Judul dari proyek ini adalah Roemah Kebaya Anne Avantie. Berikut adalah penjelasan terhadap judul kasus proyek tersebut :
Roemah/ rumah
Dalam arti umum, rumah adalah salah satu bangunan yang dijadikan tempat tinggal selama jangka waktu tertentu. Rumah bisa menjadi tempat tinggal manusia maupun hewan, namun untuk istilah tempat tinggal yang khusus bagi hewan adalah sangkar, sarang, atau kandang. Dalam arti khusus, rumah mengacu pada konsep-konsep sosial-kemasyarakatan yang terjalin di dalam bangunan tempat tinggal, seperti keluarga, hidup, makan, tidur, beraktivitas, dan lain-lain.
Sebagai bangunan, rumah berbentuk ruangan yang dibatasi oleh dinding dan atap. Rumah memiliki jalan masuk berupa pintu dengan tambahan berjendela. Lantai rumah biasanya berupa tanah, ubin, babut, keramik, atau bahan material lainnya. Rumah bergaya modern biasanya memiliki unsur-unsur ini. Ruangan di dalam rumah terbagi menjadi beberapa ruang yang berfungsi secara spesifik, seperti kamar tidur, kamar mandi, WC, ruang makan, dapur, ruang keluarga, ruang tamu, garasi, gudang, teras dan pekarangan.
Rumah dapat berfungsi sebagai: tempat untuk menikmati kehidupan yang nyaman, tempat untuk beristirahat, tempat berkumpulnya keluarga dan tempat untuk menunjukkan tingkat sosial dalam masyarakat.
Rumah pada umum adalah sebagai tempat berlindung untuk mendapatkan keamanan dan kenyamanan , terhindar dari cuaca yang tidak menentu, hewan buas, serta beristirahat. Tapi pengertian rumah sudah melebar sesuai dengan perkembangan jaman.
Hal pertama yang paling penting adalah rumah harus dapat mewadahi kegiatan penguninya, dan cukup luas bagi seluruh pemakainya dengan menentukan kebutuan ruang yang baik disediakan bagi setiap orang (Wikipedia, 2013).
Kebaya
Sejarah kebaya dimulai dari busana yang sering dikenakan oleh wanita Melayu. Ada dua teori tentang asal kedatangan kebaya. Pertama, kebaya berasal dari perkataan Arab habaya artinya pakaian yang memiliki belahan di depan. Kedua, pakaian ini berasal dari pakaian yang dibawa oleh bangsa portugis ke Melayu. Kebaya juga dipakai oleh wanita Tionghoa peranakan (baba) dan lebih dikenal dengan sebutan kebaya encim. Kebaya digagaskan sebagai busana khas Indonesia dan menjadi Busana Nasional Indonesia berdasarkan hasil kajian penyebaran di seluruh Nusantara, terdapat busana bukaaan depan yang dimiliki dan dipakai oleh berbagai etnis di tanah air sejak lama. Busana dengan bukaan depan itu kemudian dikenal dengan sebutan kebaya (Hutabarat, 2000).
Dalam perkembangannya dikemudian hari, busana ini tidak lagi berfungsi sebagai busana daerah semata dan juga tidak hanya mewakili etnis tertentu saja. Hingga saat ini, kebaya telah dipakai dan dimiliki oleh masyarakat luas di Indonesia secara nasional.
Harmoni berkebaya merupakan keserasian, proporsi, komposisi, penyajian dan efek-efek penambahan cantik, yang diracik agar nyaman dipakai. Secara keseluruhan berkaitan erat dengan komposisi warna, yang tidak harus senada, tetapi yang terpenting berimbang satu sama lain dan sesuai dengan karakter dan kepribadian si pemakai, yang tetap berpenampilan etnik namun elegan dan kosmopolitan. Banyak wanita yang membeli gaun mahal hanya untuk mengejar gengsi dan mengikuti mode, tanpa memahami nilai motif yang dikandung dan tingkat kesulitan dalam proses pembuatannya (Hutabarat, 2000).
Anne Avantie
Anne Avantie lahir di Semarang, Indonesia, 20 Mei 1964, adalah perancang busana Indonesia yang terkenal melalui berbagai koleksi kebaya hasil karyanya. Anne Avantie diasumsikan sebagai pemilik dari rumah mode ini. Ia adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Anne Avantie menikah dengan Yoseph Henry dan ibu dari 3 orang anak. Yang pertama, Intan Avantie, anak kedua dan ketiga Anne semua laki-laki yakni Ernest Christoga Susilo dan Ian Tadio Christoga Susilo. Menilik garis keturunan, darah seni yang mengalir dalam dirinya berasal
dari ibunya, Ny. Amie Indriati yang sejak muda berkecimpung dalam dunia fashion dan kecantikan.
Selanjutnya darah seni yang sama dialirkan Anne kepada anak perempuan satu – satunya, Intan Avantie, yang juga dikenal sebagai desainer muda berbakat. Itu sebabnya, Amie Indriati, Anne Avantie dan Intan Avantie dikenal sebagia 3 generasi kebanggaan Indonesia di dunia fashion. Ia memulai kariernya sebagai desainer dari rumah kontrakan dengan modal dua mesin jahit pada tahun 1989. Bengkel jahit sederhana itu dia bernama Griya Busana Permatasari.
Saat itu ia banyak berkreasi dalam pembuatan kostum menari dan busana malam bercirikan permainan manik-manik itulah cikal–bakal kreatifitas Anne Avantie. Melalui proses yang panjang dan berliku saat ini Anne Avantie dikenal sebagai salah satu Desainer kebaya terbaik yang kreasinya telah diakui di tingkat nasional, bahkan internasional. Keunikan dan keelokan tangan ajaibnya, telah mengantarkan Anne Avantie menjadi salah satu barometer perancang kebaya pilihan yang keindahan dan pesona kebaya rancangannya menembus batas teritori, negara dan bangsa. Anne avantie merupakan desainer kebaya yang dikenal dengan karya yang identik dengan desain yang anggun, cantik dan elegan (Avantie, 2012). Karya-karyanya memadukan antara kontemporer dan etnik sehingga menghasilkan kebaya modern yang luar biasa. Ia piawai mengolah dan memodifikasi kebaya menjadi busana yang elegan, eksotis, dan glamor, merancang dengan begitu berani. Paduan warna tak lazim namun serasi hingga padu padan kain dan aksesori yang sangat total adalah ciri khas karya Anne Avantie (Avantie, 2011).
Sejak muncul di kancah dunia fashion nasional dengan bergabuang di Asosiasi Perancang dan Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) Jawa Tengah dan pada masa sekarang menjadi anggota APPMI Jakarta, proses kreatif kebaya Anne Avantie telah memberi angin segar bagi perkembangan dunia fashion Indonesia. Trend Kebaya Anne Avantie juga merupakan tonggak baru eksplorasi garis rancang dan siluet kebaya. Jika sebelumnya kebaya tampil dengan aturan baku yang cenderung konvensional dan kaku, di tangan Anne kebaya diolah dan menjelma menjadi adibusana yang menembus garis batas (borderless line) kedaerahan tanpa meninggalkan akar budaya bangsa (Avantie, 2012).
Secara umum, Roemah Kebaya Anne Avantie memiliki pengertian bangunan komersil yang mewadahi layanan perancangan dan pembuatan kebaya serta menyediakan fasilitas pameran dan pagelaran busana kebaya hasil rancangan Anne Avantie. Selain bersifat komersil, bangunan ini juga menjadi wadah rekreasi, inspirasi dan edukasi bagi masyarakat kota Medan sehingga menambah wawasan tentang mode dan cara pembuatan kebaya modern karya Anne Avantie.
2.2. Tinjauan Lokasi Proyek 2.2.1. Kondisi lingkungan
Lokasi proyek terletak di Kota Medan yang merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara. Letak geografiis Kota Medan berada pada 2o27’-2o47’ lintang utara dan 98o35’ -98o44’ bujur timur. Berada 2.5-37.5 meter diatas permukaan laut. Topografi site datar (tidak berkontur), iklim tropis dengan suhu minimum antara 23.3oC-24.4oC dan suhu maksimum antara 30.7oC-33.2oC.
Kota Medan sebagai pusat administrasi pemerintahan, pusat industri, pusat distribusi, pusat jasa pelayanan keuangan, pusat komunikasi, pusat akomodasi jasa kepariwisataan, dan pusat perdagangan regional dan internasional, maka dalam pelaksanaannya studi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kotamadya Medan menetapkan adanya satuan-satuan Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP), dimana tujuan dari WPP ini adalah mengoptimalkan pembangunan di setiap sektor atau wilayah. WPP Kotamadya Medan dibagi menjadi lima wilayah, yaitu :
Tabel 2.1. Peruntukan Lahan (Badan Pusat Statistik Medan, 2012) WPP Cakupan Kecamatan Pusat Pengembangan Peruntukan Lahan Program Pembangunan A M. Belawan M. Marelan M. Labuhan BELAWAN Pelabuhan, Industri, Permukiman, Rekreasi, Maritim Jalan baru, jaringan air minum, septic tank, sarana pendidikan dan permukiman.
B M.Deli TJ. MULIA Perkantoran,
Perdagangan, Rekreasi Indoor, Permukiman Jalan baru, jaringan air minum, pembuangan sampah, sarana pendidikan. C M. Timur M. Perjuangan M. Tembung M. Area M. Denai M. Amplas AKSARA Permukiman, Perdagangan, Rekreasi Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.
M. Baru M. Kota M. Maimoon M Polonia Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman permanen, pembuangan sampah, sarana pendidikan. E M. Barat M. Helvetia M. Petisah M. Sunggal M. Selayang M. Tuntungan SEI SEKAMBING Permukiman, Perkantoran, Perdagangan, Konservasi, Rekreasi, Lapangan Golf, Hutan Kota Sambungan air minum, septic tank, jalan baru, rumah permanen, sarana pendidikan dan kesehatan.
2.2.2. Persyaratan dan kriteria lokasi
Untuk memilih lokasi site yang sesuai, maka harus mempertimbangkan beberapa kriteria sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penggunanya. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya:
Akses menuju lokasi (hubungannya dengan sarana transportasi)
a. Pencapaian harus relatif mudah dan dekat dengan jalan utama serta transportasi yang mudah diakses.
b. Kondisi jalan yang baik, sehingga transportasi yang menuju ke lokasi berjalan dengan lancar.
Luas Lahan
Harus memadai dan cukup untuk menampung seluruh fasilitas yang telah direncanakan dan harus mencukupi untuk program fungsional dan ruang pengembangan masa mendatang, biasanya dilakukan untuk mengantisipasi perluasan gedung parkiran. (> 1 ha).
Kelengkapan sarana dan prasarana kawasan yang meliputi : a. Infra struktur
b. Utilitas kawasan harus bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada pada fasilitas yang ada di dalam ruangan.
Persyaratan lain
Lokasi harus cocok digunakan sebagai tempat komersil yaitu pusat bisnis dan perdagangan yang ramai dikunjungi.
2.2.3 Pemilihan lokasi proyek Terdapat 3 alternatif lokasi site, yaitu :
Alternatif 1
a. Terdapat di Jl. Perintis Kemerdekaan, Kelurahan Persiapan Perintis, Kecamatan Medan Perjuangan, Medan
b. Luas Site : ± 3.2 ha c. Batas Site antara lain :
– Utara : Jl. Perintis Kemerdekaan – Timur : Jl. Timor
– Selatan : Jl. Sena – Barat : Jl. Gaharu
Gambar 2.1. Alternatif Lokasi 1 Alternatif 2
a. Terdapat di Jl. Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah, Medan
b. Luas Site : ±3.2 ha
c. Batas Site antara lain :
– Utara : Jl. Kompleks Ruko
– Timur : Jl. Medan Fair Plaza – Selatan : Jl. Gatot Subroto – Barat : Jl. Iskandar Muda Baru
Gambar 2.2. Alternatif Lokasi 2 Alternatif 3
a. Terdapat di Jl. Kejaksaan, Kelurahan Petisah Tengah, Kecamatan Medan Petisah, Medan.
b. Luas Site : ± 3.0 ha c. Batas Site antara lain :
– Timur : Jl. Candi Mendut – Selatan : Jl. Kejaksaan – Barat : Jl. Candi Borobudur
Gambar 2.3. Alternatif Lokasi 3
Tabel 2.2. Kriteria Pemilihan Lokasi
KRITERIA LOKASI ALTERNATIF 1 Jl.Perintis Kemerdekaan Kec.Medan Perjuangan ALTERNATIF 2