BAB II TINJAUAN PUSTAKA
G. Demam
1) Defenisi Demam
Demam adalah “gejala” penyakit yang disebabkan oleh banyak hal dan biasanya akan berhenti dalam 5 hari. Penyakit yang menyebabkan demam, bisa ringan atau berat. Seseorang dikatakan demam, jika suhu tubuhnya mencapai 37,5º C atau lebih (USAID & MCHIP). Menurut American Academy of Pediatrics (2005), pembacaan suhu mulut sebesar 32,7ºC atau kurang dianggap normal; apabila suhunya lebih tinggi mengindikasikan adanya demam.
2) Cara mengukur temperatur dengan termometer
b) Goyangkan termometer dengan gerakan cepat pada pergelangan tangan dan pastikan mercuri (air raksa) turun pada level dibawah 35° C.
c) Selipkan termometer pada ketiak dan taruh lengan diatas dada.
d) Diamkan termometer selama lima menit.
e) Setelah lima menit, lepaskan termometer dan lihat level dari mecuri pada
termometer. Garis dimana terdapat mercuri berakhir mengindikasikan temperatur anak.
f) Goyangkan secara perlahan termometer dan turunkan level mercuri
dibawah 35°C.
g) Cuci termometer dengan air bersih dan sabun dan tempatkan di tempat
tertutup untuk disimpan (Panduan Pelatihan MTBS-BM).
3) Demam di daerah rawan malaria
Malaria adalah infeksi yang disebarkan nyamuk, merupakan penyebab kematian parasit utama pada anak di seluruh dunia. Dari empat spesies Plasmodium yang menginfeksi manusia, P. falciparum penyebab mobiditas dan mortalitas terbesar. Di Amerika Serikat, semakin banyak kasus malaria dilaporkan setiap tahun untuk wisatawan dan imigran. Penularan malaria terjadi terutama antara matahri terbenam dan fajar, dan orang tua harus dinasehati mengenai pentingnya cara mengurangi kontak nyamuk selama waktu tersebut. Cara-cara untuk menghindari vektor insekta, termasuk pengginaan pakaian yang tepat, kelambu, dan pengusir insekta sangat penting dan harus ditekankan (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000)
Malaria adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk dan ditandai dengan demam yang terjadi sepanjang waktu ataupun hilang timbul dengan jarak waktu yang teratur. Di daerah yang penularannya tinggi, malaria
merupakan penyebab kematian terbesar pada anak. Malaria dapat berkembang menjadi malaria berat dalam 24 jam setelah timbulnya demam. Anak dapat meninggal jika tidak segera diobati. Untuk pencegahannya maka disarankan Ibu untuk tidur menggunakan kelambu yang benar, yaitu :
a) Gunakan kelambu pada malam hari,walaupun diduga tidak ada nyamuk.
b) Gunakan paku dan tali untuk menggantung kelambu.
c) Ujung kelambu harus ditempatkan dibawah kasur atau tikar.
d) Cuci kelambu bila kotor
e) Jangan menggantung pakaian di dalam rumah.
f) Jika berada di luar rumah, gunakan pakaian lengan panjang dan celana/rok
panjang.
g) Bila memungkinkan semprot kamar tidur dengan obat anti nyamuk saat
bepergian.
4) Demam Berdarah Dengue atau Dengue Haemorrhagic Fever (DHF)
Demam berdarah atau DHF adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh virus dengue dan ditularkan oleh gigitan nyamuk aedes aegypti. Gejalanya
ditandai dengan demam tinggi dalam dua sampai tujuh hari, disertai perdarahan dari hidung, gusi, atau berak bewarna hitam (Nursalam,2005).
Morbiditas dan mortalitas demam berdarah dengue bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain status imunologi penderita, kepadatan vektor nyamuk, transmisi virus dengue, virilensi virus dan kondisi geografi setempat. Secara keseluruhan tidak terdapat perbedaan jenis kelamin penderita, tetapi kematian ditemukan lebih banyak pada anak perempuan. Walaupun demam berdarah dengue bisa mengenai semua kelompok umur, namun terbanyak pada anak dibawah umur 15 tahun (Rohim dkk, 2002)
Kriteria klinis demam berdarah dengue:
2. Panas dengan onset yang akut, tinggi, dan menetap 2-7 hari.
3. Adanya manifestasi perdarahan, termasuk uji torniket positif.
4. Hepatomegali.
5. Syok dengan menifetasi nadi yang cepat dan lemah dengan tekanan nadi
yang sempit (20mmHg atau kurang), atau adanya hipotensi, akral dingin dan gelisah
Kriteria laboratorium:
a. Trombositopeni (kurang atau sama dengan 100.000/mm3)
b. Hemokonsentrasi: terdapat kenaikan hematokrit lebih atau sama dengan
20% pada masa akut dibandingkan dengan masa penyembuhan.
juga membagi menjadi empat kategori penderita menurut derajat berat penderita sebagai berikut:
Derajat I: adanya demam tanpa perdarahan spontan, manifestasi perdarahan hanya berupa torniket tes yang positif
Derajat II : Gejala demam diikuti dengan perdarahan spontan, biasanya berupa perdarahan di bawah kulit dan atau berupa perdarahan lainnya.
Derajat III : adanya kegagalan sirkulasi berupa nadi yang cepat dan lemah, penyempitan tekanan nadi (<20 mmHg), atau hipotensi, dengan disertai akral yang dingin dan gelisah.
Derajat IV : adanya syok yang sangat berat dengan nadi tak teraba dan tekanan darah yang tidak terukur.
3 M Plus adalah tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk dengan cara :
1) MENGURAS tempat-tempat penampungan air (bak mandi, tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung, dll), minimal 1 minggu sekali.
2) MENUTUP rapat semua tempat penampungan air seperti ember,gentong,
drum, dll.
3) MENGUBUR semua barang-barang bekas yang dapat menampung air
hujan, yang terdapat di sekitar/di luar rumah.
PLUS : Tindakan memberantas jentik dan menghindari
gigitan nyamuk, dengan cara-cara sbb :
(a) Membunuh jentik di tempat yang sulit dikuras atau sulit air dengan
menaburkan bubuk Abate 2-3 bulan sekali ( takaran 1 gram abate untuk 10 L air).
(b) Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk.
(c) Mengusir nyamuk dengan menggunakan obat nyamuk.
(d) Mencegah gigitan nyamuk dengan memakai obat gosok.
(e) Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi.
(f) Tidur memakai kelambu.
(g) Tidak membiasakan menggantung pakaian di dalam kamar.
5) Campak
Campak ditandai dengan demam disertai ruam kemerahan yang menyeluruh. Campak disebabkan oleh virus yang merusak sistem kekebalan selama beberapa minggu setelah terjangkit campak. Hal ini menyebabkan anak beresiko terhadap penyakit-penyakit lainnya. Campak ikut menyebabkan kurang gizi karena menyebabkan diare, demam tinggi dan luka pada mulut. Anak-anak yang kurang gizi, khususnya yang kekurangan vitamin A, cenderung menderita komplikasi berat akibat campak (Modul MTBS-BM).
Pada kebanyakan pasien, tanda dan gejala campak sangat khas, dan waktu munculnya gejala dan tanda ini serta urutannya selalu konsisten. Setelah kira- kira 10 hari terpajan, tanda pertama penyakit adalah demam dan malaise. Setelah itu diikuti oleh batuk, selesma, dan konjungtivitis. Gejala yang memburuk secara berangsur-angsur menyertai peningkatan demam yang jelas selama 4 hari berikutnya. Dua hari sebelum keluar ekantema, terjadi bintik Koplik, suatu enantema yang klasik. Dengan timbulnya ruam 14 hari setelah infeksi, maka gambaran klinis mencapai keparahan maksimal, mencapai puncaknya ketika disertai oleh erupsi yang mengenai seluruh tubuh hari kedua sampai hari keempat sesudah itu. Gejala konstitusi dalam periode 10 hari ini berbeda, tetapi keluhan yang sering adalah sakit kepala, nyeri abdomen, muntah, diare, dan mialgia. Demam mencapai 40 sampai 41ºC, yang sering disertai menggigil, tidaklah umum terjadi bila ruam itu sangat merah. Kejang demam bisa terjadi pada anak yang mempunyai predisposisi untuk keadaan ini (Rudolph, Hoffman, & Rudolph, 2006)