• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harapan Orang Tua Menyekolahkan Anak Sampai Jenjang yang

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.2.3 Harapan Orang Tua Menyekolahkan Anak Sampai Jenjang yang

Lebih Tinggi atau Hanya Sampai Jenjang Menengah

Melihat tanggapan orang tua akan pentingnya pendidikan tinggi itu kepada anak meskipun pekerjaan orang tua hanya sebagai petani dan tingkat pendidikan orang tua rendah yang sebagian besar tidak tamat SD tetapi, mereka memiliki keinginan yang tinggi untuk menyekolahkan anaknya. Minat mereka untuk menyekolahkan anak terlihat sangat tinggi. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyaknya anak mereka yang duduk di bangku kuliah. Dari hal ini terlihat bahwa orang tua memiliki suatu tujuan sehingga mereka rela untuk menyekolahkan anaknya meskipun dalam keadaan gagal panen. Dengan demikian dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7: Harapan Orang Tua Menyekolahkan Anak Sampai Jenjang yang Lebih Tinggi dan Hanya Sampai Jenjang Menengah Saja.

Informan Harapan orang tua Penjelasan

Orang tua  Harapan orang tua

menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang lebih tinggi.

• Mendapatkan ilmu pengetahuan.

• Mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari orang tua.

• Perubahan status sosial keluarga

• Memberi jaminan hari tua

• Mendapatkan pasangan hidup

 Motivasi orang tua

Dengan pendidikan anak akan mampu menghadapi perkembangan jaman.

Setelah anak lulus kuliah orang tua mengharapkan pekerjaan yang baik bagi anak dan anak tidak mewarisi pekerjaan orang tua. Pekerjaan yang di harapkan oleh orang tua dari anaknya lebih mendambakan pekerjaan sebagai PNS.

Mendapatkan pekerjaan yang bagus mampu merupakan dambaan orang tua sehingga anak akan memberikan nama baik bagi keluarga.

Orang tua berharap kelak anak akan mengurus dan memberikan kebahagiaan baik secara materi maupun nonmateri bagi orang tua. Dengan pendidikan yang tinggi orang tua akan

berharap anaknya mendapatkan pasangan hidup yang lebih baik, baik itu dari segi pendidikan dan juga pekerjaan.

menyekolahkan anak hanya sampai jenjang menengah saja.

pendidikan anak itu tidak perlu tinggi-tinggi karena, setelah sarjana pasti pengangguran dan cukup hanya tamatan SMA dan setelah itu pergi merantau.

Dari tabel dapat kita lihat bahwa orang tua menyekolahkan anak itu sampai ke jenjang yang lebih tinggi, agar anak itu mendapatkan ilmu pengetahuan maka seseorang itu akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Seperti yang di ungkapkan oleh ibu N Simarmata yang mengatakan bahwa,

“…anak itu perlu sekolah sampai ke jenjang yang lebih tinggi, karena dengan pendidikan maka anak itu akan mendapatkan pekerjaan yang lebih baik, tidak di bodoh-bodohi, apalagi jaman sekarang dengan kejanggihan teknologi, mampu memberikan motivasi kepada adek-adeknya nanti…”

Orang tua mengharapkan bahwa anak itu perlu mendapatkan pendidikan yang tinggi sehingga dengan pendidikan yang tinggi maka anak akan mendapatkan pengetahuan sehingga dengan pengetahuan yang di peroleh anak mampu mengikuti perkembangan jaman dan menguasai teknologi yang sedang berkembang saat ini. Dengan ilmu pengetahuan maka orang itu akan di hargai.

Pendidikan merupakan wadah untuk menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan. Melalui pendidikan maka akan menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan. Pendidikan bertugas menyiapkan anak didiknya sebagai calon pekerja dalam masyarakat sebagai calon warga Negara dan sebagai manusia yang berkependidikan. Pendidikan sebagai penyiapan tenaga kerja diartikan sebagai kegiatan membimbing peserta didik sehingga memiliki bekal dasar untuk

bekerja. Setiap orangtua berharap anaknya lebih baik dari orang tuanya terutama dalam hal pendidikan dengan harapan di masa yang akan datang kualitas hidup anaknya akan lebih baik dari kehidupan sekarang. Begitu juga halnya dengan petani yang ada di desa Parbaba mereka menginginkan anaknya jauh lebih baik dari mereka.

Dari hasil wawancara dengan informan hal yang senada juga di ungkapkan oleh petani di tempat penelitian. Menurut ibu R br Tumorang (63 tahun) bahwa

“…menyekolahkan anak merupakan dambaan saya. Anak itu perlu mendapatkan pendidikan yang tinggi, pendidikan bagi anak-anak sangat penting, karena dengan pendidikan anak-anak dapat meningkatkan taraf hidup mereka dikemudian hari, karena mereka telah mendapat bekal dari ilmu-ilmu yang mereka pelajari, saya tidak mengiginkan anak saya sama seperti saya tidak mengerti apa-apa, saya tidak ingin melihat anak saya banting tulang bekerja di ladang memegang cangkul. Saya ingin anak saya mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Saya bercita- cita kalau kelak saya akan menyekolahkan anak saya sampai sarjana…”

Dari hasil wawancara di peroleh bahwa menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang lebih tinggi setelah lulus dari SMA merupakan hal yang sangat penting bagi sebagian besar petani di daerah ini. Melihat kondisi yang semakin rumit yang di alami oleh petani di desa Parbaba pada saat sekarang ini dan juga pengalaman yang di alami oleh orang tua selama menjadi petani dianggap sangat menderita. Orang tua tidak menginginkan anaknya merasakan derita menjadi seorang petani, yang setiap harinya hanya memegang cangkul dan tubuh terbakar oleh sengatan matahari. Pagi sudah harus berangkat ke ladang, menahan panas terik matahari dan hasil yang di peroleh pun tidak seimbang dengan rasa capek. Mereka mengharapkan bahwa anak

itu tidak hanya tau baca dan tulis saja tetapi anak itu perlu untuk mendapatkan pendidikan yang setinggi mungkin sehingga bekal yang sudah ada mampu untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih baik. Dengan pekerjaan tersebut orang tua mengharapkan kelak anaknya dapat berguna bagi keluarga maupun bagi lingkungan sekitarnya.

Pekerjaan dan pendapatan yang besar tentunya sangat di pengaruhi oleh pendidikan. Dan mendapatkan pendidikan yang cukup seseorang di harapkan akan mendapat pekerjaan yang baik. Oleh karena itu pendidikan dan pekerjaan merupakan dua hal yang saling berkaitan. Seperti yang dikatakan oleh Jhon Vaize, pendidikan itu berpengaruh besar untuk perkembangan ekonomi sebab dari pendidikan yang tinggi tercipta suatu teknik baru yang menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan tinggi. Untuk itu yang dilakukan untuk menciptakan tenaga kerja yang memiliki keterampilan baik adalah dengan cara proses pendidikan yang baik (Jhon Vaize;1974). Untuk itu motivasi dan keinginan petani di desa ini untuk menyekolahkan anak-anak mereka sampai ke jenjang yang lebih tinggi itu di sebabkan karena mereka tidak menginginkan anak-anaknya kelak menjadi seperti mereka, para informan tidak mengiginkan anak-anak mereka mewarisi pekerjaan orang tuanya sebagai petani. Mereka menginginkan pekerjaan anaknya lebih baik dari pekerjaan orang tuannya. Ini menunjukkan bahwa responden menginginkan anaknya memiliki pendidikan yang maju agar menjadi lebih baik dari pada orang tuanya. Dengan demikian anggapan bahwa anak harus mewarisi pekerjaan orang tua sudah terlupakan, sebaliknya orang tua selalu berharap kelak di kemudian hari anaknya mampu untuk menaikkan derajat orang tuannya misalnya, yang dulunya

tidak mampu membeli susu atau tidak mampu memakai sebuah perhiasan maka setelah anak berhasil orang tua akan mampu merasakan yang dulunya tidak bisa dimiliki. Selain itu orang tua juga akan merasa bangga dan bahagia setelah anaknya berhasil.

Seperti yang di ungkapkan oleh A.S yang mengatakan bahwa, “...kalau nanti anak saya sarjana dapat kerja, berhasillah kan…, nah kalau dia pulang kampung orang-orang akan bilang ke gini…itukan anaknya mak diko udah sukses yah…kan saya jadi bangga ha…ha…”

Dengan menyekolahkan anak, maka orangtua mempunyai harapan setelah anak lulus dari sekolah mendapat pekerjaan yang layak, dan melanjutkan sekolah yang lebih tinggi dari pada orang tuanya, menjadi pegawai negeri atau swasta dan mendapat kehidupan yang lebih baik. Orang tua senantiasa berharap kelak anaknya menjadi orang yang sukses dalam pendidikan sehingga akan menjadi orang yang sukses. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumardi (1982:283) bahwa fenomena yang terjadi kebanyakan orangtua menginginkan anaknya menjadi orang yang sukses dalam pendidikan dan karirnya, sehingga dimasa yang akan datang mereka dapat memperbaiki kualitas hidupnya menjadi lebih baik dari sebelumnya.

Keberadaan anak dalam keluarga berfungsi sebagai penyambung garis keturunan, jaminan hari tua dan curahan kasih sayang. Keberadaan anak dalam keluarga menimbulkan rasa tentram di hari tua. Orang tua mengharapkan manfaat ekonomi dan juga tunjangan hari tua bagi mereka dari anak-anaknya. Anak merupakan jaminan bagi orang tua pada saat tidak dapat bekerja lagi.

Keberhasilan anak setelah lulus kuliah dan mendapatkan pekerjaan merupakan sumbangan anak terhadap peningkatan produktivitas rumah tangga. Dengan adanya partisipasi anak lambat laun ekonomi keluarga akan semakin baik. Hal ini sama halnya seperti yang dikatakan oleh Lucas bahwa orang tua kelak akan menerima manfaat ekonomi dari anak manfaat ini akan nampak ketika anak memberikan sebagian penghasilannya kepada orang tua. Harapan orang tua setelah anaknya mendapatkan pekerjaan kelak anaknya akan mendapatkan rasa sayang dan juga ketenangan dengan menikmati hari tua tanpa kerja keras membanting tulang. Seperti yang di ungkapkan oleh ibu R br Tumorang bahwa menurutnya setiap orang itu mengharapkan kelak anaknya mendapatkan pekerjaan yang baik dan kelak anak- anaknya mampu untuk membantu keuangan keluarga, yang dulunya orang tua memiliki banyak utang akan terlunasi oleh bantuan anak.

Jaminan hari tua tidak hanya berfungsi bagi orang tua saja tetapi juga berfungsi bagi anak. Orang tua menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang lebih tinggi supaya anak memiliki jaminan untuk masa depannya setelah berkeluarga. Walaupun orang tua di desa ini mengharapkan bantuan dari anak-anaknya setelah bekerja tetapi tidak sepenuhnya orang tua menaruh harapan bagi anak-anaknya. Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa orang tua tidak ingin berhenti bekerja sebagai petani yang sudah mendarah daging dalam diri mereka.

Alasan orang tua menyekolahkan anaknya sampai ke jenjang yang lebih tinggi juga di pengaruhi oleh keinginan mereka untuk mendapatkan menantu yang lebih baik, baik itu dari segi pekerjaan dan juga dari segi pendidikan. Orang tua menganggap bahwa semakin tinggi pendidikan anak-anaknya maka orang yang akan

menjadi menantunya juga akan orang yang memiliki pendidikan yang tinggi juga. Apalagi anaknya perempuan semakin tinggi pendidikan anak tersebut maka mahar atau dalam bahasa batak disebut dengan “sinamot” dari anak perempuan itu akan semakin tinggi. Orang yang akan menikah maka yang pertama sekali mereka tanyakan adalah pekerjaan menantu tersebut. Mendapatkan menantu yang lebih baik, baik itu dari segi pendidikan dan juga dari segi pekerjaan merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi para orang tua.

Gambaran diatas tidak sepenuhnya terjadi secara keseluruhan di desa ini dari hasil wawancara masih ada orang tua yang tidak menginginkan anaknya untuk melanjutkan pendidikan setelah tamat SMA meskipun anaknya sangat mengharapkan untuk melanjutkan pendidikan.

Menurut bapak R Naibaho (57 tahun) memiliki anak tiga orang dan satupun tidak di ijinkan untuk melanjutkan pendidikannya, dia mengatakan bahwa,

“…anak itu sudah cukup hanya tamat SMA saja, tidak perlu sekolah tinggi-tinggi. Ngapain kuliah, anak orang itu aja sudah tamat kuliah dan sudah sarjana tetapi sampai sekarang belum bekerja dan masih pengangguran, tidak perlu kuliah menghabiskan uang saja, lebih baik uang itu aku beri modal bagi anakku untuk berjualan…”

Dari hasil wawancara dapat di peroleh bahwa orang tua yang tidak menginginkan anaknya melanjutkan pendidikan sampai ke jenjang yang lebih tinggi karena di pengaruhi oleh lingkungan dimana orang tua melihat bahwa seorang anak yang sudah memperoleh gelar sarjana tetapi tinggal di kampung dan masih belum mendapatkan pekerjaan. Oleh karena itu orang tua merasa rugi dan merasa dengan

menyekolahkan anak sampai ke jenjang yang lebih tinggi tidak perlu dan hanya akan menghabiskan biaya saja.

Dokumen terkait