• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II ACUAN TEORITIK

C. Foto Jurnalistik

Foto jurnalistik diposisikan sebagai produk dari jurnalis foto, yakni kegiatan jurnalistik yang dilakukan melalui fotografi. Foto jurnalistik merupakan foto yang mengandung nilai berita, fungsinya adalah untuk melengkapi teks berita dalam media cetak mau pun media online.14

Dalam momen tertentu, foto jurnalistik hadir sebagai berita tersendiri sehingga disebut foto berita dengan disertai keterangan foto

14

Wijaya, Taufan. 2011.Foto Jurnalistik Dalam Dimensi Utuh. Klaten: CV. Sahabat. Hal 67

(caption). Foto jurnalistik dibuat oleh seorang pewarta foto atau biasa disebutphotojournalist.

Foto berita biasanya ditampilkan pada halaman utama sebuah surat kabar dengan tujuan menarik minat pembaca. Seperti halnya karakteristik berita, foto jurnalistik atau foto berita pun memiliki karakteristik yang hampir sama, yakni aktual, faktual, penting, dan menarik. Selain itu, foto berita yang bertujuan untuk melengkapi teks berita tentunya harus relevan dengan isi berita yang dilengkapinya.

Fotografer juga memiliki kode etik, misalnya etika foto jurnalistik (Photojournalism ethics) versi jprof.com, antara lain tidak boleh ada rekayasa atau berbohong (Pictures don’t lie) dan jangan mengubah gambar.15

Jurnalis foto juga harus peka terhadap situasi dan orang-orang yang sedang bersedih, situasi kematian, mempermalukan seseorang, mencemarkan nama kelompok, seksualitas, serta merugikan harkat, martabat, derajat, nama baik serta perasaan susila seseorang.

Secara umum, jurnalistik foto harus mematuhi kode etik jurnalistik, seperti menghormati hak masyarakat untuk memperolah informasi yang benar, menempuh tata cara yang etis, tidak menyiarkan informasi yang bersifat dusta, fitnah, sadis dan cabul serta tidak menyebutkan identitas korban kejahatan susila, tidak menerima suap, dan tidak menyalahgunakan profesi, serta segera mencabut dan meralat kekeliruan dalam pemberitaan serta melayani hak jawab.

15

Foto jurnalistik dituntut untuk memuat informasi atau pesan. Pesan dalam foto jurnalistik bisa sekedar bagian penting dari sebuah peristiwa yang berlangsung singkat, bisa juga sengaja diciptaka fotografer dari cerita dibaliak sebuah peristiwa.16 Esensi pesan menjadi hal yang seolah mutlak lekat dalam praktik foto jurnalistik. Karena secara sederhana dapat di pahami bahwasanya foto jurnalistik adalah foto yang bersifat informatif dan menarik bagi pembaca.

Seiring berjalanya waktu setelah foto mengisi setiap halaman pada surat kabar, kehadiran foto jurnalistik pun mendapat perhatian banyak pakar Ilmu Komunikasi. Selain karena foto membekukan suatu peristiwa, bahkan merekam peristiwa yang hanya bedurasi yang hanya sekejap, sifatnya yang statis juga membuat foto dapat di lihat berulang ulang, tidak seperti video yang sifatnya lebih dinamis atau sepintas lalu, yang ada akirnya sebuah foto dapat menamilkan gambar lebih ditail dari suatu peristiwa.17 Oleh karenanya dapat lebih mudah dicerna berbagai kalangan yang dapat menimbulkan efek spikologis secara langsung tehadap pembaca surat kabar.

1. Jenis-Jenis Foto Jurnalistik, sebagai berikut:18

a. Spot news foto, foto yang diambil secara spontan, insidential, tanpa perencanaan, seperti foto bencana dan kecelakaan

b. General news foto, foto kejadian terencana, seperti foto pertandingan olahraga, peresmian, konser, dll.

16

Alwi.Ibid, h.19. 17

Gani.Op.cit, h.3 18

Patmono SK, 2007.Teknik Jurnalistik: Tuntunan Praktis untuk menjadi Wartawan, hlm. 60-70

c. Feature foto, foto yang mendukung suatu berita atau artikel.

d. Essay foto, kumpulan foto yang dapat “bercerita”.

e. Singe Picture, foto tunggal yang melengkapi sebuah artikel/berita. f. Photo Story/foto Esay, lebih dari satu foto yang “bercerita”, misalnya

tentang kehidupan anak jalanan.

g. People in The Newsfoto, foto tentang orang/tokoh dalam suatu berita, misalnya foto presiden dalam sebuah acara.

h. Daily Lifefoto, foto tentang kehidupan sehari-hari yang mengandung ketertarikan manusiawai(human interest),misalnya foto tukang sol sepatu, foto pengemis renta, dan lainya.

i. Potrait, foto yang menampilkan wajah orang secaraclose up–mirip pas foto KTP atau foto profile di Facebook.

j. SportPoto, foto peristiwa olahraga.

k. Science and Technology foto –foto peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya foto-foto kedokteran, penemuan teknologi baru, dan lainya.

l. Art and Culture foto –foto yang dibuat dari pertunjukan seni dan budaya.

m. Social and Environment, foto tentang kehidupan masyarakat serta lingkungan hidupnya, misalnya foto penduduk sekitar TPA Sampah dan kegiatannya.

Karakter foto jurnalistik identik dengan nilai berita (news values), yakni:19

a. Aktual, gambar peristiwa terbaru.

b. Faktual, asli atau benar-benar terjadi, bukan rekayasa. c. Penting.

d. Menarik.

e. Berhubungan dengan berita.

Salah satu metode pemotretan untuk melatih cara pandang melihat sesuatu dengan detail yang tajam, biasanya menggunakan metode Entire Detail Frame Angle Time yang biasa disingkat dengan EDFAT. EDFAT merupakan metode yang diperkenalkan Walter Cronkie School of Journalism and Telecommunication Arizona State University.

Tahapan-tahapan yang dilakukan pada setiap unsur dari metode ini adalah sesuatu proses dalam mengincar suatu bentuk visual atas peristiwa bernilai berita EDFAT merupakan suatu pembiasaan. Melatih metode EDFAT dalam tindakan fotografi setiap calon foto jurnalis maupun fotografer amatir, setidaknya membantu proses percepatan pengambilan keputusan terhadap suatueventatau kondisi visual bercerita dan bernilai berita dengan cepat dan lugas.

a. Entire(E)

Dikenal juga sebagai established shot’, suatu keseluruhan pemotretan yang dilakukan begitu melihat suatu peristiwa atau

19

bentuk penugasan lain. Untuk mengincar atau mengintai bagian-bagian untuk dipilih sebagai obyek.

b. Detail(D)

Suatu pilihan atas bagian tertentu dari keseluruhan pandangan terdahulu (entire). Tahap ini adalah suatu pilihan pengambilan keputusan atas sesuatu yang dinilai paling tepat sebagai point of interest’

c. Frame(F)

Suatu tahapan di mana kita mulai membingkai suatu detil yang telah dipilih. Fase ini mengantar seorang calon foto jurnalis mengenal arti suatu komposisi, pola, tekstur dan bentuk subyek pemotretan dengan akurat. Rasa artistik semakin penting dalam tahap ini.

d. Angle(A)

Tahap dimana sudut pandang menjadi dominan, ketinggian, kerendahan, level mata, kiri, kanan dan cara melihat. Fase ini penting mengkonsepsikan visual apa yang diinginkan.

e. Time(T)

Tahap penentuan penyinaran dengan kombinasi yang tepat antara diafragma dan kecepatan atas ke empat tingkat yang telah disebutkan sebelumnya. Pengetahuan teknis atas keinginan membekukan gerakan.20

20

Melalui foto jurnalistik paling tinggi atau bobot beritanya selalu menyangkut suatu kejadian tepat waktu. Misalnya tentang kebakaran . pada saat kebakaran itu terjadi ada faktor lain yang memperkuat atau menambah nilai berita. Faktor yang menunjang adalah ekspresi orang yang melihatnya, yang ada di sekitar itu. Foto jurnalistik tersebut yang dapat menunjang dan menambah nilai berita pada berita dalam surat kabar.

Dokumen terkait