permintaan terhadap jasa-jsanya pada waktu-waktu yang bersangkutan, di samping ongkos/harga alat transportnya yang relatif lebih murah atau rendah.

Pada umumnya ongkos usaha angkutan dari pada road transport dapat dibagi dalam tiga kategori ongkos yaitu sebagai berikut :

1. Ongkos pembuatan dan pemeliharaan jalan

2. Ongkos operasi (operation cost) dari pada alat-alat transport 3. Onkos tambahan dan ongkos umum lainnya

Ketiga kategori ongkos tersebut dapat dijelaskan sebagaimana yang di kemukakan berikut ini :

1. Pengeluaran untuk ongkos pembuatan dan pemeliharaan jalan ini sangat besar pengaruhnya terhadap pengeluaran untuk ongkos-ongkos lainnya dalam kegiatan usaha angkutan jalan raya. Keadaan jalan yang kurang baik, misalnya akan menambah atau menaikkan ongkos-ongkos operasi usaha angkutan, mengurangkan kemungkinan penggunaan jalan secara efisien dan membatasi kemungkinan pemakain kendaraan baru yang lebih ekonomis. Misalnya hal ini tampak dengan jelas dalam hubungan dengan klasifikasi jalan dengan adanya pembatasan maksimum tonnage kendaraan beserta angkutannya yang di ijinkan dengan pertimbangan-pertimbangan daya tahan jalan. Pada umumnya tanggung jawab pembuatan dan pemeliharaan jalan adalah di tangan pemerintah atau di bawah pengaturannya, bukan langsung diatur dan dipikul oleh para carriers (perusahaan angkutan) sendiri.

2. Pengeluaran untuk ongkos operasi usaha angkutan dapat diklasifikasikan menurut dua golongan kelompok yaitu sebagai berikut:

a. Standing charges (standing cost) yang termasuk di dalamnya adalah

ongkos ongkos overhead, bunga modal, ongkos asuransi, ongkos depresiasi dan seterusnya yang merupakan ongkos tetap usaha angkutan yang bersangkutan.

b. Running cost yang dapat di masukkan ke dalamnya adalah ongkos-ongkos

untuk bahan bakar minyak atau bensin, minyak silinder, untuk reparasi dan pemeliharaan alat-alat kendaraan dan sebagainya yang merupakan ongkos variabel yang selalu dikeluarkan yang jumlahnya tergantung pada usaha kegiatan operasi dari usaha angkutan yang bersangkutan.

3. Ongkos tambahan dan ongkos umum lainnya itu adalah akibat dari operasi usaha angkutan itu yang bersifat sosial ekonomi. Dalam hubungan ini di antaranya adalah berupa ongkos-ongkos yang timbul akibat kecelakaan, tabrakan, keterlambatan keberangkatan, keperluan asuransi, disamping berbagai ongkos-ongkos lainnya

3. Pembiayaan Jalan Raya

Untuk pembuatan dan pemeliharaan jaringan jalan raya terdapat 3 cara atau kombinasi diantaranya yang mungkin dapat dilaksanakan di suatu negara- daerah yaitu sebagai berikut:

1. Dengan menggunakan sistem pajak umum atau general taxation.

2. Dengan memakai sistem pajak pemakai system of user taxes, seperti dalam bentuk pajak bensin atau BBM , biaya registrasi kendaraan bermotor, bea balik nama kendaraan bermotor, dan pajak-pajak lainnya yang berhubungan dengan jalan raya.

3. Dengan cara sistem toll (pajak) yang dikenakan atau di pungut atas jalan jalan raya tertentu , yang disebut sebagai jalan toll atau toll roads.

Jika jalan raya yang hampir semata-mata berguna untuk transport lokal, maka seringkali pembiayaan jalan tersebuat adalah menjadi tanggung jawab atau dipikul oleh hasil-hasil pajak (umum) lokal yang dibebankan pada masyarakat setempat. Di samping itu, seringkali jalan yang bersangkutan dibiayai dari hasil-hasil pajak umum yang diatur oleh pemerintah pusat yang termasuk dalam bagian dana atau anggaran jalan pemerintah yang dialokasikan pada jalan-jalan lokal yang bersangkutan.

Penggunaan pajak umum semata mata untuk membiayai sistem jalanan keseluruhannya adalah tidak cukup dan kurang tepat karena jalan raya tersebut selain untuk kepentingan lokal, adalah juga untuk angkuatan pemakaian jarak jauh guna kepentingan atau fungsi-fungsi lainnya, maka dari itu dalam kebanyakan hal dipakai sistem pembiayaan jalan dikenakan atas dasar user highway taxes, pajak bensin, dan bahan bakar kendaraan lainnya, biaya registrasi kendaraan bermotor, atau biaya STNK, biaya kelebihan muatan, dan lain sebagainya.

Adanya tendensi untuk mengadakan pembebanan biaya jalan kepada pemakaian kendaraan bermotor (highway user taxes) tersebut disebabkan karena beberapa hal yang antara lain adalah sebagai berikut:

1. Bahwa pembiayaan yang dikeluarkan untuk pembuatan dan perbaikan jalan yang hanya mengutamakan pembebanan atas dasar pajak lokal saja adalah tidak mencukupi dan tidak terlaksana sepenuhnya. Untuk mempercepat usaha tersebut perlu diambil atau dibebankan pada sumber-sumber pajak lainnya yang dalam hal ini adalah wajar jika didasarkan kepada pajak atas pemakaian jalan tersebut.

2. Dengan cara pemakaian jalan tersebut akan dapat memberikan atau menimbulkan beban ekonomis yang sehat dalam arti memang beban lebih rasional dan sewajarnya dipikulkan kepada mereka yang memakai jalan tersebut, yaitu yang memakainya dengan kendaraan bermotor.

Sungguhpun demikian, banyak pendapat yang menganut pendirian bahwa jalan-jalan mempunyai berbagai fungsi lain daripada hanya untuk pengangkutan jarak jauh serta untuk keperluan jasa angkutan saja. Karena itu pembiayan jalan tersebut janganlah hanya dibebankan kepada para pemakai jalan langsung.

Dengan perkataan lain, didasarkan atas sistem user taxes saja, tetapi harus dibiayai dari sumber pajak umum lainnya. Jadi pembiayaan jalan raya perlu didasarkan pada sistem campuran dari cara pembiayaan jalan tersebut.

Jika hak tersebut diatas yang dijadikan dasar, maka akan timbul persoalan a. Berapa bagian dari pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan jalan

tersebut harus dipikul oleh pemakai jalan langsung berupa user taxes, dan

b. Berapa bagian yang dibebankan pada pajak umum yang bersifat general taxation.

Dalam hubungan ini terdapat dua teori utama, yaitu :

1. The predominant- use method, dan 2. The relative-use method

Kedua teori ini didasarkan kepada pemakaian jalan dengan meninjau sampai seberapa jauh masing-masing fungsi jalan yang bersangkutan, sebagaimana yang dikemukakan pada uraian bagian (2) diatas.

6. Metode Pengumpulan Pajak Pembiayaan Jalan Raya

Banyak metode yang telah berjalan dan berkembang dalam memungut pajak jalan raya. Masing-masingnya mempunyai manfaat maupun kelemahannya tersendiri, adalah sukar untuk menjadikan sebagai dasar salah satu dari nya secara sepenuhnya. Cara yang terbaik adalah mengkombinasikan dua cara atau lebih untuk pengumpulan pajak jalan tersebut. Metode pemungutan pajak apapun yang dipakai haruslah mempunyai sifat-sifat ekonomis dan efisien sehingga trafik tidak tertunda, menyenangkan, dan didasarkan pada prinsip-prinsipp yang dikemukakan di atas. Diantara cara pemungutan pajak jalan itu yang terpenting adalah :

Pajak Tol (turnpike tax)

Merupakan pajak yang dibayarkan (langsung) bilamana melewati jalan yang bersangkutan.

Pajak Kendaraan Bermotor

Merupakan pajak yang dapat dikenakan terhadap berbagai jenis kendaraan yang menggunakan jalan. Pajak kendaraan itu dapat dipungut atas dasar sifat dari kendaraan, beratnya, dan daya tarik (pikul) kendaraan yang bersangkutan. Juga dapat dibedakan pungutannya berdasarkan apakah berupa kendaraan pribadi ataukah kendaraan umum.

Pajak Bahan Bakar

Pajak bahan baker dikenakan terhadap bahan baker minyak (BBM) atau diesel yang digunakan sebagai tenaga penggerak bagi kendaraan yang bersangkutan. Pajak ini terutama dikenakan atas kendaraan bermotor, karena konsumsi BBM tergantung pada pemakaian jalan raya.

Pajak Ban Kendaraan

Merupakan pajak yang dikenakan atas pemakaian ban kendaraan bermotor. Perhitungan pajak ini didasarkan atas pertimbangan bahwa pemakaian ban secara langsung berkaitan dengan jarak jalan yang ditempuh, kondisi jalan, dan depresiasi yang timbul pada jalan.

Kombinasi Pajak BBM dan Pajak Kendaraan Bermotor

Pengenaan kombinasi pajak BBM dan Pajak Kendaraan Bermotor sangat adil terhadap masyarakat dalam pembebanan biaya atas jalan raya. Menurut cara ini sebagian pajak harus dilakukan dengan membebaninya kepada kendaraan bemotor dan sebagian pajak lagi dikenakan kepada BBM. Dalam hubungan ini

setiap kendaraan bermotor harus membayar biaya registrasi dan izin atas dasar berat kendaraan, tenaga penggeraknya, disamping kegunaannya apakah untuk keperluan pribadi ataukah sebagai kendaraan angkutan umum.

Dokumen terkait