• Tidak ada hasil yang ditemukan

1.6 Sistematika Penulisan Skripsi

1.6.2 Bagian Isi Skripsi

2.1.3.2 Faktor Luar (Eksternal)

Faktor luar yaitu, faktor-faktor yang berasal dari luar diri siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajar. Faktor- faktor tersebut antara lain; faktor lingkungan dan faktor instrumental (Purwanto, 2011: 107). Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi dalam proses dan hasil belajar adalah lingkungan alam dan lingkungan sosial.

2.1.3.2.1 Lingkungan Alam

Lingkungan alam merupakan kondisi alam yang dapat berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar, misalnya suhu, udara, cuaca, musim yang sedang berlangsung serta kejadian-kejadian alam yang tidak diinginkan. Lingkungan alam disekitar sekolah berada jauh dari kota di tengah ladang sawah dan jauh dari pemukiman warga, sehingga suasana terkesan tenang dengan udara yang sejuk menambah semangat belajar siswa dan memudahkan guru dalam menyampaikan mata pelajaran Membuat Pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat busana anak.

2.1.3.2.2 Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial mempunyai peran penting dalam membentuk individu siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan sosial yang

dimaksud adalah lingkungan yang berasal dari keluarga, sekolah, masyarakat sekitar, dan lain-lain. Lingkungan sosial dapat membentuk kepribadian siswa kearah yang benar maupun sebaliknya, siswa yang memiliki bakat dalam bidang busana, mempunyai latar belakang keluarga di bidang busana, dan siswa yang mempunyai minat yang tinggi mengenai busana seperti mengikuti kursus atau pelatihan akan lebih mudah dan cepat dalam mengikuti dan memahami pelajaran dibanding dengan siswa yang memperoleh ilmu pada saat diberikan materi oleh guru khususnya pada mata pelajaran Membuat Pola (Pattern Making) pokok bahasan membuat busana anak.

2.1.3.2.3 Faktor Instrumental

Faktor instrumental adalah sarana dan prasarana dalam proses belajar mengajar. Faktor instrumental meliputi; kurikulum/bahan ajar, guru, sarana dan prasarana (Purwanto, 2011: 107).

Kurikulum/ bahan ajar diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa. Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam suatu jenjang pendidikan. Kurikulum di SMK Al-Musyafa‟ Kendal menggunakan kurikulum spectrum.

perangkat mengajar dalam Program Keahlian Tata Busana antara lain; silabus, prota, promes, RPP. Bahan ajar yang digunakan dalam mata pelajaran membuat pola adalah buku-buku yang berhubungan dengan pola.

Guru merupakan salah satu komponen dalam pembelajaran yang ikut berperan aktif dalam pembentukan sumber daya manusia yang potensial dibidang

pembangunan, oleh karena itu guru dituntut berperan aktif dan menempatkan kedudukanya sebagai tenaga profesional yang tidak hanya berperan sebagai pengajar tapi juga sebagai pendidik dan pembimbing. Guru dengan fungsinya sebagai pengajar, pendidik dan pembimbing maka diperlukan adanya peran dari guru.

Peran guru tata busana dalam proses belajar mengajar antara lain; informator yaitu memberikan informasi kepada siswa dengan cara memberikan pengetahuan terhadap siswa, organisator, motivator yaitu guru dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, inisiator yaitu guru dituntut untuk lebih kreatif dalam memberikan materi pada siswa, transmeter, fasilitator yaitu guru dapat memberikan fasilitas belajar yang sesuai dengan kebutuhan siswa, evaluator yaitu guru dapat mengukur dan menilai keberhasilan belajar siswa.

Sarana dan prasarana pendidikan menurut daftar istilah pendidikan dikenal dengan sebutan alat bantu pendidikan (teaching aids), yaitu segala macam peralatan yang dipakai guru untuk membantunya memudahkan dalam melakukan kegiatan mengajar. Sarana pendidikan adalah segala macam peralatan yang digunakan guru untuk memudahkan penyampaian materi pelajaran yaitu ruang kelas, meja, kursi, papan tulis, dan lain-lain.

Prasarana pendidikan adalah segala macam peralatan, kelengkapan, dan benda-benda yang digunakan guru untuk memudahkan penyelenggaraan pendidikan. Perbedaan sarana pendidikan dan prasarana pendidikan adalah pada fungsi masing-masing yaitu sarana pendidikan untuk “memudahkan penyampaian materi pelajaran, “ prasarana pendidikan untuk “memudahkan penyelenggaraan

pendidikan” (Tatangmanguni, 2010: 3). Prasarana pendidikan yang dimaksud

adalah dengan menggunakan MPI.

2.2 PAIKEM GEMBROT(Pembelajaran, Aktif, Inovatif, Kreatif,

Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot).

2.2.1 Arti PAIKEM GEMBROT

PAKEM adalah Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan,

disamping metodologi pembelajaran dengan nama atau sebutan “PAKEM”, muncul pula nama yang dikeluarkan di daerah Jawa Tengah dengan sebutan “PAIKEM GEMBROT” dengan kepanjangan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan, Gembira dan Berbobot. Guru dapat menyajikan dengan atraktif/menarik dengan hasil terukur sesuai yang diharapkan siswa (orang) belajar secara aktif .

Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktifitas mengajar dan aktivitas belajar. Aktivitas mengajar menyangkut peranan seorang guru dalam konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara pengajar

itu sendiri dengan si belajar (Riva‟i dikutip www.google.com).

Aktif dimaksudkan dalam proses pembelajaran guru harus mampu menciptakan suasana sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan (http://smartalzind.blogspot.com). Pada proses pembelajaran Mata Pelajaran Membuat Pola guru sesuai fungsinya sebagai organisator, harus bisa membuat siswa aktif bertanya.

Inovatif, dimaksudkan agar guru selalu mengemas kegiatan belajar yang heterogen sehingga memiliki nilai tambah dalam memberikan pelayanan pembelajaran kepada siswa (http://smartalzind.blogspot.com). Inovatif pada Mata Pelajaran Membuat Pola yaitu dengan menggunakan metode dan media interaktif.

Kreatif dimaksudkan agar guru mampu menciptakan kegiatan belajar yang beragam sehingga memenuhi dan mampu memberikan pelayan pada berbagai tingkat kemampuan siswa (http://smartalzind.blogspot.com). Kreatif dalam pembelajaran Mata Pelajaran Membuat Pola yaitu guru dapat memilih metode dan media yang tepat sesuai dengan mata pelajaran yaitu metode ceramah, demonstrasi dan MPI (Multimedia Pembelajaran Interaktif).

Efektif dimaksudkan agar guru mampu memanfaatkan waktu untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Pembelajaran menghasilkan pengalaman baru yang cenderung permanen (smartalzind.blogspot.com). Efektif dalam pembelajaran Mata Pelajaran Membuat Pola yaitu dengan penggunaan MPI, waktu pembelajaran efektif, dapat dilakukan pada kelas besar maupun kecil, pembelajaran dapat dilakukan mandiri dan dapat dipelajari dimana saja.

Menyenangkan dimaksudkan agar guru mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatian secara penuh (smartalzind.blogspot.com). Menyenangkan dalam pembelajaran Mata Pelajaran Membuat Pola yaitu dengan penggunaan metode ceramah dan demonstrasi dan MPI yaitu dengan menciptakan suasana belajar yang lain dari biasanya, salah satunya dengan perubahan tempat duduk siswa.

Gembira dimaksudkan agar guru menciptakan suasana belajar yang fun/ menyenangkan sehingga siswa mampu belajar dengan santai pada gilirannya, siswa mampu menyerap pelajaran (smartalzind.blogspot.com). Gembira dalam pembelajaran Mata Pelajaran Membuat Pola yaitu dengan penggunaan MPI, dimana didalamnya disajikan materi dipadu dengan audio, teks, animasi, gambar, grafik, dan diharapkan dengan MPI siswa dapat termotivasi mengikuti pelajaran diikuti rasa senang.

Berbobot, dimaksudkan agar guru dalam memberikan pembelajaran kepada siswa memiliki mutu yang baik sehingga tercapai tujuan pembelajaran (smartalzind.blogspot.com). Berbobot dalam pembelajaran Mata Pelajaran Membuat Pola yaitu dengan pemberian materi yang lengkap dan jelas sesuai dengan materi pelajaran dan bahan ajar, sehingga hasil belajar yang diharapkan dapat meningkat.

Secara garis besar PAIKEM GEMBROT (Ahmadi dan Sofyan, 2011: 1) dapat digambarkan sebagai berikut :

1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada belajar melalui berbuat. 2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam

membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik, menyenangkan, dan cocok bagi siswa.

3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan belajar yang

lebih menarik dan menyediakan „pojok baca‟.

4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan interaktif, termasuk cara belajar kelompok.

5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan melibatkan siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.

Program pembelajaran seperti ini harus disertai dengan kemampuan dan wawasan guru yang cukup baik, karena guru dituntut mampu menciptakan kondisi belajar yang baik di dalam maupun di luar kelas. Sedang siswa secara individual maupun kelompok aktif mencari, menggali, dan menemukan konsep keilmuan.

Pembelajaran kreatif adalah kemampuan menciptakan, mengimajinasikan, melakukan inovasi, dan melakukan hal-hal yang artistik lainya. Dikarakterkan dengan adanya keaslian dan hal yang baru, dibentuk melalui suatu proses yang baru, memiliki kemampuan untuk menciptakan, dirancang untuk mensimulasikan imajinasi. Kreatifitas adalah sebagai kemampuan (berdasarkan data dan informasi yang tersedia) untuk memberikan gagasan-gagasan baru dengan menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, yang menekankan pada segi kuntitas, ketergantungan dan keragaman jawaban dan menerapkanya dalam pemecahan masalah.

Penyajian dalam pembelajaran PAIKEM GEMBROT ini dapat dilakukan dengan pemecahan masalah, curah pendapat, belajar dengan melakukan, menggunakan banyak metode yang disesuaikan dengan konteks, kerja kelompok. Untuk keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan sebelumnya siswa dilatih konsentrasi, ketelitian, kesabaran, ketekunan, keuletan, peningkatan daya ingat serta belajar dengan metode bayangan (Ahmadi dan Amri, 2011: 5).

Dokumen terkait