Bentuk penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2010:8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Data dalam penelitian ini didapat dari kuisioner yang disebarkan ke seluruh responden yang kemudian diolah dengan menggunakan SPSS 16. Hasil data yang ada digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan.
3. 2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di PT Fauzi Haya Tour&Travel, yang beralamat di Jl Amal No.24 Sunggal-Medan.
3. 3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi
Populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah wilayah penelitian(Juliandi Azuar dan Irfan, 2013). Bungin dalam Siregar (2012:30) menjelaskan bahwa populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh –
tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek – objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.”
Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen PT Fauzi Haya Tour&Travel. Dalam penelitian ini populasi bersifat tidak normal atau invinitif disebabkan jumlah konsumen yang memperoleh informasi dan melakukan word of mouth pada PT Fauzi Haya Tour&Travel tidak diketahui secara pasti atau tidak terbatas.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah prosedur pengambilan data dimana hanya sebagian populasi saja yang diambil dan dipergunakan untuk menentukan sifat serta ciri yang dikehendaki dari suatu populasi (Siregar, 2012:30). Menurut Juliandi dan Irfan (2013:50) “Sampel adalah wakil – wakil dari populasi”.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian menggunakan multi stage sampling yang dapat dibedakan sebagai berikut:
a. Purpose Sampling
Dikenal juga dengan sampling pertimbangan. Purposing sampling ialah teknik sampling yang digunakan peneliti jika peneliti mempunyai pertimbangan- pertimbangan tertentu di dalam pengambilan sampelnya atau penentuan sampel untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu, sampling ini cocok untuk studi kasus yang mana aspek dari kasus tunggal yang representatif diamati dan dianalisis.
Berdasarkan defenisi di atas, peneliti memberikan kriteria yang dapat menjadikan seseorang menjadi sampel, adalah konsumen yang menggunakan jasa
dan membeli tiket pesawat PT Fauzi Haya Tour & Travel yang disebabkan oleh word of mouth communication
b. Accidental Sampling
Adalah teknik penentuan sampel berdasarkan faktor spontanitas, artinya siapa saja yang secara tidak sengaja bertemu dengan peneliti dan sesuai dengan karakteristik (ciri - cirinya), maka orang tersebut dapat digunakan sebagai sampel (responden). Setelah responden yang ditentukan terpenuhi, maka pengambilan sampel secara spontan dihentikan.
Populasi dalam penelitian ini tidak diketahui jumlahnya, maka untuk menentukan jumlah sampel digunakan rumus (Suharso, 2009:63-64):
n = p . q ( Z �/2 / e )2
Keterangan:
n : Jumlah sampel
p : Proporsi smpel yang memiliki ciri spesifik (x/n) q : Kesalahan estimasi
Z �/2 : Nilai dari tabel fungsi normal (berdasarkan tingkat keyakinan)
Dalam penelitian ini tingkat keyakinan ditentukan 95% maka nilai Z �/2 = 1,96, tingkat kesalahan penarikan sampel sebesar 10% dan nilai p dan q tidak diketahui, maka dianggap memiliki proporsi yang sama sehingga p.q = (0,5).(0,5) = o,25 sehingga diperoleh besaran sampel:
n = (0,5).(0,5) (1,96/0,1)2 n = (0,25) (19,6)2
n = (0,25) (384,16)
n = 96,04 dibulatkan menjadi 96 orang.
Maka, sampel dalam penelitian ini sebanyak 96 orang.
3. 4 Hipotesis
Menurut Siregar Sofyan (20120:38) “hipotesis merupakan pernyataan sementara yang masih lemah kebenarannya, maka perlu diuji kebenarannya”. Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat dugaan sementara mengenai hubungan antara dua variabel atau lebih.
Adapun perumusan hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesis alternatif. Menurut Sugiyono (2010:68) “hipotesis alternatif adalah hipotesis yang menyatakan adanya hubungan atau pengaruh antara variabel dengan variabel lain.
Ho : Tidak terdapat pengaruh antara organic word of mouth dan amplified word of mouth terhadap keputusan penggunaan jasa di PT Fauzi Haya Tour&Travel.
H1 : Terdapat pengaruh antara organic word of mouth terhadap keputusan penggunaan jasa di PT Fauzi Haya Tour&Travel.
H2 : Terdapat pengaruh antara amplified word of mouth terhadap keputusan penggunaan jasa di PT Fauzi Haya Tour&Travel.
H3 : Terdapat pengaruh antara organic word of mouth dan amplified word of mouth terhadap keputusan penggunaan jasa di PT Fauzi Haya Tour&Travel.
3. 5 Defenisi Konsep
Definisi konsep yaitu suatu definisi yang masih berupa konsep dan maknanya masih sangat abstrak walaupun secara intuitif masih bisa dipahami maksudnya. Tujuannya adalah untuk memudahkan pemahaman dan menghindari terjadinya interpretasi ganda dari variabel yang diteliti. Oleh karena itu, untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang akan diteliti, maka penulis mengemukakan defenisi konsep dari penelitian, adalah sebagai berikut :
1. Organic Word Of Mouth
Organic Word Of Mouth adalah Word Of Mouth yang terjadi secara alami, orang yang merasa puas pada sebuah produk akan membagi antusiasme mereka.
2. Amplified Word Of Mouth
Amplified Word Of Mouth adalah Word Of Mouth yang terjadi karena didesain oleh perusahaan.
3. Keputusan Pembelian
Keputusan pembelian adalah merupakan suatu keputusan sebagai pemilihan suatu tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif.
3. 6 Defenisi Operasional
Menurut Siregar (2012:10) “Variabel bebas (independent) adalah variabel yang menjadi sebab atau merubah / mempengaruhi variabel lain (variabel dependent). Juga sering disebut dengan variabel bebas, prediktor, stimulus, eksogen atau antecedent”. Adapun yang menjadi variabel bebas dari penelitian ini
adalah Word of Mouth Communication yaitu suatu bentuk promosi yang berupa rekomendasi dari mulut ke mulut tentang kebaikan dalam suatu produk atau jasa.
Sedangkan variabel terikat (dependent variabel) merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel lain (variabel bebas). Variabel ini juga sering disebut variabel terikat, variabel respons atau endogen”. Variabel dependen pada penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen di PT Fauzi Haya Tour&Travel.
Tabel 3. 1 Variabel Operasional
Variabel Definisi Indikator Skala
OrganicWord Of Mouth (X1) Organic Word Of Mouth adalah informasi yang diberikan secara lisan yang terjadi secara alami, oleh konsumen yang merasa puas pada PT. Fauzi Haya Tour & Travel.
1. Pelayanan yang ramah 2. Kecepatan pelayanan. 3. Kecekatan Pelayanan. Likert Amplified Word Of Mouth (X2) Amplified Word Of Mouth adalah informasi yang 1. publisitas 2. Suasana tempat Likert
terjadi karena didesain oleh PT. Fauzi Haya Tour & Travel. 3. Kebersihan tempat 4. Lokasi strategis Keputusan Penggunaan Jasa (Y) Keputusan pembelian adalah keputusan yang dibuat sendiri oleh calon konsumen untuk membeli produk PT. Fauzi Haya Tour & Travel.
1. Pengenalan kebutuhan 2. Pengenalan Informasi 3. Evaluasi alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku pasca pembelian Likert
3. 7 Teknik Pengumpulan Data
Adapun jenis dan sumber data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh penulis dari kuisioner yang telah diisi oleh responden yaitu konsumen atau pengunjung PT Fauzi Haya Tour&Travel mengenai word of mouth communication atau komunikasi pemasaran mulut ke mulut.
b. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data mengenai sejarah PT Fauzi Haya Tour&Travel, serta data – data lainnya yang berkaitan dengan rumusan masalah peneliti yang diperoleh dari pihak PT Fauzi Haya Tour&Travel.
Teknik data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Daftar pertanyaan (quitionarie)
Angket (quitionaie) adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya untuk dijawab responden terpilih dan merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efesien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian (Suharso, 2009:89).
Menurut Sugiyono (1999:5) “Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang paling efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang diharapkan dari responden”. Adapun teknik ini dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan, kemudian daftar pertanyaan tersebut diberikan kepada seluruh responden untuk dijawab. Pertanyaan yang telah dijawab diberikan skor likert.
b. Wawancara
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini merupakan wawancara tidak terstruktur yaitu dengan cara berdiskusi kepada pihak-pihak yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu pihak pengelolaan dan konsumen PT Fauzi Haya Tour&Travel.
Menurut Sugiyono (1999:132) “wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengap untuk pengumpulan datanya”.
Pada umumnya wawancara tidak terstruktur bisa dilakukan dengan cara tatap muka (Suharso, 2009:87).
c. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi dilakukan dengan cara meninjau dokumen-dokumen organisasi yang berisi tentang sejarah organisasi, struktur organisasi, jumlah karyawan, jumlah data rata-rata konsumen. Studi dokumentasi juga dapat dilakukan dengan cara mempelajari jurnal organisasi, internet, literature, majalah dan sumber-sumber lain yang dapat mendukung penelitian ini.
3. 8 Skala Pengukuran Variabel
Tujuan dari teknik skala pengukuran sebuah variabel adalah untuk mengetahui karakteristik variabel berdasarkan ukuran tertentu, sehingga dapat dibedakan dan bahkan diurutkan berdasar atas karakteristik variabel tersebut (Suharso 2009:43). Skala yang digunakan untuk setiap variabel dalam penelitian ini menggunakan skala Likert. Menurut Siregar Sofiyan (2012:12) “skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena tertentu”.
Adapun skala pengukuran variabel terhadap jawaban responden yaitu: Tabel 3. 2 Instrumen Skala Likert
No Alternatif Jawaban Skor
1 Sangat Setuju 5
2 Setuju 4
3 Ragu – Ragu 3
4 Tidak Setuju 2
3. 9 Teknik Analisis Data 3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kusioner. Menguji validitas berarti menguji sejauhmana ketepatan atau kebenaran suatu instrument sebagai alat ukur variabel penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013). Menurut Siregar (2012:46) “validitas atau kesasihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang diukur”.
Suatu instrument adalah tepat untuk digunakan sebagai ukuran suatu konsep jika memiliki tingkat validitas yang tinggi, sebaliknya validitas rendah mencerminkan bahwa instrument kurang tepat untuk diterapkan (Suharso 2009:108).
Suatu skala pengukuran untuk menentukan valid atau tidaknya adalah sebagai berikut :
1. Jika rhitung >rtabel, maka pernyataan dikatakan valid 2. Jika rhitung <rtabel,makapernyataandikatakantidakvalid
Adapun jumlah responden (n) dalam penelitian ini adalah sebanyak 96 orang, maka nilai rtabel = 0,195
3.9.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejumlah mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula (Siregar 2012:55). Menurut Juliandi dan Irfan, 2013 “tujuan pengujian reliabilitas adalah untuk melihat
apakan instrument penelitian merupakan instrument yang handal dan dapat dipercaya”.
Pengujian reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana suatu pengukur dapat menunjukkan akurasi dan konsistensi butir pertanyaan dengan menggunakan pengukur Alpha Cronbach. Metode Alpha Cronbach digunakan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang tidak mempunyai pilihan benar atau salah maupun ya atau tidak melainkan untuk menghitung reliabilitas suatu tes yang mengukur sikap atau perilaku (Siregar 2012:56). Kriteria suatu instrument penelitian dikatakan Reliable dengan mengguna teknik Alpha Cronbach, bila koefisien reliabilitas (rII) > 0,6.
3.9.3 Uji Asumsi Klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, perlu dilakukan pengujian asumsi klasik terlebih dahulu agar data sampel yang diolah benar-benar dapat mewakili populasi secara keseluruhan. Uji asumsi klasik meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, dan Uji Heteroskedastisitas.
3.9.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen maupun dependen mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Dalam penelitian ini diguanakan cara analissi plot grafik histogram dan uji Kolmogorov-smirnov (Uji K-S).
3.9.3.2 Uji Multikolinearitas
Tujuan dari uji multikolinearitas adalah untuk menguji adanya korelasi antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi adalah dengan cara melihat nilai variance inflation factor (VIF). Jika nilai VIF lebih besar dari 10, maka terjadi multikolinearitas.
3.9.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model inilah yang diharapkan terjadi. Jika variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lainnya berbeda, maka terjadi heteroskedastisitas.
3.9.4 Analisis Regresi Linear Berganda
Analisis regresi digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, dan untuk mrnunjukkan arah hubungan antara variabel dependen dengan variabel independen. Variabel dependen diasumsikan random/stokastik, yang berarti mempunyai distribusi probabilistic. Variabel independen diasumsikan memiliki nilai tetap (dalam pengambilan sampel yang berulang). Adapun bentuk persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
Y = b1 X1 + b2 X2 + e Keterangan:
Y = Keputusan Penggunaan jasa X1 = organic word of mouth X2 = amplified word of mouth b1, b2 = koefisien arah regresi e = standar error
3.9.5 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis adalah analisis data yang paling penting karena berperan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan membuktikan hipotesis penelitian (Juliandi dan Irfan, 2013). Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini diuji dengan regresi linear berganda.
Adapun cara yang digunakan untuk menganalisis yaitu:
3.9.5.1 Uji Hipotesis Parsial (Uji t)
Menurut Siregar (2012:304) “tujuan dilakukan uji signifikan secara parsial variabel bebas (Independent) terhadap variabel tak bebas (dependent) adalah untuk mengukur secara terpisah kontribusi yang ditimbulkan dari variabel bebas (independet) terhadap variabel tak bebas (dependent)”.
Uji t menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel secara individual terhadap variabel terikat. Kriteria pengambilan keputusan adalah :
Ho diterima jika thitung < ttabel pada α = 0.05 Ha diterima jika thitung > ttabel pada α = 0.05
3.9.5.2 Uji Signifikansi Simultan ( Uji F)
Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel-variabel independen, yaitu organic word of mouth (X1) dan amplified word of mouth (X2) secara stimultan terhadap variabel dependen yaitu keputusan penggunaan jasa (Y). Formulasi uji statistik F adalah sebagai berikut:
Uji F = R2/ k (1 – R2)/(n – k – 1)
Keterangan:
F = diperoleh dari tabel distribusi k = jumlah variabel independen R2 =koefisien determinasi ganda n = jumlah sampel
Dengan kaidah pengambilan keputusan sebagai berikut:
- Jika Fhitung> Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti bahwa kedua faktor tersebut secara simultan mempengaruhi keputusan penggunaan jasa.
- Jika Fhitung< Ftabel pada tingkat kepercayaan 95% (α = 0,05), maka terbukti bahwa kedua faktor tersebut secara simultan tidak mempengaruhi keputusan penggunaan jasa.
3.9.6 Uji Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Jika R2 semakin besar (mendekati
satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar terhadap variabel terikat (Y). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika R2 semakin kecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat.
4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian