BAB II GAMBARAN UMUM PELAYANAN DINAS
Per 10.000 Pendudukdi Provinsi Sulawesi Tengah Tahun 2011-2014 b. Rasio Ketergantungan
4) Kelautan dan Perikanan
2.4. Gambaran Capaian Masa Lalu Tugas dan Fungsi Perindag
Pengumpul Tersier
Bubung Syukuran Aminuddin Amir
Lalos Sultan Bantilan
Banggai Tolitoli 1.850 m x 30 m 1.400 m x 30 m B – 737.200 C – 212 1. 2. 1. 2. 1. 2. 1. Pengumpan Pogogul Kasiguncu Sedang dibangun Ampana Umbele Missioner Gintu (operasional) Tentena (operasional)
Bandara yang direncanakan
Banggai Buol Poso Tojo Unauna Morowali Poso Poso Banggai Laut 1.373 m x 30 m 1.620 m x 30 m C – 212 D - 900 Cesna Cesna
Sumber: Dinas Perhubungan Daerah Provinsi Sulteng dan RTRWP Sulteng Tahun 2013-2033
2.4. Gambaran Capaian Masa Lalu Tugas dan Fungsi Perindag
Untuk mengetahui sejauh mana Dinas Perindustrian dan Perdagangan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah dalam pencapaian tujuan dan sasaran, maka berikut ini diuraikan tentang hasil-hasil yang telah dicapai selama tahun 2016 sebagai berikut:
2.4.1. Perkembangan Sektor Industri
Untuk mengetahui perkembangan industri di Propinsi Sulawesi Tengah berikut ini digambar dengan indikator sebagai berikut:
II | 67
a. Sumbangan pada PDRB.
Peranan sektor industri dalam pembangunan ekonomi Sulawesi Tengah relatif masih kecil hal tersebut dapat dilihat pada sumbangan sektor Industri terhadap PDRB untuk tahun 2011 hingga tahun 2015 kontribusi sektor industri meningkat menjadi 9,27%. Data mengenai sumbangan sektor industri terhadap PDRB Provinsi Sulawesi Tengah, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.26
Sumbangan Sektor Industri Terhadap PDRB Dan Laju Pertumbuhan Industri Tahun 2011-2015
(Berdasarkan ADHB) Uraian 2011 2012 2013 2014 2015 PDRB Industri (Persen) 6,24 5,85 5,67 5,87 9,27 Sumber: BPS, 2016 b. Unit Usaha
Perkembangan unit usaha sektor industri berdasarkan kelompok industri (Industri kecil, menengah dan besar) dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.27
Jumlah Unit Usaha Industri Tahun 2011-2015 (Dalam Satuan Unit Usaha)
Kelompok Industri 2011 2012 2013 2014 2015 Industri Kecil 11.964 12.795 13.830 14.668 15.463 Industri Menengah 30 30 30 30 50 Industri Besar 0 0 0 1 3 Jumlah 11.994 12.825 13.861 14.699 15.516
Sumber: Bidang Industri
Secara keseluruhan jumlah unit usaha industri di Propinsi Sulawesi Tengah tahun 2011 sampai dengan tahun 2015 mengalami pertumbuhan yang signifikan mencapai 29,36% yakni menjadi 15.516 unit usaha. Jumlah terbesar kelompok industri kecil s/d tahun 2015 secara komulatif mencapai 15.463 unit usaha dengan pertumbuhan 29,24%, sedangkan kelompok industri menengah berjumlah 50 unit dengan pertumbuhan 66% dan industri besar
II | 68 juga mengalami perkembangan dengan adanya industri besar mulai tahun 2014 sebanyak 1 unit usaha dan tahun 2015 meningkat menjadi 3 unit usaha.
c. Tenaga Kerja
Jumlah industri kecil yang cukup besar di Propinsi Sulawesi Tengah juga sejalan dengan jumlah tenaga kerja yang terserap, yakni Tahun 2011 jumlah tenaga kerja sebanyak 55.690, meningkat sampai tahun 2015 penyerapan tenaga kerja di sektor Industri mencapai sebesar 67.735 atau naik 21,62%. Tingkat penyerapan tenaga secara kumulatif tahun 2015 terbesar pada kelompok industri kecil berjumlah 63.981 orang (94,45% dari tenaga kerja sektor industri) dan Penyerapan tenaga kerja kelompok industri menengah pada sebesar 3.243 orang (4,79% dari tenaga kerja sektor industri) sedangkan Penyerapan tenaga kerja pada kelompok industri hanya 511 orang (0,75% dari tenaga kerja sektor industri). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.28
Jumlah Tenaga Kerja Industri Tahun 2011 - 2015
Kelompok Industri 2011 2012 2013 2014 2015 Industri Kecil 52.762 55.259 58.193 61.264 63.981 Industri Menengah 2.928 2.928 2.928 2.928 3.243 Industri Besar 0 0 0 105 511 Jumlah 55.690 58.187 61.121 64.297 67.735
Sumber: Bidang Industri
b. Investasi
Sampai dengan tahun 2015 di Provinsi Sulawesi Tengah jumlah investasi yang
tertanam di sektor industri secara komulatif berjumlah Rp. 1.627.954,685,-
atau 155,78% dari tahun 2011. Kelompok industri kecil merupakan kelompok yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pertumbuhan investasi dimana pada tahun 2015 secara komulatif dari tahun-tahun sebelumnya
berjumlah Rp. 1.411.433.000.000,- (86,70%) dari total investasi di sektor
industri) atau naik rata-rata 39,42% per tahun untuk periode 2011 s/d 2015. Kelompok industri menengah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan investasi dimana tahun 2015 secara komulatif dari tahun-tahun sebelumnya berjumlah Rp. 170.770.000.000,- (10,49% dari total investasi dari sektor industri) atau naik rata-rata 1,57% dari tahun sebelumnya. Untuk kelompok industri besar untuk tahun 2015 nilai investasinya mencapai
II | 69
Rp.45.751.000.000 atau 2,81% dari total investasi di sektor industri. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.29
Nilai Investasi Industri Tahun 2011 - 2015 (Dalam Juta Rupiah)
Kelompok Industri Tahun 2011 2012 2013 2014 2015* Industri Kecil 468.346 1.064.8 10 1.103.31 8 1.168.585 1.411.433 Industri Menengah 168.127 168.127 168.127 168.127 170.770,685 Industri Besar 0 0 0 32.365 45.751 Jumlah 636.473 1.232.93 7 1.271.44 5 1.369.077 1.627.954,6 85 *)data sementara
Sumber: Bidang Industri
c. Nilai Produksi
Sampai dengan tahun 2015 Propinsi Sulawesi Tengah Nilai Produksi di sektor industri secara komulatif berjumlah Rp. 2.501.519.000.000,- atau 143,91% dari tahun 2009. Kelompok industri kecil merupakan kelompok yang memberikan kontribusi terbesar terhadap nilai produksi di sektor industri dimana pada tahun 2010 secara komulatif dari tahun-tahun sebelumnya berjumlah Rp. 1.712.354.000.000,- (68,45% dari total nilai produksi di sektor industri) dengan perkembangan 5,48% dari tahun 2014 yang mnecapai Rp.1.623.392.000.000.
Kelompok industri menengah memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan investasi dimana tahun 2015 secara komulatif dari tahun-tahun sebelumnya berjumlah Rp. 309.589.000.000,- (12,38% dari total nilai produksi dari sektor industri) dengan perkembangan 7,82% dari tahun sebelumnya. Selanjutanya sektor industri besar dari segi nilai produksi tertinggi kedua dengan nilai produksi mencapai 479.576 atau 19,17% dari total nilai produksi.
Data mengenai nilai produksi sektor industri Sulawesi Tengah untuk periode 2011-2015 dapat dilihat pada tabel berikut ini:
II | 70
Tabel 2.30
Nilai Produksi Industri Tahun 2011 - 2015 (Dalam Jutaan Rupiah)
Kelompok Industri 2011 2012 2013 2014 2015 Industri Kecil 738.449 995.946 1.344.527 1.623.392 1.712.354 Industri Menengah 287.135 287.135 267.135 287.135 309.589 Industri Besar 0 0 0 90.776 479.576* Jumlah 1.025.574 1.283.081 1.611.622 2.001.303 2.501.519
Sumber: Bidang Industri
d. Ekspor Hasil Industri
Ekspor hasil industri Propinsi Sulawesi Tengah unutk industri non migas dari tahun 2011 sampai tahun 2015 mengalami pertumbuhan yang positif yaitu. Dimana pada tahun 2011 nilai ekspor hasil industry mencapai U$.107,389, ,meningkat hingga tahun 2013 menjadi U$.229,35. Nilai ekspor kemudian mengalami penurunan pada tahun 2014 yang hanya mencapai U$.24,00 atau menurun sebesar 89,53%. Namun penurunan tersebut tidak berlanjut pada tahun 2015, dimana nilai ekspor mengalami peningkatan 408,70% menjadi U$.122,09. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut.
Sumber: Bidang Industri/BPS
Gambar 2.27
Nilai Ekspor Hasil Industri Tahun 2011-2015 (Dalam Satuan USD Juta)
107.389
232.97 229.35
24.00
122.09
2011 2012 2013 2014 2015
II | 71
2.4.2. Perkembangan Sektor Perdagangan a. Perdagangan Luar Negeri
1) Ekspor berdasarkan nilai
Tabel 2.31
Ekspor Berdasarkan Nilai Tahun 2011-2015 Berdasarkan SKA (Dalam Satuan USD Juta)
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
(%) Perkembangan
2014-2015
Industri (non migas) 107,389 232,97 229,35 24,00 122,09 408,71
Non Industri (non
migas) 73,87 74,48 46,19 21,57 160,75 645,25
Jumlah 181,259 307,45 275,54 45,57 282,84 520,67
Sumber: Bidang Perindustrian
Nilai ekspor secara kumulatif tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami pertumbuhan positif sebesar 520,67%. Pertumbuhan ekspor tersebut sebagian besar disumbang oleh ekspor non Industri (non migas) dengan pertumbuhan positif sebesar 642,25% untuk kurun tahun 2014-2015, ekspor hasil industri juga mengalami pertumbuhan sebesar 408,71%. Pertumbuhan yang sanngat signifikan ini terjadi disebabkan adanya kebijakan pelarangan ekspor bahan menta hasil industri (UU Minerba), sehingga tahun 2014 ekspor hasil industri dan non industri menurun, dan kembali meningkat drastis industri yang ada telah memiliki pabrik olahan untuk hasil industri/tambang.