• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN

A. KEGIATAN OPERASIONAL TINDAKAN KARANTINA

3) Domestik Masuk

Kegiatan pemasukan domestik melalui tempat pemasukan yang resmi selama tahun 2015 untuk hewan sebanyak 3.496.767 ekor dengan frekuensi 1.354 kali, bahan asal hewan sebanyak 1.537.518 kg dengan frekuensi 992 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 115.579 kg dengan frekuensi 43 kali, benda lain sebanyak 3.313.725 kg dengan frekuensi 153 kali.

Rekapitulasi kegiatan operasional karantina hewan untuk domestik masuk selama tahun 2015 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 3.

Total pemasukan media pembawa HPHK tahun 2015 sebanyak 8.463.884 ekor/kg dengan frekuensi keseluruhan sebanyak 2.544 kali. Jumlah pemasukan media pembawa dibanding dengan tahun 2014 mengalami kenaikan volume sebanyak 17,20%, sedangkan frekuensinya mengalami kenaikan sebanyak 9,94%.

Perbandingan kegiatan domestik masuk selama tahun 2013, 2014, dan 2015 dapat dilihat pada grafik 1 dan 2 berikut ini :

Grafik 1. Perbandingan Volume Domestik Masuk Karantina Hewan Tahun 2013, 2014, dan 2015

2013

HBAH BENDA LAIN MP LAIN 4.104.398 Perbandingan Volume Domestik Masuk Tahun 2013, 2014, dan 2015

V

Grafik 2. Perbandingan Frekuensi Domestik Masuk Karantina Hewan Tahun 2013, 2014, dan 2015

Rincian kegiatan pemasukan domestik di tiap-tiap wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan adalah sebagai berikut :

a) Wilayah Kerja Pelabuhan Malundung Tarakan

Saat ini Pelabuhan Malundung merupakan pelabuhan laut terbesar di Provinsi Kalimantan Utara yang tidak hanya melayani barang/penumpang tujuan Tarakan, tetapi daerah sekitarnya antara lain Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau, dan Kabupaten Bulungan. Pada pelabuhan ini, kapal yang berlabuh antara lain kapal penumpang (pelni dan swasta) dan kapal barang. Kegiatan karantina hewan yang dominan di Wilker Pelabuhan Malundung adalah pemasukan sapi dan kambing potong dari propinsi Gorontalo, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah. Selain itu, daging unggas (ayam dan bebek) dan pakan ternak dari Surabaya dan telur ayam konsumsi dari Pare-Pare. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi pemeriksaan dokumen, klinis, organoleptik, serta jika diperlukan dilakukan pengambilan sampel untuk diperiksa di laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan atau laboratorium veteriner lainnya. Selama tahun 2015, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 3.423 ekor dengan frekuensi 81 kali, bahan

asal hewan sebanyak 461.530 kg dengan frekuensi 69 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 113.087 kg dengan frekuensi 17 kali, dan benda lain sebanyak 891.500 kg dengan frekuensi 9 kali. Jumlah dan jenis media pembawa yang dilalulintaskan melalui Pelabuhan Malundung selama tahun 2015 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 5.

b) Wilayah Kerja Bandar Udara Juwata Tarakan

Bandar Udara Juwata Tarakan merupakan bandar udara terbesar di Provinsi Kalimantan Utara yang dikelola oleh Kementerian Perhubungan. Selain melayani penerbangan dari/ke kota besar seluruh Indonesia, juga terdapat penerbangan perintis dari/ke daerah pedalaman Kalimantan Utara. Kegiatan yang dominan di Wilker Bandara Juwata adalah pemasukan DOC broiler dari Balikpapan, selain itu ada beberapa jenis hewan kesayangan dan hewan exotic yang dimasukkan namun dengan frekuensi rendah, antara lain : anjing, kucing, kelinci, burung, ayam, hamster, serta daging ayam yang berasal dari pulau Jawa. Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan fisik/organoleptik/kemasan serta pemberian perlakuan dan pengobatan pada hewan yang akan dilalulintaskan.

Pengambilan sampel dilakukan pada media pembawa yang

pada pemeriksaan klinis/organoleptik menurut dokter hewan perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium. Selama tahun 2015, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 3.320.622 ekor dengan frekuensi 883 kali, bahan asal hewan sebanyak 2359 kg dengan frekuensi 25 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 2101 kg dengan frekuensi 21 kali, dan benda lain sebanyak 74 kemasan dengan frekuensi 7 kali. Jumlah dan jenis media pembawa yang dilalulintaskan melalui Bandar Udara Juwata selama tahun 2015 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 6.

c) Wilayah Kerja Nunukan

Wilayah kerja Nunukan memiliki 1 tempat pemasukan resmi, yaitu pelabuhan Tunon Taka. Kapal yang berlabuh di pelabuhan Nunukan terdiri dari kapal penumpang dan kapal barang. Media pembawa yang dominan masuk adalah kambing potong, sapi bibit, sapi potong, telor ayam konsumsi, daging ayam dari Sulawesi Selatan dan pakan ternak dari Jawa Timur. DOC broiler dari Balikpapan yang transit di Bandara Tarakan untuk selanjutnya dimuat dengan speed boat ke Nunukan tetapi pelabuhan bongkarnya di pelabuhan speedboat Liem Hie Djung. Pemeriksaan yang dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan

fisik/organoleptik/kemasan serta pemberian perlakuan dan pengobatan pada hewan yang akan dilalulintaskan. Selama tahun 2015, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 129.622 ekor dengan frekuensi 251 kali, bahan asal hewan sebanyak 1.027.445 kg dengan frekuensi 870 kali, dan benda lain sebanyak 1.182.150 kg dengan frekuensi 104 kali. Jumlah dan jenis media pembawa yang dilalulintaskan melalui Pelabuhan Nunukan selama tahun 2015 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 8.

d) Wilayah Kerja Tanjung Selor

Tanjung Selor merupakan ibukota Provinsi Kalimantan Utara dan Kabupaten Bulungan, pelabuhan Tanjung Selor melayani pelayaran untuk kapal barang, adapun kegiatan yang dominan adalah pemasukan pakan ternak dan DOC broiler. DOC yang didatangkan ke wilayah Tanjung Selor sebelumnya transit di bandara Juwata Tarakan kemudian diangkut menggunakan speedboat ke Tanjung Selor.

Tindakan karantina yang dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan fisik, kemasan dan organoleptik. Selama tahun 2015, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 23.837 ekor dengan frekuensi 18 kali, dan benda lain sebanyak 1.240.000 kg dengan frekuensi 32 kali.

Jumlah dan jenis media pembawa yang dilalulintaskan melalui Pelabuhan Tanjung Selor selama tahun 2015 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 9.

e) Wilayah Kerja Tanjung Redeb (Berau)

Di Wilker Tanjung Redeb terdapat 2 tempat pemasukan/

pengeluaran resmi, yaitu bandara Kalimarau dan pelabuhan Tanjung Redeb. Pengembangan di Bandara Kalimarau berdampak pada meningkatnya aktifitas penerbangan ke dan dari luar daerah. Untuk aktifitas di pelabuhan terdapat pemasukan sapi dan kambing (potong) dan telur ayam.

Seiring dengan pembangunan Trans Kalimantan Timur maka akses jalan darat dari Balikpapan/Samarinda ke Berau menjadi lebih lancar. Hal ini menyebabkan pengangkutan DOC, pakan ternak, telur ayam konsumsi dari Balikpapan/Samarinda menggunakan kendaraan sehingga mengurangi kegiatan karantina hewan di bandara Kalimarau.

Tindakan karantina yang dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan fisik, organoleptik dan kemasan. Selama tahun 2015 petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 19.308 ekor dengan frekuensi 123 kali, bahan asal hewan sebanyak 46.434 kg dengan frekuensi 28 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 391 kg dengan

frekuensi 5 kali, dan benda lain sebanyak 1 kg dengan frekuensi 1 kali. Jumlah dan jenis media pembawa yang dilalulintaskan di Wilker Tanjung Redeb selama tahun 2015 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 10.

4) Domestik Keluar.

Kegiatan pengeluaran domestik di wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan selama tahun 2015 untuk hewan sebanyak 16.139 ekor dengan frekuensi 5.326 kali, bahan asal hewan sebanyak 23.592 kg dengan frekuensi 493 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 1.447 kg dengan frekuensi 8 kali, benda lain sebanyak 11 kg/koli dengan frekuensi 8 kali.

Rekapitulasi kegiatan operasional karantina hewan untuk domestik keluar selama tahun 2015 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 4.

Total pengeluaran media pembawa HPHK sebanyak 41.189 ekor/kg dengan frekuensi sebanyak 5.835 kali. Jumlah pengeluaran media pembawa tahun 2015 mengalami kenaikan volume sebanyak 32,49% dengan kenaikan frekuensi sebanyak 32,98% dibanding tahun 2014.

Perbandingan kegiatan domestik keluar selama 2013, 2014, dan 2015 dapat dilihat pada grafik 3 dan 4 berikut ini :

Grafik 3. Perbandingan Volume Domestik Keluar Karantina Hewan Tahun 2013, 2014, dan 2015

Grafik 4. Perbandingan Frekuensi Domestik Keluar Karantina Hewan Tahun 2013, 2014, dan 2015

Rincian kegiatan pengeluaran domestik di tiap-tiap wilayah kerja Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan adalah sebagai berikut :

a) Wilayah Kerja Bandar Udara Juwata Tarakan

Selama tahun 2015, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 9.900 ekor dengan frekuensi 2.884 kali dan bahan asal hewan sebanyak 17.790 kg/lembar dengan frekuensi 401 kali, hasil bahan asal hewan sebanyak 2 kg dengan frekuensi 2 kali, benda lain sebanyak 10 kemasan dengan frekuensi 7. Tindakan karantina yang dilakukan berupa pemeriksaan kelengkapan dokumen, pemeriksaan fisik, dan perlakuan. Rekapitulasi pengeluaran domestik selama tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran KH_7.

b) Wilayah Kerja Pelabuhan Malundung Tarakan

Selama tahun 2015, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 1.736 ekor dengan frekuensi 434 kali dan hasil bahan asal hewan sebanyak 1.445 kg dengan frekuensi 6 kali. Tindakan karantina yang dilakukan meliputi pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik, dan perlakuan. Rekapitulasi pengeluaran domestik selama tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran KH 5.

c) Wilayah Kerja Nunukan

Selama tahun 2015, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 1.218 ekor dengan frekuensi 342 kali dan bahan asal hewan sebanyak 4.269,7 kg dengan frekuensi 36 kali. Tindakan karantina yang dilakukan adalah pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik, pengujian laboratorium untuk uji formalin pada daging, dan uji nitrit pada sarang burung walet. Rekapitulasi pengeluaran domestik selama tahun 2015 dapat dilihat pada Lampiran KH_8.

d) Wilayah Kerja Tanjung Selor

Selama tahun 2015, tidak terdapat lalu lintas pengeluaran baik hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan maupun benda lain dari wilayah kerja Tanjung Selor.

e) Wilayah Kerja Tanjung Redeb (Berau)

Selama tahun 2015, petugas telah melakukan tindakan karantina terhadap hewan sebanyak 3.285 ekor dengan frekuensi 1.666 kali, bahan asal hewan sebanyak 1.532 kg dengan frekuensi 56 kali, dan benda lain sebanyak 1 kemasan dengan frekuensi 1 kali. Tindakan karantina yang dilakukan berupa pemeriksaan dokumen dan pemeriksaan

fisik. Rekapitulasi pengeluaran domestik selama tahun 2014 dapat dilihat pada Lampiran KH 10.

b. Penahanan, Penolakan, dan Pemusnahan

Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan selama tahun 2015 melakukan tindakan penahanan, penolakan, dan pemusnahan media pembawa yang dimasukkan tanpa dilengkapi dokumen persyaratan karantina maupun media pembawa larangan sesuai dengan peraturan perkarantinaan yang berlaku. Selama tahun 2015, petugas melakukan penahanan sebanyak 30 kali dengan rincian daging kerbau sebanyak 448 kg dengan frekuensi 5 kali, daging ayam sebanyak 2481,5 kg dengan frekuensi 12 kali, daging sapi sebanyak 58,3 kg dengan frekuensi 3 kali, daging babi sebanyak 8 kg dengan frekuensi 2 kali, daging bebek sebanyak 2 kg dengan frekuensi 1 kali, sosis babi sebanyak 1 kg dengan frekuensi 1 kali, sosis sapi sebanyak 6 kg dengan frekuensi 1 kali, burger sebanyak 5 kg dengan frekuensi 1 kali, obat hewan sebanyak 289 botol dengan frekuensi 3 kali, dan semut jepang sebanyak 9 kg dengan frekuensi 1 kali. Seluruh media pembawa yang ditahan selanjutnya dimusnahkan kecuali daging ayam sebanyak 2300 kg yang dilakukan pembebasan dengan menerbitkan Sertifikat Pelepasan (KH-12), pembebasan dilakukan karena pemilik dapat melengkapi kelengkapan dokumen

persyaratan. Rekapitulasi Penahanan, penolakan, dan pemusnahan selama tahun 2015 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 11.

c. Pengelolaan Laboratorium Karantina Pertanian

Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan bidang karantina hewan melakukan pengujian terhadap sampel yang berasal dari wilker Juwata dan wilker Malundung. Selain itu, wilker Nunukan juga melakukan pengujian terhadap sampel. Selama tahun 2015 Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan telah melakukan pemeriksaan sampel sebanyak 6.967 dengan rincian sampel darah ayam sebanyak 374, swab trakhea sebanyak 54 sampel, darah sapi sebanyak 1300 sampel, telur sebanyak 3625 sampel, daging ayam sebanyak 938 sampel, sarang burung walet sebanyak 673 sampel, dan air liur anjing sebanyak 3 sampel. Jenis pengujian yang dilakukan berupa uji organoleptik untuk bahan asal hewan, uji pullorum dan rapid tes avian influenza untuk unggas, uji rose bengal test dan ulas darah untuk sapi, uji nitrit dan organoleptik untuk sarang burung walet dan uji formalin untuk daging. Berdasarkan hasil pengujian pada sampel yang diperiksa tidak ditemukan sampel yang positif tertular hama dan penyakit hewan karantina (pullorum, avian influenza, rabies, parasit darah dan brucellosis).

Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 282/Kpts/KH.130/L/01/2014 tentang Klasifikasi Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada UPTKP Lingkup Badan Karantina Pertanian, laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan ditetapkan menjadi laboratorium klasifikasi 2. Laboratorium klasifikasi 2 menurut Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 487/Kpts/OT.160/L/2/2014 tentang Pedoman Penetapan dan Pengelolaan Laboratorium Karantina Hewan dan Keamanan Hayati Hewani pada UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian dituntut dapat melakukan pengujian antara lain : pH daging, uji kebusukan daging, uji organoleptik, uji kesempurnaan pengeluaran darah, uji sederhana untuk susu, rapid test (AI, RBT, pullorum, mycoplasma), patologi anatomi, parasit darah, ektoparasit, parasit pencernaan, HA/HI test, cemaran mikroba, identifikasi bakteri dan gram stain, CFT, AGPT, uji biologis, ELISA, uji residu sederhana dan mikoskopis MB. Rekapitulasi kegiatan laboratorium karantina hewan dapat dilihat di Lampiran KH 12.

d. Penggunaan Formulir Karantina Hewan

Sertifikat karantina hewan yang berlaku berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 02/Kpts/OT.140/1/2007 tentang dokumen dan sertifikat karantina hewan. Jumlah sisa sertifikat

tahun 2014 dan penerimaan sertifikat dari Badan Karantina Pertanian selama tahun 2015 untuk Sertifikat Kesehatan Hewan (KH-9) sebanyak 6.976 lembar, Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH-10) sebanyak 2.505 lembar, Surat Keterangan untuk Benda Lain (KH-11) sebanyak 225 lembar dan Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan (KH-12) sebanyak 4.240 lembar.

Penggunaan Sertifikat Kesehatan Hewan (KH-9) selama tahun 2015 sebanyak 5.333 lembar, Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH-10) sebanyak 499 lembar, Sertifikat Keterangan Benda Lain (KH-11) sebanyak 7 lembar dan penggunaan Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan (KH-12) sebanyak 2.551 lembar.

Sisa sertifikat pada akhir tahun 2015 untuk Sertifikat Kesehatan Hewan (KH-9) sebanyak 1.643 lembar, Sertifikat Sanitasi Produk Hewan (KH-10) sebanyak 2006 lembar, Surat Keterangan untuk Benda Lain (KH-11) sebanyak 218 lembar dan sertifikat Pelepasan Karantina Hewan (KH-12) sebanyak 1.689 lembar.

Rekapitulasi penerimaan dan penggunaan sertifikat karantina hewan (KH-9, KH-10, KH-11, dan KH-12) selama tahun 2015 selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran KH 13.

e. Pemantauan Hama dan Penyakit Hewan Karantina (HPHK)

Pemantauan hama dan penyakit hewan karantina tahun 2015

dilaksanakan berpedoman pada Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 207/Kpts/OT.160/L/02/2015 tentang Pedoman Pemantauan daerah Sebar HPHK Tahun 2015 kegiatan pemantauan difokuskan pada HPHK yang menimbulkan gangguan reproduksi pada sapi serta seluruh HPHK golongan II.

sebagaimana diatur dalam Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 3238/Kpts/PD.630/9/2009 tentang Penggolongan Jenis-Jenis Hama Penyakit Hewan Karantina, Penggolongan Dan Klasifikasi Media Pembawa selama kurun waktu 2014 pada enam Kota/Kabupaten yang menjadi wilayah kerja, yaitu Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Berau. Pengambilan data dilakukan berkoordinasi dengan Dinas yang membidangi fungsi kesehatan hewan di masing–masing kota/kabupaten. Data yang diperoleh setelah diolah menunjukkan hasil sebagai berikut :

1. HPHK yang ditemukan di Kota Tarakan selama tahun 2014 antara lain : Bovine Viral Diarrhoae, Newcastle Disease, Scabies, Theileriosis.

2. HPHK yang ditemukan di Kabupaten Nunukan selama tahun 2014 antara lain : Jembrana.

3. HPHK yang ditemukan di Kabupaten Bulungan selama tahun 2014 antara lain : Highly Pathogenic Avian Influenza, Rabies, Kaskado.

4. HPHK yang ditemukan di Kabupaten Tana Tidung selama tahun 2014 antara lain : Bovine Viral Diarrhoae, Infectious Bovine Rhinotracheitis, Paratuberculosis.

5. HPHK yang ditemukan di Kabupaten Malinau selama tahun 2014 antara lain : Canine Parvovirus Infection, Fowl Pox, Gumboro, Newcastle Disease, ORF, Scabies.

6. HPHK yang ditemukan di Kabupaten Berau selama tahun 2014 antara lain : Highly Pathogenic Avian Influenza, Anaplasmosis, Babesiosis, Bovine Viral Diarrhoae, Jembrana, Scabies, Rabies, Theileriosis, Surra.

f. Pengawasan Keamanan Hayati Hewani

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 22 Tahun 2008, Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian mendapat tambahan tugas yaitu pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati.

Selama tahun 2015 tidak melakukan kegiatan pengawasan keamanan hayati hewani dikarenakan tidak ada lalu lintas media pembawa yang termasuk kategori invasive alien spesies (IAS), hewan rekayasa genetika (transgenik) maupun produknya.

g. Sistem Informasi Karantina Hewan

Aplikasi Electronic–Quarantine Veteriner (E-Qvet) yang terhubung dengan jaringan internet telah diterapkan dalam pelayanan karantina hewan di seluruh wilayah kerja sehingga meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat. Disamping itu aplikasi juga terkoneksi melalui internet sehingga sinkronisasi data ke Badan Karantina Pertanian bisa dilakukan secara real time dan dapat dimonitor melalui web monitoring sepanjang tidak ada gangguan sinyal internet.

2. KEGIATAN OPERASIONAL TINDAKAN KARANTINA TUMBUHAN

Kegiatan operasional seksi Karantina Tumbuhan, sebagaimana

dimaksud dalam surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 22/Permentan/OT.140/4/2008 tanggal 3 April 2008 tentang

Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina

Pertanian dan Peraturan Kepala Badan Karantina Pertanian Nomor : 255/Kpts/OT.130/L/6/2008 tanggal 30 Juni 2008 tentang

Rincian Tugas Unit Kerja UPT Lingkup Badan Karantina Pertanian, mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati nabati, dan sarana teknik serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang karantina tumbuhan dan keamanan

hayati nabati.

Kegiatan operasional tindakan Karantina Tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan dilaksanakan di 6 (enam) wilayah kerja, yaitu : Bandara Juata Tarakan, Pelabuhan Malundung Tarakan, Pelabuhan Nunukan, Pelabuhan Sebatik, Pelabuhan/

Bandara Tanjung Redeb, dan Pelabuhan Tanjung Selor Bulungan.

Dalam melaksanakan kegiatan operasionalnya, petugas karantina tumbuhan melaksanakan tindakan 8P, yaitu : Pemeriksaan, Pengasingan, Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, dan Pembebasan.

a. Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan

Kegiatan tindakan karantina merupakan fungsi pelayanan kepada pengguna jasa karantina terhadap media pembawa OPT/OPTK, kemasan kayu, dan pengawasan keamanan Pangan Segar Asal Tumbuhan (PSAT) yang masuk ke dalam wilayah Negara Republik Indonesia, dari suatu area ke area lain di dalam wilayah Republik Indonesia dan keluarnya dari wilayah Negara Republik Indonesia apabila dipersyaratkan oleh Negara tujuan.

Tahun 2015, kegiatan operasional tindakan karantina tumbuhan dilakukan terhadap media pembawa OPT/OPTK dan/atau OPTP melalui Impor, Ekspor, dan Antar Area (masuk/keluar). Unit

Tarakan mempunyai letak geografis yang strategis karena berbatasan langsung dengan Negara tetangga, yaitu Malaysia.

Hal ini mencerminkan beban dan tugas pelayanan yang dilakukan oleh petugas karantina tumbuhan di Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan semakin kompleks dalam melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan media pembawa OPT/OPTK.

Sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan tugas pokok Karantina Tumbuhan tahun 2015, dengan ini kami sampaikan laporan akhir pelaksanaan kegiatan tindakan karantina tumbuhan tahun 2015.

1) Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan Impor

Tidak ada pelaksanaan pemeriksaan tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa komoditas Impor selama tahun 2015 berdasarkan golongan media pembawa, baik berupa benih/bibit tanaman, hasil tanaman hidup dan hasil tanaman mati yang telah diolah maupun belum diolah.

2) Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor

Pelaksanaan pemeriksaan tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa komoditas Ekspor selama tahun 2015 berdasarkan golongan media pembawa, baik berupa benih/bibit tanaman, hasil tanaman hidup dan hasil tanaman mati, dapat dilihat pada tabel 1 dan 2 berikut ini :

Tabel 1. Jumlah dan Frekuensi Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Terhadap Komoditas Ekspor Tahun 2015

NO.

EKSPOR

JUMLAH SATUAN FREKUENSI

1. 13 Btg 3

2. 667.524 Kg 148

3. 11.143,8111 M3 32

JUMLAH 183

Tabel 2. Volume Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Berdasarkan Jenis Golongan Komoditas Tahun 2015

No. Jenis Komoditas dan

Golongan Volume Satuan Frekuensi

1. Golongan A 13 Btg 3

2. Golongan B 143.969 Kg 3

3. Golongan C 523.555

11.143,8111

Kg M3

145 32

TOTAL FREKUENSI 183

Dari data tabel tersebut diatas, kegiatan tindakan karantina tumbuhan terhadap komoditas Ekspor tahun 2015 berdasarkan jenis golongan media pembawa benih/bibit tanaman mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2014 terdapat ekspor benih/bibit tanaman sebanyak 4 batang, sementara pada tahun 2015 terdapat ekspor benih/bibit tanaman sebanyak 13 batang.

Pemeriksaan hasil tanaman hidup berjumlah 143.969 Kg mengalami peningkatan volume sebesar 70,08% dari tahun 2014 dengan volume 43.065 Kg. Pemeriksaan hasil tanaman mati berdasarkan volume satuan (Kg) berjumlah 523.555 Kg mengalami peningkatan volume sejumlah 523.521,47 Kg atau 15 Kali dari tahun 2014 yang berjumlah 33,53 Kg. Sedangkan berdasarkan volume satuan (M3) berjumlah 11.143,8111 M3 mengalami penurunan sejumlah 152.139,93 M3 atau 93,10%

dari tahun 2014 yang berjumlah 163.283,75 M3.

Jumlah frekuensi kegiatan pemeriksaan tindakan karantina tumbuhan Ekspor yang keluar melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan pada tahun 2015 sebanyak 183 kali menurun 18,30% dari tahun 2014 dengan frekuensi 224 kali (Lampiran KT 1).

Perkembangan kegiatan pelaksanaan tindakan karantina tumbuhan Ekspor pada Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan Tahun 2013, 2014, dan 2015 dapat dilihat pada gambar grafik 5, 6, 7, dan 8 berikut ini :

Grafik 5. Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Kategori Benih/Bibit Tanaman Tahun 2013, 2014, dan 2015

Grafik 6. Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Kategori Hasil Tanaman Hidup Tahun 2013, 2014, dan 2015

Grafik 7. Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Kategori Hasil Tanaman Mati Dalam Satuan Kilogram (Kg) Tahun 2013, 2014, dan 2015

Grafik 8. Rekapitulasi Data Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Ekspor Kategori Hasil Tanaman Mati Dalam Satuan Meter Kubik (M3) Tahun 2013, 2014, dan 2015

3) Kegiatan Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk

Pelaksanaan pemeriksaan tindakan karantina tumbuhan terhadap media pembawa Antar Area Masuk tahun 2015 berdasarkan golongan bibit/benih tanaman, hasil tanaman hidup, hasil tanaman mati, dan media pembawa lain yang dilalulintaskan dari area lain dan masuk melalui Balai Karantina Pertanian Kelas II Tarakan dapat dilihat pada tabel 3 dan 4 berikut ini :

Tabel 3. Jumlah dan Frekuensi Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Tahun 2015

NO.

ANTAR AREA MASUK

JUMLAH SATUAN FREKUENSI

1. 248.773 Btg 132

2. 4.490.905 Kg 2.302

JUMLAH 2.434

Tabel 4. Jumlah Volume Kegiatan Operasional Tindakan Karantina Tumbuhan Antar Area Masuk Berdasarkan Jenis Golongan Komoditas Tahun 2015

NO. JENIS GOLONGAN

KOMODITAS VOLUME SATUAN FREKUENSI

1. Golongan A 248.523

40.473

Btg Kg

129 55

2. Golongan B 250

1.631.260

Btg Kg

3 2.053

NO. JENIS GOLONGAN

KOMODITAS VOLUME SATUAN FREKUENSI

3. Golongan C -

2.819.172

Btg Kg

- 194

TOTAL FREKUENSI 2.434

Dari data tabel diatas kegiatan tindakan karantina tumbuhan antar area yang masuk berdasarkan jenis golongan media pembawa benih/bibit tanaman dalam bentuk batang tahun 2015

Dari data tabel diatas kegiatan tindakan karantina tumbuhan antar area yang masuk berdasarkan jenis golongan media pembawa benih/bibit tanaman dalam bentuk batang tahun 2015

Dokumen terkait