• Tidak ada hasil yang ditemukan

Fokus Layanan Urusan Wajib a. Urusan Wajib Pendidikan

2.1.3. Aspek Pelayanan Umum

2.1.3.1. Fokus Layanan Urusan Wajib a. Urusan Wajib Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu bidang penting dalam

pembangunan nasional maupun daerah. Sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas merupakan modal yang sangat berharga bagi pembangunan, baik pembangunan manusia itu sendiri maupun pembangunan ekonomi. SDM yang berkualitas akan membawa dampak pada kemajuan dibidang teknologi, kesehatan, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat secara umum. Hal ini dikarenakan penduduk yang memiliki pendidikan yang cukup akan mempengaruhi kemampuan mereka dalam menghasilkan barang dan jasa, melakukan inovasi teknologi, merancang dan merekayasa lingkungan hidup, menjaga keteraturan sosial, mengembangkan perekonomian dan pada akhirnya bermuara pada peningkatan kualitas hidup manusia secara keseluruhan.

Data mengenai pendidikan merupakan salah satu komponen yang sangat penting untuk melihat kualitas penduduk. Tinggi rendahnya tingkat pendidikan di suatu daerah dikaitkan oleh beberapa indikator pendidikan sebagai berikut :

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 22

1) Angka Partisipasi Sekolah (APS)

Angka Partisipasi Sekolah merupakan ukuran daya serap sistem

pendidikan terhadap penduduk usia sekolah. Angka tersebut

memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda. Ukuran yang banyak digunakan di sektor pendidikan seperti pertumbuhan jumlah murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap jenjang sekolah, sehingga naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin meningkatnya partisipasi sekolah. Bisa jadi kenaikan tersebut karena dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah.

Hasil analisis perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) di lingkup kabupaten dapat disajikan sebagai berikut:

Tabel 2.23

Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS) Tahun 2010-2013 Kabupaten Sleman N

NN

Noooo Jenjang PendidikanJenjang PendidikanJenjang PendidikanJenjang Pendidikan 20102010 20102010 2011 201120112011 20122012 20122012 2012013201201333 1 APS SD/MI 110,45 113,17 115,42 114,76 2 APS SMP/MTs 109,72 108,18 110,81 107,99 3 APS SMA/MA/SMK 58,02 57,89 76,66 78,46 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2013

Dengan melihat tabel di atas maka dapat dikatakan APS untuk SD/MI pada tahun 2012 sebesar 115,42 menurun pada tahun 2013 menjadi 114,76. Penurunan ini disebabkan karena peningkatan siswa dari tahun 2012 ke tahun 2013 hanya sebesar 1,58%, sedangkan peningkatan jumlah penduduk usia SD dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 2,19%, yaitu dari jumlah penduduk usia 7-12 pada tahun 2012 sebesar 77.875 menjadi 79.585 pada tahun 2013. Artinya prosentase pertumbuhan penduduk justru lebih besar dari pertumbuhan siswa, maka prosentase APS akan menurun.

Jenjang SMP/M.Ts APS pada tahun 2012 sebesar 110,81 berkurang menjadi 107,99 pada tahun 2013. Hal ini disebabkan oleh hal yang sama dengan jenjang SD, dimana prosentase kenaikan jumlah siswa SMP/M.Ts dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 1,50%, sedangkan prosentase kenaikan jumlah penduduk usia sekolah SMP/M.Ts dari tahun 2012 ke tahun 2013 sebesar 4,21% dari jumlah penduduk usia 13-15 pada tahun 2012 sebesar 36.742 menjadi 38.292 pada tahun 2013. Artinya dengan peningkatan jumlah penduduk usia sekolah yang lebih besar dari peningkatan jumlah siswa maka akan menyebabkan prosentase APS akan turun.

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 23

Untuk jenjang SMA/MA/SMK besarnya APS pada tahun 2012 adalah 76,66 meningkat menjadi 78,46 pada tahun 2013. Adanya peningkatan prosentase APS jenjang SMA/SMK disebabkan adanya penurunan prosentase pada jumlah penduduk sebesar -1,00%, yaitu dari jumlah penduduk usia 16-18 pada tahun 2012 sebesar 45.038 menjadi 44.585 pada tahun 2013, sekalipun jumlah siswa tetap mengalami peningkatan sebesar 1,30%. Artinya ketika jumlah penyebut mengalami penurunan maka akan menyebabkan hasil penghitungan yang semakin besar.

2) Rasio Ketersediaan Gedung Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah jenjang tertentu per 10.000 penduduk usia sekolah. Rasio ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia sekolah.

Untuk melihat ketersediaan fasilitas gedung sekolah bagi penduduk untuk memenuhi pelayanan pendidikan, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.24

Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2010-2013 Kabupaten Sleman

No Jenjang

Pendidikan 2010 2011 2012 2013

1 Rasio SD/MI 68 67 67 66

2 Rasio SMP/MTs 33 33 35 34

3 Rasio SMA/MA/SMK 25 25 25 25

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2013

Berdasarkan data di atas menggambarkan bahwa pada tahun 2013 rasio ketersediaan gedung sekolah SD/MI terhadap penduduk usia sekolah SD/MI mengalami penurunan dari 67 menjadi 66 pada tahun 2013. Perbedaan angka ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah penduduk usia sekolah SD/MI sebesar 2,19% sedangkan peningkatan jumlah gedung sekolah hanya 0,19%, sehingga menyebabkan penurunan pada rasio ketersediaan sekolah terhadap penduduk usia sekolah.

Rasio gedung sekolah SMP/MTs dan penduduk usia sekolah SMP/MTs pada tahun 2012 adalah sebesar 35 setiap 10.000 penduduk usia SMP, dan pada tahun 2013 berkurang menjadi 34. Penurunan angka ini terjadi karena ada peningkatan jumlah penduduk usia sekolah 13-15 tahun, sedangkan peningkatan jumlah sekolah hanya 2,32% lebih kecil dibanding dengan peningkatan jumlah penduduk usia sekolah sebesar 4,21%.

Rasio gedung sekolah dan jumlah penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK pada tahun 2013 tidak mengalami perubahan dari tahun

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 24

2012 yaitu sebesar 25. Kondisi tetap pada rasio gedung sekolah terhadap jumlah penduduk usia 15-18 karena jumlah sekolah bertambah 0,01%, sedangkan jumlah penduduk usia 15-18 justru mengalami penurunan sebesar -0,19%.

3) Rasio Guru/Murid

Rasio guru/murid menggambarkan perbandingan jumlah guru terhadap murid. Hal ini untuk melihat apakah guru yang tersedia cukup untuk melayani atau membimbing murid yang ada. Dengan melihat rasio ini maka dapat digunakan untuk mengetahui kebutuhan guru dalam memberikan pelayanan pendidikan bagi murid-murid yang ada di Kabupaten Sleman, sekaligus juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran.

Hasil analisis rasio jumlah guru/murid se-Kabupaten Sleman dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 2.25

Rasio Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar Tahun 2010-2013 Kabupaten Sleman

No Jenjang Pendidikan 2010 2011 2012 2013

1 Rasio SD/MI 14 14 15 15

2 Rasio SMP/MTs 13 12 12 12

3 Rasio SMA/MA/SMK 9 9 9 9

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2013

Berdasarkan tabel di atas maka dapat dikatakan bahwa pada tahun 2012 rasio guru/murid jenjang SD/MI adalah sebesar 15 artinya setiap satu guru dibebani murid sejumlah 15 anak dan tidak mengalami perubahan pada tahun 2013. Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan yang tertuang dalam Permendiknas 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, maka 1 (satu) orang guru SD/MI mengajar 28 siswa.

Pada tahun 2012 jenjang SMP/M.Ts rasio guru/murid adalah 12 dan tidak berubah pada tahun 2013. Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan yang tertuang dalam Permendiknas 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, maka 1 (satu) orang guru SMP/M.Ts mengajar 32 siswa.

Untuk jenjang SMA/MA/SMK rasio guru/murid sebesar 9 pada tahun 2012 masih tetap sama pada tahun 2013. Berdasarkan Standar Nasional Pendidikan yang tertuang dalam Permendiknas 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, maka 1 (satu) orang guru SMA/SMK mengajar 32 siswa.

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 25

Perkembangan dan hasil penyelenggaraan pendidikan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.26

Perkembangan dan Hasil Penyelenggaraan Pendidikan Tahun 2010-2013 Kabupaten Sleman

No Uraian Data Tahun Anggaran

2010 2011 2012 2013 1. Taman Kanak-kanak a. Jumlah sekolah 519 521 535 539 - Negeri 4 4 5 5 - Swasta 515 517 530 534 b. Jumlah guru 2.253 2.284 2.300 2.324 - Negeri 42 47 49 49 - Swasta 2.211 2.237 2.251 2.275

c. Jumlah tenaga non guru 270 269 441 399

- Negeri 12 14 17 18 - Swasta 258 255 424 381 d. Jumlah siswa 26.356 27.141 27.740 29.362 - Negeri 429 440 515 474 - Swasta 25.927 26.701 27.225 28.888 2. Sekolah Dasar/MI a. Jumlah sekolah 519 521 526 527 - Negeri 381 381 329 379 - Swasta 138 140 145 148 b. Jumlah guru 6.370 6.328 6.250 6.159 - Negeri 4.520 4.474 4.340 4.199 - Swasta 1.850 1.854 1.910 1.960

c. Jumlah tenaga non guru 983 1.103 1.163 1.206

- Negeri 670 745 785 820 - Swasta 313 358 378 386 d. Jumlah siswa 89.335 90.622 89.886 91.338 - Negeri 65.702 66.133 64.982 64.192 - Swasta 23.633 24.489 24.904 27.146 3. SMP/MTS a. Jumlah sekolah 121 123 129 132 - Negeri 64 64 64 64 - Swasta 57 59 65 68 b. Jumlah guru 3.202 2.256 3.359 3.303 - Negeri 2.076 2.035 2.012 1.939 - Swasta 1.126 1.221 1.347 1.364

Jumlah tenaga non guru 974 1.030 1.001 974

- Negeri 702 713 684 663

- Swasta 272 317 317 311

d. Jumlah siswa 39.519 39.857 40.730 41.352

- Negeri 28.236 28.278 27.780 27.708

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 26

No Uraian Data Tahun Anggaran

2010 2011 2012 2013 4. SMA/MA a. Jumlah sekolah 57 57 58 56 - Negeri 22 22 22 22 - Swasta 35 35 36 34 b. Jumlah guru 1.740 1.699 1.688 1.631 - Negeri 929 903 875 853 - Swasta 811 796 813 778

c. Jumlah tenaga non guru 561 549 572 537

- Negeri 340 333 345 331 - Swasta 221 216 227 206 d. Jumlah siswa 14.267 14.734 14.936 14.912 - Negeri 9.671 9.971 10.120 10.135 - Swasta 4.596 4.763 4.816 4.777 5. SMK a. Jumlah sekolah 53 53 54 58 - Negeri 8 8 8 8 - Swasta 45 45 46 40 b. Jumlah guru 1.944 1.925 1.973 2.043 - Negeri 619 602 610 613 - Swasta 1.325 1.323 1.363 1.430

c. Jumlah tenaga non guru 569 576 569 589

- Negeri 198 202 192 203

- Swasta 371 374 377 386

d. Jumlah siswa 18,990 19.461 19.592 20.072

- Negeri 6.840 6.893 6.981 7.222

- Swasta 12.150 12.568 12.611 12.850

6. Kondisi Bangunan Sekolah

a. Jumlah Ruang SD 3.661 3.646 3.664 3.721 - Baik 2.609 2.686 2.711 3.007 - Rusak Ringan 761 679 659 585 - Rusak Berat 291 281 294 129 Jumlah Ruang SLTP 1.248 1.209 1.241 1.362 - Baik 1.065 1.074 1.125 1.232 - Rusak Ringan 113 84 72 98 - Rusak Berat 70 51 44 32

c. Jumlah Ruang SLTA 1.211 1.246 1.229 1.282

- Baik 1.098 1.117 1.122 1170

- Rusak Ringan 88 102 105 103

- Rusak Berat 25 27 2 9

B Pendidikan Luar Sekolah

1. Lembaga Pendidikan Kursus

a. Jumlah lembaga 110 127 116 132

b. Jumlah tutor 660 508 474 528

c. Jumlah warga belajar 2.200 2.651 2.519 2.640

2. Sanggar kegiatan belajar

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 27

No Uraian Data Tahun Anggaran

2010 2011 2012 2013

b. Jumlah pamong belajar 6 10 10 9

3. Kelompok Belajar

a.. Kejar Paket B setara SMP

- Jumlah tutor 642 108 178 108

- Jumlah kelompok 107 18 33 43

- Jumlah warga belajar 2.620 360 825 360

b. Kejar Paket C setara SMA

- Jumlah tutor 245 120 91 101

- Jumlah kelompok 35 20 20 17

- Jumlah warga belajar 1040 400 400 240

6. Satuan PAUD Sejenis

a. Jumlah tutor 3.521 2.442 1.684 1.766

b. Jumlah kelompok 542 507 327 573

c. Jumlah warga belajar 20.115 20.580 10.790 20.683

C Hasil Pelayanan Publik

1. Angka Partisipasi Kasar (%)

a. SD 116,42 116,45 116,51 114,77

b. SMP 115,48 113,68 113,70 108,93

c. SMU/SMK 77,17 77,66 77,69 79,00

2. Angka Partisipasi Murni (%)

a. SD 100,73 101,51 100,81 99,96

b. SMP 81,71 79,65 81,84 81,24

c. SMU/SMK 54,03 54,04 55,11 55.16

3. Anak Putus Sekolah

a. SD 33 40 36 29 b. SMP 27 32 30 14 c. SMU/SMK 74 74 73 41 4. Rasio Siswa:Sekolah a. TK 51 52 53,30 55 b. SD 173 174 173,16 173 c. SMP 317 314 317,46 313 d. SMU/SMK 302 311 311,64 307

5. Rasio Siswa: Guru

a. TK 12 12 12,40 13

b. SD 14 14 14,52 15

c. SMP 12 12 12,19 12

d. SMU/SMK 9 9 9,45 9

6. Rasio Siswa: Kelas

4. Play Group (Kelompok Bermain)

a. Jumlah tutor 818 1.046 925 862

b. Jumlah kelompok 185 219 212 224

c. Jumlah warga belajar 5.168 6.755 6.474 6.596

5. TPA

a. Jumlah tutor 312 516 408 410

b. Jumlah kelompok 87 107 78 88

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 28

a. SD 24 24,90 24,46 24

b. SMP 33 31,31 31,38 30

c. SMU/SMK 33 28,52 24,15 27

7. Rata-rata Nilai Hasil Belajar

a. UAN SD 7,17 7,53 7,70 7,76

b. UAN SMP 7,09 6,64 6,76 7,22

c. UAN SMA 6,65 6,60 6,16 6,87

d. UAN SMK 6,59 6,78 6,99 7,02

8 Rata-rata nilai Hasil Belajar program Kesetaraan

a. UAN Paket A Setara SD 6,50 0 6,09 6,00

b. UAN Paket B Setara SMP 6,50 6,60 6,4 6,20

c. UAN Paket C Setara SMA 6,75 6,75 6,6 6,30

9. Rata-rata Kelulusan (%)

a. SD 99,90 99,59 99,26 98,94

b. SMP 92,10 99,93 98,37 93,74

c. SMU/SMK 96,58 99,34 95,94 95,46

10

Prosentase guru yang layak mengajar

a. TK 29,96 40,32 46,26 61,14

b. SD 48,99 58,19 67,44 75.48

c. SMP 79,18 82,12 84,52 85.89

d. SMU/SMK 88,14 88,47 90,33 91.26

Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga, 2013

b. Urusan Wajib Kesehatan

Pembangunan bidang kesehatan antara lain bertujuan agar semua lapisan masyarakat memperoleh pelayanan kesehatan secara mudah, murah dan merata. Melalui upaya tersebut diharapkan akan tercapai derajad kesehatan yang lebih baik.

Pelayanan di RSUD Sleman juga telah memenuhi standar ISO 9001:2000/ISO 9001:2008. Pencapaian indikator pelayanan RSUD tahun 2013 adalah sebagai berikut:

1) Angka tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit/Bed Occupancy

Rate (BOR) mencapai 67,48%, kondisi ini belum baik karena BOR

dikatakan baik jika realisasinya 70%-85%.

2) Frekuensi pemakaian (Bed Turn Over) tahun 2013 mencapai 57,67 kali.

3) Pada tahun 2013 rata-rata tempat tidur dalam kondisi tidak terisi ke kondisi terisi berikutnya (Turn Over Interval) mencapai 2,06 hari. Hal ini memperlihatkan kondisi pelayanan kamar pada pasien sudah mencapai ideal yaitu sesuai standard Departemen Kesehatan 6 jam sampai dengan 3 hari.

4) Rata-rata lama perawatan pasien (Length of Stay) mencapai 5,14 hari pada tahun 2013. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan rumah sakit

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 29

terhadap pasien cukup memadai, karena sesuai dengan standar nasional lama perawatan 3 - 6 hari.

5) Angka kematian bersih (Net Death Rate) yang menunjukkan angka kematian pasien ketika dirawat di rumah sakit pada tahun 2013 mencapai 13,92‰ pasien, mengalami kenaikan sebesar 1,27‰ pasien dari tahun 2012 yang menunjuk angka 12,96‰ pasien. Walaupun angka kematian pasien ketika dirawat di RS mengalami kenaikan, masih merupakan angka realisasi yang aman, selama tidak melebihi 25 ‰.

6) Angka kematian kasar (Gross Death Rate) merupakan angka kematian pasien pasca rawat inap di rumah sakit mencapai 23,15‰ pasien pada tahun 2012, mengalami kenaikan tahun 2013 menjadi 23,86‰. Kenaikan angka GDR ini karena adanya kenaikan jumlah tempat tidur (TT) dari tahun 2012 sebanyak 171 TT menjadi 217 TT di tahun 2013. Kenaikan TT meningkatkan jumlah kunjungan rawat inap, yang pada tahun 2012 sebanyak 11.142 pasien, menjadi sebanyak 12.573 pasien pada tahun 2013 atau naik sebesar 1.431 pasien. GDR tahun 2013 masih dalam batas normal, karena masih dibawah target yakni < 40 ‰.

7) Target nasional untuk NDR maksimal 25 orang per 1.000 pasien keluar RS; sedangkan GDR 40 orang per 1.000 pasien keluar. Apabila dikomparasikan dengan target nasional, realisasi RSUD Sleman pada parameter angka kematian, masih dibawah target nasional cukup jauh. Hal ini berarti kinerja pelayanan dilihat dari aspek angka kematian pasien masih dapat dinilai baik.

Pencapaian Kinerja Pelayanan di RSUD Prambanan tahun 2013 adalah sebagai berikut :

1) Angka tingkat pemanfaatan tempat tidur rumah sakit/Bed Occupancy

Rate (BOR) mencapai 31,38%, kondisi ini masih jauh dari standar

Nasional (30 %), jika dikaitkan standar, BOR dikatakan baik jika realisasinya 70% - 85%,

2) Frekuensi pemakaian (Bed Turn Over) tahun 2013 mencapai 40,46 kali per tahun, kondisi pelayanan pemakaian tempat tersebut masih jauh dibawah standar nasional yaitu 75 kali per tahun.

3) Pada tahun 2013 rata-rata tempat tidur dalam kondisi tidak terisi ke kondisi terisi berikutnya (Turn Over Interval) mencapai 6,19 hari. Hal ini memperlihatkan kondisi pelayanan kamar pada pasien masih jauh

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 30

dari ideal karena sesuai standar Departemen Kesehatan 6 jam sampai dengan 3 hari.

4) Rata-rata lama perawatan pasien (Length of Stay) mencapai 2,81 hari pada tahun 2013. Hal ini menunjukan bahwa pelayanan rumah sakit terhadap pasien masih belum memadai, karena sesuai dengan standar nasional lama perawatan 3 - 6 hari.

5) Angka kematian bersih (Net Death Rate) yang menunjukkan angka kematian pasien ketika dirawat di rumah sakit pada tahun 2013 sebesar 8,40‰, masih merupakan angka realisasi yang aman, selama tidak melebihi 25‰, Angka kematian kasar (Gross Death Rate) merupakan angka kematian pasien pasca rawat inap di rumah sakit pada tahun 2013 sebesar 16,81‰.

6) Target nasional untuk NDR maksimal 25 orang per 1.000 pasien keluar RS; sedangkan GDR 40 orang per 1.000 pasien keluar. Apabila dikomparasikan dengan target nasional, realisasi RSUD Prambanan pada parameter angka kematian, sangat baik masih dibawah, jauh dari target nasional. Hal ini berarti kinerja pelayanan dilihat dari aspek angka kematian pasien masih dapat dinilai baik.

Gambaran indikator capaian urusan kesehatan dapat dilihat seperti tabel berikut :

Tabel 2.27

Capaian Indikator Kesehatan Tahun 2010-2013Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013

1 - Rasio posyandu persatuan balita 51 50,8 35 41,08 2 - Rasio puskesmas persatuan

penduduk

- Rasio pustu per satuan penduduk

43.614 15.357 40.232 14.166 44.292 15.595 42,375 14.921 3 Rasio RS per satuan penduduk 49.561 47.895 42.588 40.756 4 Rasio dokter per satuan penduduk 895,94 878 1.401 1.416 5 Rasio tenaga medis persatuan

penduduk

762,48 898 960 969

6 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (%)

93,16 99,61 99,86 99,9

7 CakupanDesa/kelurahanUniversal Child Immunization (UCI) (%)

100 100 100 100

8 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan (%)

100 100 100 100

9 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC BTA (%)

44,84 67,5 55,83 86,87

10 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD (%)

100 100 100 100

11 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin (%)

100 100 100 91,7

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 31

No Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013

13 Jumlah Puskesmas (bh) 25 25 25 25

14 Jumlah pembantu Puskesmas (bh) 71 71 71 70

Sumber : Dinas Kesehatan,semester 1 tahun 2013

Kesehatan merupakan faktor yang berpengaruh dalam pembangunan manusia. Derajad kesehatan masyarakat yang baik akan merefleksikan kinerja yang baik pula pada masyarakatnya. Oleh karena itu keberadaan fasilitas kesehatan juga sangat memegang peran penting dalam meningkatkan derajad kesehatan masyarakat. Semakin mudah masyarakat menjangkau fasilitas kesehatan yang tersedia, maka diharapkan semakin berkurang pula tingkat kesakitannya.

c. Urusan Wajib Pekerjaan Umum

Indikator bidang pekerjaan umum di Kabupaten Sleman dapat dilihat dari beberapa aspek. Indikator pertama adalah proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik di Kabupaten Sleman yang berubah pada tiap tahunnya sesuai dengan keadaan di lapangan.

Pada tahun 2012 proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah 0,363, dan pada tahun 2013 mencapai angka 0,541. Terdapat peningkatan angka yang cukup signifikan antara tahun dibandingkan pada tahun 2012. Hal ini dikarenakan faktor pembagi yaitu panjang jalan eksisting yang ada sebelumnya adalah sepanjang 1.085 Km, sedangkan eksisting panjang jalan dari perhitungan terbaru setelah SK jalan adalah sepanjang 699,5 Km.

Indikator kedua adalah rasio jaringan irigasi. Angka rasio jaringan irigasi pada tahun 2012 menunjukan jumlah angka 1:8.787, tetapi menurun pada tahun 2013 menjadi 1:8.703 dikarenakan berkurangnya panjang saluran irigasi.

Indikator ketiga adalah rasio tempat ibadah per satuan penduduk. Rasio tempat ibadah per satuan penduduk di Kabupaten Sleman tercatat 1:303 pada tahun 2012, mengalami penurunan pada tahun 2013 menjadi 1: 279.

Indikator keempat adalah rasio tempat pemakaman umum per satuan penduduk yang mencapai angka 283,572 pada awal tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 mencapai angka 286.1415.Pada tahun 2013 telah dibangun dan difungsikan TPU baru yaitu di Prambanan yang dapat menampung ± 5.000 jiwa, sehingga faktor penyebut yang awalnya hanya 5.000 menjadi 10.000.

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 32

Indikator kelima adalah ratio tempat pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk. Pada tahun 2013 didapat angka sebesar 1.282,7 dari hasil penghitungan jumlah TPS (223 buah) dengan kapasitas 1.430m3 dibagi jumlah penduduk eksisting dikalikan 1.000.

Indikator keenam adalah panjang jalan yang dilalui roda 4, dimana angka tersebut mencapai 0,0015 km pada tahun 2013 untuk jalan kabupaten, jalan desa, dan jalan nasional. Angka tersebut menunjukkan peningkatan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Indikator ketujuh adalah panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40 Km/jam) dimana pada tahun 2013 mencapai prosentase sebesar 54,06% didapat dari hasil panjang jalan baik dan bisa dilalui kendaraan dengan kecepatan >40 Km/jam dibagi seluruh panjang jalan kabupaten yang ada. Terdapat perbedaan signifikan dari angka pada tahun 2013 dibandingkan angka pada tahun 2012 dikarenakan faktor penyebut yang berbeda. Panjang jalan sebelumnya mencapai 1.085 Km, sedangkan pada tahun ini panjang jalan kabupaten eksisting hanya 699,5 Km.

Indikator selanjutnya adalah drainase dalam kondisi baik, di Kabupaten Sleman pada tahun 2012 sebesar 43,89%, pada tahun 2013 meningkat menjadi 44,64%.

Untuk lingkungan permukiman dianggap sebagai kawasan

permukiman yang ada di Kabupaten Sleman. Luas kawasan permukiman di Kabupaten Sleman adalah sebesar 39,70%, didapat dari perhitungan luas kawasan permukiman perdesaan seluas 10.232 ha dan perkotaan seluas 12.590 ha dibandingkan dengan luas wilayah Kabupaten Sleman sebesar 57.482 ha. Terdapat perbedaan perhitungan antara tahun 2013 dengan tahun-tahun sebelumnya, dikarenakan pada tahun 2012 sudah terbit Perda 12 tahun 2012 tentang RTRW dengan perhitungan luasan kawasan permukiman perdesaan adalah sebagaimana tersebut di atas. Sedangkan perhitungan awal luas permukiman perdesaan adalah 10.733 ha. Berikut tabel yang menggambarkan indikator bidang pekerjaan umum.

Tabel 2.28

Indikator Bidang Pekerjaan Umum Tahun 2010-2013Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013

1 Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik

0,3192 0,3423 0,363 0,541

2 Rasio Jaringan Irigasi 1:8.602 1:8.787 1:8.787 1:8.703 3 Rasio tempat ibadah per

satuan penduduk

1:306 1:311 1:303 1:279

4 Rasio tempat pemakaman umum per satuan

penduduk

294,373 287,254 283,572 286,142

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 33 No Indikator Tahun 2010 2011 2012 2013 pembuangan sampah (TPS) per satuan penduduk

6 Panjang jalan dilalui Roda 4 (km)

0,0031 0,0030 0,0030 0,0015

7 Panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik (>40 Km/jam)

31,9% 34,23% 36,32% 54,06%

8 Drainase dalam kondisi baik/ pembuangan aliran air tidak tersumbat (%)

33,05 33,05 43,89 44,64

9 Kawasan Pemukiman (%) 40,574 40,574 40,574 39,700

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, 2013

d. Urusan Wajib Perumahan

Indikator kinerja yang digunakan dalam bidang perumahan diantaranya rumah tangga pengguna air bersih, rumah tangga pengguna listrik, rumah tangga bersanitasi, dan rumah layak huni. Indikator-indikator selain rumah layak huni diukur berdasarkan jumlah pengguna

Indikator rumah tangga pengguna air bersih di Kabupaten Sleman pada tahun 2012 adalah sebesar 95,4%, meningkat menjadi 98.30% pada tahun 2013. Untuk indikator rumah tangga pengguna listrik mencapai 95% pada tahun 2012, pada tahun 2013 mengalami peningkatan menjadi 95.60%

Untuk indikator rumah tangga bersanitasi pada tahun 2012 angka yang tercatat sebesar 74,28%, meningkat menjadi 81,65% pada tahun 2013. Indikator rumah layak huni dihitung berdasarkan jumlah rumah layak huni pada tahun yang bersangkutan dibagi jumlah seluruh rumah pada tahun yang bersangkutan dikali 100% sehingga didapatkan angka sebesar 91,24% pada tahun 2012, meningkat menjadi 91.73% pada tahun 2013. Indikator urusan perumahan Kabupaten Sleman tahun 2010-2013 selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 2.29

Indikator Urusan Perumahan Tahun 2010-2013 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013

1 Rumah tangga pengguna air bersih (%) 93,9 94,3 95,4 98,30 2 Rumahtanggapengguna listrik

(%) 97,10 97,15 95

95,60

3 Rumahtanggaber-Sanitasi (%) 67,20 65,12 74,28 81,65 4 Rumah layak huni (%) 90,43 90,92 91,24 91,73 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, 2013

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 34 e. Urusan Wajib Penataan Ruang

Luas RTH hanya dihitung dari RTH Perkotaan dengan pertimbangan pernah dilakukan studi tentang RTH kawasan perkotaan. Rasio perhitungannya didasarkan pada luas RTH perkotaan dibagi luas seluruh kawasan perkotaan di Kabupaten Sleman sehingga didapatkan rasio RTH 63,724%. Adapun luas RTH diambil dari laporan RTH wilayah perkotaan yang merupakan luas lahan tidak terbangun.

Rasio IMB dihitung berdasarkan pelayanan IMB yang sudah diberikan baik IMB tetap, IMB sementara maupun IMB pemutihan. Pada tahun tertentu dibanding dengan 5 bangunan pada tahun tertentu yang dihitung dari bangunan-bangunan rumah, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, fasilitas perdagangan, fasilitas transportasi, fasilitas pengairan, persampahan, fasilitas peternakan, stasiun bahan bakar, fasilitas pariwisata dan industri/pergudangan. Rasio tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.30

Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan Tahun 2010-2013 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013

1. Rasio SatuanLuas Wilayah ber HPL/HGB (%)Ruang Terbuka Hijau per 63,72*) 55,36**) 54,96 54,71 2 Rasio bangunan ber- IMB per satuan

bangunan (%) 9,569 7,703 13,220 42,72

Sumber : Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan, 2014 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 2014

Ket *) : Angka perhitungan dengan luasan kawasan perkotaan berdasarkan Perda 23/1994 **) : Angka perhitungan dengan luasan kawasan perkotaan berdasarkan Perda 12/2012 f. Urusan Wajib Perencanaan Pembangunan

Dokumen perencanaan daerah yang menjadi pedoman dalam perencanaan pembangunan terdiri dari Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah sebagaimana tertuang dalam Perda No. 7 Tahun 2005 tentang RPJP Kabupaten Sleman Tahun 2006-2025, dan perencanaan jangka menengah yang berdasarkan pada Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2010 tentang RPJM Kabupaten Sleman tahun 2011-2015. Pelaksanaan perencanaan tahunan RPJMD dijabarkan dalam RKPD yang ditetapkan dengan Peraturan Bupati setiap tahunnya. RKPD dimaksud merupakan implementasi target tahunan RPJMD. Ketersediaan dokumen tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.31

Dokumen Perencanaan Pembangunan Tahun 2010-2013 Kabupaten Sleman

No Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013

RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2015 II - 35

No Indikator Tahun

2010 2011 2012 2013

PERDA

2

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RPJMD yang telah ditetapkan dengan

PERDA/PERKADA ada ada ada ada

3

Tersedianya Dokumen Perencanaan : RKPD yang telah ditetapkan dengan

PERKADA ada ada ada ada

4 Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD (%) 100 100 100 100

Sumber : Bappeda, 2013

g. Urusan WajibPerhubungan

Peningkatan jumlah sarana angkutan publik, kendaraan roda 2 maupun roda 4 serta angkutan umum menuntut ketersediaan sarana dan prasarana perhubungan yang memadai.

Jumlah arus penumpang angkutan umum selama empat tahun mengalami penurunan sebagai dampak perkembangan jumlah sepeda

Dokumen terkait