• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dampak yang Ditimbulkan dari Program Workhsop Kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja

4.6 Pelatihan Kewirausahaan

4.2.6 Evaluasi Pelaksanaan Workshop Kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja

4.2.6.3 Dampak yang Ditimbulkan dari Program Workhsop Kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja

Setiap program yang dilakukan pasti memiliki tolak ukur dalam keberhasilannya melalui dampak yang ditimbulkan setelah program berakhir. Artinya, setiap penyelenggaraan kegiatan memiliki dampak yang ingin dicapai setelah program yang dijalankannya berlangsung. Selain itu, dengan mengadakan evaluasi terhadap setiap program kegiatan yang sudah berlangsung, suatu program akan dapat diketahui kelemahan dan kelebihan yang dimiliki.

Pada program Workshop Kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja, peneliti melihat terdapat tiga dampak setelah adanya program ini. Pertama, dampak bagi penyelenggara, yaitu PT. Jasa Raharja khususnya cabang Jawa Timur. Kedua, dampak bagi pihak penyelenggara yang kedua, yaitu Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya. Ketiga, dampak yang dihasilkan lebih besar, yakni untuk peserta pegawai yang terkena PHK.

Setelah program ini berlangsung, menjadi acuan tersendiri bagi perusahaan BUMN lainnya. Khususnya pandangan mereka tentang PT. Jasa Raharja. Seperti yang disampaikan oleh Pak Hery sebagai berikut :

“Dampaknya yang dirasakan oleh bagian PKBL, program yang unik yang orang lain belum pernah menyentuh, kita sudah

menyentuh. kita pilih program PHK orang yang kena PHK lebih mengena, makanya yang dirasakan punya rasa seneng karna tepat sasaran.”60

Dampak kedua yaitu dampak yang dirasakan oleh pihak YDSF (Yayasan Dana Sosial Al Falah). Karena program ini salah satu tujuan dari berdirinya YDSF, maka dampak yang ditimbulkan dari YDSF adalah mampu mencapai tujuan yang sudah disepakati untuk mendirikan YDSF itu sendiri, kemudian dampak itu berlanjut kepada terlaksananya salah satu program utama dari YDSF sendiri yang menimbulkan citra positif dari masyarakat sekitar maupun stakeholders dari YDSF itu sendiri. Hal itu membantu untuk memudahkan YDSF dalam melakukan kegiatan berikutnya.

Dalam hal lain, program ini mampu mengajak lebih banyak lagi donatur untuk YDSF. Karena, YDSF melakukan program-program utamanya dengan mengajak kerja sama ke berbagi pihak perusahaan, salah satunya PT. Jasa Raharja yang merupakan BUMN. Dari situlah, donatur mampu melihat adanya kesesuaian dari tujuan YDSF dengan program yang dilaksanakan.

Dampak ketiga yang ditimbulkan oleh program ini dapat dirasakan oleh peserta yang mengikuti atau terlibat dalam program PKBL PT. Jasa Raharja. Pasalnya, peserta merupakan salah satu unsur yang penting dalam program ini. Tingkat keberhasilan dari program ini juga ditentukan oleh

60 Hasil wawancara dengan Hery Mujiono di Kantor PT. Jasa Raharja, Rasuna Said – Jakarta 10 April 2017.

peserta yang terlibat. Dari segi pihak peserta, dampak yang dirasakan merupakan bertambahnya ilmu pengetahuan dari berbagai macam bidang. Seperti, ilmu untuk memiliki motivasi yang tinggi disaat-saat titik terendah yang mereka rasakan. Adapula ilmu untuk membuka usaha dari berbagai macam pilihan, ada yang memapu menguasai teknik pembuatan kue, memperbaiki AC dan sebagainya. Mungkin pada awalnya memang dari berbagai peserta memahami dasar-dasar dari ilmu tersebut, seperti pembuatan kue. Namun dalam program ini, bukan hanya mempelajari teknik pembuatan kue, ada juga bagaimana mengemas produk tersebut sehingga mempunyai nilai jual yang tinggi, bagaimana mereka mengatur sendiri usaha yang mereka punya sehingga mampu mengembangkan usahanya keberbagai kota.

Salah satu contoh yang peneliti ambil adalah dalam bidang pembuatan kue seperti yang diikuti oleh Ibu Dapuk Hikayati yang merasakan dampaknya secara langsung seperti hal nya yang disampaikan oleh beliau, sebagai berikut

“Yang pertama mungkin lebih pede, lebih semangat, artinya kalau dulu saya tidak berani menerima pesanan membuat mie, padahal saya ada mesin. Cuma karena saya engga tau ilmunya cara membuat mie, dalam pelatihan kemarin banyak hal yang bisa saya serap, saya manfaatkan ternyata bikin mie itu mudah, ternyata bikin pangsit itu mudah, yaa banyak ide lah yang mengaplikasikan apa yang sudah saya dapat itu, jadi lebih pede lah menerima pesanan. Kemarin memang pelatihannya hanya bagaimana mengembangkan potensi dengan itu membuat kue saja, sementara itu, walaupun pada dasarnya memang tidak menyentuh ke pasar ke manajemen

pasar dan sebagainya, engga. Cuma kita memang focus bagaimana menggali potensi untuk bisa sebenarnya ada banyak hal yang bisa dikerjakan dirumah ketika kita kena PHK itu, itu aja”61

Dari hasil observasi peneliti, bahwa dampak yang dirasakan oleh peserta sesuai dengan yang ingin dicapai oleh peserta itu sendiri, yang disampaikan sebagai berikut :

“Mungkin yang ingin dicapai yang pertama ya mengasah ilmu sementara kita kan sebenernya punya potensi kita kan mencari lapangan kerja, terus manfaat lah menjadi orang yang bermanfaat itu mungkin goals nya atau tujuannya kesana, kita engga mungkin diam diri merenungi atau menerima nasib, jadi kita ingin jadi orang manfaat ditengah masyarakat dan punya nilai lebih lah gitu ya pendapatan dan sebagainya”62

Dari hasil yang diperoleh Ibu Dapuk setelah menyelesaikan pelatihan hingga pembinaan, beliau terapkan semua ilmu-ilmu tersebut dalam satu usaha pembuatan adonan kue miliknya sendiri yang berada dirumahnya. Beliau juga mendapatkan pinjaman dari PT. Jasa Raharja, pinjaman yang ringan dan sangat membantu Ibu Dapuk untuk membuka usahanya sendiri. Seperti yang beliau jelaskan dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti :

“Yaa ini bikin kue, kulit-kulit kue gitu, jadi saya buka adonan kue, setengah jadi gitu lah, jadi orang pesan ke saya misalnya buat pastel hanya kulitnya yang saya buatkan, biar mereka isi sendiri dirumah, menyelesaikan untuk oven dan sebagainya.

61 Hasil wawancara dengan Dapuk Hikayati melalui telepon, Larangan – Tangerang 9 Juni 2017. 62 Hasil wawancara dengan Dapuk Hikayati melalui telepon, Larangan – Tangerang 9 Juni 2017.

Donat juga gitu, saya adoni saja lalu saya kasih mentahan gitu setengah jadi, mereka tinggal bentuk sama goreng sudah jadi. aktivitas saya juga kan dirumah, bikin kue dirumah, jadi ya engga masalah, malah ada hikmahknya gituloh.

Iya, istilahnya pinjaman murah, bukan pinjaman murni. Kalau bantuan secara material mungkin kemarin pas di workshop itu mereka menyediakan peralatan itu, tapi kalau pinjaman kita memang juga dapat pinjaman modal untuk pengembangan dan sebagainya itu dari PT. Jasa Raharja dengan bunga yang murah. Saya dikasih jangka waktu selama 3 tahun, dengan bunga 0.6 % kalau engga salah. Sedikit memang bunganya jadi meringankan saya juga.”63

4.3 Pembahasan

Implementasi merupakan suatu proses yang dinamis, dimana pelaksana kebijakan melakukan suatu aktivitas atau kegiatan, sehingga pada akhirnya akan mendapatkan suatu hasil yang sesuai dengan tujuan atau sasaran kebijakan itu sendiri.

Bagi perusahaan, merumuskan rencana yang strategis dengan baik maupun membuat konsep menarik adalah hal yang paling penting. Namun, tidak semua perusahaan yang mampu mengimplementasikan semua perencanaan secara sempurna. Pasalnya, program ini adalah program yang pertama dilakukan oleh perusahaan BUMN yang ada di Indonesia, yaitu PT. Jasa Raharja (Persero).

Peneliti akan menjabarkan secara lengkap hasil penelitian yang diperoleh dari wawancara mendalam (In-depth interview) dan kata-kata lain sehingga dapat

memberikan gambaran mengenai Implementasi Program PKBL Workshop Kemandirian yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja (Persero).

Pada penelitian terdahulu yang penulis masukkan kedalam skripsi ini, memiliki pencapaian yang hamper sama, seperti pada jurnal yang ditulis oleh Ella Nur Indriawati, Agus Suryono dan Mochamad Rozikin yang menyatakan bahwa hasil penelitian yang ada pada jurnal tersebut Implementasi program PKBL berjalan dengan baik dan mendapat respon yang positif dari pengrajin batik. Namun, dibalik lancarnya program tersebut terdapat pula kendala yang timbul dari sumber daya manusia dan kredit pinjaman yang macet yang ditimbulkan oleh mitra binaan. Akan tetapi, penulis belum bisa menyimpulkan apakah PT. Jasa Raharja mengalami kesulitan atau kendala seperti diatas, dikarenakan evaluasi yang sedang dilakukan belum selesai dan masih harus melalui catatan kelancaran pembayaran kredit yang baru berjalan 3 bulan, sehingga belum dapat dikatakan mitra binaan mengalami kemacetan atau tidak dalam hal pembayaran kredit kepada PT. Jasa Raharja.

Pada penelitian terdahulu yang berbentuk skripsi yang ditulis oleh Benny Andhika Sesa dari Universitas Atma Jaya, menjelaskan bahwa kegiatan PKBL yang dilakukan oleh PT. PLN Persero Cabang Jayapura mengalami kendala pada kurangnya pemahaman dan kesadaran masyarakat tentang PKBL, sehingga masyarakat kurang mendukung PKBL yang disebabkan bukan hanya oleh masyarakat itu sendiri, melainkan juga dari PT. PLN Persero Cabang Jayapura yang kurang melakukan sosialisasi terhadap masyarakat terkait. Berbeda halnya dengan PKBL yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja yang bekerja sama dengan

YDSF dalam hal melakukan sosialisasi terhadap para pegawai korban PHK yang berada di Surabaya melalui data yang dimiliki oleh YDSF itu sendiri. Sehingga dari 40 target khayalak, semuanya menghadiri kegiatan PKBL tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa Workshop Kemandirian PKBL PT. Jasa Raharja, konsep Public Relations dijalankan oleh Kepala Urusan PKBL PT. Jasa Raharja dan beberapa tim yang merumuskan tema tersebut seperti Yayasan Dana Sosial Al Falah Surabaya. Pada intinya, PT. Jasa Raharja yang merupakan perusahan BUMN memiliki tim khusus untuk menyelenggarakan PKBL atau yang sering dikenal sebagai CSR (Corporate Social Responsibility) sehingga, setiap kegiatan-kegiatan yang bernuansa untuk menimbulkan citra bahkan reputasi positif berada dibawah naungan PKBL itu sendiri. Sedangkan, Humas di dalam PT. Jasa Raharja berada dibawah naungan Sekretariat Perusahaan,. Namun tetap terlibat dalam setiap kegiatan PKBL yang dilakukan. Seperti halnya mensosialisasikan program-program yang sudah dilakukan oleh berbagai bagian dari PT. Jasa Raharja melalui beberapa media, seperti media massa, elektronik dan juga cetak. Walaupun tidak memiliki public relations dalam structural, PT. Jasa Raharja memberi kepercayaan terhadap bagian PKBL dalam hal melaksanakan beberapa kegiatan Public Relations.

PT. Jasa Raharja bekerjasama dengan Yayasan Dana Sosial Al Falah (YDSF) Surabaya untuk membentuk sebuah tim yang menyelenggarakan program tersebut dengan taktik yang mendukung program tersebut. PKBL PT. Jasa Raharja melakukan segala bentuk kegiatan implementasi program mulai dari pra-program, pelaksanaan, hingga evaluasi.

Pra-program yang dilakukan adalah mengumpulkan data-data untuk mulai

membuat suatu konsep, meeting internal, pembuatan anggaran biaya. Setelah selesai selesai melakukan pra-program masuk pada pelaksanaan program. Dalam pelaksanaan program, PKBL PT. Jasa Raharja beserta YDSF mulai merealisasikan pra-program, mulai dari menentukan PIC dari tiap-tiap kegiatan, dari workshop kemandirian, pelatihan, hingga pembinaan. Dan juga menentukan siapa saja yang harus terlibat dalam setiap kegiatan yang dilakukan, seperti para pengisi acara. Setelah program selesai, divisi PKBL PT. Jasa Raharja melakukan evaluasi dari program tersebut untuk melihat tingkat keberhasilan dari terlaksananya program yang dilakukan. Terlebih lagi untuk mengetahui apa-apa saja hal positif dan negative yang timbul dari program tersebut untuk pembelajaran di program selanjutnya.

Otto Lerbinger menjelaskan bahwa Public Relations merupakan suatu kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian kepercayaan, penghargaan dari public terhadap perusahaan khususnya dan masyarakat umum. Dalam Public Relations, terdapat suatu usaha untuk mewujudkan hubungan yang harmonis antara suatu korporat dengan public, usaha untuk memberikan atau menanamkan kesan menyenangkan, sehingga akan timbul opini public yang menguntungkan bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan tersebut.64

Pelaksanaan kegiatan Public Relations yang dijalankan oleh divisi PKBL PT. Jasa Raharja ini berfokus untuk melakukan kegiatan-kegiatan yang akan berdampak pada PT. Jasa Raharja itu sendiri, yaitu untuk menimbulkan citra positif untuk

mencapai reputasi yang baik dimata masyarakat sehingga, hal tersebut membantu PT. Jasa Raharja untuk lebih mudah dalam melaksanakan program berikutnya.

Jika diringkas dari tinjauan pustaka bab 2, mengenai penjelasan diatas tentang konsep implementasi Public Relations maka sesuai dengan teori yang digunakan oleh peneliti, yaitu :

Konsep Implementasi Program Public Relations :65

1. Defining Public Relations Problem (Mendefinisikan problem atau peluang)

2. Planning and Programming (Perencanaan dan pemrograman)

3. Taking Action and Communicating (Mengambil tindakan dan

berkomunikasi)

4. Evaluating the Program (Mengevaluasi program)

Prinsip-prinsip dasar Good Corporate Governance 66:

1. Transparency (Keterbukaan Informasi) 2. Accountability (Akuntabilitas)

3. Responsibility (Pertanggungjawaban) 4. Independency (Kemandirian)

65 Scott M. Cutlip, Allen H. Center, Glen M. Broom Effective Public Relations Jakarta: PT. INDEKS Kelompok Gramedia 2009 Hal 319

66 Achmad Daniri, Good Corporate Governance :Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia. Jakarta : Ray Indonesia , 2005, hal.9

Pada konsep implementasi program public relations ini, terdapat dalam divisi PKBL PT. Jasa Raharja, yang kemudian menjadi salah satu strategi dalam melaksanakan sebuah program agar mampu mencapai tujuan yang diharapkan bersama. Divisi PKBL merupakan divisi khusus untuk melakukan kegiatan Public

Relations dalam hal tanggung jawab sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility) yang biasa dilakukan oleh divisi Public Relations sendiri.

NO Konsep Implementasi Program Public Relations Penjelasan Pelaksanaan

1. Defining Public Relations Problem

Salah satu fungsi PR berada di divisi PKBL untuk melakukan penyelidikan dan

memantau pengetahuan, opini, sikap dan perilaku pihak-pihak yang terkait dan dipengaruhi.

Langkah ini dilakukan untuk mengetahui situasi yang terjadi saat ini. PR harus jeli dalam melihat data dan fakta yang erat sangkut pautnya dengan pekerjaan yang akan digarap.:What’s

happening now?”

merupakan kata-kata yang menjelaskan tahap ini. Segala keterangan harus diperoleh selengkap mungkin. Dalam tahap mendefinisikan penelitian, seorang praktisi PR harus mengolah data factual yang telah ada, mengadakan perbandingan, melakukan

pertimbangan dan menghasilkan penilaian sehingga dapat diperoleh kesimpulan dari data factual yang telah didapat.

1. Research mengenai permasalahan korban PHK khususnya di Surabaya

2. Meeting dengan pihak YDSF (Yayasan Dana Sosial Al Falah) mengenai program kemitraan dan bina lingkungan

3. Observasi ke lapangan mengenai hasil meeting dengan pihak YDSF

2. Programming Planning and

Setelah mengumpulkan informasi, divisi PKBL PT. Jasa Raharja pada langkah pertama digunakan untuk

1. Meeting internal oleh PT. Jasa Raharja pusat dengan cabang Provinsi Jatim

NO Konsep Implementasi Program Public Relations Penjelasan Pelaksanaan

2. Programming Planning and

membuat keputusan tentang program public, strategi tujuan, tindakan dan komunikasi, taktik dan sasaran.

Berdasarkan pada

rumusan masalah, dibuat strategi perencanaan dan pengambilan keputusan untuk membuat program kerja berdasarkan kebijakan lembaga yang juga disesuaikan dengan kepentingan public. Kata kunci dari tahap ini adalah “What should we

do and why ?”

sasaran dari program PKBL PT. Jasa Raharja 3. Membuat Schedule job

desk masing-masing pihak

4. Membuat rancangan anggaran biaya untuk kemudian di

sosialisasikan ke pihak dewan direksi dari PT. Jasa Raharja

5. Menentukan lokasi atau wilayah yang akan menjadi tempat pelaksanaan program, dan mensosialisasikan hasilnya ke dewan direksi.

6. Membuat Time Table program tersebut.

3. Taking Action and Communicating

Langkah ini meliputi implementasi program aksi dan komunikasi yang didesain untuk mencapai tujuan spesifik untuk masing-masing public dalam rangka mencapai tujuan program. Tahap ini dilewati untuk

mendapatkan jawaban pertanyaan “How do we

do it and say it.”.

Tujuan dan objektivitas yang spesifik harus dikaitkan untuk mencapai aksi dan komunikasi yang akan dilakukan oleh praktisi PR. Ia harus mampu mengkomunikasikan pelaksanaan mereka

1. Pengerjaan semua

planning yang telah

dibuat, meliputi : a. Mensosialisasikan ke pihak perusahaan di Surabaya yang melakukan kegiatan PHK, mensosialisasikan ke pihak donatur dari YDSF yang terkena PHK.

b. Mengumpulkan data peserta yang akan terlibat dalam program ini. c. Memesan tempat untuk pelaksanaan program tersebut (Bogasari Baking Center, PENS dan G Suite Hotel).

NO Konsep Implementasi Program Public Relations Penjelasan Pelaksanaan

3. Taking Action and Communicating

untuk mendukung pelaksanaan program tersebut. Selain itu, ia juga harus melakukan aksi dan melakukan kegiatan PR sebaik-baiknya. d. Melaksanakan “Workshop Kemandirian” yang dilaksanakan pada tanggal 2-5 November di tiga lokasi : Bpgasari Baking Center Jl. Kedungdoro Surabaya, PENS (Politeknik Elektronika Negeri Surabaya) Jl. Mulyosari-ITS Surabaya, dan G Suite Hotel, Jl. Raya Gubeng Surabaya. e. Melaksanakan

pelatihan kuliner yang dipandu oleh tim ahli dari PT. Bogasari dengan waktu pelatihan selama 3 hari. f. Melaksanakan pelatihan elektronika di lokasi PENS Surabaya selama 3 hari g. Melaksanakan Pelatihan Kewirausahaan dengan dipandu oleh praktisi usahawan sukses di bidangnya dengan waktu kegiatan selama 2 hari. h. Melaksanakan pendampingan dengan kegiatan : memberikan

NO Konsep Implementasi Program Public Relations Penjelasan Pelaksanaan

3. Taking Action and Communicating konsultasi usaha berupa manajemen usaha, pemasaran dan cashflow keuangan, membantu promosi dan peningkatan kualitas produk, monitoring dan supervise pada kegiatan yang dilakukan. i. Melaksanakan pembinaan seperti : Kunjungan rutin ke peserta pelatihan, diskusi dan sharing bersama peserta dan studi banding ke UKM/Mitra Binaan YDSF.

4. Evaluating the Program

Langkah terakhir ini meliputi evaluasi terhadap langkah-langkah sebelumnya yaitu pada langkah perencanaan,

implementasi dan hasil dari program yang dilaksanakan oleh PKBL PT. Jasa Raharja. Penyesuaian akan dilakukan sembari program diimplementasikan dan didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program berhasil atau tidak. Tujuan utama dari evaluasi adalah untuk mengukur

keefektifitasan proses

1. Mengukur keberhasilan dari program ini dengan cara mengumpulkan data dari peserta yang mampu

survive dengan memiliki

usaha sendiri, meskipun melalui pinjaman dari pihak PT. Jasa Raharja, namun dengan

mendirikan usaha sendiri sudah memperlihatkan bahwa pelatihan yang dilakukan berhasil dan membawa dampak. 2. PT. Jasa Raharja merasa

ada kendala pada saat melaksanakan program di outdoor karena, kebanyakan dari peserta susah untuk diatur dan beberapa dari mereka agak kesulitan untuk

NO Konsep Implementasi Program Public Relations Penjelasan Pelaksanaan

4. Evaluating the Program

secara keseluruhan. Pada tahap ini, praktisi PR dituntut untuk teliti dan seksama demi

keakuratan data dan fakta yang telah ada. Dengan demikian, tahap ini juga sebagai acuan perencanaan di masa mendatang. Singkat kata

“How did we do ?”

hadir karena lokasi tempat pelaksanaan jauh dari rumah mereka.

Dari pernyataan diatas maka dapat disimpulkan bahwa peran Public

Relations yang dijalankan oleh divisi PKBL PT. Jasa Raharja telah sesuai dengan

teori dan konsep yang sudah ada di BAB II dan divisi PKBL telah melaksanakan konsep implementasi program Public Relation tersebut.

Keempat tahap konsep impelentasi program Public Relations tersebut merupakan hal penting untuk dilakukan seorang Public Relations, karena mampu memudahkan PR dalam melaksanakan program-program PR yang mayoritas dilakukan oleh divisi PKBL PT. Jasa Raharja. Semua program PKBL PT. Jasa Raharja menjadi lebih terstruktur dan memiliki strategi yang mudah dipahami karena sudah melakukan beberapa serangkaian kegiatan sehingga memudahkan tim dalam bekerja sama serta mampu meminimalisir terjadinya

miscommunications.

Sementara itu, dalam mewujudkan Good Corporate Governance PT. Jasa Raharja mengacu kepada prinsip-prinsip dasar daro GCG itu sendiri. Dari

keempat prinsip, peneliti hanya menggunakan dua diantaranya sebagai acuan teori, karena dilihat dari penjabaran dan isi dari penelitian ini, hanya ada dua yang sesuai dengan teori dari prinsip GCG. Yaitu :

NO Prinsip Dasar Good Corporate Governance Penjelasan Pelaksanaan 1. Transparency (Keterbukaan Informasi) Keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan

informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan.

1. PKBL PT. Jasa Raharja bekerja sama dengan beberapa divisi untuk melaksanakan programnya, seperti Humas dan Keuangan. 2. PKBL PT. Jasa Raharja selalu menyampaikan informasi apapun kepada divisi lain, sehingga semua divisi mengetahui bagaimana proses berjalannya program. 3. Dalam pembuatan budgeting, PKBL PT. Jasa Raharja update ke dewan direksi perusahaan 4. Setiap tahap-tahap program, selalu di share ke berbagai divisi yang terkait. 5. Divisi humas biasanya mengirimkan perwakilan untuk meliput segala kegiatan yang dilakukan oleh divisi PKBL PT. Jasa Raharja

NO Prinsip Dasar Good Corporate Governance Penjelasan Pelaksanaan 2. (Pertanggung- Responsibility Jawaban) Kesesuaian (kepatuhan) di dalam pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta peraturan perundangan yang berlaku

1. PKBL merupakan suatu kewajiban yang tertulid di Undang-Undang yang harus dilakukan PT. Jasa Raharja sebagai salah satu perusahaan BUMN di Indonesia. 2. Setiap program harus

memiliki

kesinambungan dan keberlangsungan dengan adanya program kemitraan yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja 3. Program kemitraan

yang dilakukan oleh PT. Jasa Raharja memunculkan UKM-UKM baru di

Indonesia melalui pelatihan untuk korban PHK contohnya.

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa PT. Jasa Raharja telah menggunakan prinsip-prinsip dasar dari Good Corporate Governance untuk mewujudkannya. PT. Jasa Raharja melakukan semua program yang dibuat secara terbuka, baik antar divisi maupun pimpinan. Semua program dibuat secara matang dan sesuai dengan acuan yang ada didalam perusahaan PT. Jasa Raharja tersebut. Atas kerjasama tersebut, PT. Jasa Raharja mampu mewujudkan tujuan dari dilakukannya program ini yaitu Good Corporate Governance.

Dokumen terkait