• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.10. Driver Motor Utama Lift 3 Lantai Naik Dan Turun

Motor yang digunakan adalah motor penggulung kertas mesin photo copy dengan input 24V dan Rpm 180. Driver motor menggunakan relay sebagai mengatur putaran motor. Relay yang digunakan 24V 5 pin. Motor utama pada lift dengan percobaan bisa mengangkat barang ± 2 Kg. Pengontrolan pada motor DC menggunakan 2 relay sebagai driver motor supaya motor bisa bekerja untuk memutar bolak – balik. Keterangan relay 24V 5 pin dapat dilihat pada gambar 2.5.

Gambar 2.5. Relay 24V 5 pin

Keterangan pada relay 24 Volt 5 pin:

a. 85 adalah kaki pengendali relay kutub negative. b. 86 adalah kaki pengendali relay kutub positif. c. 87a dan 87 adalah pennerima arus.

d. 30 sumber arus yang dikendalikan oleh relay. Relay memiliki contact point terdiri dari:

a. Normally open (NO) yaitu kondisi awal dalam kondisi terbuka (open). b. Normally close (NC) yaitu kondisi awal sebelum diaktifkan selalu

dalam posisi tertutup.

Sedangkan fungsi relay itu sendiri digunakan untuk menjalankan fungsi logika, penundaan waktu (time delay fuction), adapun lainnya melingdungi motor dari kelebihan tegangan. Simbol contact relay dapat dilihat pada gambar 2.6.

Gambar 2.6. Simbol contact relay

2.11. Sejarah Lift

Lift adalah angkutan transportasi vertikal yang digunakan untuk mengangkut orang atau barang. Lift umumnya digunakan di gedung - gedung bertingkat tinggi, biasanya lebih dari tiga atau empat lantai. Lift pada zaman modern mempunyai tombol - tombol yang dapat dipilih penumpangnya sesuai

lantai tujuan mereka, Terdapat tiga jenis mesin, yaitu hidrolik, Traxon atau katrol tetap, dan hoist atau katrol ganda, jenis hoist dapat dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu hoist dorong dan hoist tarik.

Lift sering disebut elevator, yang merupakan alat angkut untuk mengangkut orang atau barang dalam suatu bangunan yang tinggi. Lift dapat dipasang untuk bangunan yang tingginya lebih dari 4 lantai, karena kemampuan orang untuk naik turun dalam menjalankan tugasnya hanya mampu dilakukan sampai 4 lantai. Lift awalnya adalah derek yang terbuat dari tali. Pada tahun 1853, Elisha Graves Otis, salah seorang pionir dalam bidang lift, memperkenalkan lift yang menghindarkan jatuhnya ruang lift jika kabelnya putus. Rancangannya mirip dengan suatu jenis mekanisme keamanan yang masih digunakan hingga kini.23 Maret 1857 - lift Otis pertama dipasang di New York City. 1880 - lift listrik pertama, dibuat oleh Werner von Siemens. 2004 - Pemasangan lift penumpang tercepat di dunia, di gedung Elevator penumpang pertama dipasang oleh Otis di New York pada tahun 1857. Setelah meninggalnya Otis pada tahun 1861, anaknya, Charles dan Norton mengembangkan warisan yang ditinggalkan oleh Otis dengan membentuk Otis Brothers pada tahun 1867.

2.12. Macam – macam Lift

Lift dapat dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Lift penumpang.

2. Lift barang atau dumb waiter. 3. Lift service.

4. Lift hidrolik. 1. Lift penumpang

Lift penumpang ini merupakan lift yang sifatnya berfungsi dan sangat khusus untuk manusia saja, lift ini sangat dijaga kehandalannya, keamanan dan keselamatan manusianya.

2.Lift Barang atau Dumb Waiter

Lift ini sangat khusus fungsinya untuk barang saja, lift ini juga tak kalah handalnya dengan lift penumpang namun ada sedikit perbedaan dalam sistem keamanannya.

3. Lift Service

Lift service ini biasanya dipasang diperhotelan, yaitu fungsinya untuk pelayan - pelayan hotel untuk mengantarkan barang ke kamar - kamar penghuni hotel. Namun disini pula lift ini tak kalah handalnya dengan lift penumpang, perbedaan dari lift service dengan lift penumpang ini sangat jelas dari sistem pengangkutannya, yaitu lift penumpang hanya khusus untuk manusia saja tapi lift service ini juga berfungsi sebagai pengangkutan manusia dan barang.

4. Lift Hidrolik

Lift hidrolik ini sangat lain darpada yang lain, ini dilihat dari cara kerjanya dan juga fisiknya. Lift ini biasanya digunakan oleh pasukan pemadam kebakaran dan kapasitas daya angkutnya pun sangat terbatas, lift hidrolik ini sekarang tidak hanya dipakai oleh pemadam kebakaran saja. Sekarang lift hidrolik sering dipakai oleh perusahaan telekomunikasi, bengkel - bengkel kendaraan bermotor dan lain-lain.

2.13. Cara Kerja Lift Secara Umum

Pada sistem geared atau gearless (yang masing - masing digunakan pada instalasi gedung dengan ketinggian menengah dan tinggi), kereta elevator tergantung di ruang luncur oleh beberapa steel hoist ropes, biasanya dua puli katrol, dan sebuah bobot pengimbang (counter weight). Bobot kereta dan counter weight menghasilkan traksi yang memadai antara puli katrol dan hoist ropes sehingga puli katrol dapat menggegam hoist ropes dan bergerak serta menahan kereta tanpa selip berlebihan. Kereta dan counter weight bergerak sepanjang rel yang vertikal agar mereka tidak berayun-ayun.

1. Mesin

dapat dilihat pada gambar 2.11. Mesin untuk menggerakkan elevator terletak di ruang mesin yang biasanya tepat di atas ruang luncur kereta. Untuk

memasok listrik ke kereta dan menerima sinyal listrik dari kereta ini, dipergunakan sebuah kabel listrik multi - wire untuk menghubungkan ruang mesin dengan kereta. Ujung kabel yang terikat pada kereta turut bergerak dengan kereta sehingga disebut sebagai kabel bergerak (traveling cable).

2. Jalur Lift (Hoistway) dan ruang mesin di atasnya 1651

Mesin geared memiliki motor dengan kecepatan lebih tinggi dan drive sheave dihubungkan dengan poros motor melalui gigi – gigi dikotak gigi, yang dapat mengurangi kecepatan rotasi poros motor menjadi kecepatan drive - sheave rendah. Mesin gearless memiliki motor kecepatan rendah dan puli katrol penggerak dihubungkan langsung ke poros motor.

3.

Sistem pergerakan lift dengan Gearless

Pada sistem hidrolik (terutama digunakan pada instalasi di gedung rendah, dengan kecepatan kereta menengah), kereta dihubungkan ke bagian atas dari piston panjang yang bergerak naik dan turun di dalam sebuah silinder. Kereta bergerak naik saat oli dipompa ke dalam silinder dari tangki oli, sehingga mendorong piston naik. Kereta turun saat oli kembali ketangki oli. Aksi pengangkatan dapat bersifat langsung (piston terhubungkan ke kereta) atau roped (piston terikat ke kereta melalui rope) Mesin Lift Gearles terdapat pada gambar 2.7.

Gambar 2.7. Mesin lift gearles

(Sumber: google.com)

Pada kedua cara tersebut, pekerjaan pengangkatan yang dilakukan oleh pompa motor (energi kinetik) untuk mengangkat kereta ke elevasi yang lebih tinggi sehingga membuat kereta mampu melakukan pekerjaan (energi potensial).

Transfer energi ini terjadi setiap kali kereta diangkat. Ketika kereta diturunkan. Gerakan naik dan turun kereta elevator dikendalikan oleh katup hidrolik. Lift hidrolik ini mempunyai karakteristik:

1. Tidak mengakibatkan tambahan beban di puncak bangunan 2. Hanya digunakan untuk kecepatan yang relative rendah 3. Hanya digunakan untuk lantai yang jumlahnya sedikit 4. Sangat baik untuk mengangkut beban berat

5. Alas lantai kereta dapat berada pada level bangunan secara tepat 6. Tidak membutuhkan beban pengimbang (counter weight )

7. Menimbulkan suara yang lebih berisik dibandingkan dengan lift yang digerakkan oleh motor traksi.

Pada lift terdapat sebuah penempatan motor untuk menarik dan mengulur sebuah cabbin lift dengan motor terdapat pada gambar 2.8.

Motor Di Atas Motor Di Bawah

Gambar 2.8. Lift dengan motor

(Sumber: Rancangan bangun,PDF)

1. Prototype of Double Front Side Elevator

Lift atau Elevator merupakan alat transportasi secara vertical dan mempunyai prinsip dasar mekatronika yang memiliki bagian mekanik, elektronik dan sistem kontrol. Elevator sendiri sudah mengalami berbagai perubahan bentuk serta jenisnya, khususnya elevator double front side (lift dengan pintu dua muka). Suatu alat tercipta karena adanya kebutuhan, begitu juga dengan double front side

elevator. Banyak perusahaan membutuhkan lift dengan pintu di kedua sisinya, seperti hotel atau rumah sakit atau bangunan lainnya yang menuntut penggunaan elevator double front side ini.

Besarnya penggunaan lift jenis ini dikarenakan banyaknya desain bangunan yang mana menuntut efisiensi tanpa mengesampingkan fungsi dari bagunan dimana elevator itu sendiri berada atau tujuan dari penggunaan elevator itu sendiri. Seperti halnya penggunaan lift jenis ini di rumah sakit, yang semata demi kenyamanan pengunjung atau pasien agar dimudahkan aksesnya untuk menuju fasilitas yang diinginkannya atau dokter yang ingin dirujuk, atau pada suatu hotel yang mana desain bangunan dibuat sesuai dengan tata letak ruang yang sesuai dengan fungsinya dan saling berbeda tiap lantainya. Lift prototipe dapat dilihat pada gambar 2.9.

Gambar 2.9. Kerangka lift prototipe

(Sumber: Sistem lift UNDIP)

Keterangan pada gambar 2.9. lift prototipe : 1. Rangka

2. Ruang penumpang (Car-lift) 3. Box Controller

4. Motor utama 5. Car Call 6. Hall Call

7. Pulley

8. Counter Weight 9. Rail

10. Penggulung 11. Gear Penggulung

Pada sebuah lift terdapat beberapa tombol yang bekerja untuk permintaan, yang dimana ada tombol luar hall call terdapat pada gambar. 2.10.

Gambar 2.10. Bentuk sisi luar lift penumpang (sumber: google.com)

Tombol luar dan dalam lift sebagai permintaan tujuan setiap lantai, yang dapat dilihat pada gambar 2.11.

Gambar 2.11. Tombol luar lift dan dalam lift (Sumber: www.google.com.)

Perancangan dilakukan untuk mengetahui lebih jauh tentang sistem PLC dan cara kerja lift up and down serta menganalisa sistem kerja PLC pada pemodelan lift up and down yang akan dirancang.

Perancangan ini dibuat pertama kali dengan membuat model lift up and down yang digerakkan oleh motor DC. Motor DC yang menggerakkan sistem kerja lift up and down dikontrol secara langsung oleh PLC, sehingga perancangan ini dapat difokuskan pada gerak lift up and down, termasuk juga gerakan membuka, menutupnya pintu, naik dan turun cabbin lift up and down seperti yang terdapat pada sitem kinerja lift.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan penulis sebagai sarana penunjang dalam penyusunan tugas akhir ini adalah menggunakan metode pendekatan, yaitu sebagai berikut :

1. Metode Observasi

Metode observasi merupakan proses pengambilan data dan informasi yang dibutuhkan melalui pengamatan dan pencatatan dengan sistemaika terhadap kejadian yang ditemukan dilapangan pada perancangan yang sudah dilakukan. 2. Metode Studi Literatur

Metode studi literatur merupakan suatu pengambilan data yang dilakukan oleh pembelajaran dari berbagai sumber media cetak maupun elektronik, yang berkaitan dengan pembahasan yang sedang dilakukan oleh penulis, yang berfungsi sebagai sarana penunjang dalam pengerjaan tugas akhir.

3. Metode Wawancara

Metode ini merupakan suatu cara pengambilan data yang dilakukan penulis dengan melakukan tanya jawab terhadap narasumber yang disarasankan

memiliki kemampuan dan keahlian tersendiri didalam penguasaan bidang yang akan dikaji.

4. Metode Analisis Data

Metode analisa adalah proses dari penyusunan data yang telah didapat agar mudah dipahami dan dimenegerti melalui suatu pendekatan - pendekatan tersendiri sehingga menghasilkan output yang akurat dan valid kebenarannya untuk sebuah data yang diperlukan dalam penyusunan tugas akhir ini. Data tersebut diperoleh dari hasil pengamatan data observasi, literatur maupun wawancara yang kemudian dianalisa menjadi sebuah data deskriptif.

5. Metode Percobaan.

Metode percobaan ini dilakukan untuk merancang program kontrol kendali. Percobaan dilakukan terhadap hasil pemprograman sehingga didapatkan sebuah program yang bisa mengontrol kerja dari lift up and down.

3.3 Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Praktek Sekolah Tinggi Tekhnologi Adisutjipto, dengan kegiatan meliputi penelusuran literatur melalui internet dan buku - buku, penelitian pendahuluan, pembuatan program, analisis output, pengolahan data dan penyusunan laporan.

3.4 Objek Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian yang telah diuraikan maka objek penelitian dalam penyusunan Tugas Akhir ini meliputi:

1. Perancangan lift 3 lantai kendali PLC.

2. Proses kerja motor lift up and down yang di kendalikan oleh PLC. 3. Memprogram PLC dan perangkat kinerja pada lift up and down.

3.5 Cara Kerja Lift Pada PLC

Sistem kerja lift pada PLC terdiri dari input dan output untuk menjalankan sitsem pada lift tersebut, dapat dijelaskan lift bekerja secara berurutan dari latai 1, 2, dan 3 maupun sebaliknya. Apabila terjadi permintaaan bersamaan disaat lift

berjalan, lift akan menyelesaikan permintaan yang pertama dan selanjutnya. Sehingga saat lift berkerja teratur.

Setiap permintaan akan dieksekusi sesuai urutan 1, 2, dan 3. Setiap lantai mempunyai indicator sebagai penanda dan buzzer berbunyi telah mencapai tujuan.Indicator di dalam bilik penanda tujuan yang di tuju oleh penumpang.

Lift 3 lantai menpunyai pintu pada cabbin, ditutup baik secara manual oleh penumpang dengan menekan tombol close atau open, dan tombol darurat untuk mematikan lift secara paksa dan alarm lift akan berbunyi ketika terjadi kesalahan atau bahaya disaat tombol darurat diketan. Lift dikendalikan dengan PLC omrom, input dan output berjalan sesuai permintaan yang telah dirancang.

3.6 Prosedur Perancangan Lift Up and Down.

Tahap perancangan model lift up and down dengan kendali PLC menggunakan metode continue yang berarti penentuan ide kemudian dilanjutkan dengan proses pembuatan alat sesuai dengan bagiannya agar memudahkan proses perakitan, hal ini dilakukan agar tidak terjadi kekacauan dalam bekerja dan kesalahan dalam merangkai komponen. Tahap - tahap Perancangan :

1. Membuat desain alat dan rangkaian. 2. Pembuatan kerangka utama.

3. Pembuatan lift.

4. Pengujian kepresisian lift up and down. 5. Pembuatan jalur bilik lift.

6. Pembuatan tombol up and down untuk lift. 7. Pembuatan pintu lift up and down.

8. Pengujian kepresisian pintu lift up and down. 9. Pemasangan kabel-kabel.

10. Proses pemasangan badan lift..

11. Pembuatan program PLC pengontrol lift up and down.

3.7 Alat dan Bahan

Proses pembuatan lift membutuhkan alat dan bahan sebagai berikut. Alat :

a. Cutter b. Penggaris c. Obeng dan Tang d. Gunting e. PLC Omron CP1E f. Saklar g. Limit swith h. Led i. Buzzer j. Limit switch k. Motor Dc l. Pin Konektor

Bahan untuk pembuatan lift 3 lantai sebagai berikut : a. Almunium batangan b. Dobble tip c. Kabel d. Mur e. Lem f. Triplek 3.8. Pembuatan Hardware

Pembutan hardware dilakuan untuk Pembuatan model lift 3 lantai dengan kontrol PLC ini terlebih dahulu dibuat gambar secara manual baik ukuran dan tata letak komponen. Kemudian dilanjutkan dengan realisasi pembuatan alat. Namun yang didesain dan dibuat bukanlah sama (ukuran dan bentuk) dengan lift yang sesungguhnya pada pada gedung-gedung bertingkat, melainkan pemodelan alat

yang menyerupai lift sebenarnya dengan memfokuskan pada proses sistem up dan down. Dapat dilihat diagram alur pembuatan hardware pada gambar 3.1.

Gambar 3.1. Diagram alur perancangan

3.8.1 Pembuatan Kerangka Utama Lift 3 lantai

Kerangka merupakan penopang dari kedudukan dan tata letak suatu komponen. kerangka utama menggati bagian dari bangunan lift. Sehingga Lift berfunggsi sesuai dengan kerja yang ada. Kerangka didesain sedemikian rupa sehingga lift bekerja pada jalur semestinya. Pembuatan kerangka pertama dilakukan skema ukuran dengan manual pada sebuah kertas setelah selasai ukuran yang dibuat, bagian utama memotong almunium batangan, sebagai penopang atau pondasi dari sebuah kerangka. Pembuatan kerangka terdiri dari 6 tiang, untuk

penompang bangunan kerangka. Alminium yang digunakan berukuran ½ dengang panjang setiap penopang 1 meter (M), 1 batang terdiri dari pangang 6 meter (M), memerlukan 5 batang berukan 6 meter dan dipotong menjadi 110 Cm. Ukuran kerangka utama dilihat pada gambar 3.2.

Gambar 3.2. Ukuran kerangka utama

Perancangan kerangka pada Lift 3 lantai dapat dilihat gambar 3.3 yang terdapat sebuah kerangka utama sebgai penopang.

Gambar 3.3. kerangka Utama

Lift dirancang merupakan berbentuk miniatur yang bekerja sesuai lift sebenarnya yaitu terdapat tombol sesuai dengan permintaan yang ada seperti, hall call, car call, imergency, indicator, dan terdapat tombol pintu close dan open pintu.

3.8.2 Pemasangan Jalur pada kerangka utama Lift

Pada pembuatan jalur memiliki ukran dan penyangga disetiap sudut lift terdiri 4 jalur supaya lift berjalan seimbang dan teratur, pembuatan jalur lift menepelkan bagian almunium siku ukuran ½ , dipasangkan pada kerangka utama dengan baut tinggi jalur yang dibuat 1 meter sama tinggi dengan kerangka utama.

Ukuran jalur lift panjang 22 cm, tinggi 15 cm, lebar 15 cm. sama bersarnya dengan cabbin / ruang penumpang lift. Jalur pada cabbin lift dapat dilihat pada gambar 3.4.

Gambar 3.4. Jalur lift

3.8.3 Pembuatan Cabbin Lift

Setelah jalur dipasangkan pada kerangka utama, pembuatan cabbin lift dengan ukuran panjang 22 cm, tinggi 15 cm dan lebar 15 cm. Pada pembuatan cabbin ini terlebih dahulu didesain secara manual, serta dilanjutkan dengan pembutam kerangka cabbin lift dapat dilihat pada gambar 3.5.

Gambar 3.5. Design cabbin lift

Setelah pembuatan design maka dieksekusi pada bahan yang telah ada, dengan ukuran yang dibuat. cabbin lift 3 Lantai dapat dilihat pada gambar 3.6.

3.8.4 Pembuatan Panel Kendali Lift 3 lantai

Panel kontrol merupakan panel yang mengontrol dan menghubungkan antara sistem kerja lift 3 lantai dengan program PLC. Panel ini nantinya menghubungkan output dan input PLC ke motor – motor lift.

Pada panel ini terdapat motor pintu, motor up dan down, indikator tujuan, indikator keberadaan, limit switch, buzzer, switch hall call switch car call, dan emmergency. Panel terbuat dari akrilik, dilanjutkan proses pemotongan sesuai dengan banyak input dan output yang digunakan. Setelah itu dilanjutkan dengan pembuatan lubang pin konektor. Pada panel lift 3 lantai terdapat 41 panel yang menghubungkan lift ke conector PLC, terdiri dari input 13 dan output 8. Panel controll lift dapat dilihat pada gambar 3.7.

Gambar 3.7. Panel kendali lift 3 lantai

3.9. Pemasangan Komponen

Pemasang komponen merupakan bagian utama dari sistem kinerja lift yang terdiri dari: Tombol hall call, car call, emmergency, open close pintu, indicator, limit switch, buzzer, motor utama dan motor pintu. Dapat dilihat blok diagram lift 3 lantai pada gambar 3.8.

Gambar 3.8. Blok diagram lift 3 lantai

3.9.1 Pemasangan Indicator Keberadaan Cabbin Lift

Indicator merupakan petunjuk keberadaan posisi lift. Indicator keberadaan dipasang disetiap lantai yaitu dibagian luar lift, indicator keberadaan tersebut dipasang disetiap lantai 1,2,dan 3. Indicator keberadaan cabbin dapat dilihat pada Gambar 3.9.

Gambar 3.9. Indicator keberadaan cabbin lift

3.9.2 Pemasangan Indicator Tujuan, Tombol Car Call, dan Open Close pintu Lift

Pemasangan komponen indicator tujuan, tombol CC, dan open close pintu yaitu bagian dari komponen dalam lift. Indicator tutjuan terdapat 3 LED yang aktif memberikan informasi kepada penumpang lift terdiri dari lantai 1, 2, dan 3. Tombol car call terdiri dari tombol 1, 2 dan 3 merupakan tombol permintaan lantai tujan yang diinginkan oleh penumpang lift. Tombol open, close pintu, dipasang untuk membuka dan menutup pintu secara manual.

Setiap komponen yang dipasang merupakan perangkat di dalam lift, namun komponen tersebut pemasangannya ditempatkan disisi luar lift, karena cabbin lift berukuran kecil. Alasan untuk pemasangan komponen diluar cabbin lift yaitu menudahkan pengguna dan permintaan yang diinginkan serta lift hanya berbentuk miniatur. Komponen yang terpasang baik indicator lift, tombol car call dan open, close pintu pada gambar 3.10.

a.proses pemasangan 1 b.proses pemsangan 2

Gambar 3.10. Indicator tujuan, tombol car call dan Open, Close pintu.

3.9.3 Pemasangan Tombol Hall Call

Tombol HC memiliki 4 tombol panggilan yaitu: 1 naik, 2 naik, 2 turun dan 3 turun. Tombol HC dipasang pada lift berfungsi sebagai pemanggilan cabbin lift baik turun maupun naik, tombol yang digunakan berupa saklar nomarlly open (NO). Tombol HC dapat dilihat pada gambar 3.10.

a. HC 1 Naik b. HC 2 Naik dan Turun c. HC 3 Turun

Gambar 3.11. Tombol HC 1, HC 2, Dan HC 3

3.9.4 Pemasangan Motor Up and Down dan Motor Pintu

Motor penggerak naik dan turun cabbin lift ditempatkan pada posisi atas kerangka utama lift. Motor yang digunakan yaitu motor Dc 24V. Motor diberi penggulung serta tali yang disambungkan pada cabbin lift. Motor open dan close pintu menggunakan motor Dc 12V. Motor ditepatkan pada sisi dalam cabbin lift. Motor utama dan motor open, close pintu dapat dilihat pada gambar 3.11.

a. Motor up and down b. Motor open and close

3.9.5 Pemasangan Limit Switch Lantai 1, 2, dan 3

Pemasang limit Switch disetiap lantai lift, limit switch berfungsi sebagai sensor cabbin lift yang nanti untuk mematikan motor naik dan turun. Limit switch ditempatkan disetiap lantai 1, 2, dan 3. Pemasangan limit switch dapat dilihat pada gambar 3.13.

Gambar 3.13. Limit switch

3.9.6 Pemasangan Buzzer

Buzzer sebagai penanda apabila lift sampai pada tujuan yang diminta oleh penumpang. Buzzer dipasang disisi bagian luar lift. Buzzer akan berbunyi ketika menyentuh limit switch disetiap lantai. Pemasangan buzzer dapat dilihat pada Gambar 3.14.

3.9.7 Input dan Output Pada Lift

Perancangan lift 3 (tiga) lantai ini, mempunyai input dan output yang nantinya untuk menjalankan lift. Terdiri dari 10 saklar dan 5 limit Switch untuk input, sedangkan untuk output 2 motor, 1 buzzer dan 12 led. Input dan Output dapat dilihat pada gambar 3.15.

Gambar 3.15. Input dan output

Keterangan input dan output pada PLC dapat dilihat pada tabel 3.1 dan tabel 3.2.

Tabel 3.1. Keterangan input

NO INPUT KETERANGAN

1 ST1 Saklar tujuan NO 1

2 ST2 Saklar tujuan NO 2

3 ST3 Saklar tujuan NO 3

4 SN1 Saklar naik lantai 1

5 SN2 Saklar naik lanati 2

6 ST2 Saklar turun lantai 2

7 ST3 Saklar turun lantai 3

8 Ls1 Limit switch 1

9 Ls2 Limit switch 2

10 Ls3 Limit switch 3

11 Ls4 Limit switch 4 pintu open

12 Ls5 Limit switch 5 pintu close

13 SI Saklar emmergency

Tabel 3.2. Keterangan output

NO OUTPUT KETERANGAN

1 MN1 Motor penggerak naik

2 MT2 Motor penggerak turun

3 MP Motor pintu box

4 BUZZER Penanda bilik sampai tujuan

5 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2 dan 3 di dalam bilik

6 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2, dan 3 lantai 1

7 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2, dan 3 lantai 2

8 LED 1,2 DAN 3 Indikator 1, 2, dan 3 lantai 3

3.9.8 Pemasangan Kabel Pada Panel PLC

Pemasangan kabel pada komponen untuk conection panel input, output dan PLC, supaya setiap komponen aktif, terdiri dari switch, limit switch, Led,

Dokumen terkait