BAB II PENGELOLAAN KASUS
B. Asuhan keperawatan dengan masalah kebutuhan nutrisi
Status nutrisi seseorang, dapat dikaji dengan menggunakan pedoman A-B-C-D. A : Pengukuran antropometrik (antropometric measurements)
B : Data biomedis (biomedical data)
C : Tanda-tanda klinis status nutrisi (clinical signs) D : Diet (dietary)
27
Tabel 2.1 Pengkajian umum status gizi individu
Area pemeriksaan Tanda-tanda normal Tanda-tanda abnormal (malnutrisi) Penampilan umum dan
vitalitas
Gesit, energik, mampu beristirahat dengan baik
Apatis, lesu, tampak lelah
Berat badan Dalam rentang normal,
sesuai dengan usia dan tinggi badan
Berat badan kurang atau berlebih
Rambut Rambut bercahaya
berminyak tidak kering
Rambut kering kusam, pecah-pecah tipis, rapuh
Kulit Lembab, sedikit lembab,
turgor kulit baik
Kering, kusam,
pecah-pecah, pucat atau
berpigmen ada petekia
atau memar lemak
subkutan sedikit
Kuku Merah muda, keras Rapuh, pucat bentuk
seperti sendok
Mata Berbinar, jernih, lembab,
konjungtiva merah muda
Kering, konjungtiva
pucat atau merah kornea lembut
Lidah Merah muda, lembab Berwarna merah,
bengkak, ukuran lidah
bertambah atau
berkurang
Bibir Lembap, merah muda Bengkak, pecah-pecah
pada sudut bibir
Gusi Merah muda, lembab Bengkak, meradang,
mudah berdarah,
berbentuk seperti spon
Otot Kenyal, berkembang
dengan baik
Tonus otot lembek, dan tidak bekembang
Sistem pencernaan Nafsu makan baik,
eliminasi normal dan
teratur
Anoreksia, indigesti,
diare, konstipasi Sistem kardiovaskuler Nadi dan tekanan darah
normal, irama jantung normal
Frekuensi nadi
meningkat, tekanan darah meningkat, irama jantung abnormal (tidak teratur)
Sistem persarafan Refleks normal, waspada
perhatian baik, emosi stabil
Refleks menurun, emosi
tidak stabil, kurang
perhatian, bingung dan emosi labil
28 Berat badan normal anak usia 5 tahun:
Umur Berat badan ideal Tinggi badan ideal
5 tahun 14,7-18,4 Kg 87,2-109 Cm
Komponen-komponen pengkajian nutrisi meliputi: a. Pengukuran antropometrik
Metode pengaturan ini meliputi pengkajian ukuran dan proporsi ukuran dan proporsi tubuh manusia. Pengukuran antropometrik terdiri atas:
1. Tinggi badan. Pengukuran tinggi badan pada individu dewasa dan balita dilakukan dalam posisi berdiri tanpa alas kaki, sedangkan pada bayi dilakukan dalam posisi berbaring. Pada kasus-kasus tertentu, seperti pasien yang mengalami cedera dan fraktur tulang belakang, pengukuran dilakukan dalam posisi berbaring. Satuan tinggi badan adalah cm atau inci.
2. Berat badan. Alat ukur yang lazim digunakan untuk mengukur berat badan adalah timbangan manual, meskipun ada pula alat ukur yang menggunakan system digitalik elektrik. Hal-hal yang harus diperhatikan saat mengukur berat badan adalah :
a. Alat serta skala alat ukur yang digunakan harus sama setiap kali menimbang.
b. Pasien ditimbang tanpa alas kaki.
c. Pakaian diusahakan tidak tebal dan relatif sama beratnya setiap kali menimbang.
29
Dalam menilai berat badan pasien, kita perlu mempertimbangkan tinggi badan, bentuk rangka, proporsi lemak, otot, dan tulang, serta bentuk dada pasien. Disamping itu, kita juga perlu mengkaji kondisi patologis yang berpengaruh terhadap berat badan, seperti edema, splenomegali, asites, gagal jantung atau kardiomegali.
3. Tebal lipatan kulit. Pengukuran tebal lipatan kulit bertujuan untuk menentukan persentase lemak pada tubuh. Pengukuran ini mencerminkan massa otot, jumlah lemak di jaringan subkutan, dan status kalori. Selain itu, pengukuran ini juga digunakan untuk mengkaji kemungkinan malnutrisi. Berat badan normal, atau obesitas (Kamath, 1986). Area yang sering digunakan untuk pengukuran ini adalah lipatan kulit trisep, scapula, dan suprailiaka. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat pengukuran antara lain:
a. Anjurkan klien untuk membuka baju guna mencegah kesalahan pada hasil pengukuran.
b. Perhatikan selalu privasi dan rasa nyaman klien.
c. Dalam pengukuran, utamakan lengan klien yang tidak dominan.
d. Pengukuran dilakukan pada titik tengah lengan atas, antara akrpmion dan olekranon.
e. Ketika pengukuran dilakukan, anjurkan klien untuk relaks.
f. Alat yang digunakan adalah kaliper.
4. Lingkar tubuh. Umumnya, area tubuh yang digunakan untuk pengukuran ini adalah kepala, dada, dan otot bagian tengah lengan atas. Lingkar dada
30
dan kepala digunakan dalam pengkajian pertumbuhan dan perkembangan otak bayi. Sedangkan lingkar lengan atas (LLA) dan lingkar lengan otot atas (LOLA) digunakan untuk menilai status nutrisi. Satuan ukuran untuk LLA adalah sentimeter. LLA diukur dengan menggunakan alat ukur yang umum digunakan tukang jahit (tape around). Pengukuran dilakukan pada titik tengah lengan yang tidak dominan.
Lingkar pergelangan tangan merupakan area pengkajian yang digunakan untuk menilai bentuk atau kerangka tubuh manusia. Untuk mengukurnya, meteran diletakkan sekeliling bagian distal pergelangan tangan dekat prosesus stiloideus. Bila hasil pengukuran lebih dari 10,4 cm, kerangka atau bentuk tubuh dianggap besar. Jika hasilnya 9,6-10,4 cm kerangka atau bentuk tubuh dianggap sedang, dan jika kurang dari 9,6 cm dianggap kecil (Potter & Perry, 1992).
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakuakan pada klien merupakan penilaian kondisi fisik yamg berhubungan dengan masalah malnutrisi. Prinsip pemeriksaan ini adalah
head to toe yaitu dari kepala sampai ke kaki. Selanjutnya dilakukan pengamatan
terhadap tanda-tanda atau gejala klinis defesiensi nutrisi.
c. Pemeriksaan Biokimia
Nilai umum yang digunakan dalam pemeriksaanini adalah kadar total limfosit, albumin serum, zat besi, transferin serum, kreatinin, hemoglobin, hematokrit, keseimbangan nitrogen, dan tes antigen kulit (Barkaukus, 1995). Hasil
31
pemeriksaan laboratorium yang menunjukkan risiko status nutrisi buruk meliputi penurunan hemoglobin dan hematokrit, penurunan nilai limfosit, albumin serum kurang dari 3,5 gr/dl, dan peningkatan atau penurunan kadar kolestrol (Taylor, 1989).
d. Riwayat Diet
Kira-kira remaja putri disekolah menegah pernah mencoba diet sedikitnya satu kali, dan 40 % nya berdiet disembarang waktu. Untuk mengetahui riwayat diet seseorang,kita bisa melakukan wawancara mengenai status gizi, kesehatan, sosial-ekonomi, dan budaya orang tersebut, yang berpengaruh terhadap status nutrisinya. Analisis diet klien dapat dilakukan dengan menggunakan kelompok makanan harian (daily food groups) dan tabel komposisi makanan (food
composition table). Pengkajian asupan makanan dan pola makan meliputi
pengkajian dan informasi mengenai makanan yang biasa dikonsumsi, persiapan makanan, dan kebiasaan makan. Pola makan dan kebiasaan makan dipengaruhi oleh budaya, latar belakang etnis, status sosial ekonomi, dan aspek psikologi. Berikut adalah faktor resiko yang menyebabkan gangguan nutrisi
1. Riwayat diet
a. Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
b. Asupan makanan tidak adekuat
c. Diet yang salah atau ketat
d. Kurang persediaan makanan selama 10 hari atau lebih
e. Pemberian nutrisi melalui intravena ( total parenteral nutrisi) selama10 hari atau lebih
32
f. Tidak adekuatnya penyediaan bahan makanan
g. Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
h. Tidak adekuatnya fasilitas penyimpanan bahan makanan
i. Ketidakmampuan fisik
j. Lansia yang tinggal dan makan sendiri.
2. Riwayat penyakit (medis)
a. Adanya riwayat berat badan berlebih atau kurang
b. Penurunan berat badan dan tinggi badan
c. Mengalami penyakit tertentu
d. Riwayat pembedahan pada system gastrointestinal
e. Anoreksia
f. Mual dan muntah
g. Diare
h. Alkoholisme
i. Gangguan yang mengenai organ tertentu ( kanker, hati, ginjal, tiroid, dan paratiroid, serta penyakit adrenal).
j. Disabilitas mental
k. Kehamilan remaja
l. Terapi radiasi
3. Riwayat pemakaian obat-obatan : aspirin, antibiotika, antasida, depresan, agen hipersentivitas, agens anti inflamasi, agens
anti-33
neoplastik, digitalis, laksatif, diuretic, natrium klorida, dan vitamin atau preparat nutrient lain.
2. Analisa data
Tabel analisa data tanda dan gejala klinis defisiensi nutrisi
Bagian tubuh Tanda klinis Kemungkinan
kekurangan
Tanda umum Penurunan berat badan, lemah,
lesu rasa haus, adanya dehidrasi, pertumbuhan terhambat
Kalori, cairan,
vitamin A
Rambut Kusut, kekuningan, kekurangan
pigmen
protein
Kulit Adanya radang pada kulit atau
dermatitis.
Pada bayi terjadi dermatosis Adanya petechial hemorarhagik Eksema
Niasin, riboflavin, dan biotinemak,
Asam asetat Pirodoksin
Mata Fotofobia, atau penglihatan
ganda. Rabun senja Ribovlafin Vitamin A Mulut Stomatitis Glositis Riboflavin niasin, asam volat, sianokobalamin (vit B12), dan zat besi
Gigi Karies gigi Fluoride
Sistem neuromuskular Kejang Lemah otot Vitamin D Kalium
Tulang Riketsia Vitamin D
Sistem
gastrointestinal
Anoreksia atau nafsu makan menurun
Mual dan muntah
Tiamin
34 Sistem kardiovaskuler Adanya perdarahan Penyakit jantung Anemia Vitamin K Tiamin
Pirodoksin dan zat besi
Sistem saraf Kelainan mental
Kelainan saraf perifer
Sianokobalamin
3. Rumusan Masalah Penetapan Diagnosis
Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) ,(Tarwoto dan Wartonah,2006) diagnosis keperawatan terkait masalah nutrisi dibagi menjadi dua:
1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan.
2. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.
4. Perencanaan dan Implementasi
Penerapan intervensi keperawatan terkait masalah nutrisi bisa merujuk pada intervensi yang diterapkan secara umum pada klien dengan gangguan pemenuhan nutrisi. Akan tetapi, pada kasus-kasus tertentu, penerapan diagnosis diatas tersebut tentulah harus disesuaikan dengan kasus yang dihadapi.
No INTERVENSI RASIONAL
1. Dx:Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
1. Tingkatkan intake makanan 2. Jaga kebersihan mulut pasien 3. Bantu pasien makan jika
tidak mampu
4. Sajikan makanan yang mudah dicerna,dalam keadaan
1. Cara khusus untuk meningkatkan nafsu makan.
2. Mulut yang bersih meningkatkan nafsu makan.
3. Membantu pasien makan.
35 hangat,tertutup,berikan
sedikit-sedikit tapi sering. 5. Selingi makan dengan
minum.
6. Hindari makanan yang banyak mengandung gas. 7. Lakukan latihan pasif aktif.
intake makan.
5. Memudahkan makanan masuk.
6. Mengurangi rasa nyaman.
7. Menambah nafsu makan.
8. 2. Dx: Perubahan nutrisi lebih dari
kebutuhan tubuh.
1. Lakukan pengkajian kembali pola makan pasien.
2. Diskusikan dengan pasien tentang kelebihan makan. 3. Diskusikan motivasi untuk
menurunkan berat badan. 4. Kolaborasi dengan ahli diet
yang tepat.
5. Buat program latihan untuk olah raga.
6. Hindari makanan yang banyak mengandung lemak. 7. Berikan pengetahuan
kesehatan.
1. Informasi dasar untuk
perencanaan awal dan validasi data.
2. Membantu mencapai tujuan.
3. Membantu memecahkan
masalah.
4. Menentukan makanan yang
sesuai dengan paien.
5. Meningkatkan kebutuhan energi
6. Makanan berlemak banyak
menghasilkan energi 7. Memberi informasi dan
36 A. ASUHAN KEPERAWATAN KASUS 1. Pengkajian
PROGRAM DIII KEPERAWATAN FAKULTAS KEPERAWATAN USU
FORMAT PENGKAJIAN PASIEN DI RUMAH SAKIT
I.BIODATA
IDENTITAS PASIEN
Nama : An.A
Jenis kelamin : Laki-Laki
Umur : 5 tahun
Status perkawinan : Belum Kawin
Agama : Islam
Pendidikan : TK
Pekerjaan : -
Alamat : Jln.Bajak II Kel.Harjosari II Kec.Medan Amplas
Golongan darah : -
Tanggal pengkajian : 18 mei 2015
Tanggal operasi : -
37 II. KELUHAN UTAMA
An.A terlihat lemas, Ny.T mengatakan anaknya malas makan dan lebih suka jajan diluar.
III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG A. Provocative/palliative
a. Apa penyebabnya
An.A hanya sering makan pakai telur, dan sering tidak sarapan karena Ny. T bekerja dari pagi pulang siang hari.Ny.T mengatakan An.A tidak suka memakan sayuran dan lebih suka jajan diluar seperti es,permen dan kue pabrik. Keluarga Ny.T merupakan keluarga yang tidak berada sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan nutrisi anaknya.
b. Hal-hal yang memperbaiki keadaan
Tidak ada hal yang memperbaiki keadaan,karena keluarga Ny.T merupakan keluarga kurang mampu,dan An.A malas makan serta tidak suka makan sayuran dan sering jajan sembarangan tanpa pengawasan Ny.D.
B. Quantity/quality 1) Bagaimana dirasakan
Klien terlihat lemas karena asupan nutrisi yang di terima kurang dari kebutuhan tubuh.
38
Klien tampak lesu,kurus,konjungtiva anemis BB:12 kg, TB: 89 cm.
C. Severity
Ibu klien mengatakan badan anaknya lemah,sehingga terganggu dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
D. Time
Sampai saat ini klien tampak lemas dikarenakan klien tidak memakan makanan yang bergizi dan keluarga Ny.T kurang pengetahuan Serta kondisi ekonomi yang kurang.
IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami
Ny.T mengatakan penyakit yang sering dialami An.A adalah batuk, pilek dan demam dan Ny. T mengatakan jika An.A sakit hanya diberikan obat yang dibeli di warung dan Ny.T mengatakan tidak mempunyai biaya untuk berobat kedokter.
B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan
Ny.T mengatakan jika An.A sakit hanya diberikan obat yang dibeli di warung dan Ny.T mengatakan tidak mempunyai biaya untuk berobat kedokter.
C. Pernah dirawat/dioperasi
Ny.D mengatakan An.A tidak pernah di rawat ataupun dioperasi di rumah sakit.
D. Lama dirawat
39 E. Alergi
Pasien tidak memiliki riwayat alergi, baik alergi makanan ataupun alergi obat.
F. Imunisasi
Imunisasi klien lengkap.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang tua
Kedua orang tua klien tidak memiliki riwayat penyakit yang sama seperti klien.
Saudara kandung
Klien memiliki dua saudara kandung. kedua saudara klien tidak memiliki penyakit yang serius dan tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang sama seperti klien.
B. Penyakit keturunan yang ada
Tidak ada penyakit keturunan dikeluarga klien. C. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa. D. Anggota keluarga yang meninggal
Tidak ada anggota keluarga klien yang meninggal Penyebab meninggal
40 VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOSOSIAL
A.Persepsi pasien terhadap penyakitnya
Ny.T mengatakan berat badan anaknya adalah hal yang biasa untuk seumuran anaknya,dan Ny.T tidak mengetahui bahwa anaknya kurang gizi,Ny.T juga mengatakan anaknya kurus karena lasak.
B.Konsep diri
Gambaran diri : Ibu klien mengatakan tubuh anaknya
kurus dan menginginkan tubuh anaknya lebih gemuk.
Ideal diri : Ibu klien mengatakan ingin badan anaknya
lebih gemuk dan tidak lemas agar lebih bersemangat dalam melakukan aktivitas sehari-hari.
Peran diri : Ibu klien mengatakan klien anak kedua
dari tiga bersaudara,dan klien seorang murid di taman kanak-kanak.
Identitas : Ibu klien mengatakan klien anak kedua
dari tiga bersaudara,dan klien seorang murid di taman kanak-kanak.
41 C.Hubungan sosial
Orang yang berarti : Ibu klien mengatakan ibu,bapak dan
saudara kandungnya orang yang berarti bagi anaknya.
Hubungan dengan keluarga : Ibu klien mengatakan klien dekat dengan keluarganya terutama dengan ibunya. Hubungan dengan orang lain : Ibu klien mengatakan hubungan klien
dengan orang lain baik, tampak klien bermain-main dengan teman sebayanya.
D.Hambatan bersosialisasi : Ibu klien mengatakan klien tidak
mengalami hambatan berhubungan dengan orang lain.
E.Spiritual
Nilai dan keyakinan : Ibu klien mengatakan klien selalu berdoa bersama orang tua untuk kehidupannya yang lebih baik.
Kegiatan ibadah :Ibu klien mengatakan klien
shalatnya belum sempurna dan masih butuh bimbingan orang tua dalam beribadah.
42 VII. PEMERIKSAAN FISIK
A. Keadaan Umum
Klien tampak lesu, kurus, konjungtiva anemis,BB:12kg,TB:89cm. Ny.T mengatakan An.A malas makan tetapi hanya sering jajan diluar rumah, Kebutuhan gizi klien kurang dari kebutuhan tubuh,dikarenakan klien hanya sering makan 2 kali sehari dan hanya sering mengkonsumsi telur sebagai lauknya,disamping itu keluarga klien juga terhambat oleh status ekonomi sehingga tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi An.A.
B. Tanda-tanda vital Suhu tubuh : 36,5 0C Tekanan darah : 100/80mmhg Nadi : 80x/m Pernafasan : 22x/m TB : 89cm BB : 12 kg
C. Pemeriksaan Head to toe Kepala
Bentuk : bentuk kepala bulat
Ubun-ubun : normal, tidak ada ditemukan adanya
tonjolan
43
Rambut
Penyebaran dan keadaan rambut : penyebaran rambut tidak merata dan rambut tampak kusam dan kering.
Warna rambut : kemerahan
Wajah
Warna kulit : warna kulit wajah klien
sawo matang
Struktur wajah : simetris.
Mata
Kelengkapan dan kesimetrisan : kedua mata lengkap dan
simetris antara mata sebelah kanan dan kiri
Palbebra : normal, tidak ditemukan
adanya kelainan, dapat
menutup dan membuka mata
Konjungtiva : pucat
Pupil : diameter pupil normal,
reaksi terhadap cahaya baik.
Cornea dan iris : tidak dilakukan
pemeriksaan
Visus : tidak dilakukan pemeriksaan
44 Hidung
Tulang hidung dan posisi septum nasi : normal, dan letaknya di Medial
Lubang hidung : normal dan simetris antara
kanan dan kiri
Cuping hidung : normal dan tidak ada
Kelainan, tidak terdapat pernafasan cuping hidung. Telinga
Bentuk teling : bentuk antara telinga kanan dan kiri normal
Ukuran telinga : ukuran antara telinga kanan dan kiri
simetris
Lubang teling : tidak ditemukan adanya kelainan pada
lubang telinga, tidak ada otitis media
Ketajaman pendengaran : dapat mendengar dengan baik
Mulut dan faring
Keadaan bibir : bibir tampak kering,pecah-pecah.
Keadaan gusi : gusi tampak kering
Keadaan lidah : berwarna merah
Orofaring : tidak ditemukan adanya kelainan, tampak
klien tidak mengalami gangguan dalam menelan.
45 Leher
Posisi trachea : posisi trachea normal di bagian medial
Thyroid : tidak ditemukan adanya pembengkakan
pada thyroid
Suara : normal dan jelas
Kelenjar limfe : tidak ditemukan adanya pembengkakan
pada kelenjar limfe
Vena jugularis : tidak ditemukan adanya pembesaran pada
vena jugularis
Denyut nadi karotis : denyut nadi karotis teraba
Pemeriksaan integumen
Kebersihan : kulit tampak kering dan kusam
Kehangatan : kulit terasa hangat
Warna : kulit berwarna sawo matang
Turgor : kembali < 2 detik
Kelembaban : kulit tampak kering
Kelainan pada kulit : tidak ditemukan adanya kelainan pada kulit
Kuku : pada ujung kuku tampak pecah-pecah
Tonus otot : lembek
46 Pemeriksaan thoraks/dada
Inspeksi thoraks : simetris antara kanan dan kiri dan tidak ditemukan kelainan atau luka
Pernafasan : pernafasannya teratur 22x/menit
Tanda kesulitan bernafas : tidak ditemukan tanda kesulitan bernafas VIII.POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
I. Pola makan dan minum
Frekuensi makan : 2x/hari
Nafsu/selera makan : klien kurang selera makan. Klien hanya
sesekali menghabiskan makanan yang telah disediakan.
Nyeri ulu hati : tidak ditemukan adanya nyeri ulu hati
Alergi : klien tidak memiliki riwayat alergi
Mual dan muntah : klien tidak mengalami ataupun merasakan
mual dan muntah
Tampak memisahkan diri : klien tidak pernah memisahkan diri dengan keluarganya pada saat makan
Waktu pemberian makan : pagi hari pukul 07.30 WIB, siang hari pukul 13.00 WIB, dan malam hari pukul 20.00 WIB
Jumlah dan jenis makanan : klien makan makanan biasa yang telah disediakan oleh ibunya
Waktu pemberian minum : tidak ditentukan, sesuai dengan kebutuhan klien.
47
Masalah makan dan minum : klien tidak selera makan
dan hanya sesekali
menghabiskan makanannya. II. Perawatan diri/personal hygiene
Kebersihan tubuh : kebersihan tubuh klien baik
dan mandi 2 kali
sehari,rambut tampak bersih.
Kebersihan gigi dan mulut : gigi dan mulut tampak
bersih
Kebersihan kuku kaki dan tangan : kuku tangan dan kaki klien tampak bersih.
III. Pola kegiatan/aktivitas
Mandi, makan, BAB, BAK, ganti pakaian dilakukan klien secara mandiri.
IV. Pola eliminasi 1) BAB
Pola BAB : 1 x/hari
Karakter feses : tidak dilakukan pemeriksaan
Riwayat perdarahan : tidak ditemukan adanya
riwayat perdarahan
BAB terakhir : sehari yang lalu
Diare : klien tidak mengalami diare
48
2) BAK
Pola BAK : 4-5 kali sehari
Nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ditemukan nyeri/rasa terbakar/kesulitan saat BAK Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada riwayat penyakit
ginjal
Penggunaan diuretic : tidak menggunakan diuretik
Upaya mengatasi masalah : tidak ditemukan adanya
49 2. Analisa Data
No Data Etiologi Masalah
Keperawatan 1. Ds:
Ny.T mengatakan tidak
sanggup untuk memenuhi kebutuhan makan sehari hari. Dan Ny.T mengatakan anaknya malas makan dan tidak suka makan sayuran. Do: Klien tampak kurus,pucat,konjungtiva anemis,BB:12 kg,usia 5 tahun,TB:89 cm.Nafsu makan kurang,jarang menghabiskan porsi
makanan yanga disediakan.
Faktor ekonomi Kurang asupan makanan Penurunan frekuensi makan dan jumlah makanan Penurunan selera makan Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh
2. Ds:
Keluarga bertanya
mengenai bagaimana cara pemenuhan nutrisi yang seimbang.
Do:
Saat ditanya tentang
masalah kesehatan anaknya keluarga tampak bingung menjawab,mengatakan kalau masalah yang dialami anaknya sekarang adalah masalah biasa dan tidak perlu penanganan lebih lanjut. Kurang informasi mengenai nutrisi dan pemenuhannya Kurangnya pengetahuan Kurang pengetahuan.
50 3. Rumusan Masalah
Setelah analisa data dilakukan, dapat dirumuskan beberapa masalah kesehatan. Masalah yang muncul berdasarkan prioritas yang didasari kriteria yang harus ditangani dan segera. Berikut beberapa masalah yang muncul berdasarkan analisa data :
a) Kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh
b) Kurang pengetahuan
4. Diagnosa Keperawatan (Prioritas)
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhn tubuh berhubungan dengan asupan nutrisi yang tidak adekuat dan penurunan nafsu makan.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang terpaparnya informasi tentang nutrisi.
51 5. Perencanaan Keperawatan Hari/ Tanggal No. Dx Perencanaan Keperawatan Senin, 18 Mei 2015 1. Tujuan
Kebutuhan nutrisi terpenuhi. Kriteria Hasil
1. Klien akan mengkonsumsi kebutuhan nutrisi harian sesuai dengan aktivitas dan kebutuhan.
2. Berat badan klien meningkat, konjungtiva tidak anemis.
3. Selera makan meningkat
Rencana Tindakan Rasional
1. Kaji frekuensi
makan klien
perhari.
2. Kaji tentang nafsu makan klien.
3. Kaji tentang jumlah dan jenis makanan
yang dikonsumsi klien. 4. Kaji tanda-tanda vital,berat badan,tinggi badan klien. 5. Diskusikan bersama klien kemungkinan hilangnya nafsu makan. 6. Tawarkan makanan dalam jumlah
sedikit tapi sering. 7. Anjurkan keluarga
untuk memberikan makanan kesukaan. 8. Anjurkan klien agar
menjaga kebersihan mulut.
9. Anjurkan kepada
keluarga agar tidak memaksa anak saat makan.
1. Dengan mengkaji frekuensi
makan klien dapat
mengetahui pola makan dan kebiasaan makan klien.
2. Dengan mengkaji nafsu
makan klien kita dapat mengetahui porsi makanan yang di konsumsi klien.
3. Dengan mengkaji jumlah
dan jenis makanan yang dikonsumsi klien kita dapat mengetahui jumlah dan
jenis makanan yang
dikonsumsi klien dan
membuat intervensi
selanjutnya.
4. Dengan mengkaji berat dan tinggi badan klien kita dapat mengetahui apakah berat badan klien sesuai dengan berat badan anak usia 9 tahun.
5. Dengan mengidentifikasi
penyebab anoreksia kita