• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.2 Gambaran Sikap Responden terhadap terhadap Pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk Mendapatkan Layanan Kesehatan di Pusat

Pelayanan Kesehatan Perkebunan (Puskesbun) PTPN IV Adolina

Secara umum sikap dapat dirumuskan sebagai kecenderungan untuk merespon (secara positif atau negatif) terhadap orang, objek atau situasi tertentu. Sikap mengandung suatu penelitian emosional/afektif (senang, benci, sedih, dan sebagainya). Selain bersifat positif dan negatif, sikap memiliki tingkat kedalaman yang berbeda-beda (sangat benci, agak benci, dan sebagainya). Sikap itu tidaklah sama dengan perilaku dan perilaku tidaklah selalu mencerminkan sikap seseorang.

Universitas Sumatera Utara Sebab sering kali terjadi bahwa seseorang dapat berubah dengan memperlihatkan tindakan yang bertentangan dengan sikapnya. Sikap seseorang dapat berubah dengan diperolehnya tambahan informasi tentang objek tersebut melalui persuasi serta tekanan dari kelompok sosialnya. Sikap seseorang bisa menjadi faktor yang memengaruhi dalam menentukan perilaku individu termasuk perilaku dalam memanfaatkan layanan kesehatan menggunakan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan bagi para pekerja di suatu perusahaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap postif responden terhadap pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan perkebunan (Puskesbun) PTPN IV Adolina yang paling dominan ialah bahwa sebanyak 36 orang responden (60%) menyatakan sangat setuju pada pernyataan setiap peserta BPJS Ketenagakerjaan sebaiknya segera pergi ke pelayanan kesehatan jika mengalami gejala sakit, kemudian sebanyak 33 orang responden (55%) menyatakan sangat setuju dengan pernyataan penyelenggara BPJS telah melakukan sosialisasi yang baik untuk menginformasikan pemanfaatan BPJS untuk memperoleh layanan kesehatan, dan sebanyak 29 orang responden (48,3%) menyatakan sangat setuju pada pernyataan setiap peserta BPJS Ketenagakerjaan harus menyimpan dan menjaga kartu BPJS Ketenagakerjaan, serta setiap peserta BPJS Ketenagakerjaan akan mendapatkan biaya yang jauh lebih murah jika menggunakan pelayanan kesehatan dibandingkan dengan tidak menggunakan BPJS.

Sedangkan sikap positif responden terhadap pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan di pusat pelayanan

71

Universitas Sumatera Utara kesehatan perkebunan (Puskesbun) PTPN IV Adolina yang dinilai masih kurang baik perlu ditingkatkan dan mengarah ke sikap negatif ialah bahwa hanya ada 22 orang responden (36,7%) yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan setiap peserta BPJS Ketenagakerjaan seharusnya menggunakan pelayanan kesehatan menggunakan fasilitas kesehatan yang bekerjasama BPJS Ketenagakerjaan, kemudian hanya ada sebanyak 21 orang responden (35%) yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan peserta BPJS Ketenagakerjaan membutuhkan biaya yang lebih murah jika melakukan pengobatan alternatif/ tradisional, dan hanya ada sebanyak 20 orang responden (33,3%) yang menyatakan sangat setuju dengan pernyataan setiap masyarakat yang bekerja di Indonesia seharusnya menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sikap negatif responden terhadap pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan perkebunan (Puskesbun) PTPN IV Adolina yang paling dominan ialah sebanyak 20 orang responden (33,3%) menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan bahwa tidak wajib menggunakan BPJS Ketenagakerjaan apabila kita masih mampu menggunakan uang pribadi untuk berobat, kemudian sebanyak 19 orang responden (31,7%) menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan bahwa pengobatan tradisional (dukun, tabib) dinilai lebih baik dibandingkan dengan pengobatan medis dengan menggunakan BPJS, dan sebanyak 17 orang responden (18,3%) yang menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan bahwa setiap peserta BPJS Ketenagakerjaan tidak akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.

Universitas Sumatera Utara Sedangkan sikap negatif responden terhadap pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan perkebunan (Puskesbun) PTPN IV Adolina yang dinilai sudah baik dan mengarah ke sikap positif ialah sebagian besar responden yakni sebanyak 27 orang responden (45%) meyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan bahwa setiap peserta BPJS Ketenagakerjaan akan mendapatkan pelayanan kesehatan yang berbeda dengan yang tidak menggunakan BPJS Ketenagakerjaan, kemudian sebanyak 28 orang responden (46,7%) menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan bahwa tetap saja memerlukan biaya yang cukup tinggi untuk memperoleh layanan kesehatan, meskipun sudah menjadi peserta BPJS Ketenagakerjaan, dan sebanyak 32 orang responden (53,3%) menyatakan sangat tidak setuju pada pernyataan bahwa barulah mengurus atau menggunakan BPJS Ketenagakerjaan apabila penyakit yang diderita sudah parah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa menunjukkan bahwa sebagian besar responden yakni sebanyak 26 orang responden (43,3%) memiliki sikap terhadap pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan perkebunan (Puskesbun) PTPN IV Adolina dalam kategori yang masih kurang baik, kemudian sebanyak 19 orang responden (31,7%) memiliki sikap terhadap pemanfaatan BPJS Ketanagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan dalam kategori yang cukup baik, dan hanya ada sebanyak 15 orang responden (25%) yang memiliki sikap terhadap pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan dalam kategori yang kurang baik.

73

Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Simangunsong (2015) yang menjelaskan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi efektifitas perilaku kesehatan adalah sikap individu. Jika individu setuju dengan bagian bagian isi stimulis yang diberikan, maka individu akan melaksanakan dengan senang hati tetapi jika pandangan individu berbeda dengan stimulus yang di respon oleh individu maka upaya untuj membentuk suatu tindakan yang diinginkan tidak akan bisa tercapai, Sikap penerimaan terlihat dari pendapat para informan mengenai program BPJS ini, hal ini merupakan salah satu hal positif dari suatu program yang harapannya dapat berjalan secara berkelanjutan.

Hal yang sama juga disampaikan dalam hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Rumengan (2015) yang menjelaskan bahwa berarti ada hubungan yang bermakna antarasikap responden tentang BPJS dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Fasilitas penyedia layanan kesehatan. Dilihat dari nilai Odds Ratio

(OR) menunjukkan bahwa responden dengan persepsi yang baik mempunyai kemungkinan 3,1 kali lebih besar untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di Fasilitas penyedia layanan kesehatan.

5.3 Gambaran Tindakan Responden terhadap Pemanfaatan BPJS