• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Uraian Materi Pertemuan 5 dan 6

2. Ciri-ciri Kalimat

Susilo (1990:2) mengemukakan lima ciri kalimat bahasa Indonesia kelima ciri tesebut ialah: bermakna, bersistem urutan frase, dapat berdiri sendiri dalam hubungannya dengan kalimat yang lain, berjeda dan berhenti dengan berakhirnya intonasi. Kelima ciri tersebut ialah ciri umumsebuah kalimat. kalimat yang memenuhi kelima ciri tersebut ialah kalimat bahasa Indonesia, namun hal itu belum menjamin bahwa kalimat itu ialah kalimat bahasa Indonesia baku.

Contoh kalimat:

di tempat itu dijadikan tempat pertemuan bagi pihak yang bertikai di Poso.

Kalimat ini bukanlah kalimat baku meskipun memiliki kelima ciri kalimat diatas. Hal itu karena tidak terlihat unsur subjek di dalam kalimat tersebut. Ciri kalimat baku menurut Susilo (1990:4), yaitu: gramatikal, masuk akal, bebas dari unsur mubazir, bebas dari kontaminasi,

bebas dari interfensi, sesuai dengan ejaan yang berlaku dan sesuai dengan lafal bahasa Indonesia.

Kalimat Gramatikal

Kalimat baku harus gramatikal, yaitu kalimat baku yang harus memenuhi kaidah yang berlaku di dalam bahasa Indonesia. Kaidah-kaidah tersebut menurut Susilo (1990:4) ialah harus memenuhi tata kalimat (sintaksis), tata frase (frasiologi), tata morfem (morfologi) dan tata fonem (fonemik, fonologi). Kalimat bahasa Indonesia secara gramatikal setidaknya terdiri atas unsur subjek dan unsur predikat. Sebuah kalimat dapat berdiri sendiri meskipun tanpa objek atau keterangan, tapi unsur subjek dan predikat tidak dapat ditinggalkan. Karena kedua unsur ini (subjek dan predikat) memiliki sifat ketergantungan. Unsur subjek tidak akan memiliki makna tanpa unsur predikat, begitu pula sebaliknya dengan unsur predikat takkan memiliki makna tanpa adanya unsur subjek.

Contoh kalimat:

George W. Bush telah kehilangan akal untuk menemukan keberadaan Usamah.

Kalimat diatas terdiri dari unsur subjek Geoarge W. Bush, unsur predikat kehilangan

akal, dan unsur keterangan untuk menemukan keberadaan Usamah. Jika unsur keterangan

dihilangkan maka kalimat itu masih dapat diterima dalam tatanan kalimat bahasa Indonesia. Tapi, lain halnya jika unsur subjek atau unsur predikatnya dihilangkan maka kalimat itu menjadi tak memiliki makna.

Dalam pembuatan kalimat pemakaian kata-kata harus diperhitungkan penggunaan fungsinya. Jika, ada unsur kata yang tidak berfungsi dalam sebuah kalimat akan menimbulkan kalimat menjadi tidak baku. Menurut Susilo (1990:10) kata-kata mubazir ialah kata-kata yang tidak berarti dan tidak berfungsi. Unsur mubazir dalam suatu kalimat dapat disebabkan oleh faktor bahasa asing. Misalnya kata adalah pada kalimat gadis itu adalah mahasiswa unesa. Kata adalah merupakan pengaruh to be (is) dalam bahasa inggris the girl is unesa student. To

be (is) dalam bahasa Inggris merupakan sendi kalimat yang tak bisa ditinggalkan (badudu,

1980:132). Struktur bahasa Indonesia berbeda dengan struktur bahasa Inggris, sehingga pemakaian kata adalah dalam kalimatgadis itu adalah mahasiswa unesa tidak diperlukan dalam struktur bahasa Indonesia. Pemakaian dua kata yang sama dalam sebuah kalimat juga merupakan pembubaziran kata, seperti dalam kata: demi untuk, agar supaya, amat sangat,

mulai dari, sejak dari. Seharusnya hanya salah satunya yang dipakai tidak perlu memakai keduanya. Misalnya: demi atau untuk, agar atau supaya, amat atau sangat, mulai atau dari,

sejak atau dari.

Kontaminasi

Kontaminasi berarti rancu atau kacau. Kontaminasi dalam bahasa Indonesia berarti kerancuan akibat munculnya dua bentuk yang sama dalam sebuah kalimat. Susilo (1990:10) menyatakan kontaminasi merupakan kerancuan dua kalimat, dua unsur atau dua struktur, biasanya dapat dikembalikan pada bentuk asalnya. Kerancuan dalam bahasa Indonesia oleh badudu (1980:60) dibedakan menjadi tiga macam, yaitu;

1. Kontaminasi bentuk kata, kontaminasi bentuk kata merupakan kerancuan yang diakibatkan oleh pembentukkan kata-kata baru. Kata dipelajarkan merupakan unsur

kontaminasi yang berasal dari dua bentuk dipelajari dan diajarkan. Kata

mengenyampingkan juga merupakan kerancuan bentuk kata. Kata ini berasal dari kata

dasar samping lalu diikuti kata depan ke yang menjadi ke samping. Kata ke samping lalu mengalami penambahan imbuhan me-kan sehingga merubahnyanya menjadi kata

mengesampingkan. Kata daras samping juga ada yang langsung diberi imbuhan me-kan

sehingga menjadi menyampingkan, antara kata mengesampingkan dengan

menyampingkan kemudian mengalami kerancuan kata menjadi mengenyampingkan.

2. Kontaminasi bentuk frasa, kalimat bahasa Indonesia terdiri dari beberapa frasa. Frasa ialah gabungan dua kata atau lebih yang sifatnya tidak predikatif (kridalaksana, 1982:46). Kalimat berulang kali ia telah dinasehati terdiri dari tiga frasa berulang kali, ia, telah

dinasehati. Kata berulang kali berasal dari kata berulang-ulang dan berkali-kali, kedua

kata itu kemudian digabungkan sehingga menjadi kata berulang kali yang sebenarnya merupakan frasa yang rancu.

3. Kontaminas bentuk kalimat, kontaminasi kalimat terlihat pada contoh kalimat ini

Mahasiswa dilarang tidak boleh memalsu tanda tangan daftar hadir. Jika, ada yang

bertanya tentang pertanyaan tersebut apa yang dilarang jawabnya adalah tidak boleh

memalsu tanda tangan daftar hadir (tidak memalsu tanda tangan daftar hadir) makna

kalimat ini justru bertolak belakang dengan maksud sebenarnya. Kerancuan kalimat tersebut dapat dikembalikan pada bentuk aslinya sebagai berikut:

1. Mahasiswa dilarang memalsu tanda tangan daftar hadir. 2. Mahasiswa tidak boleh memalsu tanda tangan daftar hadir.

Interferensi

Dalam perkembangannya bahasa Indonesia mengalami banyak masukan dari bahasa daerah di Indonesia maupun bahasa asing. Kosa kata yang berasal dari bahasa daerah misalnya mantan, nyeri, gambut dsb. Sedangkan kosa kata asing yang masuk ke bahasa Indonesia berasal dari berbagai negara misalnya kosa kata Belanda lapor, polisi, kantor dan bahasa Inggris misalnya ekonomi, remidi, biografi dsb. Kosa kata yang berasal dari Arab seperti pasal, wakaf, wajib, wahyu dsb. Kosa kata dari bahasa portugis seperti nona, permen,

jendela dsb.

Masuknya unsur bahasa daerah dan bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia dapat menguntungkan dan merugikan bahasa Indonesia. Menurut Susilo (1990:11) unsur yang memeperkaya bahasa Indonesia dapat diterima sebagai unsur serapan, sedangkan unsur yang memiskinkan ditolak karena merugikan bahasa Indonesia. Interfensi tidak hanya terjadi pada bahasa Indonesia saja, tapi juga terjadi pada bahasa daerah yang mengalami interferensi dengan bahasa Indonesia dengan bahasa asing. Seperti yang terlihat pada kata sekolahan konteks kalimat saya akan berangkat ke sekolahan. kata sekolahan interferensi dari bahasa jawa. Di dalam bahasa Indonesia seharusnya kalimat berbunyi saya akan berangkat

kesekolah. Interferensi bahasa daerah yang lain pada kata latihan dengan konteks kalimat anak-anak sedang latihan drama. Dalam bahasa Indonesia akhiran -an berfungsi untuk

membentuk kata benda, sedangkan kata latihan berfungsi sebagai kata kerja.

Pemakaian lafal sebagai ujaran dalam bahasa Indonesia masih sering dipakai secara tidak konsisten oleh masyarakat. Lafal bahasa Indonesia baku menurut badudu (1980:115) lafal yang tidak memperdengarkan "warna" bahasa daerah, dialek dan "warna" lafal bahasa asing. Ketidak bakuan dalam pelafalan bahasa Indonesia akibat pengaruh bahasa daerah seperti lafal

t yang dilafalkan oleh penutur bahasa Jawa dan Bali pelafalannya menjadi th seperti pada kata kota untuk bahasa Bali dan bathi (untung) untuk bahasa Jawa. Ketidakbakuan akibat pengaruh

asing juga terdapat pada pelafalan pasca suku kata ca seharusnya dilafalkan sesuai bentuk fisiknya, namun pelafalan yang lebih sering terdengar ialah suku kata ka seperti pelafalan pada kata suka. Kata pasca berasal dari kata sanksekerta yang berarti sesudah.

Latihan Pertemuan 11

1. Jelaskan pengertian kalimat menurut beberapa ahli, kemudian Anda simpulkan menurut pendapat Anda sendiri ?

Pertemuan ke 12

Uraian pokok bahasan : Jenis-jenis Kalimat berdasarkan jumlah frase, berdasarkan pola subjek -predikat

Jenis-jenis Kalimat

Kalimat memiliki beberapa jenis yang membedakannya, yaitu:

Dokumen terkait