• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-Faktor Lingkungan

Dalam dokumen Bahan Kuliah Ekologi Hutan buku (Halaman 100-106)

Sistematik Random

C. Faktor-Faktor Lingkungan

b. Komponen-komponen Lingkungan

Faktor Lingkungan Abiotik Aspek-Aspek yg Penting C.1. Faktor Lingkungan

Abiotik

1. Faktor Iklim

- Cahaya Intensitas, kualitas, lama dan periodisitas

- Suhu Derajat, lama dan periodisitas

- Curah hujan Banyaknya dan intensitas, frekuensi, distribusi dan musim

- Kelembaban udara Kelembaban nisbi, tekanan uap, dan deficit tekanan uap

- Angin Kecepatan, kekuatan dan arah, frekuensi, macamnya

- Gas udara Oksigen, CO2, gas-gas lain

2. Faktor Geografis

- Letak geografis Derajat lintang, derajat bujur, pulau atau benua, jarak dari pantai

- Topografi Lereng, derajat dpl, bentuk lapangan

- Geologi Sejarah geologi, batuan dan bahan induk

- Vulkanisme Pengaruh panas, mekanisme dan kimia

3. Faktor Edafis - Jenis tanah

- Sifat-sifat fisik Profil, struktur, tekstur, aerasi, porositas, dan bulk density, kadar air, drainase, permeabilitas, infiltrasi, suhu

- Sifat-sifat kimia pH, mineral tanah, kandungan hara mineral, kandungan senyawa organic, sifat-sifat base-exchange

- Sifat-sifat biotis Flora tanah, jamur, bakteri, fauna tanah, cacing, rayap, pengaruh kimia dan fisik, macam bahan organic, humus, serasah

- Erosi

C.2. Faktor Lingkungan Biotik

1. Manusia Penebangan, pembakaran,

pencemaran air/udara, aktivitas tanam-menana dan

pengolahan tanah

dan biji, pengaruh kotoran, memakan dan merusak bagian-

bagian tumbuh-tumbuhan, transmisi penyakit

3. Tumbuh-tumbuhan Persaingan, parasitisme, simbiosis, pengaruh toksis

D. Iklim

1. Pengertian iklim dapat dikategorikan ke dalam: a. Iklim mikro : iklim yang nilai-nilainya berlaku

untuk tempat/ruang yang terbatas (habitat mikro) b. Iklim makro : iklim yang nilai-nilainya berlaku

untuk daerah yang luas. Nilai-nilai iklim makro dipergunakan untuk menetapkan tipe iklim, zona iklim, zona vegetasi

2. Klasifikasi iklim yang paling banyak dipergunakan di Indonesia adalah klasifikasi tipe hujan oleh Schmidt dan Fergusson (1951). Dimana:

Jumlah rata-rata bulan kering (< 60 mm) Q =

Jumlah rata-rata bulan kering (> 100 mm)

Berdasarkan nilai Q, setiap tipe iklim mempunyai tipe-tipe hujan sebagai berikut:

Tipe Iklim Nilai Q Keadaan Ikllim

A 0 – 0.143 Tanpa musim kering, hutan hujan tropika selalu hijau

B 0.143 – 0.333 Tanpa musim kering, hutan hujan tropika selalu hijau

C 0.333 – 0.600 Musim kering nyata, peralihan hutan hujan tropika ke hutan musim

D 0.600 – 1.000 Musim kering agak keras, hutan musim yang pohon-pohonnya gugur daun

E 1.000 – 1.670 Musim kering keras, hutan savanna

F 1.670 – 3.000 Musim kering keras, hutan savanna

G 3.000 – 7.000 Daerah kering, padang pasir H > 7.000 Daerah kering, padang pasir

Umumnya di hutan hujan, jumlah curah hujan berkisar antara 1600-4000 mm/tahun. Di daerah dengan curah hujan < 1000 mm/tahun ditemukan komunitas savanna, sedangkan daerah gurun curah hujannya ≤ 300 mm/tahun.

3. Cahaya

a. Fotosintesis

- Cahaya matahari merupakan sumber utama energy yang diperlukan bagi kehidupan. Bagi tumbuhan, energy cahaya melalui butir-butir daun diserap dan dirubah menjadi energy kimia dalam bentuk mineral molekul gula yang sederhana.

Cahaya

CO2 + 2 H20 CH20 + H20 + 02 + Energi Klorofil

Selain itu, bagai tanaman cahaya merangsang proses diferensiasi jaringan dan sel-sel tanaman. Untuk pertumbuhan yang normal, minimal harus ada keseimbangan antara fotosintesis dan respirasi. Intensitas cahaya, dimana masukan energy tumbuhan melalui fotosintesis dapat mengimbangi penggunaan energy tersebut oleh respirasi disebut titik kompensasi

- Radiasi matahari yang diterima permukaan bumi berpanjang gelombang 300-10000 mu. Sedangkan sekitar 40% dari radiasi total merupakan cahaya kasat mata dengan panjang gelombang 400-750 mu. Dari energy cahaya kasat mata tersebut hanya 1-4% yang digunakan untuk fotosintesis. Dari spectrum cahaya kasat mata yang terutama diabsorbsi daun untuk

fotosintesis adalah sinar biru (panjang gelombang 450 mu) dan sinar merah (670 mu)

- Hanya sebagian kecil saja energy yang tersedia digunakan untuk fotosintesis, selebihnya dipantulkan, dan lalu 60-90% diabsorbsi lalu manjadi energy panas yang sebagian besar digunakan untuk transpirasi. Menurut Galston (1961), dari energy matahari yang diterima permukaan bumi, sebesar 100 000 cal/cm2/th tersedia untuk fotosintesis daun.

b. Transpirasi

- Besarnya transpirasi bergantung pada:

a. keadaan tempat tumbuh terutama iklim. Penguapan daun semakin banyak bila kadar air tanah semakin tinggi

b. kesuburan komunitas tumbuhan.

Tegakan yang lebih subur di areal beriklim basah mempunyai transpirasi yang lebih tinggi daripada tegakan yang kurang subur. c. Kedudukan tumbuh-tumbuhan dalam komunitas.

Di dalam huutan, strata pohon penguapannya lebih tinggi dari strata semak

- Transpirasi berbagai jenis tumbuhan menurut Coster (1937):

a. Tumbuhan yang penguapannya kuat (> 2000 mm/th). Albizia falcataria, Acacia villaosa, Leucaena galuca, Eupatorium palescens, Bambu, Samanea samans, Lantana camara, dll. Tipe vegetasi yang penguapannya kuat: belukar.

b. Tumbuhan yang penguapannya sedang (1000- 2000 mm/th). Tectona grandis, Hevea

brasiliensis, Imperata cylindrical, Artocarpus integra, Coffea robusta, Eucalyptus alba, dll.

c. Tumbuhan yang penguapannya lemah (<1000 mm/th). Thea sinensis, Cocoa nucifera, Casuarina equisetifolia, Ficus elastic, Garcinia mangostana, Pinus merkusii, Agathis alba, Lagerstroemia speciosa, dll. Tipe vegetasi yang penguapannya lemah: hutan pegunungan.

- Selain cahaya kasat mata, ada cahaya infra merah yang tidak dapat dilihat. Secara ekologis, cahaya ini penting karena memberikan efek pemanasan dan berpengaruh pada proses perkecambahan dan pertumbuhan batang. Selain itu ada juga sinar ultra violet yang sebagian besar diserap oleh lapisan ozon di luar atmosfir. Sinar ini dapat mematikan protoplasma.

- Factor cahaya yang penting diketahui adalah: 1). Intensitas cahaya atau jumlah radiasi per satuan luas per satuan waktu, 2). Kualitas atau komposisi panjang gelombang, dan 3) lamanya penyinaran dalam sehari.

- Berdasarkan adaptasi tumbuhan terhadap perbedaan intensitas cahaya, tumbuh-tumbuhan dikategorikan ke dalam:

a. Tumbuhan toleran (shade-adapted plant) yaitu tumbuhan yang tahan hidup di bawah naungan (scyophyt), missal: Altingia excelsa, Schima noronhae, Swietenia mahagoni, Dypterocarpus spp., Dryobalanops aromatic, Shorea accuminatisima, Vatica

rassak, Eusyderoxylon zwageri.

b. Tumbuhan intoleran (sun-adapted atau light demanding plant) yaitu tumbuhan yang untuk hidupnya memerlukan banyak cahaya matahari (Heliophyt), missal: Acacia mangium, Paraserianthes falcataria, Eucalyptus alba, Gmelina arborea, Pinus merkusii, Tectona grandis, Pterospermum javanicum

- Warna cahaya mempengaruhi kecepatan fotosintesis. Dalam hal ini warna biru dan merah lebih berpengaruh. Lamanya penyinaran atau periodisitas cahaya sangat berpengaruh terhadap fase generative (pembungaan). Berdasarkan reaksi tanaman terhadap panjang hari, tumbuhan dibagi menjadi tiga vegetasi, yaitu:

a. Tumbuhan hari pendek, yaitu tumbuhan yang berbunga bila panjang hari < 12 jam, missal ubi jalar, arbei, aster, semai, dll.

b. Tumbuhan berhaari panjang, yaitu tumbuhan yang berbunga bila panjang hari > 12 jam, misal: kentang, lobak, dll

c. Tanaman netral, yaitu tanaman yang tidak dipengaruhi oleh panjang hari, misal: tomat, nenas, kapas, ubi kayu.

Bayangan hutan merupakan bayangan merah karena cahaya yang telah melalui daun-daun hijau tersaring dan chaya yang diteruskan banyak mengandung sinar-sinar hijau, merah dan infra merah. Bila hutan terlau rapat, ada kemungkinan bayangan hutan terlalu banyak mengandung sinar infra merah yang tidak baik bagi pertumbuhan jenis-jenis pohon tertentu. Karenanya

permudaan banyak terdapat di tempat-tempat terbuka dalam hutan sehingga di hutan yang rapat perlu ada tindakan seeding cutting.

Dalam dokumen Bahan Kuliah Ekologi Hutan buku (Halaman 100-106)

Dokumen terkait