Alam, Intan Nursyah. 2003. “Perbedaan Kebijakan Akuntansi dan Fiskal: Penyusutan, Amortisasi, Leasing dan Revaluasi Aktiva Tetap”. Jurnal Perpajakan Indonesia. Vol. 3. (Agustus). No. 1: 28-35.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Edisi Revisi. Rineka Cipta, Jakarta.
Aryanti, Yessica Dewi. 2013. “Penerapan Perencanaan Pajak untuk Meminimalkan Pembayaran Pajak Penghasilan PT. “X” di Semarang”.
Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas Surabaya. Vol. 2. No.1: 1-11. Bank Indonesia. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia.
http://www.bi.go.id/web/id/Statistik/Statistik+Ekonomi+dan+Keuangan +Indonesia/Versi+HTML/Sektor+Moneter/ Diakses tanggal 1 Mei 2013. Bank Indonesia. Tentang Bank Indonesia.
http://www.bi.go.id/web/id/ Diakses tanggal 25 Februari 2013.
Brealey, Richard A., Stewart C. Myers dan Alan J. Marcus. 2008. Dasar-dasar
Manajemen Keuangan Perusahaan, diterjemahkan oleh Y. Andri
Zaimur. Edisi Kelima. Erlangga, Jakarta.
Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen
Keuangan, diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesepuluh. Buku Kedua. Salemba Empat, Jakarta.
. 2010. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, diterjemahkan oleh Ali Akbar Yulianto. Edisi Kesebelas. Buku Pertama. Salemba Empat, Jakarta.
Diana, Anastasia dan Lilis Setiawati. 2010. Perpajakan Indonesia. Edisi Ketiga. CV. Andi Offset, Yogyakarta.
Direktur Jenderal Pajak, Surat Edaran No. SE-03/PJ.41/2003 tentang Penyesuaian Fiskal Negatif Premi Asuransi Kesehatan, Asuransi Kecelakaan, Asuransi Jiwa, Asuransi Dwiguna dan Asuransi Beasiswa, yang Dibayarkan Premi Pemberi Kerja dan Premi tersebut Dihitung sebagai Penghasilan.
Direktorat Jenderal Pajak, Undang-Undang No. 16 tahun 2009 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.
Direktorat Jenderal Pajak, Undang-Undang No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan.
Dwi Hartono, Yohanes Aris. 2008. “Pemilihan Metode Depresiasi Aktiva Tetap untuk Perencanaan Pajak Penghasilan”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Gunawan, Aswin Yudhi. 2009. “Analisis Pemilihan Metode Penyusutan Harta
Berwujud Bukan Bangunan untuk Meminimalkan Beban Pajak”. Skripsi
Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Hardika, Nyoman Sentosa. 2007. “Perencanaan Pajak Sebagai Strategi
Penghematan Pajak”. Jurnal Bisnis dan Kewirausahaan. Vol. 3. (Juli). No. 2: 103-112.
Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan: Teori dan Penerapan Keputusan
Jangka Panjang. Edisi Keempat. BPFE, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia. 2013. Modul Pelatihan Pajak Terapan Brevet A dan B Terpadu. Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta.
Jusup, Haryono. 2011. Dasar-Dasar Akuntansi. Edisi Ketujuh. STIE YKPN, Yogyakarta.
Keown, Arthur J., John D. Martin, J. William Petty dan David F. Scott J.R. 2010.
Manajemen Keuangan: Prinsip dan Penerapan, diterjemahkan oleh Marcus Prihminto Widodo. Edisi Kesepuluh. Indeks, Jakarta.
Malvinas, Yohana Thresmaningsih. 2005. “Analisis Kebijakan Penentuan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud untuk Tax Planning”. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Mangunsong, Soddin. 2002. “Peranan Tax Planning dalam Mengefisienkan
Pembayaran Pajak Penghasilan”. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol. 2. (November). No.1: 44-54.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan. Edisi Revisi. CV. Andi Offset, Yogyakarta.
Menteri Keuangan, Keputusan No. 138/KMK.03/2002 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan No. 520/KMK.04/2000 tentang Jenis-jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan.
Menteri Keuangan, Peraturan No. 96/PMK.03/2009 tentang Jenis-jenis Harta yang Termasuk dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan.
Menteri Keuangan, Peraturan No. 219/PMK.011/2012 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan No. 81/PMK.03/2009
tentang Pembentukan atau Pemupukan Dana Cadangan yang Boleh Dikurangkan sebagai Biaya.
Nawawi, H. Hadari. 2005. Metode Penelitian Bidang Sosial. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.
Oentoro, Hendra. 2009. “Pengaruh Metode Depresiasi Bukan Bangunan terhadap Laba Fiskal, PPh Terutang, PPh Pasal 25, dan PPh Pasal 28A/29”.
Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus. Edisi Keenam. Salemba Empat,
Jakarta.
Suandy, Erly. 2008. Perencanaan Pajak. Edisi Keempat. Salemba Empat, Jakarta. Suwardjono. 2011. Teori Akuntansi: Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi
Ketiga. BPFE, Yogyakarta.
Trisnawati, Asih. 2009. “Analisis Penentuan Metode Penilaian Persediaan dan Penentuan Metode Penyusutan Harta Berwujud untuk Tax Planning”.
Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Waluyo. 2008. Perpajakan Indonesia. Edisi Delapan. Salemba Empat, Jakarta.
Widi, Restu Kartiko. 2010. Asas Metodologi Penelitian: Sebuah Pengenalan dan
Penuntun Langkah demi Langkah Pelaksanaan Penelitian. Edisi
Pertama. Graha Ilmu, Yogyakarta.
Widjaja, Siana M. 2001. “Kajian Hukum Pajak: Keuntungan Metode Saldo Menurun dari Metode Garis Lurus dalam Penyusutan”. Law Review. Vol. 1. (November). No. 2: 108-121.
146
LAMPIRAN 1
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 138/KMK.03/2002
TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 520/KMK.04/2000 TENTANG JENIS-JENIS HARTA YANG TERMASUK
DALAM KELOMPOK HARTA BERWUJUD BUKAN BANGUNAN UNTUK KEPERLUAN PENYUSUTAN
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : bahwa dalam rangka memberikan kemudahan dan kepastian
hukum dalam melaksanakan ketentuan Pasal 11 ayat (11) Undang-undang Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 TAHUN 2000, perlu dilakukan perubahan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 520/KMK.04/2000 tentang Jenis-jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan;
Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak
Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 50, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3263) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 TAHUN 2000 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 127, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3985);
2. Keputusan Presiden Nomor 228/M Tahun 2001;
3. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 520/KMK.04/2000 tentang Keputusan Menteri Keuangan tentang Jenis-jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN TENTANG
PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN MENTERI
KEUANGAN NOMOR 520/KMK.04/2000 TENTANG
JENIS-JENIS HARTA YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK HARTA BERWUJUD BUKAN BANGUNAN UNTUK KEPERLUAN PENYUSUTAN.
Pasal I
Mengubah ketentuan Pasal 1 Keputusan Menteri Keuangan Nomor 520/KMK.04/2000 tentang Keputusan Menteri Keuangan tentang Jenis-jenis Harta Yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan Untuk Keperluan Penyusutan, sehingga keseluruhan Pasal 1 berbunyi sebagai berikut:
"Pasal 1
Jenis-jenis harta yang termasuk dalam masing-masing kelompok harta berwujud bukan bangunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (6) Undang-undang Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-undang Nomor 17 Tahun 2000, adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran IVKeputusan Menteri Keuangan ini.
Untuk jenis-jenis harta berwujud bukan bangunan yang tidak tercantum dalam Lampiran I sampai dengan Lampiran IV Keputusan Menteri Keuangan ini dimasukan ke dalam kelompok III.
Apabila Wajib Pajak dapat menunjukan bahwa berdasarkan masa manfaat yang sesungguhnya harta berwujud bukan bangunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) tidak dapat dimasukan ke dalam kelompok III, Wajib Pajak harus mengajukan permohonan untuk penetapan kelompok harta berwujud bukan bangunan tersebut sesuai dengan masa manfaat yang sesungguhnya kepada Direktur Jenderal Pajak. Atas permohonan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam ayat (3), Direktur Jenderal Pajak atas Nama Menteri Keuangan harus memberikan suatu keputusan paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya permohonan beserta dokumen pendukung secara lengkap.
Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) telah lewat dan Direktur Jenderal Pajak belum memberikan suatu keputusan, maka permohonan dianggap diterima.
Pasal II
Keputusan Menteri Keuangan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengumuman Keputusan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 8 April 2002
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, ttd
BOEDIONO
Lampiran I
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor : 138/KMK.03/2002
Tanggal : 8 April 2002
Jenis-jenis Harta Berwujud Yang Termasuk dalam Kelompok I
Nomor
Urut Jenis Usaha Jenis Harta
1. Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari kayu atau rotan
termasuk meja, bangku, kursi, almari dan
sejenisnya yang bukan bagian dari
bangunan.
b. Mesin kantor seperti mesin tik, mesin hitung, duplikator, mesin fotokopi, mesin akunting/pembukuan, komputer, printer, scanner dan sejenisnya.
c. Perlengkapan lainnya seperti amplifier, tape/cassette, video recorder, televisi dan sejenisnya.
d. Sepeda motor, sepeda dan becak.
e. Alat perlengkapan khusus (tools) bagi industri/jasa yang bersangkutan.
f. Alat dapur untuk memasak, makanan dan minuman.
Nomor
Urut Jenis Usaha Jenis Harta
2. Pertanian,
perkebunan,
kehutanan, perikanan
Alat yang digerakkan bukan dengan mesin.
3. Industri makanan dan
minuman
Mesin ringan yang dapat dipindah-pindahkan seperti, huller, pemecah kulit, penyosoh, pengering, pallet, dan sejenisnya.
4. Perhubungan
pergudangan dan komunikasi
Mobil taksi, bus dan truk yang digunakan sebagai angkutan umum.
5. Industri semi
konduktor
Falsh memory tester, writer machine, biporar test system, elimination (PE8-1), pose checker.
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum
u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen ttd.
Koemoro Warsito, S.H NIP 060041898
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd,-
Lampiran II
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor : 138/KMK.03/2002
Tanggal : 8 April 2002 Jenis-jenis Harta Berwujud Yang
Termasuk dalam Kelompok II
Nomor
Urut Jenis Usaha Jenis Harta
1. Semua jenis usaha a. Mebel dan peralatan dari logam temasuk
meja, bangku, kursi, almari dan sejenisnya yang bukan merupakan bagian dari bangunan. Alat pengatur udara seperti AC, kipas angin dan sejenisnya.
b. Mobil, bus, truk speed boat dan sejenisnya. c. Container dan sejenisnya.
2. Pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan
a. Mesin pertanian/perkebunan seperti traktor dan mesin bajak, penggaruk, penanaman, penebar benih dan sejenisnya.
b. Mesin yang mengolah atau menghasilkan atau memproduksi bahan atau barang pertanian, kehutanan, perkebunan, dan perikanan.
3. Industri makanan dan
minuman
a. Mesin yang mengolah produk asal
binatang, unggas dan perikanan, misalnya pabrik susu, pengalengan ikan .
b. Mesin yang mengolah produk nabati, misalnya mesin minyak kelapa, magarine, penggilingan kopi, kembang gula, mesin pengolah biji-bijian seperti penggilingan beras, gandum, tapioka.
c. Mesin yang menghasilkan/memproduksi minuman dan bahan-bahan minuman segala jenis.
d. Mesin yang menghasilkan/memproduksi bahan-bahan makanan dan makanan segala jenis.
4. Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin
ringan (misalnya mesin jahit, pompa air).
Nomor
Urut Jenis Usaha Jenis Harta
6. Konstruksi Peralatan yang dipergunakan seperti truk berat,
dump truck, crane buldozer dan sejenisnya.
7. Perhubungan,
pergudangan dan komunikasi
a. Truck kerja untuk pengangkutan dan
bongkar muat, truck peron, truck
ngangkang, dan sejenisnya;
b. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sebagainya) termasuk kapal pendingin, kapal tangki, kapal penangkap ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;
c. Kapal yang dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal-kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya yang mempunyai berat sampai dengan 100 DWT;
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat sampai dengan 250 DWT;
e. Kapal balon.
8. Telekomunikasi a. Perangkat pesawat telepon;
b. Pesawat telegraf termasuk pesawat
pengiriman dan penerimaan radio telegraf dan radio telepon.
Nomor
Urut Jenis Usaha Jenis Harta
9. Industri semi
konduktor
Auto frame loader, automatic logic handler, baking oven, ball shear tester, bipolar test handler (automatic), cleaning machine, coating machine, curing oven, cutting press, dambar cut machine, dicer, die bonder, die shear test, dynamic burn-in system oven, dynamic test handler, eliminator (PGE-01), full automatic handler, full automatic mark, hand maker, individual mark, inserter remover machine, laser marker (FUM A-01), logic test system, marker (mark), memory test system, molding, mounter, MPS automatic, MPS manual, O/S tester manual, pass oven, pose checker, re-form machine, SMD stocker, taping machine, tiebar cut press, trimming/forming machine, wire bonder, wire pull tester.
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum
u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen ttd.
Koemoro Warsito, S.H NIP 060041898
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd,-
Lampiran III
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor : 138/KMK.03/2002
Tanggal : 8 April 2002 Jenis-jenis Harta Berwujud Yang
Termasuk dalam Kelompok III
Nomor
Urut Jenis Usaha Jenis Harta
1. Pertambangan selain
minyak dan gas
Mesin-mesin yang dipakai dalam bidang pertambangan, termasuk mesin-mesin yang mengolah produk pelikan.
2. Permintalan,
pertenunan dan pencelupan
a. Mesin yang mengolah/menghasilkan
produk-produk tekstil (misalnya kain katun, sutra, serat-serat buatan, wol dan bulu hewan lainnya, lena rami, permadani, kain- kain bulu, tule).
b. Mesin untuk yang preparation, bleaching, dyeing, printing, finishing, texturing, packaging dan sejenisnya.
3. Perkayuan a. Mesin yang mengolah/menghasilkan
produk-produk kayu, barang-barang dari jerami, rumput dan bahan anyaman lainnya. b. Mesin dan peralatan penggergajian kayu.
4. Industri kimia a. Mesin peralatan yang mengolah/
menghasilkan produk industri kimia dan industri yang ada hubungannya dengan industri kimia (misalnya bahan kimia anorganis, persenyawaan organis dan anorganis dan logam mulia, elemen radio aktif, isotop, bahan kimia organis, produk farmasi, pupuk, obat celup, obat pewarna, cat, pernis, minyak eteris dan resinoida- resinonida wangi-wangian, obat kecantikan dan obat rias, sabun, detergent dan bahan organis pembersih lainnya, zat albumina, perekat, bahan peledak, produk pirotehnik, korek api, alloy piroforis, barang fotografi dan sinematografi.
Nomor
Urut Jenis Usaha Jenis Harta
b. Mesin yang mengolah/menghasilkan
produk industri lainnya (misalnya damar tiruan, bahan plastik, ester dan eter dari selulosa, karet sintetis, karet tiruan, kulit samak, jangat dan kulit mentah).
5. Industri mesin Mesin yang menghasilkan/memproduksi mesin
menengah dan berat (misalnya mesin mobil, mesin kapal).
6. Perhubungan, dan
komunikasi
a. Kapal penumpang, kapal barang, kapal khusus dibuat untuk pengangkutan barang- barang tertentu (misalnya gandum, batu- batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal tangki, kapal penangkapan ikan dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
b. Kapal dibuat khusus untuk mengela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran terapung dan sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 100 DWT sampai dengan 1.000 DWT.
c. Dok terapung.
d. Perahu layar pakai atau tanpa motor yang mempunyai berat di atas 250 DWT.
e. Pesawat terbang dan helikopter-helikopter segala jenis.
7. Telekomunikasi Perangkat radio navigasi, radar dan kendali
jarak jauh. Salinan sesuai dengan aslinya
Kepala Biro Umum u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen ttd.
Koemoro Warsito, S.H NIP 060041898
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd,-
Lampiran IV
Keputusan Menteri Keuangan
Nomor : 138/KMK.03/2002
Tanggal : 8 April 2002 Jenis-jenis Harta Berwujud Yang
Termasuk dalam Kelompok IV
Nomor
Urut Jenis Usaha Jenis Harta
1. Konstruksi Mesin berat untuk konstruksi.
2. Perhubungan dan
komunikasi
a. Lokomotif uap dan tender atas rel.
b. Lokomotif listrik atas rel, dijalankan dengan batere atau dengan tenaga listrik dari sumber luar.
c. Lokomotif atas rel lainnya.
d. Kereta, gerbong penumpang dan barang, termasuk kontainer khusus dibuat dan diperlengkapi untuk ditarik dengan satu alat atau beberapa alat pengangkutan. e. Kapal penumpang, kapal barang, kapal
khusus dibuat untuk pengangkutan
barang-barang tertentu (misalnya gandum, batu-batuan, biji tambang dan sejenisnya) termasuk kapal pendingin dan kapal
tangki, kapal penangkap ikan dan
sejenisnya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT.
f. Kapal dibuat khusus untuk menghela atau mendorong kapal, kapal suar, kapal pemadam kebakaran, kapal keruk, keran- keran terapung dan sebagainya, yang mempunyai berat di atas 1.000 DWT. g. Dok-dok terapung.
Salinan sesuai dengan aslinya Kepala Biro Umum
u.b.
Kepala Bagian Tata Usaha Departemen ttd.
Koemoro Warsito, S.H NIP 060041898
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
ttd,-
LAMPIRAN 2
MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
SALINAN
PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 96/PMK.03/2009
TENTANG
JENIS-JENIS HARTA YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK HARTA BERWUJUD BUKAN BANGUNAN UNTUK KEPERLUAN PENYUSUTAN
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,
Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 11 ayat (11)
Undang-Undang Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 TAHUN 2008, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuangan tentang Jenis-jenis Harta yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 6 TAHUN 1983 tentang Ketentuan
Umum dan Tata Cara Perpajakan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1983 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3262) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 TAHUN 2009 (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 62, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4999);
2. Undang-Undang Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak
Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 TAHUN 2008 tentang
Perubahan Keempat Atas Undang-Undang Nomor 7
TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 133, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 4893).
3. Keputusan Presiden Nomor 20/P Tahun 2005; MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI KEUANGAN TENTANG JENIS- JENIS HARTA YANG TERMASUK DALAM KELOMPOK HARTA BERWUJUD BUKAN BANGUNAN UNTUK KEPERLUAN PENYUSUTAN.
Pasal 1
(1) Untuk keperluan penyusutan, harta berwujud bukan bangunan sesuai dengan masa manfaat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (6) Undang-Undang Nomor 7 TAHUN 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 36 TAHUN 2008 dikelompokkan menjadi Kelompok 1, Kelompok 2, Kelompok 3, dan Kelompok 4.
(2) Jenis-jenis harta berwujud bukan bangunan pada Kelompok 1, Kelompok 2, Kelompok 3, dan Kelompok 4 sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adalah sebagaimana ditetapkan dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran III, dan Lampiran IV Peraturan Menteri Keuangan ini, yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri Keuangan ini.
Pasal 2
(1) Jenis-jenis harta berwujud bukan bangunan yang tidak tercantum dalam Lampiran I, Lampiran II, Lampiran III, dan Lampiran IV, untuk kepentingan penyusutan digunakan masa manfaat dalam Kelompok 3 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (1).
(2) Dikecualikan dari ketentuan pada ayat (1), Wajib Pajak dapat memperoleh penetapan masa manfaat atas jenis-jenis harta berwujud bukan bangunan sesuai dengan masa manfaat yang sesungguhnya.
(3) Untuk memperoleh penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Wajib Pajak harus mengajukan permohonan kepada Direktur Jenderal Pajak dengan menunjukkan masa manfaat yang sesungguhnya jenis-jenis harta berwujud bukan bangunan.
(4) Dalam hal permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditolak, Wajib Pajak menggunakan masa manfaat jenis-jenis harta berwujud bukan bangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
Pasal 3
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara permohonan dan penetapan masa manfaat yang sesungguhnya harta berwujud bukan bangunan untuk keperluan penyusutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, diatur dengan Peraturan Direktur Jenderal Pajak.
Pasal 4
Pada saat berlakunya Peraturan Menteri Keuangan ini, Keputusan Menteri Keuangan nomor 520/KMK.04/2000 tentang Jenis-Jenis Harta yang Termasuk Dalam Kelompok Harta Berwujud Bukan Bangunan untuk Keperluan Penyusutan sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor KMK.138/KMK.03/2002, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 5
Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku sejak tanggal 1 Januari 2009.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan
pengundangan Peraturan Menteri Keuangan ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.
Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 15 Mei 2009 MENTERI KEUANGAN, SRI MULYANI INDRAWATI Diundangkan di Jakarta
Pada tanggal 15 Mei 2009
MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2009 NOMOR 105 LAMPIRAN I
PERATURAN MENTERI KEUANGAN
NOMOR : 96/PMK.03/2009
TENTANG : JENIS-JENIS HARTA YANG
TERMASUK DALAM KELOMPOK HARTA BERWUJUD BUKAN BANGUNAN UNTUK
KEPERLUAN PENYUSUTAN
JENIS-JENIS HARTA BERWUJUD YANG TERMASUK DALAM