BAB III FUNGSI GAYA BAHASA DALAM BEBERAPA LIRIK LAGU BAND
3.2 Fungsi Gaya Bahasa Perbandingan
Fungsi ungkapan bertujuan untuk mengungkapkan sesuatu secara tidak langsung melalui sebuah ungkapan yang implisit, sehingga apa yang disampaikan terdengar atau terlihat indah. Fungsi ini terlihat pada lagu “Kejujuran Hati”, “Sebentuk Hati Buat Kekasih”, “Akhir Penantian”, dan “Tak Mungkin Lagi” yang mengandung gaya bahasa metafora.
(1) “..Kejujuran hati yang tak mungkin dapat ku pungkiri Keinginanku untuk kau tahu isi hatiku
Demi cinta yang tak pernah berakhir”
Pada penggalan lirik lagu “Kejujuran Hati” tersebut di atas, terdapat ungkapan isi hatiku. Maksud ungkapan isi hatiku adalah „sebuah perasaan dari hati‟.
(2) "Bila kau bukanlah cinta sejati
mungkin aku takkan pernah mengerti..."
Pada penggalan lirik lagu “Sebentuk Hati Buat Kekasih” tersebut, terdapat ungkapan
cinta sejati. Maksud ungkapan cinta sejati adalah 'perasaan yang sesungguhnya'.
(3) "...Kan ku jaga
walaupun harus berpeluh darah"
Pada penggalan lirik lagu “Akhir Penantian” di atas, terdapat ungkapan berpeluh darah. Maksud ungkapan berpeluh darah adalah 'perjuangan'.
(4) "...Ku maklumi ketidaksabaranmu menanti bejana cinta yang ku tinggal sesaat..."
Pada penggalan lagu “Tak Mungkin Lagi”di atas, terdapat ungkapan bejana cinta.
3.2.2 Fungsi Memperbanyak
Fungsi ini bertujuan untuk memperbanyak kata dalam satu konstruksi. Akan tetapi sebenarnya kata yang berlebih itu dapat diganti menjadi satu kata saja. Gaya bahasa perifrasis mengandung fungsi ini. Lagu Kerispatih yang menggunakan fungsi memperbanyak adalah “Kejujuran Hati”, “Lagu Rindu”, “Sebentuk Hati Buat Kekasih”, dan “Tak Mungkin Lagi”.
(5) “...Sesungguhnya ku tak rela jika kau tetap bersama dirinya Hempaskan cinta yang kuberi Semampunya ku mencoba tetap setia menjaga segalanya
demi cinta yang tak pernah berakhir...”
Pada penggalan lirik lagu “Kejujuran Hati” tersebut di atas, kalimat panjang semampunya ku mencoba tetap setia menjaga segalanya demi cinta yang tak pernah berakhir dapat diganti dengan satu kata saja, yaitu kesungguhanku.
(6) "...Biar ku dekap erat waktu dingin membelenggunya..."
(7) "...Walau hanya nada sederhana
izinkan ku ungkap segenap rasa dan kerinduan"
Pada penggalan lirik lagu “Lagu Rindu” tersebut, frase dekap erat dapat diganti
dengan kata peluk dan frase rasa dan kerinduan dapat diganti dengan kata perasaan.
(8) "Bila kau bukanlah cinta sejati
mungkin aku takkan pernah mengerti hati yang tulus setia yang indah
dan semua yang terjadi antara kita..."
Pada penggalan lirik lagu “Sebentuk Hati Buat Kekasih” tersebut, frase hati yang tulus setia yang indah dapat diganti dengan satu kata, yaitu ketulusan.
(9) “...Tak satupun kata terucap
Ketika ku tanya mengapa...”
Pada penggalan lirik lagu “Tak Mungkin Lagi” di atas, frase tak satupun kata terucap dapat diganti menjadi satu kata saja, yaitu diam.
3.2.3 Fungsi Akibat-sebab
Fungsi akibat-sebab ini bertujuan untuk membuat jalan cerita lagu tidak monoton. Fungsi akibat-sebab ini terdapat pada lagu “Kejujuran Hati”, “Tapi Bukan Aku”, dan “Tak Mungkin Lagi” yang mengandung gaya bahasa antisipasi.
(10) "Ku akui aku memang cemburu
Setiap kali kudengar namanya kau sebut Tapi ku tak pernah bisa
melakukan apa yang seharusnya kulakukan karena memang kau bukan milikku..."
Pada penggalan lirik lagu “Kejujuran Hati” tersebut di atas, hal cemburu sebenarnya terjadi kemudian setelah mendengar sebuah nama disebut.
(11) "...Aku memang manusia paling berdosa Khianati rasa demi keinginan semu..."
Pada penggalan lagu “Tapi Bukan Aku”di atas, hal berdosa sebenarnya baru akan terjadi setelah adanya pengkhianatan.
(12) “...Tak satupun kata terucap Ketika ku tanya mengapa...”
Penggalan lirik lagu “Tak Mungkin Lagi” di atas, hal tidak satu katapun yang terucap sebenarnya baru akan terjadi setelah adanya suatu pertanyaan mengapa. 3.2.4 Fungsi Melekatkan Unsur Nyawa
Fungsi ini bertujuan untuk membuat benda mati seolah hidup. Fungsi ini memunculkan kesan tersendiri pada lirik lagu. Lirik lagu menjadi lebih
bervariasi. Kata-katanya tidak monoton. Lagu “Lagu Rindu” yang mengandung gaya bahasa personifikasi memiliki fungsi melekatkan unsur nyawa.
(13) "...Tahukah engkau wahai langit
Aku ingin bertemu membelai wajahnya Kan ku pasang hiasan angkasa yang terindah hanya untuk dirinya..."
Pada penggalan lirik lagu “Lagu Rindu” di atas, fungsi melekatkan unsur nyawa terdapat pada kalimat tahukah engkau wahai langit. Dalam hal ini, seolah langit bisa
dijak berbicara mengenai sesuatu. Padahal, langit merupakan sesuatu yang tidak bernyawa.
3.2.5 Fungsi Melebih-lebihkan
Fungsi melebih-lebihkan hampir sama dengan fungsi memperluas. Hanya saja, kata atau kalimat yang berlebihan tidak perlu diganti, namun dibuang. Selain itu, fungsi ini mengandung gaya bahasa pleonasme. Fungsi ini terdapat pada lagu "Sebentuk Hati Buat Kekasih dan "Tapi Bukan Aku".
(14) "Bila kau bukanlah cinta sejati
mungkin aku takkan pernah mengerti hati yang tulus setia yang indah
dan semua yang terjadi antara kita..."
Pada penggalan lirik lagu “Sebentuk Hati Buat Kekasih” tersebut, fungsi melebih- lebihkan terdapat pada frase hati yang tulus setia yang indah. Di situ terdapat
kelebihan penggunaan kaya yang. Seharusnya, dapat dipilih salah satu, yaitu
menggunakan frase hati yang tulus setia atau hati yang indah.
(15) "...Lebih baik jangan mencintaiku aku dan semua hatiku
karena takkan pernah kau temui, cinta sejati..."
lebihkan terdapat pada pernyataan mencintaiku aku dan semua hatiku. Di situ terlalu
banyak penggunaan kata aku dan ku. Lebih baik, aku dan semua hatiku tidak perlu
dipakai.
3.3 Fungsi Gaya Bahasa Pertentangan