• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETERWAKILAN PEREMPUAN DI DPRD SUMATERA BARAT TAHUN 2014

III.I Mengeksplorasi Budaya Matrilineal yang Berkembang dalam Kehidupan Bermasyarakat di Provinsi Sumatera Barat

III.2 Gambaran Umum Adat dan Agama di Sumatera Barat

III.2.1 Falsafah Budaya Matrilineal

Adat Minangkabau adalah unik dan asli di seluruh dunia. Adat Minangkabau adalah asli karena keturunannya adalah menurut keturunan ibu.

Keasliannya terbukti dengan tuanya adat Minangkabau itu, sebab yang asli selalu tua dan tidak mencontoh dari luar. Dan menurut ilmu pengetahuan, sistem keturunan ibu adalah lebih tua daripada sistem menurut keturunan ayah.

Dalam sistem keturunan ayah yang sekarang terdapat di Indonesia masih terdapat sisa-sisa dari sistem keturunan ibu yang terbukti diantaranya dari perkataan, seperti sabutuha

di Tanah Batak, yang berarti seperut, yaitu orang yang seketurunan seperut, yaitu seibu. Selanjutnya lagi, berdasarkan kedudukan, tulang yaitu saudara laki-laki dari ibu di Mandailing pun membuktikan bahwa dahulunya sebelum sistem keturunan ayah sekarang yang berlaku di Mandailing, terdapat sistem keturunan ibu.

Jadi, sistem keturunan ibulah yang lebih tua dari sistem keturunan ayah. Matriachaat dan adat Minangkabau itu tumbuh dan menjadi sempurna sendiri sebagai satu sistem keseluruhan yang bulat di tanah Minangkabau sendiri. Dari sinipun akan nyatalah keaslian dan ketuaan adat Minangkabau.

Sistem keturunan ibu telah ada pada alam dan alam merupakan sumber dari falsafah adat Minangkabau. Alam itu adalah guru bagi orang Minangkabau, semisal yang mengandung anak dalam kandungannya adalah si ibu. Dan pada umumnya yang memelihara anak itu sewaktu kecil, merawatnya, mengajari berjalan, makan, berkata -kata dan sebagainya adalah si ibu. Sedangkan si ayah berada di bidang lain dalampenghidupan yakni mencari nafkah.

Dan bagaimana nasib anak jika orangtuanya mengalami perceraian, jikasi anak di bawa oleh sang ayah, maka nasibnya akan buruk, sebab si anak akan berada di tangan istri baru sang ayah, wanita lain yang pasti kasih sayangnya tidak sedalam dan sebesar kasih ibu yang mengandung dan melahirkan terhadap si anak.

Dan jika si anak ditinggalkan pada ibunya, apakah ada jaminan bagi si ibu untuk memelihara anaknya hingga besar. Hal ini tidak hanya terjadi bukan hanya si ayah menceraikan istrinya saja, tetapi juga kala si ayah meninggal dunia. Maka dalam menghadapi keadaan seperti ini jaminan bagi si ibu dan anaknya adalah tetap berada di dalam kaumnya dan tetap berada di bawah lindungan kaumnya.

Harta kaum, harta pusaka tinggi itu amatlah penting bagi kaum ibu dan beserta anak-anaknya. Sudah sewajarnyalah harta-harta kaum itu kaum ibu yang memilikinya, tetapi sudah wajar jika yang menjaga harta kaum ini adalah pihak pria dari si ibu itu.

Sesudah Islam masuk, maka terdapatlah peraturan dan jaminan terhadap si anak dari pihak ayah, yang berarti kemenakan seseorang Minangkabau itu adalah anak dari ayahnya dengan segala sanksi dan konsekuensinya. Di sinipun ternyata penyempurnaan adat itu oleh agama.

Dimana dahulu seorang anak Minangkabau tak tentu nasibnya terhadap ayahnya berhubung dengan keadaan-keadaan yang menimpa si ayah, tetapi sekarang anak itu selain dia kemenakan dari mamaknya yang melindungi dia dengan melalui harta pusakanya, maka sekarang si anak di samping itu adalah anak dari ayahnya yang menurut agama yang mengatur dan menjaminkeselamatan dan penghidupan si anak.

Oleh sebab adat minangkabau itu adalah falsafahnya berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam alam yang kekal itu. Oleh sebab itu, adat minangkabau akan tetp ada selama alam ini ada dan selama ada kaum ibu minangkabau, sebba kaum ibu minangkabaulah yang aan melanjutkan keturunan orang dan masyarakat minangkabau.

Selanjutnya kekayaan dan keaslian bahasa minangkabaupun menunjukkan ketuaan adat minangkabau. Bahasa minangkabau adalah kaya dengan perkataan-perkataan, sebab banyak perkataan dalam bahasa minangkabau yang tidak terdapat dalam bahasa Indonesia. Selanjutnya ada keaslian bahasa minangkabau,yaitu berhubung ada terdapat kata-kata yang hanya dimengerti dan dipahami dalam sisitem keturunan ibu, yang hanya terdapat dalam adat minangkabau.

Ditinjau dari berbagai sudut dan keadaan dalam masyarakat minangkabau ,maka nyatalah bahwa yang menjadi jiwa dari dasar falsafah adat minangkabau adalah dari,oleh dan untuk bersama. Keseimbangan terdapat antara perseorangan dengan bersama. Dan demikianpun halnya terdapat tujuan seseorang dengan bersama, dengan bermasyarakat menurut adat minangkabau.

Bahwa tujuan masyarakat minangkabau, yaitu kebahagiaan seseorang dengan dan dalam bersama itu, dicapai berdasarkan bentuk dan susunan masyarakat yang berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk bersama itu juga.

Itu sebabnya dasar dan sistem falsafah adat minangkabau adalah berdasarkan dari, oleh dan untuk bersama yang dijalankan dan dicapai dengan sara dari, oleh dan untuk bersama dan yang dijadikan tujuan adalah realisasi dari prinsip dari oleh dan untuk bersama.

Prinsip bersama dalam falsafah adat minangkabau itu mempunyai makna dan pengertian yang dalam, yaitu meliputi leluhur, nenek moyang, masyarakat yang sekarang dan anak cucu, yaitu keturunan yang akan datang.generasi yang sekarang tidak boleh hanya mengingat dan mementingkan kepentingan sendiri saja. Menurut falsafah adat minangkabau, waktu yang lampau, waktu yang sekarang dan waktu yang akan datang itu adalah merupakan suatu keseluruhan.

Hal demikian ini pun dicontoh dari alam, sebatang kayu jikalau baik dan subur tumbuhnya, itu dikarenakan yang ditinggalkan oleh induk pohon yang telah tidak ada lagi itu adalah baik. Adanya yang sekarang karena masa lalu, bahkan yang masa lampau itu turut serta menentukan nilai yang ada sekarang. Maka pohon kayu yang ada sekarang itu adalah karena yang lampau, malahan yang lampau itu akan turut serta menentukan yang sekarang. Maka pohon kayu yang sekarang itu akana membuahkan bibit pula untuk kayu yang akan datang.

Ketentuan alam inipun diketahui oleh adat minangkabau dan dipakai sebagai dasar dalam falsafah adat minangkabau, diantaranya dalam memberi isi dan pengertian yang dalam kepada prinsip bersama yang mempunyai peranan penting dalam falsafah adat minangkabau dan susunan masyarakatnya.

Dan berdasarkan masyarakat minangkabau yang sekarang ini telah memeluk agama Islam, bahwa agama Islam itu adalah menyempurnakan adat minangkabau itu dengan kehadirannya. Maka dengan sendirinya pulalah tujuan dari minangkabau haruslah sesuatu yang diridhoi oleh Tuhan dan oleh sebab itu maka tujuan itu hendaklah baik untuk dunia dan akhirat.

Nama baik yang akan ditinggalkan itu, sebagaimana dikehendaki oleh adat minangkababu, hendaklah juga merupakan suatu amalan saleh yang akan dibawa sebagai bekal di alam baka. Dengan demikian, adat minangkabau yang disempurnakan oleh agama Islam itu bertujuan untuk kebahagiaan bagi manusia baik secara lahir dan batin, sekarang dan kelak di alam baka.

Dan selanjutnya menurut keadaan dewasa ini dimana orang minangkabau telah memeluk agama Islam dan agama Islam itu adalah menerima adat minangkabau yang berdasarkan ketentuan-ketentuan dalam alam itu, maka sekarang adat minangkabau itu adalah diliputi dan berjiwa Islam.

Masyarakat minangkabau adalah suatu masyarakat yang berlainan dari masyarakat-masyarakat lainnya yang ada di dunia ini. Perbedaan ini merupakan perbedaan yang prinsipil. Yang membedakannya yaitu dasar dari falsafahnya. Sebagai dasar, falsafah adat minangkabau itu meliputi dan memasui seluruh masyarakat minangkabau yaitu masyarakat sebagai satu keseluruhan dan juga orang-orang sebagai perseorangan. Jika berbicara falsafah adat minangkabau maka tak ada suatu sistem yang pasti. Karena sistem adat itu yaitu adat itu

sendiri. Dan inti dari adat itu sebagai suatu yang sistemik ialah seseorang dengan bersama dan bersama dengan seseorang.

Sistem dalam adat adalah sulit, sebab suatu hal adalah bagian dari keseluruhan yang satu bersangkut-paut dengan yang lainnya. Sesuatunya dan semuanya saling topang menopang. Semuanya penting, biarpun mengenai hal yang paling kecil. Diketahui juga bahwa cara dan tujuan itu adalah satu. Seperti istilah sehina semalu.

Sebetulnya falsafah adat minangkabau tidaklah sulit dan berbelit-belit. Tetapi adalah nyata, jujur dan langsung. Oleh karena itu, tujuan bagi manusia itu adalah mencapai kebahagiaan untuk dirinya. Oleh sebba masyarakat dan bergaul dengan orang lain adalh suatu yang mutlak bagi manusia itu sendiri, maka kebahagiaan seseorang itu tentulah kebahagiaan seorang dengan bersama, kebahagiaan seseorang dalam dan melalui masyarakat.

Masyarakat minangkabau bukanlah berdasarkan individualisme dan bukanlah pula berdasarkan totaliterisme. Individualisme adalah berdasarkan individu, perseorangan dan dasar perseorangan ini dengan sendirinya berdasarkan liberialisme, kebebasan pula dari setipa orang. Maka dengan sendirinya pula dasar individualistis ini mengakibatkan perjuangan antara seseorang dengan orang lain.

Dalam masyarakat yang berdasarkan individualisme ini terdapatlah apa berarti seseorang itu merupakan serigala bagi yang lain.