• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bidang Akuntansi Manajemen

Dalam dokumen Tinjauan Atas Good Corporate Governance (Halaman 36-40)

5. Peran Akuntansi dalam Menyukseskan Penerapan Good Corporate Governance

5.2. Bidang Akuntansi Manajemen

Oleh karena akuntansi manajemen hanya ditujukan untuk melayani keperluan informasi para pemakai internal, yaitu pihak manajemen perusahaan, maka dukungan bidang akuntansi ini terhadap terciptanya good corporate governance tidaklah terlihat secara langsung. Uraian-uraian berikut ini akan mencoba menggambarkan bagaimana bidang akuntansi manajemen dapat memberikan kontribusinya bagi keberhasilan dan peningkatan aplikasi

good corporate governance. Topik-topik terkait meliputi antara lain masalah efisiensi, dukungan dalam proses pengambilan keputusan yang optimal, pengukuran kinerja, perhitungan dan penetapan renumerasi yang wajar, serta penyiapan strategi yang dapat meningkatkan posisi saing dan tentunya juga kinerja perusahaan.

Dalam akuntansi manajemen dikenal sistem pengendalian biaya (cost

control systems) yang terdiri dari akuntansi biaya dan manajemen biaya.

Akuntansi biaya bertujuan untuk menghitung dan mengalokasikan biaya kepada produk sehingga harga pokok produk dapat ditetapkan secara benar, akurat dan dalam jumlah yang wajar. Meskipun aspek efisiensi juga ikut menjadi perhatian, namun fokus utama akuntansi biaya ini adalah kepada kandungan biaya (cost containment). Sebaliknya manajemen biaya terarah terutama kepada tujuan untuk menurunkan biaya dan perbaikan yang berkelanjutan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa keduanya bertujuan agar perusahaan dapat menghasilkan produk yang efisien dan harga pokoknya telah dihitung secara benar dan akurat sesuai dengan tata cara perhitungan akuntansi biaya. Hal ini jelas akan sangat membantu manajemen dalam mengelola perusahaan secara benar, baik, dan efisien, yang tentunya akan memberikan kontribusi yang berarti juga bagi aplikasi good corporate governance.

Dengan tersedianya informasi akuntansi manajemen (terutama informasi biaya) pihak manajemen akan lebih mudah dalam proses pengambilan keputusan. Semakin baik informasi yang dipersiapkan oleh akuntansi manajemen, maka akan semakin baik pula kualitas keputusan yang dibuat manajemen. Keputusan yang terbaik tentunya akan memberikan profit yang

optimal bagi perusahaan. Profit yang optimal tentu akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham, manajemen, dan karyawan perusahaan dan jelas sejalan dengan tujuan dari aplikasi good corporate governance.

Pengukuran kinerja sebuah perusahaan secara keseluruhan dan juga kinerja bagian ataupun unit-unit perusahaan (termasuk manajernya) merupakan salah satu fungsi penting dalam perusahaan. Pengukuran kinerja ini bertujuan untuk memotivasi manajemen dan karyawan untuk mencapai tujuan perusahaan serta mencegah mereka berperilaku menyimpang dari yang diinginkan guna dapat tercapainya tujuan tadi. Dengan demikian jelas bahwa pengukuran kinerja diharapkan akan memberikan pengaruh positif bagi peningkatan kinerja perusahaan. Hal ini tentu secara tidak langsung akan membantu berhasilnya aplikasi good corporate governance dalam perusahaan. Begitu pula halnya akuntansi manajemen juga berperan dalam analisis dan penentuan besarnya jumlah renumerasi yang wajar bagi manajemen maupun anggota dewan direksi dan dewan komisaris. Akhir-akhir ini dalam akuntansi manajemen berkembang sistem pengukuran kinerja yang tidak hanya terfokus kepada aspek keuangan. Sistem ini dikenal sebagai Balanced Scorecard yang meskipun masih menganggap kinerja keuangan sebagai salah satu kriteria penting, tetapi sudah mengikut sertakan aspek nonkeuangan sebagai kriteria pengukuran, seperti aspek pelanggan, internal proses, dan aspek pembelajaran dan pertumbuhan.

Keberhasilan sebuah perusahaan dalam memenangkan persaingan dan sekaligus mencapai kinerja yang tinggi sangat ditentukan oleh apa dan bagaimana strategi yang digunakannya. Strategi merupakan langkah-langkah tindakan guna mewujudkan tujuan dan misi perusahaan. Dua strategi yang utama terdiri atas product differentiation dan cost leadership. Differentiation adalah strategi berupa penciptaan dan pemeliharaan produk yang unik menurut persepsi konsumen, sementara cost leadership adalah strategi untuk menghasilkan produk berkualitas dengan biaya yang termurah. Untuk dapat menjalankan strategi-strategi ini, akuntansi manajemen amat berperan dalam penyediaan informasi yang diperlukan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa akuntansi manajemen—meskipun tidak terlihat secara

langsung—juga ikut membantu memberhasilkan aplikasi good corporate governance.

6. Penutup

Buruknya pelaksanaan corporate governance selama ini di berbagai negara Asia termasuk Indonesia dipandang merupakan salah satu akar penyebab timbulnya krisis ekonomi. Dengan buruknya pelaksanaan corporate

governance maka kepercayaan investor menjadi turun yang pada akhirnya

menyebabkan mereka mengalihkan dananya ke perusahaan atau negara lain.

Corporate governance secara sederhana dapat diartikan sebagai sistem yang dibangun untuk mengarahkan dan mengendalikan perusahaan sehingga tercipta tata hubungan yang baik, adil dan transparan di antara berbagai pihak yang memiliki kepentingan dalam perusahaan. Dengan tercipta dan terlaksananya good corporate governance maka pengelola perusahaan akan bertindak secara wajar dengan menjaga kepentingan semua pihak terkait, sehingga tidak ada pihak yang dirugikan terutama para pemegang saham. Para pengelola perusahaan tidak akan bertindak dengan lebih mengutamakan kepentingannya sendiri meskipun mereka memiliki kesempatan untuk melakukannya, sehingga kepentingan para pemegang saham akan tetap terjaga.

Telah timbul inisiatif dari berbagai kalangan, antara lain pemerintah, para pelaku bisnis, media massa, dan kelompok-kelompok masyarakat yang lainnya untuk mendorong pembenahan pelaksanaan corporate governance di Indonesia. Inisiatif tersebut antara lain dapat dilihat dengan terbentuknya berbagai organisasi yang peduli dan berkeinginan untuk menyosialisasikan konsep tersebut, seperti NCCG, FCGI, IICG, dan lain-lain. Selanjutnya juga telah dilakukan berbagai pertemuan dan diskusi (roundtable discussions) yang akhirnya melahirkan pedoman praktik (good corporate governance code). Selain itu di berbagai perusahaan sudah pula terbentuk komite audit dan anggota dewan komisaris yang independen. Jadi, apabila dinilai dari sudut

hal-hal yang bersifat mandatory, telah terjadi kemajuan yang cukup cepat dan berarti dalam reformasi corporate governance di Indonesia.

Namun haruslah diingat bahwa pemenuhan terhadap hal-hal yang bersifat mandatory secara fundamental belumlah menjamin adanya praktik yang memuaskan. Praktik good corporate governance yang memuaskan dan yang dapat memberikan hasil dan manfaat yang sebenarnya baru terjadi bila telah timbul kesadaran dari para pelaku bisnis akan pentingnya konsep tersebut dipraktikkan. Apa yang terjadi adalah adanya anggapan dari sebagian pelaku bisnis bahwa pelaksanaan good corporate governance hanya merupakan aksesoris belaka. Selain itu ada juga yang menganggap bahwa pelaksanaan konsep itu hanyalah sebagai suatu bentuk kepatuhan terhadap ketentuan pengelolaan perusahaan dan bukannya merupakan suatu kebutuhan yang benar-benar diperlukan guna peningkatan kinerja dan daya saing perusahaan.

Terdapat berbagai kendala dalam pelaksanaan good corporate

governance di Indonesia. Kendala-kendala dimaksud antar lain kendala di

bidang hukum, budaya, politik, dan lingkungan bisnis. Oleh sebab itu diperlukan upaya kolektif dari berbagai pelaku pasar/bisnis termasuk

regulator, akuntan, dewan komisaris, dan lain-lain untuk menyosialisasikan manfaat, kegunaan, dan pentingnya good corporate governance sehingga timbul kesadaran akan pentingnya praktik good corporate governance bagi peningkatan kinerja dan kesinambungan usaha yang berkualitas di Indonesia.

Pihak regulator harus memperkuat penegakan hukum dan peraturan, serta memperjelas tanggung jawab dewan terhadap pelanggaran hukum. Begitu juga peranan Bapepam sebagai regulator di pasar modal juga harus diperkuat. Upaya untuk meningkatkan hak-hak pemegang saham minoritas juga harus dilakukan. Para akuntan haruslah berperan dalam peningkatan transparansi dan reliabilitas laporan keuangan dan kecukupan pengungkapan informasi yang disampaikan. Untuk itu, dari sudut kelembagaannya harus ada upaya yang serius agar standar akuntansi maupun standar pemeriksaan internasional sepenuhnya diadopsi di Indonesia. Perlu juga kiranya dipertimbangkan untuk mengatur tanggung jawab hukum dari para akuntan

publik terhadap pihak ketiga. Dalam peningkatan transparansi haruslah diupayakan agar laporan tahunan dan informasi relevan lainnya dapat tersedia dengan cara yang sangat mudah, misalnya dari webside perusahaan. Akhirnya di samping upaya peningkatan efektivitas peranan komite audit, juga proses nominasi dan seleksi terhadap komisaris independen harus diperkuat.

Jadi, dengan kondisi pelaksanaan good corporate governance yang ada saat ini di Indonesia, diperlukan program-program menyeluruh, luas, dan terpadu untuk membangunkan kesadaran publik akan perlunya transparansi dan peningkatan struktur serta mekanisme pengelolaan yang baik di berbagai sektor. Program-program penyadaran dimaksud dapat dilakukan melalui media massa, pertemuan-pertemuan publik, konferensi, dan seminar-seminar. Pesan utama yang harus disampaikan adalah bahwa good corporate governance dan transparansi akan membawa berbagai manfaat bagi semua pihak baik masyarakat pada umumnya, para pelanggan, pemasok, karyawan, investor, pemegang saham dan manajemen, serta perekonomian sebuah negara.

Dalam dokumen Tinjauan Atas Good Corporate Governance (Halaman 36-40)

Dokumen terkait