• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bayi Baru Lahir 1. Pengertian

Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran (Prawirohardjo, 2009. hal;237).

Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari (Muslihatun, 2010. hal;2).

Jadi, masa neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir.

2. Penilaian pertama bayi baru lahir a. Bayi cukup bulan

b. Air ketuban jernih, tidak bercampur mekonium c. Bayi menangis atau bernapas

d. Tonus otot bayi baik 3. Asuhan bayi baru lahir

a. Jaga kehangatan b. Bersihkan jalan napas

c. Keringkan dan tetap jaga kehangatan

d. Potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir

e. Lakukan Inisiasi Menyusui Dini dengan cara kontak kulit bayi dengan kulit ibu

f. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata

g. Beri suntikan vitamin K1 1 mg IM, di paha kiri anterolateral setelah Inisiasi Menyusui Dini

h. Beri imunisasi HB0 0,5 mL IM, dipaha kanan anterolateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin K1

(JNPK-KR, 2008. hal;126).

4. Aspek-aspek penting dari asuhan segera bayi yang baru lahir a. Jagalah bayi agar tetap hangat

1) Pastikan bayi tersebut tetap hangat dan terjadi kontak antara kulit bayi dengan kulit ibu

2) Gantilah handuk/kain yang basah, dan bungkus bayi tersebut dengan selimut dan jangan lupa memastikan bahwa kepala telah terlindung dengan baik untuk mencegah keluarnya panas tubuh

3) Pastikan bayi tetap hangat dengan memeriksa telapak bayi setiap 15 menit.

b. Kontak dini dengan ibu

1) Berikan bayi kepada ibunya secepat mungkin. Kontak dini antara ibu dan bayi penting untuk: kehangatan, mempertahankan panas yang benar pada bayi baru lahir, ikatan batin dan pemberian ASI.

2) Doronglah ibu untuk menyusui bayinya apabila bayi telah siap (dengan menunjukan refleks rooting). Jangan paksakan bayi untuk menyusu.

c. Pernapasan

Sebagian besar bayi akan bernapas secara spontan. Pernapasan bayi sebaiknya diperiksa secara teratur untuk mengetahui adanya masalah. 1) Periksa pernapasan dan warna kulit bayi setiap 5 menit

2) Jika bayi tidak segera bernapas, lakukan hal-hal berikut: a) Keringkan bayi dengan selimut atau handuk yang hangat b) Gosokan punggung bayi dengan lembut

3) Jika bayi masih belum mulai bernapas setelah 60 detik mulai resusitasi

4) Apabila bayi sianosis atau sukar bernapas berilah oksigen kepada bayi dengan kateter nasal atau nasal prongs.

d. Perawatan mata

Obat mata eritromisin 0,5% atau tetrasiklin 1 % dianjurkan untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit menular seksual). Obat mata perlu diberikan pada jam pertama setelah persalinan, yang lazim dipakai adalah larutan perak nitrat atau Neosporin dan langsung diteteskan pada mata bayi segera setelah bayi lahir (Prawirohardjo, 2011. hal;N-31-N-32).

5. Tanda-tanda bayi baru lahir normal

Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda-tanda kegawatan atau kelainan menunjukan suatu penyakit.

Tanda-tanda bayi baru lahir normal : a. Berat badan : 2500-4000 gram b. Panjang badan : 48-52 cm c. Lingkar kepala : 33-35 cm d. Llingkar dada : 30-38 cm

e. Denyut Jantung : 120-160 x/menit f. Pernapasan : 40-60 x/menit

g. Kulit kemerahan dan licin karena jaringan dan adanya verniks kaseosa h. Rambut lanugo terlihat, rambut kepala biasanya sudah sempurna i. Kuku agak panjang dan lepas

j. Genetalia : jika perempuan labia mayora telah menutupi labia minora, jika laki-laki testis sudah turun.

6. Kunjungan ulang

Menurut JNPK-KR, 2008. hal;137, mengatakan terdapat minimal tiga kali kunjungan ulang bayi baru lahir:

a. Kunjungan I : pada usia 6-48 jam b. Kunjungan II : pada usia 3-7 hari c. Kunjungan III : pada usia 8-28 hari 7. Refleks Pada Bayi

a. Refleks menghisap ( sucking refleks )

Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika anda menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi. Refleks menghisap

terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yang ditempatkan di mulut mereka. Refelks menghisap memudahkan bayi yang baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda-beda. Sebagian bayi yang baru lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu.

b. Refleks Menggenggam ( palmar grasp refleks )

Grasping refleks adalah refleks gerakan jari - jari tangan mencengkram benda-benda yang disentuhkan ke bayi, indikasi syaraf berkembang normal hilang setelah 3 - 4 bulan bayi akan otomatis menggenggam jari ketika anda menyodorkan jari telunjuk kepadanya. Refleks menggenggam terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi akan merespon dengan cara menggenggamnya kuat.

c. Refleks mencari ( rooting refleks )

Rooting refleks terjadi ketika pipi bayi diusap ( dibelai ) atau disentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya kearah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan. Refleks digantikan dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang baru lahir, karena dengan begitu dia dapat menentukan susu ibu untuk meperoleh makanan.

d. Refleks Moro

Refleks Moro adalah suatu respon tiba-tiba pada bayi yang baru lahir yang terjadi akibat suara atau gerakan yang mengejutkan. e. Refleks Babinski

Refleks primitif pada bayi berupa gerakan jari - jari mencengkram ketika bagian bawah kaki diusap, indikasi syaraf berkembang dengan normal hilang diusia 4 bulan.

f. Refleks Swallowing

Refleks swallowing adalah refleks gerakan menelan benda-benda yang didekatkan ke mulut, memungkinkan bayi memasukkan makanan ada secara permainan tapi berubah sesuai pengalaman. g. Refleks Tonic Neck

Disebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang pada sekitar usia 5 bulan. Saat kepala bayi digerakkan kesamping, lengan pada sisi tersebut akan lurus dan lengan yang berlawanan akan menekuk (kadang-kadang pergerakan akan sangat halus atau lemah). Jika bayi baru lahir tidak mampu untuk melakukan posisi ini atau jika reflek ini terus menetap hingga lewat usia 6 bulan, bayi dimungkinkan mengalami gangguan pada neuron motorik atas. Berdasarkan penelitian, refleks tonick neck merupakan suatu tanda awal koordinasi mata dan kepala bayi yang akan menyediakan bayi untuk mencapai gerak sadar.

D. Nifas

1. Pengertian

Masa nifas atau puerperium dimulai dari sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Prawirohardjo, 2010. hal;356).

Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas ini berlangsung selama 6 minggu (Prawirohardjo, 2009. hal;122).

Masa nifas adalah masa dari kelahiran plasenta dan selaput janin (menandakan akhir periode intrapartum) hingga kembalinya traktus reproduksi wanita pada kondisi hamil (Prawirohardjo, 2007. hal;958).

Jadi, masa nifas adalah masa dimulai beberapa jam sesudah lahirnya plasenta sampai 6 minggu postpartum.

2. Perubahan-perubahan fisiologis, yaitu: a. Perubahan fisik

1). Uterus

Involusi uterus meliputi reorganisasi dan pengeluaran desidua/endometrium dan eksfoliasi tempat perlekatan plasenta yang ditandai dengan penurunan ukuran dan berat serta perubahan pada lokasi uterus juga ditandai dengan warna dan jumlah lokhea.

Uterus, segera setelah pelahiran bayi, plasenta, dan selaput janin, beratnya sekitar 1000 gram. Berat uterus menurun sekitar 500 gram pada akhir minggu pertama pascapartum dan kembali pada berat yang biasanya pada saat tidak hamil, yaitu 70 gram pada minggu kedelapan pascapartum.

2). Lokhea

Lokhea adalah istilah untuk sekret dari uterus yang keluar melalui vagina selama puerperium. Karena perubahan warnanya, nama deskriptif lochea berubah: lochea rubra, serosa, atau alba. a) Lokhea Rubra berwarna merah karena mengandung darah. Ini

adalah lokhea pertama yang mulai keluar segera setelah pelahiran dan dan teru berlanjut selama dua hingga tiga hari pertama postpartum. Lokhea rubra terutama mengandung darah dan jaringan residu.

b) Lokhea Sanguinolenta mulai keluar setelah 3-7 hari postpartum berwarna merah kekuningan yang berisi darah dan lendir.

c) Lokhea Serosa mulai terjadi sebagai bentuk yang lebih pucat dari lokhea rubra, dan serosa berwarna merah muda. Lokhea ini berhenti sekitar tujuh hingga delapan hari kemudian dengan warna merah muda, kuning, atau putih hingga transisi menjadi lokhea alba. Lokhea serosa terutama mengandung cairan serosa, jaringan desidu, leukosit, dan eritrosit.

d) Lokhea Alba mulai terjadi sekitar hari kesepuluh postpartum dan hilang sekitar periode dua hingga empat minggu. Pada beberapa wanita, lokhea tetap ada pada saat pemeriksaan postpartum warna lokhea alba putih krem dan terutama mengandung leukosit dan sel desidua (Varney, 2007. hal;960).

c. Laktasi/pengeluaran ASI

e. Perubahan psikis. 3. Tujuan asuhan masa nifas

a. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis

b. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun bayinya

c. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana, menuyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.

d. Memberikan pelayanan keluarga berencana (Prawirohardjo, 2006. hal;122).

4. Tahapan masa nifas

Adapun tahapan-tahapan masa nifas (postpartum/puerperium) adalah : a. Puerperium dini : masa kepulihan, yakni saat-saat ibu dibolehkan berdiri

dan berjalan-jalan.

b. Puerperium intermedial : masa kepulihan menyeluruh dari organ-organ genital, kira-kira antara 6-8 minggu.

c. Remot puerperium : waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi (Fitramaya, 2008. hal;2).

5. Kunjungan masa nifas

Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan menangani masalah-masalah yang terjadi.

a. Kunjungan I (6-8 jam setelah persalinan), tujuannya: 1) Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri

2) Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan dan rujuk bila perdarahan berlanjut

3) Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri 4) Pemberian ASI awal

5) Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir

b. Kunjungan II (6 hari setelah persalinan), tujannya:

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal (uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau)

2) Menilai adanya infeksi atau perdarahan abnormal

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat 4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit

5) Memberikan konseling pda ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. c. Kunjungan III (2 minggu setelah persalinan)

1) Memastikan involusi uterus berjalan normal (uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus, tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau)

2) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi atau perdarahan abnormal

3) Memastikan ibu mendapatkan cukup makanan, cairan dan istirahat 4) Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak memperlihatkan

tanda-tanda penyulit

5) Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari. d. Kunjungan IV (6 minggu setelah persalinan), tujuannya :

1) Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit yang ibu atau bayi alami.

2) Memberikan konseling untuk KB secara dini.

E. Keluarga Berencana (KB)

Dokumen terkait