• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V ANALISIS TEMUAN

DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

4.5.4. Bidang Keuangan/Umum

Dalam melaksanakan tugasnya kepala bidang keuangan /umum dibantu oleh 1 staf bidang keuangan dan 1 staf bidang umum. Tugas dari bidang keuangan /umum ini adalah:

1. Mengkoordinir, memonitor, mengevaluasi persediaan barang di distrik dan unit.

2. Membuat kontrak sesuai kewenangannya

3. Mengawasi pengadaan barang dan jasa di unit kerja distrik

4. Mengevaluasi, mengawasi dan mengatur laporan perkembangan kekuatan tenaga kerja karyawan distrik, kebun/unit

5. Kompilasi laporan peristiwa masalah umum (LPMU) kebun/unit 6. Mengusulkan dan memonitoring / mengevaluasi penyaluran dana

usaha kecil menengah (UMKM) dan kemitraan/ bina lingkungan (KBL)

7. Melaksanakan sistem penilaian karya di distrik.

4.5.5. Krani-I Urusan Administrasi /Umum A. Tugas – Tugas

1. Melaksanakan Program Transformasi Bisnis dan Komitmen terhadap Sistem Manajemen PTP. N – III.

:

2. Mengerjakan AU 29 dan PB 10 dan administrasi cuti karyawan. 3. Mengerjakan Administrasi Pelatihan dan membantu pelaksanaan

OJT ISO 9001, ISO 14001, SMK3 dan pelatihan lainnya. 4. Membantu pelaksanaan kegiatan umum, sosial dan keagamaan. 5. Mengarsipkan dan memelihara dokumen.

6. Melaksanakan tugas tugas lainnya yang diberikan atasan yang bersifat insidentil.

B.

1. Melaksanakan tugas – tugas yang telah ditentukan dengan penuh rasa tanggung jawab.

Tanggung Jawab :

2. Dalam melaksanakan tugas bertanggung jawab kepada Asisten Personalia

Administrasi ISO 9001/14001 bertugas untuk :

1. Mengadministrasikan dan memelihara dokumen ISO 9001/4001 di bagian KBL dan melaksanakan tugas-tugas yang berkaitan dengan pelaksanaan ISO

2. Membantu tugas-tugas Krani-I Urusan Administrasi Keuangan 3. Mendokumentasikan hari-hari berhalangan

4.14 Pelanggan dan Stakeholder

Stakeholder yang ada di Distrik Asahan terdiri dari LSM, Wartawan, Mitra Binaan, Muspika,dan Rekanan pemasok barang dan jasa. Harapan Perusahaan terhadap stakeholder.

Tabel : 4.1 Harapan kepada Stakeholder

Sumber : database perusahaan 2014

No. Stakeholder Harapan

1. Karyawan Kepuasan kerja (Employee Satisfaction). 2. Pemasok/rekanan Transaksi yang memuaskan dan

kelangsungan kerja sama.

3. Pemerintah Kepatuhan pada hukum dan kontribusi dalam pembangunan

4. Pesaing Persaingan yang sehat

5. Auditor Independensi

6. Masyarakat sekitar, Mitra Binaan, dan Lingkungan

Manfaat bagi masyarakat dan kelestarian lingkungan

7. Media Massa, LSM dan Ormas

Keterbukaan informasi

8. Serikat Pekerja Perlakuan yang adil dan wajar

9. Legislatif Ketaatan pada hukum dan peraturan, serta hubungan yang baik antara perusahaan dengan legislatif dan masyarakat 10. Perguruan Tinggi dan

Lembaga Penelitian

Kerjasama yang saling menguntungkan. Penghargaan atas hasil penelitian dan saran yang diberikan

4.15 Program Kemitraan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Ada beberapa regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah terkait dengan misi yang harus diemban oleh perusahaan-perusahaan yang dimiliki oleh negara. Regulasi tersebut antara lain, Peraturan Pemerintah (PP) No. 12 Tahun 1998 tentang Perseroan Terbatas (Persero) dan PP No. 13 Tahun 1998 tentang Perusahaan Umum (Perum) terlihat adanya keharusan kedua perusahaan itu untuk memberikan dukungan terhadap usaha kecil dan koperasi. Regulasi tersebut diperluas dengan dikeluarkannya UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dimana BUMN bukan saja mendukung usaha kecil dan koperasi, tetapi juga harus mendukung program-program sosial lainnya. Regulasi tersebut menunjukkan bahwa pemerintah sesungguhnya telah memiliki komitmen dengan tanggungjawab sosial perusahaan (CSR), walaupun idealnya tanggungjawab sosial perusahaan tersebut dilakukan tanpa adanya regulasi.

Perusahaan Terbatas Perkebunan Nusantara (PTPN) III sebagai salah satu BUMN yang bergerak di sektor perkebunan dari industri hulu hingga hilir, menurut informan kunci yaitu japinde sihaloho52

52

Hasil wawancara dengan Krani PKBL yaitu japinde sihaloho tanggal 27 april 2014 juga telah melakukan tanggungjawab sosialnya kepada masyarakat, bahkan jauh sebelum adanya regulasi (peraturan) yang mewajibkan perusahaan melakukan itu. Namun sebelum regulasi tersebut dibuat oleh pemerintah, bentuk tanggungjawab sosial tersebut belum dikelola secara tersendiri, dan

program-program bantuan yang diberikan belum terencana dengan baik. Bantuan yang diberikan masih bersifat spontanitas dan masih bersifat hadiah atau derma sosial.

Tanggungjawab sosial tersebut semakin intens dilaksanakan oleh perusahaan dan menjadi kewajiban bagi perusahaan untuk melakukannya setelah dikeluarkannya regulasi, khususnya yang terkait dengan regulasi pada perusahaan-perusahaan yang merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). PTPN III sebagai salah satu perusahaan BUMN, tentu juga harus mentaati regulasi tersebut.

Pedoman yang digunakan sebagai dasar hukum PTPN III dalam mengelola program kemitraan adalah:

1. Surat Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-236/MBU/2003, tanggal 17 Juni 2003 dan Peraturan Menteri BUMN Nomor PER-05/MBU/2007 tanggal 27 April 2007 tentang Program Kemitraan Badan Usaha Milik Negara dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan (PKBL).

2. Surat Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Perhitungan kinerja Bagian Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL).

3. Surat Edaran Kementrian BUMN Nomor SE-433/MBU/2003 tanggal 16 September 2003 tentang Petunjuk Pelaksanaannya PKBL.

4. Selain petunjuk pelaksanaan tersebut, PTPN III juga menerbitkan petunjuk teknis melalui Instruksi Kerja (IK) Nomor IK-3.10-01-05.

Dasar hukum tersebut merupakan pedoman yang digunakan oleh Bagian PKBL untuk mengimplementasikan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR). Hal ini sejalan dengan apa yang diungkapkan informan utama dari PTPN III bahwa ”Dasar hukum tersebut merupakan rujukan yang digunakan oleh Bagian KBL untuk mengimplementasikan PKBL”.

Menurut buku Instruksi Kerja PTPN III, Program kemitraan adalah program untuk meningkatkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) agar menjadi tangguh dan mandiri melalui pemanfaatan dana bagian laba BUMN. Mitra Binaan adalah Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) yang telah mendapat bantuan pinjaman modal usaha dari bagian laba BUMN Pembina. Tujuan Program ini adalah:

1. Untuk mewujudkan hubungan yang harmonis khususnya dengan masyarakat disekitar wilayah usaha PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya sehingga tercapainya tidak ada pencurian (zero loss) dan tidak ada konflik (zero

conflick).

2. Menumbuh kembangkan kegiatan ekonomi kerakyatan khususnya Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) disekitar wilayah usaha PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) dan Usaha Mikro, Kecil dan menengah (UMKM) Sumatera Utara pada umumnya sehingga tercapai pemerataan pembangunan.

Ruang lingkup program kemitraan adalah masyarakat disekitar wilayah usaha PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Distrik Asahan dan masyarakat Sumatera Utara pada umumnya. Program-program yang dilaksanakan oleh PT. Perkebunan Nusantara III ini terdiri dari :

1. Pinjaman

a. Pinjaman Modal Kerja : adalah bantuan penambahan modal kerja dan atau untuk pembelian aktiva tetap guna meningkatkan produksi dan penjualan Mitra Binaan.

b. Pinjaman Khusus : bersifat jangka pendek dan hanya diberikan kepada Mitra Binaan.

2. Hibah

a. Bantuan pendidikan dan pelatihan magang untuk Mitra Binaan. b. Bantuan pemasaran produksi.

Program kemitraan memiliki tingkat bunga pinjaman (jasa administrasi) yang dikenakan kepada Mitra Binaan sesuai peraturan Menteri Negara BUMN No. PER-05/MBU/2007 sebesar 6 % per tahun dari limit pinjaman dan bagi hasil 10 % sampai dengan maksimal 50% dalam jangka waktu maksimal 36 bulan. Sumber dana program kemitraan berasal dari :

1. Penyisihan laba BUMN setelah pajak sebesar 2% setahun atau sesuai keputusan RUPS.

3. Hasil bunga pinjaman, bunga deposito dan atau jasa giro dari dana program kemitraan setelah dikurangi beban operasional.

Ada beberapa syarat usaha kecil menengah (UMKM) yang dapat ikut serta dalam program kemitraan, yaitu :

1. Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp 200.000.000,- di luar tanah dan bangunan usaha atau hasil penjualan maksimal Rp 1.000.000.000,-/ tahun.

3. Milik warga Negara Indonesia (WNI); berdiri sendiri, artinya bukan merupakan anak cabang perusahaan yang dimiliki, di kuasai atau berafiliasi baik langsung ataupun tidak langsung dengan usaha menengah atau pun usaha besar.

4. Berbentuk usaha perorangan, badan usaha yang berbadan hukum maupun tidak berbadan hukum termasuk koperasi.

5. Telah melakukan kegiatan minimal 1 tahun serta mempunyai potensi dan prospek usaha untuk dikembangkan.

Selanjutnya ada beberapa persyaratan yang wajib dilakukan oleh calon Mitra Binaan untuk mendapatkan pinjaman dari PT.Perkebunan III antara lain:

1. Mengajukan proposal permohonan pinjaman yang memuat :

 Data pribadi sesuai KTP;

 Data Usaha (bentuk usaha, alamat usaha, mulai mendirikan usaha, jumlah tenaga kerja, dsb);

 Data Keuangan meliputi Laporan Keuangan/Catatan Keuangan 3 bulan terakhir;

 Rencana Penggunaan Dana Pinjaman 2. Melampirkan :

 Fotocopy KTP Suami/Istri atau identitas lainnya;  Fotocopy Kartu Keluarga;

 Pas Photo ukuran 3x4;

 Fotocopy SITU,SIUP,TDUP,NPWP atau surat keterangan usaha dari lurah desa (bersifat fleksibel);

 Fotocopy agunan yang akan dijaminkan (serendah-rendahnya surat camat atau akta notaris)

 Gambar/ Denah Lokasi Usaha;

 Fotocopy Rekening Bank/Buku Tabungan.

Pengajuan Proposal calon Mitra Binaan di Bagian PKBL

1. Calon Mitra Binaan (CMB) baik perorangan maupun cluster/kelompok mengajukan proposal permohonan peminjam modal kerja kepada Direksi PTPN III.

2. Terhadap proposal CMB yang telah didisposisi Direksi, Kabag PKBL menginstruksikan Kaur. Perencanaan &Pembinaan melakukan Analisa/survey lapangan.

3. Kepala Bagian PKBL menetapkan CMB yang layak mendapatkan bantuan (Pembinaan) dan menetapkan jumlah pinjaman.

4. Proposal Program Kemitraan yang diterima oleh bagian PKBL baik yang telah direalisasi maupun yang belum dengan sendirinya menjadi milik perusahaan, oleh karena itu Perusahaan berhak mengarsipkan maupun mengembalikannya kepada pemohon.

Tata cara pengajuan dana program kemitraan:

1. Calon Mitra Binaan (CMB) menyampaikan proposal dana pinjaman dalam rangka pengembangan usahanya ditujukan kepada BUMN Pembina dengan mencantumkan antara lain :

a. Nama dan alamat unit usaha dan pemilik usaha. b. Bukti dan identitas diri pemilik/ pengurus.

2. Izin usaha atau surat keterangan usaha dari pihak yang berwenang (minimal dari lurah/kepala desa).

Perkembangan usaha (arus kas, rugi laba, neraca atau data yang menunjukkan keadaan keuangan dan hasil usaha serta rencana usaha dan kebutuhan dana yang diharapkan).

3. Persyaratan lain yang dianggap perlu oleh masing-masing BUMN Pembina.

4. BUMN Pembina melaksanakan analisa kelayakan secara langsung atas permohonan calon Mitra Binaan, kemudian mengadakan koordinasi dengan kordinator dengan BUMN Pembina.

5. Mitra Binaan yang layak untuk dibina menyelesaikan proses administrasi pinjaman sesuai ketentuan BUMN Pembina.

6. Pemberian dana pinjaman kepada calon Mitra Binaan (CMB) dituangkan dalam surat perjanjian / kontrak yang sekurang-kurangnya memuat :

a. Nama dan alamat BUMN Pembina dan Mitra Binaan. b. Hak dan kewajiban BUMN Pembina dan Mitra Binaan. c. Jumlah pinjaman dan peruntukannya.

d. Syarat-syarat pinjaman (jangka waktu pinjaman, jadwal angsuran pokok dan bunga, sanksi dan lain-lain).

7. BUMN Pembina dilarang memberikan pinjaman kepada calon Mitra Binaan (CMB) yang menjadi Mitra Binaan BUMN Pembina lain.

Mitra Binaan mempunyai kewajiban sebagai berikut : 1. Melaksanakan kegiatan usaha sesuai dengan rencana yang telah

disetujui oleh BUMN Pembina.

2. Menyelenggarakan pencatatan / pembukuan dengan tertib. 3. Membayar kembali pinjaman secara tepat waktu sesuai dengan

4. Menyampaikan laporan perkembangan usaha setiap triwulan kepada BUMN Pembina.

Sedangkan BUMN Pembina mempunyai kewajiban sebagai berikut :

1. Melaksanakan evaluasi dan seleksi atas kelayakan usaha dan menetapkan calon Mitra Binaan secara langsung.

2. Menyiapkan dan menyalurkan dana program kemitraan kepada Mitra Binaan.

3. Menyampaikan laporan berkala (triwulan, semesteran dan tahunan) kepada Menteri BUMN dan kordinator BUMN Pembina.

Pada pelaksanaan program kemitraan itu sendiri apabila terjadi permasalahan dalam pengembalian pinjaman oleh Mitra Binaan, maka dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Kurang Lancar

Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga telah 1 (satu) hari dan belum melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran diberikan surat teguran pertama oleh Manajer Kebun/Unit yang ditandatangani oleh Distrik Manajer setempat.

2. Ragu – Ragu

Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 (seratus delapan puluh) hari dan

belum melampaui 360 (tiga ratus enam puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran, diberikan surat teguran kedua oleh Manajer Kebun/Unit yang ditandatangani oleh Distrik Manajer setempat.

3. Macet

Apabila terjadi keterlambatan pembayaran angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 360 (tiga ratus enam puluh) hari dari tanggal jatuh tempo pembayaran angsuran diberikan surat peringatan I, II, III oleh Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan yang ditandatangani oleh Direktur Keuangan.

4. Eksekusi Jaminan

Mengeksekusi jaminan Mitra Binaan dapat dilaksanakan setelah diadakan rapat tim Distrik Manajer/ Kebun/Unit dan Bagian Kemitraan dan Bina Lingkungan, kemudian memberitahukan secara tertulis kepada Direktur Keuangan untuk mendapat persetujuan dan selanjutnya membuat surat pemberitahuan tertulis kepada Pengadilan Negeri setempat.

Terhadap kualitas pinjaman kurang lancar, ragu-ragu dan macet dapat dilakukan usaha-usaha pemulihan sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri No. KEP-236/MBU/2003.

BAB V