• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASUHAN KEBIDANAN 3.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III

4.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

Pada pembahasan yang kedua, akan dijelaskan tentang kesesuaian teori dan kenyataan pada Intranatal Care. Berikut akan disajikan data-data yang mendukung untuk dibahas dalam pembahasan tentang Intranatal Care. Dalam pembahasan yang berkaitan dengan Intranatal Care maka dapat diperoleh data pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Distribusi Data Subyektif dan Obyektif dari Variabel INC Ny.“T” di BPM Sri

Setyaningsih, Amd.Keb Desa Kedung Rejo Kecamatan Megaluh Kabupaten Jombang tahun 2017

INC KALA I

KALA II KALA III KALA IV

KELUHAN JAM KETERANGAN

Ibu mengatakan perutnya mulas sejak jam 11.30 tanggal 13 April 2017 19.00 22.00 TD: 110/80 mmHg N : 82x/mnt S : 36,8oC RR : 20x/ mnt His : 3x30” DJJ : 140x/mnt VT : ø 4 cm, Eff 25 %, ketuban positif, presentasi kepala, UUK, Hodge I, moulase 0 Lama kala II 20 menit. Bayi lahir 00.20WIB spontan, jenis kelamin perempuan, langsung menangis, tonus otot baik, warna kulit merah muda, tidak ada kelainan kongenital, anus ada. Lama kala III 15 menit. Plasenta lahir lengkap spontan, kotiledon utuh. Lama kala IV 2 jam. Perdarahan : ± 150 cc Observasi 2 jam pp : TD : 120/80 mmHg N : 84x/mnt S : 36,30 C TFU : 2 jari bawah pusat UC : Baik Konsistensi : keras Kantong kemih kosong TD : 110/80 mmHg N : 82x/mnt S : 36,8 oC RR :20x/mnt His :4x40” DJJ :144x/mnt Palpasi : 2/5 VT : ø 7cm, Eff 75 %, ketuban positif, presentasi kepala, UUK, Hodge II, moulase 0 00.00 TD: 110/70 mmHg N : 80x/mnt S : 36,7oC RR : 20x/ mnt His : 4x40” VT : ø 10 cm, Eff 100 %, ketuban negatif,

presentasi kepala, Hodge IV, moulase 0

Berdasarkan fakta diatas, dapat diperoleh analisa sebagai berikut : 1. Data Subyektif

Keluhan utama

Keluhan yang dirasakan Ny.”T” pada fase aktif merasakan kenceng-kenceng dan keluar lendir darah sejak pukul 19.00 WIB. Sedangkan pada fase aktif keluhan yang dirasakan ibu mulas dan keluar lendir darah.

Menurut penulis pada umumnya tanda-tanda persalinan ibu mengeluh kenceng-kenceng biasanya disertai dengan keluarnya lendir bercampur darah

sehingga hal ini merupakan fisiologis yang terjadi pada ibu hamil yang akan melahirkan.

Menurut teori Manuaba, (2010) keluhan yang sering dirasakan ibu bersalin yaitu dimulai dengan adanya his yang dipengaruhi oleh hormon esterogen dan progesterone. Selanjutnya keluar lendir darah terjadi karena adanya pembuluh darah yang pecah akibat pendataran dan pembukaan servik. Adanya pengeluaran cairan, hal ini dikarenakan karena ketuban pecah. Sebagian ketuban pecah menjelang pembukaan lengkap. Dengan pecahnya ketuban diharapkan persalinan perlangsung dalam waktu 24 jam.

Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak terjadi kesenjangan antara fakta dan teori.

2. Data Obyektif

Berdasarkan pemeriksaan pada fase aktif yang diperoleh dari Ny.”T” adalah tanda tanda vital dimana tekanan darah pasien : 110/80 mmHg, nadi : 82x/menit, suhu : 36,8oC, pernafasan : 20x/menit, abdomen TFU 30 cm (pertengahan pusat dan px), puka, letak kepala, sudah masuk PAP. His : teratur, 3x dalam 10 menit lama 30 detik. Genetalia tampak pengeluaran lendir darah., tidak ada kondiloma, tidak ada tanda-tanda infeksi,. Pemeriksaan dalam : VT pukul 19.15WIB pembukaan 4 cm, eff 25%, ketuban (+), presentasi kepala, denominator UUK kanan, kepala turun Hodge I, tidak ada moulase. Menurut penulis dari pengkajian diatas ibu dengan inpartu mengalami hal yang fisiologis dan masih dalam batas normal.

Sesuai dengan teori Manuaba (2010), pemeriksaan fisik pada ibu bersalin meliputi muka tidak oedem, konjungtiva merah muda, sklera putih,

mukosa bibir lembab, payudara bersih, puting susu menonjol, kolostrum sudah keluar, tidak ada bendungan/ massa abnormal, pemeriksaan abdomen pada ibu bersalin, meliputi: TFU Mc. Donald (cm) sesuai dengan umur kehamilan, pemeriksaan Leopold (Leopold I, II, III, dan IV), DJJ (normalnya 120-160x/menit). Genetalia bersih, tidak oedem, tidak varises, tidak ada

kondiloma talata maupun akuminata, tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada pembesaran kelenjar bartholini maupun scene.Ekstremitas atas dan bawah tidak oedem.

Berdasarkan hal tersebut diatas, tidak ditemukan adanya kesenjangan antara fakta dan teori.

3. Analisa Data

Pada Ny.”T” adalah G1P0A0 UK 41 minggu, hidup, tunggal.

Menurut penulis persalinan pada Ny “T” adalah normal dengan hamil cukup bulan, presentasi kepala, yang berlangsung dalam waktu 24 jam dan tidak menimbulkan komplikasi baik ibu maupun janin. Yang diawali dengan terjadinya kontraksi/mules yang datang teratur setiap 10-15 menit, dengan 4 tahapan yaitu kala 1, kala 2, kala 3 dan kala 4.

Hal ini sesuai dengan teori Aziz dan Wildan (2011), penulisan analisa data pada ibu bersalin yaitu GPAPIAH UK... minggu, tunggal, hidup.

Berdasarkan data diatas, tidak ditemukan kesenjangan antara fakta dan teori.

4. Penatalaksanaan Kala I

Berdasarkan fakta, persalinan kala I Ny. "T" Kala I fase Aktif berlangsung kurang dari 6 jam dari pembukaan 4 ke pembukaan lengkap. Pada partograf Ny.”T” tidak melewati garis waspada

Menurut penulis hal ini fisiologis, kemajuan persalinan pada ibu bagus bahwa batas pembukaan persalinan masih dalam batas normal tidak lebih dari 12 jam dan ibu tidak mengalami persalinan lama.

Dan Sesuai dengan teori Manuaba (2010) persalinan kala I berlangsung antara pembukaan 0-10 cm. Pada permulaan His, kala pembukaan berlangsung tidak begitu kuat sehingga parturien masih dapat berjalan-jalan. Lamanya kala 1 untuk primigravidarum sekitar 12 jam sedangkan multigravidarum sekitar 8 jam. Diperhitungkan pembukaan pada primigravida 1 cm/jam dan pembukaan pada multigravida 2 cm/jam.

Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara teori dengan fakta.

Asuhan yang diberikan pada kala I antara lain menjelaskan hasil pemeriksaan kondisi ibu dan janin, pendampingan keluarga, mengajarkan tehnik relaksasi, melakukan observasi kemajuan persalinan, memberikan nutrisi ibu di sela-sela his, mengajarkan posisi nyaman terhadap ibu. Menurut penulis asuhan yang diberikan tersebut sesuai dengan apa yang dibutuhkan ibu bersalin pada kala 1.

Hal ini sesuai dengan teori Asuhan Persalinan Normal (APN) kala 1 (Kemenkes RI, 2013) yaitu melakukan observasi kemajuan persalinan seperti

dari VT tiap 4 jam sekali, TD dan suhu 2 jam sekali, dan memeriksa DJJ, kontraksi uterus, nadi setiap 30 menit sekali, meminta bantuan keluarga untuk memberikan posisi nyaman terhadap ibu dan sebagainya.

Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara teori dengan fakta.

Kala II

Persalinan kala II Ny.''T'' belangsung selama ±20 menit, tidak ada penyulit selama proses persalinan. Menurut penulis, kala II terjadi secara fisiologis dari pembukaan lengkap dan kemudian terdapat tanda gejala kala II yaitu dorongan meneran, tekanan anus, perineum menonjol, vulva membuka, sampai lahirnya bayi tidak ada kendala.

Menurut Sulistyawati (2010) bahwa pengeluaran bayi, dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Uterus dengan kekuatan hisnya ditambah kekuatan meneran akan mendorong bayi hingga lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida. Diagnosis kala II ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam untuk memastikan pembukaan sudah lengkap dan kepala janin sudah tampak di vulva dengan diameter 5-6 cm.

Berdasarkan hal diatas tidak ada kesenjangan antara teori dengan fakta.

Selain itu pada kala II dilakukan asuhan persalinan normal seperti menyiapkan pertolongan persalinan, menyiapkan ibu dan keluarga untuk membantu proses bimbingan meneran, membantu kelahiran bayi dengan asuhan persalinan normal, memfasilitasi IMD. Menurut penulis asuhan

persalian normal yang diberikan pada kala II tersebut sudah sesuai dengan teori yang ada. Hal ini sesuai dengan teori asuhan persalinan normal (APN) JNPK-KR/POGI (2008). Berdasarkan hal ini tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.

Kala III

Persalinan kala III Ny.”T” berlangsung selama 15 menit, tidak ada penyulit, plasenta lahir lengkap, ada robekan perineum derajat II. Menurut penulis hal ini fisiologis dalam kala III dari bayi lahir sampai lahirnya plasenta karena tidak ada penyulit atau masalah yang menyertai.

Menurut Manuaba (2010), kala III dimulai segera setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Berdasarkan hal diatas, tidak dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori.

Asuhan yang diberikan pada kala III yang meliputi pemeriksaan ada janin kedua atau tidak, memberikan oxytocin untuk membantu uterus berkontraksi baik, menjepit dan memotong tali pusat, melakukan PTT (Penegangan Tali Pusat Terkendali), mengeluarkan plasenta, melakukan rangsangan taktil (massase) uterus, memeriksa kelengkapan plasenta, menilai perdarahan dan laserasi, serta memfasilitasi penjahitan perineum.

Menurut penulis asuhan yang diberikan pada kala III tersebut sudah sesuai dengan teori yang ada.

Menurut teori Asuhan Persalinan Normal (APN) JNPK-KR/POGI (2008) bahwa manajemen aktif kala III antara lain pemberian oksitosin segera setelah bayi lahir, penegangan tali pusat terkendali, dan masase fundus uteri. Berdasarkan hal diatas, tidak dijumpai kesenjangan antara fakta dan teori.

Kala IV

Persalinan kala IV Ny.”T” berlangsung selama 2 jam pertama, perdarahan ± 150cc, dilakukan IMD. Menurut penulis Ny. “T” pada kala IV fisiologis dan termasuk normal serta perdarahan dalam batas normal tidak melebihi batas maksimal.

Menurut teori Manuaba (2010), kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam pertama post partum dan perdarahan dianggap masih normal jika jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc. Berdasarkan hal diatas, tidak ditemui adanya kesenjangan antara fakta dan teori.

Asuhan yang diberikan meliputi mengajarkan ibu dan keluarga untuk massase uterus, memastikan, memeriksa keaadan ibu dan bayi, mengobservasi 2 jam pp seperti TTV, kontraksi uterus, dan kandung kemih, perdarahan dan menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin, serta dekontaminasi tempat bersalin. Menurut penulis asuhan yang diberikan pada kala IV tersebut sudah sesuai dengan teori yang ada.

Menurut teori Asuhan Persalinan Normal (APN) JNPK-KR/POGI (2008) asuhan pasca persalinan 2 jam pp antara lain melakukan observasi pemeriksaan tanda –tanda vital: tekanan darah, nadi, suhu, tinggi fundus uteri, kontraksi uterus, keadaan kandung kemih, dan terjadinya perdarahan pada ibu setiap 15 menit pada 1 jam pertama pasca persalinan dan setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan. Berdasarkan hal diatas, tidak ditemui adanya kesenjangan antara fakta dan teori.