METODA PENGOMPOSAN SAMPAH
5.2 BAHAN-BAHAN YANG DAPAT DIKOMPOSKAN
Tidak semua sampah dapat dikomposkan, hanya sampah organik yang bersumber dari tanaman atau hewan yang dapat dikomposkan (tabel 5.1).
Tabel 5.1 Jenis-Jenis Sampah yang dapat Dikomposkan
Sampah organik yang BISA
dikomposkan
Sampah sayur-sayuran, sampah dapur daun, kulit telur, limbah buah-buahan, serbuk katu atau abu kayu, kotoran ternak (sapi, kambing,unggas)
Sampah organikyangsebaiknya TIDAKdikomposkan
Produk susu, keju, yogurt, daging, ikan dan tulang, minyak sayur, kulit salak, kulit kacang, kulit durian, kulit kelengkeng, klobot jagung, kulit kelapa, kotoran (hewan dan manusia), kain dan kertas
Sampah anorganik yang TIDAK BISAdikomposkan
Plastik, kaca, logam dan sampah B3
5.3
PENGOMPOSAN AEROB
Pengomposan aerob adalah proses dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses penguraian sampah organik. Proses pengomposan terbagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa- senyawa yang mudah terurai akan segera dimanfaatkan oleh bakteri mesofilik.
Berikut gambaran umum proses pengomposan aerob :
1. Proses pembusukan sampah dimulai oleh bakteri mesofilik pada suhu lingkungan(30oC) 2. Dari proses ini dioksidasi menjadi CO2yang menghasilkan panas
3. Dalam periode dua hari kemudian, suhu di dalam tumpukan sampah akan mencapai 45oC yang merupakan batas suhu bakteri mesophilik dapat hidup
4. Kegiatan pembusukan digantikan oleh jenis bakteri thermophilik selama lebih kurang dua minggu mendatang
5. Suhu tumpukan sampah terus naik sampai mencapi 65o-70oC, kegiatan mikroorganisme akan turun akibat panas yang tinggi kemudian turun kembali ke suhu normal
Proses pembusukan sampah secara aerob sangat tergantung dari kondisi lingkungan yang baik untuk kehidupan bakteri. Diperlukan udara dan kelembaban yang sesuai sebagai tambahan dari bahan makanan yang sudah tersedia di dalam sampah.
Tata Cara Pilihan Teknologi
17
Pengomposan aerob banyak diterapkan karena tidak menimbulkan bau, waktu pengomposan lebih cepat, temperatur proses pembuatannya tinggi sehingga dapat membunuh bakteri patogen dan telur cacing. Oleh karena itu, kompos yang dihasilkan lebih higienis.
5.3.1
PEMBUATAN KOMPOS SKALA RUMAH TANGGA DENGAN KERANJANG TAKAKURA
Pengomposan aerob skala rumah yang sangat terkenal dikalangan masyarakat adalah pengomposan dengan keranjang takakura. Keranjang ini disebut masyarakat sebagai keranjang sakti karena kemampuannya mengolah sampah organik dengan baik Pengompsan ini sangat cocok untuk kondisi :
1. rumah tangga yang beranggotakan 4-7 orang karena keranjang yang digunakan umumnya berukuran sekitar 40 cm x 25 cm x 70 cm
2. sampah rumah tangga yang diolah pada keranjang ini maksimal 1,5 kg per hari
Hal yang menarik dari metoda pengomposan ini adalah bentuknya yang praktis, bersih dan tidak berbau, sehingga aman digunakan di rumah. Berikut adalah cara pembuatan keranjang takakura :
Bahan utama yang dibutuhkan antara lain, bantal sekam, sampah organik dari rumah tangga, kompos matang, keranjang plastik dan kerdus
Tabel 5.2 Proses Pembuatan Keranjang Takakura
Gambar Keterangan
• Siapkan semua bahan yang dibutuhkan
• Siapkan keranjang plastik dan masukkan kerdus untuk melapisi keranjang. Atur posisi kerdus agar lebih rapih
• Fungsi kerdus adalah untuk menghindari masuknya serangga, mengatur kelembaban media, tekstur yang berpori sehingga menyerap dan membuang udara serta air
• Letakan satu set bantal sekam ke dalam keranjang
• Fungsi bantal sekam antara lain sebagai media mikroba yang akan mempercepat pembusukan sampah organik, memiliki rongga yang besar sehingga dapat menyerap air dan bau sampah, sifar sekam yang kering memudahkan pengontrolan kelemabban sampah yang akan menjadi kompos
• Media kompos dimasukkan ke dalam keranjang sebanyak ¾ bagian kemudian masukan sampah organik yang telah dipotong berukuran kecil
• Media kompos berfungsi sebagai aktivator bagi sampah organik yang akan dimasukkan
• Kemudian tutup dengan bantal sekam kedua berikutnya tutup keranjang dengan kain sebelum ditutup dengan plastik
5.3.2
PEMBUATAN KOMPOS RUMAH TANGGA DENGAN BAK/TONG PLASTIK
Komposter adalah suatu wadah atau tempat untuk mengolah sampah organik. Pengomposan dengan menggunakan komposter membutuhkan dua tong komposter per rumah untuk menjaga proses pembuangan sampah tetap berjalan secara berkelanjutan. Proses pembuatan kompos menggunakan komposter adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan tong komposter yang diberi lubang untuk sirkulasi udara
2. Kompos matang dimasukkan pada dasar tong dengan ketebalan sekitar 5cm. Kompos matang ini berfungsi untuk membantu penyerapan air yang masih terbawa sampah organik dari dapur atau sumber lain tidak dicampur dengan sampah anorganik
3. Sampah organik dari dapur atau sumber lain tidak dicampur dengan sampah anorganik 4. Sisa sayur mayur dikumpulkan dan dicacah hingga berukuran lebih dari 4 cm kemudian
dimasukkan ke dalam tong komposter
5. Untuk mengurangi bau yang mungkin timbul selama masa penguraian, setiap memasukkan sampah baru dapat dimasukkan juga kompos matang dengan perbandingan 1:1 (gambar 5.1). Demikian seterusnya secara kontinyu sampai tong komposter penuh
6. Kompos yang sudah matang dan berbau humus dapat segera diaplikasikan pada tanaman (gambar 5.2)
Media kompos dimasukkan ke dalam keranjang sebanyak ¾ bagian kemudian masukan sampah organik yang telah dipotong berukuran kecil
Media kompos berfungsi sebagai aktivator bagi sampah organik yang akan dimasukkan
Kemudian tutup dengan bantal sekam kedua berikutnya tutup keranjang dengan kain sebelum ditutup dengan plastik
5.3.2
PEMBUATAN KOMPOS RUMAH TANGGA DENGAN BAK/TONG PLASTIK
Komposter adalah suatu wadah atau tempat untuk mengolah sampah organik. Pengomposan dengan menggunakan komposter membutuhkan dua tong komposter per rumah untuk menjaga proses pembuangan sampah tetap berjalan secara berkelanjutan. Proses pembuatan kompos menggunakan komposter adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan tong komposter yang diberi lubang untuk sirkulasi udara
2. Kompos matang dimasukkan pada dasar tong dengan ketebalan sekitar 5cm. Kompos matang ini berfungsi untuk membantu penyerapan air yang masih terbawa sampah organik dari dapur atau sumber lain tidak dicampur dengan sampah anorganik
3. Sampah organik dari dapur atau sumber lain tidak dicampur dengan sampah anorganik 4. Sisa sayur mayur dikumpulkan dan dicacah hingga berukuran lebih dari 4 cm kemudian
dimasukkan ke dalam tong komposter
5. Untuk mengurangi bau yang mungkin timbul selama masa penguraian, setiap memasukkan sampah baru dapat dimasukkan juga kompos matang dengan perbandingan 1:1 (gambar 5.1). Demikian seterusnya secara kontinyu sampai tong komposter penuh
6. Kompos yang sudah matang dan berbau humus dapat segera diaplikasikan pada tanaman (gambar 5.2)
Media kompos dimasukkan ke dalam keranjang sebanyak ¾ bagian kemudian masukan sampah organik yang telah dipotong berukuran kecil
Media kompos berfungsi sebagai aktivator bagi sampah organik yang akan dimasukkan
Kemudian tutup dengan bantal sekam kedua berikutnya tutup keranjang dengan kain sebelum ditutup dengan plastik
5.3.2
PEMBUATAN KOMPOS RUMAH TANGGA DENGAN BAK/TONG PLASTIK
Komposter adalah suatu wadah atau tempat untuk mengolah sampah organik. Pengomposan dengan menggunakan komposter membutuhkan dua tong komposter per rumah untuk menjaga proses pembuangan sampah tetap berjalan secara berkelanjutan. Proses pembuatan kompos menggunakan komposter adalah sebagai berikut :
1. Menyiapkan tong komposter yang diberi lubang untuk sirkulasi udara
2. Kompos matang dimasukkan pada dasar tong dengan ketebalan sekitar 5cm. Kompos matang ini berfungsi untuk membantu penyerapan air yang masih terbawa sampah organik dari dapur atau sumber lain tidak dicampur dengan sampah anorganik
3. Sampah organik dari dapur atau sumber lain tidak dicampur dengan sampah anorganik 4. Sisa sayur mayur dikumpulkan dan dicacah hingga berukuran lebih dari 4 cm kemudian
dimasukkan ke dalam tong komposter
5. Untuk mengurangi bau yang mungkin timbul selama masa penguraian, setiap memasukkan sampah baru dapat dimasukkan juga kompos matang dengan perbandingan 1:1 (gambar 5.1). Demikian seterusnya secara kontinyu sampai tong komposter penuh
6. Kompos yang sudah matang dan berbau humus dapat segera diaplikasikan pada tanaman (gambar 5.2)
Tata Cara Pilihan Teknologi
19
Gambar 5.1 Metoda Pengisian Sampah pada Tong Komposter
Gambar 5.2 Hasil Akhir Berupa Kompos yang Diaplikasi Pada Tanaman
Aerasi dilakukan dengan mengaduk setiap 3 (tiga) hari sekali atau paling lambat seminggu sekali. Sampah didalam tong komposter akan mengalami penyusutan sehingga setiap tong sampah dapat menampung sekitar 1,5 kali kapasitasnya. Setelah penuh, maka ditutup dan didiamkan sampai sekitar sebulan dengan pengadukan sekali seminggu. Pengisian selanjutnya dilakukan pada tong komposter yang kedua. Pada saat tong komposter kedua penuh, diharapkan sampah di tong komposter pertama sudah seluruhnya menjadi kompos dan dapat dilakukan pengosongan, demikian seterusnya. Berikut adalah diagram proses pengomposan skala rumah tangga dengan tong/bak komposter sebagai berikut :
Tata Cara Pilihan Teknologi
19
Gambar 5.1 Metoda Pengisian Sampah pada Tong Komposter
Gambar 5.2 Hasil Akhir Berupa Kompos yang Diaplikasi Pada Tanaman
Aerasi dilakukan dengan mengaduk setiap 3 (tiga) hari sekali atau paling lambat seminggu sekali. Sampah didalam tong komposter akan mengalami penyusutan sehingga setiap tong sampah dapat menampung sekitar 1,5 kali kapasitasnya. Setelah penuh, maka ditutup dan didiamkan sampai sekitar sebulan dengan pengadukan sekali seminggu. Pengisian selanjutnya dilakukan pada tong komposter yang kedua. Pada saat tong komposter kedua penuh, diharapkan sampah di tong komposter pertama sudah seluruhnya menjadi kompos dan dapat dilakukan pengosongan, demikian seterusnya. Berikut adalah diagram proses pengomposan skala rumah tangga dengan tong/bak komposter sebagai berikut :
Tata Cara Pilihan Teknologi
19
Gambar 5.1 Metoda Pengisian Sampah pada Tong Komposter
Gambar 5.2 Hasil Akhir Berupa Kompos yang Diaplikasi Pada Tanaman
Aerasi dilakukan dengan mengaduk setiap 3 (tiga) hari sekali atau paling lambat seminggu sekali. Sampah didalam tong komposter akan mengalami penyusutan sehingga setiap tong sampah dapat menampung sekitar 1,5 kali kapasitasnya. Setelah penuh, maka ditutup dan didiamkan sampai sekitar sebulan dengan pengadukan sekali seminggu. Pengisian selanjutnya dilakukan pada tong komposter yang kedua. Pada saat tong komposter kedua penuh, diharapkan sampah di tong komposter pertama sudah seluruhnya menjadi kompos dan dapat dilakukan pengosongan, demikian seterusnya. Berikut adalah diagram proses pengomposan skala rumah tangga dengan tong/bak komposter sebagai berikut :
Gambar 5.3 Diagram Proses Pengomposan Rumah Tangga
5.3.3
KOMPOSTER RUMAH TANGGA (DITANAM)
Komposter ini adalah alat pengomposan sampah organik rumah tangga dengan memanfaatkan tong bekas yang ditanam ke dalam tanah. Komposter ini dikembangkan oleh Pusat Penelitian Pengembangan Permukiman (Puslitbangkim), Kementerian Pekerjaan Umum.
Lahan yang dibutuhkan untuk pemasangan komposter sebagai berikut : 1. lahan untuk komposter 2 m2
2. diameter galian bawah 800 mm 3. diameter galian atas 1.400 mm 4. kedalaman galian 900 mm
5. dasar komposter diletakkan minimum 30 cm di atas muka air tanah dan tutup 6. komposter di atas muka tanah setinggi 5 cm
Bahan yang digunakan dalam pembuatan komposter harus tahan korosi dan tahan terhadap sinar matahari. Bahan tersebut terdiri dari :
1. Tong plastik berukuran 50 cm x 80 cm x 110 cm, berfungsi untuk menampung dan mengolah sampah dapur
2. Pipa gas berfungsi menyalurkan gas hasil proses penguraian zat organik sehingga aman bagi pemakai
3. Dop pipa
4. Kasa sebagai penghalang serangga agar tidak bersarang dalam kompos Gambar 5.3 Diagram Proses Pengomposan Rumah Tangga
5.3.3
KOMPOSTER RUMAH TANGGA (DITANAM)
Komposter ini adalah alat pengomposan sampah organik rumah tangga dengan memanfaatkan tong bekas yang ditanam ke dalam tanah. Komposter ini dikembangkan oleh Pusat Penelitian Pengembangan Permukiman (Puslitbangkim), Kementerian Pekerjaan Umum.
Lahan yang dibutuhkan untuk pemasangan komposter sebagai berikut : 1. lahan untuk komposter 2 m2
2. diameter galian bawah 800 mm 3. diameter galian atas 1.400 mm 4. kedalaman galian 900 mm
5. dasar komposter diletakkan minimum 30 cm di atas muka air tanah dan tutup 6. komposter di atas muka tanah setinggi 5 cm
Bahan yang digunakan dalam pembuatan komposter harus tahan korosi dan tahan terhadap sinar matahari. Bahan tersebut terdiri dari :
1. Tong plastik berukuran 50 cm x 80 cm x 110 cm, berfungsi untuk menampung dan mengolah sampah dapur
2. Pipa gas berfungsi menyalurkan gas hasil proses penguraian zat organik sehingga aman bagi pemakai
3. Dop pipa
4. Kasa sebagai penghalang serangga agar tidak bersarang dalam kompos Gambar 5.3 Diagram Proses Pengomposan Rumah Tangga
5.3.3
KOMPOSTER RUMAH TANGGA (DITANAM)
Komposter ini adalah alat pengomposan sampah organik rumah tangga dengan memanfaatkan tong bekas yang ditanam ke dalam tanah. Komposter ini dikembangkan oleh Pusat Penelitian Pengembangan Permukiman (Puslitbangkim), Kementerian Pekerjaan Umum.
Lahan yang dibutuhkan untuk pemasangan komposter sebagai berikut : 1. lahan untuk komposter 2 m2
2. diameter galian bawah 800 mm 3. diameter galian atas 1.400 mm 4. kedalaman galian 900 mm
5. dasar komposter diletakkan minimum 30 cm di atas muka air tanah dan tutup 6. komposter di atas muka tanah setinggi 5 cm
Bahan yang digunakan dalam pembuatan komposter harus tahan korosi dan tahan terhadap sinar matahari. Bahan tersebut terdiri dari :
1. Tong plastik berukuran 50 cm x 80 cm x 110 cm, berfungsi untuk menampung dan mengolah sampah dapur
2. Pipa gas berfungsi menyalurkan gas hasil proses penguraian zat organik sehingga aman bagi pemakai
3. Dop pipa
Tata Cara Pilihan Teknologi
21
5. Tutup tong sebagai penutup agar proses pengomposan berjalan sempurna 6. Kerikil sebagai media pengering
Cara Pengoperasian Komposter : 1. Penyiapan sampah dapur
Simpan kantong plastik yang telah dilubangi kedua ujungnya di dalam ember, tiriskan air yang terkandung pada sampah