• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL UJI HIPOTESIS

METODE PENELITIAN

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian 1 Musik Klasik Sedatif

Musik klasik sedatif adalah musik tradisi kesenian barat dan musik orkestra yang dibuat atau berakar dari mulai periode barok hingga romantik (1600-1900) dengan tempo yang lambat dan stabil (60-80 ketukan per menit) yang dapat menurunkan detak jantung dan tekanan darah, menurunkan tingkat rangsang dan secara umum dapat membuat tenang.

Peneliti telah memiliki 4 lagu musik klasik sedatif yang siap untuk disajikan kepada sampel yang ada dalam penelitian ini dengan menggunakan perangkat audio sebagai media penyajiannya. Keempat lagu tersebut dapat diurutkan sebagai berikut;

1. JS Bach: Concerto in D minor, Siciliano; 2. JS Bach: Air on a G String;

3. Mozart: Adagio, Sonata in E-flat 4. JS Bach: Arioso in F

50

yang memiliki kesukaan jenis musik yang berbeda-beda terhadap 10 lagu musik klasik sedatif yang disarankan oleh Tague (2007). Keempat lagu tersebut disajikan secara berurutan saat eksperimen berlangsung. Jika waktu eksperimen belum selesai, maka keempat lagu tersebut diulang kembali dari lagu yang pertama sampai waktu eksperimen yang telah dijadwalkan di masing-masing kondisi selesai.

Sampel di kelompok kontrol tidak diperdengarkan musik klasik sedatif baik di saat belajar 10 menit sebelum ujian dan pada saat ujian dimulai hingga ujian selesai. Pada kelompok eksperimen 1, sampel akan disajikan musik klasik sedatif pada saat belajar 10 menit sebelum ujian, namun musik klasik sedatif tidak akan disajikan pada saat ujian dimulai hingga ujian selesai. Pada kelompok eksperimen 2, sampel tidak akan disajikan musik klasik sedatif pada saat belajar 10 menit sebelum ujian, namun musik klasik sedatif akan disajikan pada saat ujian dimulai hingga ujian selesai. Pada kelompok eksperimen 3, sampel akan disajikan musik klasik sedatif pada saat belajar 10 menit sebelum ujian dan saat ujian dimulai hingga ujian selesai.

2. Kecemasan Terhadap Ujian Statistika

Peneliti mendefinisikan kecemasan terhadap ujian statistika sebagai kondisi psikologis dan fisiologis mahasiswa yang tidak menyenangkan yang ditandai oleh pikiran, perasaan dan perilaku motorik yang tidak terkendali dan mengganggu dalam proses mempelajari materi statistika yang akan diujiankan pada waktu 10 menit sesaat menjelang ujian statistika dan saat melakukan analisis statistika,

pengumpulan dan pengolahan serta interpretasi data ketika sedang mengerjakan ujian statistika yang sedang berlangsung. Instrumen yang digunakan untuk mengukur kecemasan terhadap ujian statistika adalah Skala Kecemasan Terhadap Ujian Statistika I, Skala Kecemasan Terhadap Ujian Statistika II dan Skala Kecemasan Terhadap Ujian Statistka III yang telah disusun oleh peneliti berdasarkan respon-respon kecemasan yang dicetuskan oleh Stuart (dalam Agnesha, 2013) yang meliputi aspek fisiologis, perilaku, kognitif dan afektif.

Skala Kecemasan Terhadap Ujian Statistika I (KTUS I) ditujukan untuk mengukur kecemasan terhadap ujian statistika pada sampel sesaat sebelum belajar selama 10 menit menjelang ujian statistika, Skala Kecemasan Terhadap Ujian Statistika II (KTUS II) mengukur tingkat kecemasan terhadap ujian statistika pada sampel saat belajar selama 10 menit sebelum mengerjakan ujian statistika dan Skala Kecemasan Terhadap Ujian Statistika III (KTUS III) mengukur tingkat kecemasan terhadap ujian statistika pada sampel saat mengerjakan ujian statistika. Masing-masing dari ketiga skala ini terdiri atas 46 butir aitem sebelum dilakukan uji coba. Terdapat pilihan respon “ya” dan “tidak” di masing-masing aitemnya. Sampel akan memperoleh nilai 1 ketika memberi respon “ya” dan akan memperoleh nilai 0 ketika memberi respon “tidak” di setiap aitemnya. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh sampel di masing-masing skala, maka semakin tingi juga kecemasan terhadap ujian statistika pada sampel tersebut.

52

3. Prestasi Belajar Statistika

Prestasi belajar statistika adalah skor pencapaian hasil tes atau hasil ujian statistika yang diperoleh siswa atas pembelajaran yang telah dilakukan di mata kuliah statistika. Dalam penelitian ini, skor pencapaian hasil ujian statistika ditunjukkan dalam bentuk angka yang memiliki rentang dari angka 0 – 100. Skor tersebut diperoleh melalui ujian statistika yang diberikan oleh peneliti untuk dikerjakan oleh sampel penelitian. Semakin tinggi skor yang diperoleh oleh sampel mengartikan bahwa semakin tinggi pula prestasi belajar statistikanya.

Tes Prestasi Belajar Statistika yang diberikan adalah berbentuk tes tertulis berupa soal essai yang terdiri dari sebanyak 3 soal yang dicetak pada kertas berukuran A4. Soal-soal pada tes prestasi belajar statistika disusun oleh peneliti yang dibantu oleh dosen pengampu mata kuliah statistika dan metodologi penelitian kuantitatif. Soal-soal pada tes prestasi belajar statistika ini disusun khusus berdasarkan materi statistika yang telah dipelajari oleh sampel di mata kuliah metodologi penelitian kuantitatif berdasarkan kontrak kuliah metodologi penelitian kuantitatif tahun 2014, yaitu mencakup peranan statistik dalam penelitian dan pengolahan data seperti Uji Normalitas, Uji Homogenitas, Uji Komparasi (Paired Sample T-Test, Independent Sample T-Test, One Way Anova), Uji Linearitas dan Uji Korelasi.

4. Kebisingan

Berdasarkan World Health Organization (WHO), kebisingan adalah bunyi yang tidak tidak diinginkan atau tidak menyenangkan. Sedangkan berdasarkan

Kamus Besar Bahasa Indonesia, bunyi itu sendiri adalah sesuatu yg terdengar (didengar) atau ditangkap oleh telinga. Kebisingan yang dimaksud dalam penelitian ini mengacu kepada berbagai bunyi-bunyian yang berasal baik dari luar maupun dari dalam ruangan eksperimen, termasuk bunyi dari musik klasik sedatif yang diperdengarkan kepada sampel penelitian yang dapat mengganggu sampel dalam penelitian jika di atas 65 dB (65 decibel). Kebisingan dalam penelitian ini diukur dengan pengukur bunyi Extech Sound Level Meter 407732.

5. Pencahayaan

Pencahayaan berasal dari kata cahaya. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, cahaya adalah sinar atau terang dari sesuatu yg bersinar seperti matahari, bulan dan lampu yg memungkinkan mata menangkap bayangan benda- benda di sekitarnya. Sedangkan pencahayaan adalah penyinaran, pemberian cahaya ataupun proses, cara atau perbuatan memberi cahaya. Dalam penelitian ini, pencahayaan yang dimaksud adalah proses pemberian cahaya yang cukup oleh peneliti kepada sampel melalui lampu-lampu yang ada di ruangan eksperimen.