• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

5.3 Gambaran Tindakan Responden terhadap Pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk Mendapatkan Layanan Kesehatan di Pusat

Pelayanan Kesehatan Perkebunan (Puskesbun) PTPN IV Adolina.

Layanan kesehatan yang bermutu adalah suatu layanan kesehatan yang dibutuhkan, dalam hal ini akan ditentukan oleh profesi layanan kesehatan, dan sekaligus diinginkan baik oleh pasien/konsumen ataupun masyarakat serta terjangkau oleh daya beli masyarakat. Pada penjelasan terdahulu disebutkan bahwa mutu barang atau jasa itu bersifat multidimensi, demikian pula dengan mutu

Universitas Sumatera Utara pelayanan kesehatan. Mutu pelayanan kesehatan bersifat multi dimensional yaitu mutu menurut pemakai pelayanan kesehatan dan menurut penyelenggara pelayanan kesehatan yang pada dasarnya ialah mengutamakan kepuasan pasien.

Adanya pilihan untuk memanfaatkan atau tidak memanfaatkan suatu pelayanan kesehatan oleh fasilitas penyedia layanan kesehatan merupakan suatu bentuk nyata yang berhubungan dengan persepsi pasien. Hal ini dinyatakan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa persepsi terhadap petugas kesehatan dan persepsi terhadap program BPJS yang kurang akan mendorong kurangnya pemanfaatan fasilitas penyedia layanan kesehatan. Suatu pernyataan yang memilih atau tidak memilih, memanfaatkan atau tidak memanfaatkan Fasilitas penyedia layanan kesehatan terkait dengan adanya penilaian suka ataupun tidak suka terhadap pelayanann yang diberikan. Sikap ini juga merupakan suatu hasil evaluatif dari kumpulan aspek yang menjadi informasi dan menjadi bentuk konkrit yang dihasilkan berupa tindakan. Sikap seseorang pasien sangat dipengaruhi oleh adanya kriteria penilaiannya yang diolah dalam pemahamannya, dan kriteria tersebut terbentuk melalui suatu proses interaksi sosial bersama dengan orang lain pula.

Penting dalam membangun persepsi masyarakat terkait dengan Program BPJS oleh BPJS agar program ini dapat terlaksana dengan maksimal dan dimanfaatkan oleh peserta BPJS dengan baik. Program yang baik perlu disosialisasikan fungsi dan manfaatnya baik oleh Pengelola maupun oleh penyedia layanan yakni Fasilitas penyedia layanan kesehatan. Seluruh petugas kesehatan pula perlu ditingkatkan kesadaran dalam memberikan pelayanan terhadap masyarakat yang memiliki tanggapan yang berbeda-beda. Adanya komunikasi yang

75

Universitas Sumatera Utara baik antara pasien atau masyarakat dengan petugas kesehatan akan mendorong terciptanya kesadaran terhadap hak dan kewajiban masing-masing serta menunjang hasil untuk tujuan yang sama yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan responden terhadap pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan perkebunan (Puskesbun) PTPN IV Adolina yang dinili sudah baik ialah sebagian besar responden yakni sebanyak 42 orang responden (70%) sudah memanfaatkan layanan kesehatan kesehatan tingkat pertama pada Pusat Pelayanan Kesehatan Perkebunan (Puskesbun) melalui BPJS Ketenagakerjaan untuk meminta rujukan medik di Fasilitas Kesehatan untuk pengobatan lanjut di rumah sakit, serta melakukan proses rawat jalan bagi pekerja yang sakit di fasilitas kesehatan tingkat pertama pada Pusat Pelayanan Kesehatan Perkebunan (Puskesbun) melalui pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan, kemudian sebanyak 40 orang responden (66,7%) menyatakan langsung ke fasilitas kesehatan tingkat pertama pada Pusat Pelayanan Kesehatan Perkebunan (Puskesbun) apabila merasakan gangguan kesehatan dengan menggunakan BPJS Ketenagakerjaan, dan sebanyak 38 orang responden (63,3%) menyatakan pekerja yang sakit akan langsung mendapatkan layanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama pada Pusat Pelayanan Kesehatan Perkebunan (Puskesbun) melalui pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan.

Sedangkan tindakan responden terhadap pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan perkebunan (Puskesbun) PTPN IV Adolina yang dinilai masih kurang

Universitas Sumatera Utara baik dan perlu ditingkatkan ialah bahwa hanya ada 34 orang responden (56,7%) yang sudah memanfaatkan layanan kesehatan tingkat pertama pada Pusat Pelayanan Kesehatan Perkebunan (Puskesbun) menggunakan BPJS Ketengakerjaan secara rutin, serta melakukan konsultasi kesehatan pada tenaga kesehatan yang ada di fasilitas kesehatan tingkat pertama pada Pusat Pelayanan Kesehatan Perkebunan (Puskesbun) melalui pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan, kemudian hanya ada sebanyak 33 orang responden (55%) yang menyatakan lebih memilih layanan kesehatan di fasilitas kesehatan tingkat pertama pada Pusat Pelayanan Kesehatan Perkebunan (Puskesbun) dibandingkan dengan pengobatan alternatif (dukun, tabib), dan hanya hanya ada sebanyak 32 orang responden (53,3%) yang menyatakan bahwa kejadian sakit atau kecelakaan kerja pada pekerja langsung ditangani di fasilitas kesehatan tingkat pertama pada Pusat Pelayanan Kesehatan Perkebunan (Puskesbun) melalui pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa sebagian besar responden yakni sebanyak 25 orang responden (66,7%) memiliki tindakan terhadap pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan di pusat pelayanan kesehatan perkebunan (Puskesbun) PTPN IV Adolina dalam kategori yang cukup baik, kemudian 20 orang responden (33,3%) memiliki tindakan terhadap pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan dalam kategori yang masih kurang baik, dan hanya ada sebanyak 15 orang responden (25%) yang memiliki tindakan terhadap pemanfaatan BPJS Ketenagakerjaan untuk mendapatkan layanan kesehatan dalam kategori yang baik.

77

Universitas Sumatera Utara Tindakan peserta BPJS dalam memanfaatkan layanan kesehatan dipengaruhi oleh motivasi responden untuk memanfaatkan layanan kesehatan tersebut. Motivasi yang tinggi disebabkan oleh adanya dorongan yang kuat dalam diri seseorang, dalam hal ini dorongan untuk mendapatkan jaminan kesehatan. Motivasi seseorang tinggi karena ia bisa mendapatkan keringanan biaya pelayanan kesehatan saat berobat dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan. Disamping itu iuran tiap bulan yang terjangkau tentu memberikan keuntungan tersendiri bagi peserta jika dibanding dengan biaya yang harus dikeluarkan saat sakit jika tidak menjadi peserta BPJS Kesehatan. Menurut penulis responden yang memiliki motivasi tinggi cenderung untuk puas karena mereka merasa membutuhkan produk dari pelayanan yang mereka dapat, dalam hal ini menjadi peserta BPJS Kesehatan, sehingga mereka cenderung untuk menerima dan pasrah dengan pelayanan yang mereka terima.

Tindakan individu dalam memanfaatkan layanan kesehatan dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti pengetahuan, sikap, norma, nilai-nilai yang dipegang, dan sebagainya. Respondrn akan bertindak karena adanya maksud, tujuan dan alasan tertentu untuk melakukan suatu tindakan. Tindakan atau cara petugas dalam melakukan pelayanan merupakan hal yang sangat mempengaruhi pasien terkait dengan kesembuhan penyakitnya. Adanya perlakuan yang baik dan penuh perhatian menjadi suatu daya tarik tersendiri dalam pemberian pelayanan kepada pasien. Hal ini memberikan kekuatan secara psikologis bagi pasien dan menumbuhkan motivasi untuk memanfaatkan layanan yang diberikan.

Universitas Sumatera Utara Persepsi masyarakat pekerj terhadap pelayanan fasilitas penyedia layanan kesehatan perlu ditingkatkan dengan memberikan pelatihan khusus yang terus menerus terhadap tenaga kesehatan mengenai penyakit atau masalah kesehatan di masyarakat sehingga kesigapan dan kecepatan dalam penanggulangan masalah kesehatan tersebut semakin baik. Adanya keterbatasan kemampuan dan ketrampilan tenaga kesehatan di Fasilitas penyedia layanan kesehatan dalam mengatasi penyakit memberi pengaruh terhadap kepercayaan masyarakat dalam berobat, untuk itu perlu dilakukan peningkatan kemampuan dan ketrampilan dalam pelayanan kesehatan sebagai upaya untuk meningkatkan kinerja petugas kesehatan. Pelaksanaan layanan kesehatan dari BPJS yang baik terkait dengan mutu layanan yang diberikan. Apabila mutu layanan baik maka penerima layanan yakni pasien akan puas dan mendorong minat untuk memanfaatkan tempat layanan kesehatan. Mutu layanan tersebut dapat ditentukan oleh sumber daya manusia yakni jumlah dan kehandalan tenaga kesehatan, kelengkapan fasilitas penunjang, jenis pelayanan kesehatan yang dijaminkan dan ketersediaan dan kelengkapan obat di tempat layanan.

Perbaikan mutu layanan sangat terkait dengan kecepatan tanggapan dan kehandalan tenaga kesehatan, peningkatan fasilitas kesehatan dan ketersediaan obat harus semakin ditingkatkan sehingga persepsi masyarakat terhadap program BPJS juga semakin tinggi dan akhirnya pemanfaatan layanan Fasilitas penyedia layanan kesehatan semakin baik dalam arti bahwa Fasilitas penyedia layanan kesehatan menjadi pilihan utama masyarakat dalam mendapatkan pertolongan kesehatan.

79

Universitas Sumatera Utara Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Simangunsong (2015) yang menjelaskan bahwa kepuasan pasien menjadi salah satu faktor yang dominan agar pasien mau melakukan pemanfaatan layanan kesehatan yang berulnag ke fasilitas kesehatan, atau merekomendasikan orang lain untuk memanfaatkan layanan kesehatan tersebut. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilaksanakan oleh Rumengan (2015) yang menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara persepsi responden terhadap tindakan petugas dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Fasilitas penyedia layanan kesehatan. Dilihat dari nilai Odds Ratio (OR) menunjukkan bahwa responden dengan persepsi terhadap tindakan petugas itu baik mempunyai kemungkinan 4,5 kali lebih besar untuk memanfaatkan pelayanan kesehatan di Fasilitas penyedia layanan kesehatan.

80

Universitas Sumatera Utara

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN