• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.2 Dokter Internsip

Dokter yang baru menyelesaikan pendidikan kedokteran berbasis kompetensi yang akan menjalankan praktik kedokteran dan atau akan menjalani program dokter spesialis sebagai peserta program internsip dokter. Lulusan dokter tersebut mengikuti program pelatihan praregistrasi yang disebut dengan program internsip dokter yang merupakan fase pemahiran dan penyelarasan dari apa yang telah didapat pada saat pendidikan dokter dengan praktik di lapangan (Menkes, 2010).

2.2.1 Tugas

Kegiatan Peserta Program Internsip Dokter Indonesia antara lain melakukan layanan kesehatan primer dengan dengan pendekatan kedokteran keluarga pada pasien secara profesional yang meliputi kasus medik, kasus bedah, kedaruratan, kejiwaan baik pada anak, dewasa dan usia lanjut, pada keluarga maupun pada masyarakat secara holistik, terpadu dan paripurna. Selain itu, melakukan konsultasi dan rujukan, kegiatan ilmiah medis dan non medis serta melakukan program-program kesehatan sebagai upaya meningkatkan kesehatan masyarakat (Kemenkes RI, 2013).

Menurut Department of Continuous Medical Education of Ministry of Health Dubai (2011), tugas peserta internsip meliputi, semua dokter internsip diharapkan untuk mengikuti semua aturan dan ketentuan Depkes selama mereka adalah bagian dari program internsip dan mengambil bagian dalam morning

reports dari departemen mereka ditugaskan, mengambil bagian dalam putaran

pagi hari dan diskusi mengenai kasus-kasus medis di departemen itu. Selain itu dokter internsip wajib untuk mengisikan seluruh logbook dengan dokumentasi harian sesuai persyaratan dan setiap dokter internsip harus berada di bawah pengawasan langsung dari dokter staf senior yang bekerja dalam setiap tindakan ke pasien sehingga apabila terdapat suatu kesulitan dapat segera berkonsultasi. Dokter internsip diharapkan untuk menghindari hal-hal atau tindakan yang dilakukan kepada pasien tanpa sepengetahuan dan pesertujuan dokter pendamping

atau dokter senior yang meliputi pertemuan, pengobatan, pemulangan dan tindakan invasif. Setelah selesai program internsip, dokter internsip harus memberikan permintaan untuk sertifikat internsip kepada supervisor internsip. Apabila ditemukan suatu bentuk pelanggaran terhadap poin di atas, maka akan menjadi dasar penghentian program internsip ini.

2.2.2 Penetapan

Proses penempatan peserta di wahana melalui serangkaian proses yang cukup kompleks dengan urutan sebagai berikut: (1) KIDI Pusat menerima nomor STR untuk kewenangan internsip dari KKI; (2) KIDI Pusat mengirimkan daftar nama calon peserta internsip ke KIDI Provinsi; (3) KIDI Provinsi melakukan pemetaan (mapping) kapasitas dan kondisi rumah sakit dan Puskesmas yang telah ditetapkan sebagai wahana internsip di seluruh kabupaten/kota (RS dan PKM) di provinsi tersebut; (4) KIDI Provinsi mengirimkan daftar lokasi/wahana yang memungkinkan untuk penempatan peserta internsip di satu provinsi ke KIDI pusat; (5) KIDI Pusat menetapkan peserta, wahan, dan pendamping internsip; (6) KIDI Pusat membuat surat pengantar kepada Menteri Kesehatan RI Kepala Badan PPSDMK untuk dapat membuat SK penempatan peserta, SK pendamping, SK penempatan wahana dan SK peserta; (7) Kepala Badan PPSDMK atas nam menteri Kesehatan RI menerbitkan SK penempatan peserta, SK pendamping, SK penetapan wahan dan SK peserta; (8) KIDI Pusat menerima SK penempatan peserta peserta, SK pendamping, SK penetapa wahana dan SK peserta dari Badan PPSDMK, selanjutnya mengirim seluruh dokumen tersebut dengan surat pengatar ke KIDI Provinsi untuk ditindaklanjuti dengan persiapan pemebekalan peserta; (9) KIDI Provinsi melaksanakan pembekalan untuk peserta internsip; (10) KIDI Provinsi menyerahkan dokter peserta internsip kepada wahana sesuai dengan yang tercantum dalam SK wahana, SK peserta dan SK penempatan; (11) wahana menerima peserta dan mngadakan pecan orientasi peserta di wahana dan (12) setiap peserta mendapat 2 wahana (Rumah Sakit dan Puskesmas atau tempat lain).

Setiap peserta internsip wajib mengurus dan memiliki Surat Izin Praktik dokter untuk setiap wahana yang ditempati peserta. Proses penerbitan SIP

Internsip melalui tahapan sebagai berikut: (1) peserta mengurus pendaftaran keanggotaan IDI ke IDI wilayah dengan melengkapi seluruh persyaratan administrasi pendaftaran anggota IDI, dtambah dengan SK penempatan peserta internsip di wahana yang berada di wilayah kerja IDI tersebut. Keanggotaan penting untuk pengurusan Surat Izin Praktik Dokter; (2) IDI wilayah menerbitkan Kartu Tanda Anggota (KTA) dan surat rekomendasi bagi dokter peserta internsip ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota untuk menerbitkan SIP internsip sesuai wahana internsip bagi peserta tersebut; (3) SIP internsip diproses oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setempat dan setelah selesai akan diserahkan melalui KIDI Provinsi; (4) SIP peserta internsip diserahkan kepada coordinator wahana internsip sesuai penempatan peserta dan (5) wahana mengeluarkan SK mengenai status ketenagaan peserta PIDI di wahana tersebut.

2.2.3 Pembekalan

Pembekalan peserta merupakan hal yang sangat penting untuk memberikan pengetahuan dan informasi tentang seluk-beluk kegiatan internsip kepada peserta sebelum kegiatan internsip dimulai. Pembekalan Peserta dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut: (1) Pembekalan oleh KIDI Provinsi, dilakukan sebelum peserta ditempatkan di wahana. Lama pembekalan 1 hari dan isi pembekalan tentang pelaksanaan PIDI, program kesehatan Dinas Kesehata Provinsi setempat, pengenalan profesi IDI dan tata cara pengurusan KTA oleh IDI wilayah. Selama pembekalan juga dilakukan penjelasan dan penandatanganan kontrak internsip dan (2) Pembekalan di wahana, dilakukan pada minggu pertama pelaksanaan PIDI di wahana. Sifat pembekalan adalah orientasi yang dapat dilaksanakan selama 1 minggu untuk memberikan kesempatan kepada peserta mengenal lingkungan wahana yang akan ditempatinya. Materi pecan orientasi antara lain: orientasi profil RS, tata tertib disiplin yang berlaku, standar pelayanan setempat, hambatan atau kendala pelayanan kesehatan di wahanan, kultur atau budaya setempat dan teknik tata cara pengurusan oleh IDI Cab.

2.2.4 Kegiatan di Wahana

Durasi pelaksanaan internsip adalah 12 bulan yang terbagi atas 2 wahana yatiu 8 bulan di RS dan 4 bulan di Puskemas. Cakupan kegiatan selama 8 bulan meliputi 4 bulan dijalankan di instalasi rawat jalan, rawat inap medic, rawat inap bedah dan kejiwaaan. Sedangkan 4 bulan lainnya dijalankan di instalasi rawat emergensi atau UGD.

Seluruh kegiatan harus tersusun dalam jadwal yang tertata agar setiap peserta dapat dibagi merata keseluruh instalasi sehingga magang berjalan dengan baik. Untuk itu perlu dibuat jadwal kegiatan sebagai acuan bagi peserta, pendamping dan wahana serta KIDI Provinsi yang akan memudahkan pemantauan kegiatan.

Tabel 2.2 Contoh kegiatan peserta di wahana

Lingkup kegiatan peserta internsip di wahana tidak semata melakukan pengobatan, melainkan seluruh kegiatan professional yang terdiri atas: (1) melakukan layanan primer dengan pendekatan kedokteran keluarga pada pasien secara professional yang meliputi kasus medik dan bedah, kedaruratan dan kejiawaan baik pada anak, dewasa dan usia lanjut; (2) melakukan konsultasi dan rujukan untuk kasus-kasus yang ditemukan di wahana; (3) melakukan kegiatan ilmiah medic berupa diskusi kasus, presentasi kasus dan diskusi portofolio tentang masalah atau kasus yang ditemukan selama menjalankan kegiatan internsip; dan

(4) melakukan kegiatan kesehatan masyarakat baik didalam maupun diluar gedung. Kegiatan ini terutama dilakukan di Puskesmas.

Bentuk kegiatan yang dilakukan oleh peserta internsip di wahana sangat beragam sebagaimana sebuah aktivitas dokter yang bertugas disebuah fasilitas pelayanan kesehatan. Kegiatan-kegiatan tersebut berupa praktik kedokteran di bagian/instansi di wahana yang sedang ditempati, pengisian buku log kegiatan sebagai bukti kegiatan yang telah dilaksanakan, pengisian boring portofolio untuk melaporkan kasus menarik atau penting yang ditemukan peserta ketika menjalani praktik kedokteran di wahana dan presentasi laporan kasus.

Setiap peserta akan dievaluasi oleh pendamping, koordinator wahana dan KIDI Provinsi. Evaluasi meliputi sikap dan perilaku professional peserta yang dilakukan melalui observasi oleh pendamping dan pemangku kepentingan yang terkait serta kinerja peserta yang dilakukan melalui evaluasi buku log, portofolio kasus, presentasi kasus, laporan mini project. Evaluasi kinerja dilakukan oleh pendamping di setiap wahana. Bukti kehadiran peserta pada kegiatan di wahana adalah daftar hadir peserta dan pendamping yang ditandatangani oleh Koordinator Wahana. Laporan kegiatan peserta dibagi menjadi dua, yaitu buku log yang berisi catatan kegiatan yang dilaksanakan setiap hari dengan mengisi sesuai kolom yang telah tersedia di format buku log tersebut dan laporan kasus dalam bentuk portofolio adalah laporan kasus menarik atau penting yang ditemukan olrh peserta selama mengikuti kegiatan. Setiap peserta mendapatkan 21 buku log untuk catatan kegiatan di rumah sakit dan puskesmas.

2.2.5 Kewajiban dan Hak

Setiap dokter, peserta internsip mempunyai kewajiban yaitu bekerja sesuai dengan standar kompetensi, standar pelayanan dan standar profesi medik, mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperoleh selama pendidikan dan mengaplikasikannya dalam pelayanan kesehatan, mengembangkan keterampilan praktik kedokteran pelayanan kesehatan primer, bekerja dalam batas kewenangan hokum dan etika, berperan aktif dalam tim

pelayanan kesehatan holistic, terpadu, paripurna, dan mematuhi ketentuan perarturan perudang-undangan.

Di samping kewajiban, peserta juga mempunyai hak sebagai berikut mendapat bantuan biaya hidup dan penggantian transportasi bagi dokter yang mengikuti program internsip ikatan dinas, memilih fasilitas pelayanan kesehatan yan telah ditetapkan oleh Menteri bagi dokter yang mengikuti program internsip mandiri, mendapat perlindungan hukum dari Pemerintah selama menjalankan program internsip sesuai dengan standar profesi, mendapatkan cuti selama sepuluh (10) hari kerja yang tidak dilaksanakan secara berturut-turut untuk menjalankan upacara pernikahan, menghadiri upacara kematian orang tua/saudara kandung/kakek/nenek/suami/istri/anak, menjalankan tugas negara, menjalankan tugas negara, menjalani rawat inap karena sakit yang dialami, mendapat izin untuk tidak melaksanakan program internsip, diluar hak cuti sebagaimana dimaksud pada butir 4 dan wajib mengganti sebanyak hari yang ditinggalkan dan mendapat hak lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Dokumen terkait