• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PERDAGANGAN BEBAS SEKTOR JASA DALAM

C. Blueprint Masyarakat Ekonomi ASEAN

1. Para pemimpin ASEAN pada KTT ASEAN di Kuala Lumpur Desember 1997 memutusakan untuk mentransformasikan ASEAN menjadi kawasan yang stabil, makmur, dan berdaya saing tinggi dengan tingkat pembangunan ekonomi yang merata serta kesenjangan sosial ekonomi dan kemiskinan yang semakin berkurang.

2. Pada KTT ASEAN di Bali Oktober 2003, para pemimpin ASEAN memdeklarasikan bahwa komunitas Ekonomi ASEAN (KEA) merupakan tujuan integrasi ekonomi regional (Bali Concord II) pada tahun 2020. Selain KEA, Komunitas Keamanan ASEAN dan Komunitas Sosial Budaya ASEAN merupakan dua pilar integral lain dari komunitas ASEAN yang akan dibentuk. Ketiga pilar tersebut diharapkan dapat bekerja secara erat dalam pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2020.

44

42

3. Selanjutnya, pertemuan ke-38 Menteri Ekonomi ASEAN, di Kuala Lumpur, Malaysia pada Agustus 2006 sepakat akan menyusun “suatu cetak biru yang terpadu untuk mempercepat pembentukan KEA dengan mengindetifikasi berbagai karakteristik dan elemen KEA pada tahun 2015 sesuai Bali Concord II, dengan sasaran dan kerangka waktu yang jelas dalam mengimplementasikan berbagai langkah serta fleksibilitas yang telah disepakati sebelumnya guna mengkomodir kepentingan seluruh negara anggota ASEAN.

4. Pada KTT ASEAN Ke-12, para pemimpin ASEAN menegaskan komitmen yang kuat untuk mempercepat pembentukan Komunitas ASEAN pada tahun 2015 sejalan dengan Visi ASEAN 2020 dan BALI CONCORD II, dan menandatangani Cebu Declaration on Acceleration of the Establishment of an ASEAN Community by 2015, secara khusus, para pemimpin sepakat untuk mempercepat pemebentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 dan mentranformasikan kawasan ASEAN menjadi suatu kawasan dimana terdapat aliran bebas barang, jasa, investasi, dan tenaga kerja terampil, serta aliran modal yang lebih bebas. Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia, telah membahas untuk mengembangkan ASEAN Economic Community 2015 Blueprint yang merupakan panduan untuk terwujudnya MEA. AEC 2015 Blueprint merupakan pedoman bagi negara-negara anggota ASEAN untuk mencapai integrasi AEC 2015, dimana

43

masing-masing negara berkewajiban untuk melaksanakan komitmen dalam Blueprint. AEC 2015 Blueprint memuat empat kerangka utama, yaitu:45

1. ASEAN sebagai pasar tunggal dan basis produksi internasional (single market and production base) dengan elemen aliran bebas barang, jasa, investasi, tenaga kerja terdidik dan aliran modan yang lebih bebas.

2. ASEAN sebagai kawasan dengan daya saing ekonomi yang tinggi (Competitive Economic Region), dengan elemen peraturan kompetisi, perlindungan konsumen, hak atas kekayan intlektual, pengembangan infrastruktur, perpajakan, dan e-commerce.

3. ASEAN sebagai kawasan dengan pengembangan ekonomi yang merata (Equitable Economic Development) dengan elemen pengembangan usaha kecil, dan menengah dan prakarsa integrasi ASEAN untuk negara-negara CLMV (Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam)

4. ASEAN sebagai kawasan yang terintegrasi secara penuh dengan perekonomian global (Integration to the Global Economic) dengan elemen pendekatan yang koheren dalam hubungan ekonomi diluar kawasan, dan meningkatkan peran serta dalam jejaring produksi global.

Penandatanganan AEC 2015 Blueprint dilakukan bersamaan dengan penandatangan Piagam ASEAN (ASEAN Charter). Salah satu topik utama yang dibahas mendalam oleh para menteri dalam pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN yang dilaksanakan pada bulan Agustus 2006 di Kuala Lumpur, Malaysia adalah mekanisme ASEAN Economic Comunity (AEC) Scorecard. Mekanisme ini

45

Budiman, Aida S, (dkk), Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2008), hlm. 15.

44

bertujuan untuk menegakkan disiplin para anggota dalam melaksanakan Cetak Biru AEC, mengukur pencapaian AEC 2015, sekaligus sebagai alat komunikasi publik mengenai kemajuan dan hambatan ASEAN dalam mewujudkan AEC 2015. Berbagai langkah yang ditempuh ASEAN berdasarkan kerangka waktu yang ditetapkan dalam Cetak Biru AEC dinilai dalam Scorecard ini, baik sebagai kelompok (ASEAN secara keseluruhan) maupun oleh masing-masing negara anggota (secara individual). Karena Scorecard merupakan instrumen untuk mengukur kemajuan dan menjadi jendela bagi berbagai pihak untuk menilai kesungguhan ASEAN.46

Pada KTT ke-14 ASEAN tanggal 1 Maret 2009 di Hua Hin - Thailand, para pemimpin ASEAN menandatangani Roadmap for an ASEAN Community (2009-2015), atau peta jalan menuju ASEAN Community (2009-2015), sebuah gagasan baru untuk mengimplementasikan secara tepat waktu 3 Blueprint (Cetak Biru) ASEAN Community yaitu ASEAN Political-Security Community Blueprint (Cetak Biru Komunitas Politik-Keamanan ASEAN), ASEAN Economic Community Blueprint (Cetak Biru Komunitas Ekonomi ASEAN), dan ASEAN Socio-culture Community Blueprint (Cetak Biru Komunitas Sosial Budaya ASEAN), serta Intiative for ASEAN (ASEAN Integration (IAI) Strategic Framework dan IAI Work Plan 2 (2009-2015).47

Para menteri sepakat untuk melakukan sejumlah penyempurnaan terhadap sistem penilaian yang diterapkan, seperti kekhususan langkah dalam pencapaian AEC 2015 (specificity), akurasi penilaian melalui proses check and recheck baik

46

Departemen Perdagangan Republik Indonesia, Op.Cit., hlm. 9.

47

45

kepada setiap negara anggota maupun kepada komite dan kelompok -kelompok kerja ASEAN yang menangani isu-isu spesifik, serta kemungkinan dilakukannya penilaian oleh pihak independen (disebut dengan istilah Track -2 yang membedakan dari proses formal di tingkat pemerintahan yang dikenal dengan istilah Track-1. Para menteri sepakat bahwa AEC Scorecard ini akan dilaporkan oleh ASEAN Economic Community Council kepada para pemimppin ASEAN pada KTT bulan oktober 2009. Dalam rangka memantau kemajuan implementasi AEC maka disusun ASEAN Baseline Report (ABR) yang berperan sebagai scorecard dengan indikator kinerja utama yang akan dilaporkan setiap tahunnya oleh Sekjen ASEAN kepada para menteri dan kepala negara/pemimpin negara ASEAN. Selain AEC scorecard, sekretariat ASEAN juga menjelaskan perkembangan terakhir dan penyusunan AEC communication plan.

ASEAN Economic Community Communication Plan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kesadaran pemangku kepentingan mengenai prakarsa AEC serta mendapatkan umpan-balik dan dukungan dari mereka dalam mewujudkan AEC. AEC Communication Plan mencakup mengenai 10 manfaat AEC, yaitu AEC media kits, frequently asked question, kesaksian atau cerita keberhasilan keberhasilan/artikel fitur dan lain-lain. melalui AEC Communication Plan, semua pihak badan sektoral ASEAN, sektor swasta, pemerintah pusat dan daerah dinegara ASEAN, kalangan perguruan tinggi dan LSM dapat dan diharapkan terlibat secara aktif.48

48

Pertemuan Retreat Menteri Ekonomi ASEAN: Menegaskan Komitmen Bersama Menghadapi Krisis Ekonomi Global, http://www.kemendag.go.id/files/pdf/2009/05/06/ (diakses tanggal 1 Juni 2015).

46

Dokumen terkait