• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil

Tanah Ultisol

Data untuk jenis tanah Ultisol (Lampiran 2), seperti yang ditampilkan pada

tabel di bawah ini.

Tabel 4. Data vegetasi, bahan organik, kadar liat, kandungan air serta indeks plastisitas pada tanah Ultisol

Sampel Kode Sampel Vegetasi Bahan Organik (%) Kadar Liat (%) Kandungan Air (%) IP (%) 1 JHU01 Jagung 4,603 18 13,9 5,02 2 JHU02 Jagung 2,672 24 17,4 8,24 3 JHU03 Jagung 2,414 36 11,1 2,76 4 JHU04 Jagung 2,862 24 12,2 3,53 5 JHU05 Jagung 3,345 18 10,6 0,50 6 JHU06 Jagung 3,293 28 11,7 2,25

7 JHU07 Ubi Kayu 2,758 28 5,4 5,71

8 JHU08 Ubi Kayu 4,603 30 6,1 4,75

9 JHU09 Ubi Kayu 3,465 32 2,7 0,50

10 JHU10 Ubi Kayu 2,569 38 8,4 1,72

11 JHU11 Ubi Kayu 2,414 26 1,1 2,73

12 JHU12 Ubi Kayu 2,914 26 11,1 1,88

13 JHU13 Ubi Kayu 2,138 26 11,1 3,59

14 JHU14 Ubi Kayu 2,603 26 7,9 2,80

15 JHU15 Ubi Kayu 3,086 28 13,3 4,12

16 JHU16 Ubi Kayu 2,914 34 7,7 3,19

17 JHU17 Ubi Kayu 1,845 32 8,6 2,77

18 JHU18 Ubi Kayu 2,758 36 1,3 8,11

19 JHU19 Kakao 4,758 10 13,2 5,34 20 JHU20 Kakao 4,465 42 7,5 3,71 21 JHU21 Kakao 2,069 26 9,2 1,99 22 JHU22 Kakao 1,741 32 10,4 4,11 23 JHU23 Kakao 4,293 20 7,5 6,78 24 JHU24 Kakao 1,879 18 9,3 4,31 25 JHU25 Kakao 3,655 26 9,5 9,36 26 JHU26 Kakao 2,138 30 11,1 6,92 27 JHU27 Kakao 4,965 16 17 2,52 28 JHU28 Cengkeh 3,793 14 8,6 0,30 29 JHU29 Pepaya 1,810 20 11,2 2,38 30 JHU30 Padi Sawah 1,879 18 9,4 5,24

Dari data, dapat kita lihat bahwa untuk vegetasi jagung nilai bahan organik

tertinggi yaitu 4,603% (JHU01, kriteria tinggi) karena berada pada rentang nilai

3,01 – 5,00 (Lampiran 3), dan terendah 2,4% (JHU03, kriteria sedang) karena

berada pada rentang nilai 2,01 – 3,00 (Lampiran 3). Untuk nilai kadar liat tertinggi

pada nilai 36% (JHU03) dan terendah pada nilai 18% (JHU01 dan JHU05). Untuk

nilai kandungan air tertinggi pada nilai 17,4% (JHU02) dan terendah pada nilai

10,6% (JHU05). Untuk nilai indeks plastisitas tertinggi ada pada nilai 8,24%

(JHU02, kriteria rendah) karena berada pada rentang nilai 5 – 10 (Lampiran 4)

dan terendah pada nilai 0,50% (JHU05, kriteria Non Plastis) karena berada pada

rentang nilai 0 (Lampiran 4).

Untuk vegetasi ubi kayu nilai bahan organik tertinggi yaitu 4,603%

(JHU08, kriteria tinggi) karena berada pada rentang nilai 3,01 – 5,00 (Lampiran

3), dan terendah 1,845% (JHU17, kriteria rendah) karena berada pada rentang

nilai 1,00 – 2,00 (Lampiran 3). Untuk nilai kadar liat tertinggi pada nilai 38%

(JHU10) dan terendah pada nilai 26% (JHU11). Untuk nilai kandungan air

tertinggi pada nilai 13,3% (JHU15) dan terendah pada nilai 1,1% (JHU11). Untuk

nilai indeks plastisitas tertinggi ada pada nilai 8,11% (JHU18, kriteria rendah)

karena berada pada rentang nilai 5 – 10 (Lampiran 4) dan terendah pada nilai

0,50% (JHU09, kriteria Non Plastis) karena berada pada rentang nilai 0

(Lampiran 4).

Sedangkan untuk vegetasi kakao nilai bahan organik tertinggi yaitu

42% (JHU20) dan terendah pada nilai 10% (JHU19). Untuk nilai kandungan air

tertinggi pada nilai 13,2% (JHU19) dan terendah pada nilai 7,5% (JHU20). Untuk

nilai indeks plastisitas tertinggi ada pada nilai 9,36% (JHU25, kriteria rendah)

karena berada pada rentang nilai 5 – 10 (Lampiran 4) dan terendah pada nilai

1,99% (JHU21, kriteria kurang plastis) karena berada pada rentang nilai 1 – 5

(Lampiran 4).

Untuk vegetasi cengkeh nilai bahan organik yaitu 3,793% (JHU28, kriteria

tinggi) karena berada pada rentang nilai 3,01 – 5,00 (Lampiran 3). Untuk nilai

kadar liat yaitu 14% (JHU28). Untuk nilai kandungan air yaitu 8,6% (JHU28).

Untuk nilai indeks plastisitas yaitu 0,30% (JHU28, kriteria non plastis) karena

berada pada rentang nilai 0 (Lampiran 4).

Vegetasi pepaya memiliki nilai bahan organik yaitu 1,810% (JHU29,

kriteria rendah) karena berada pada rentang nilai 1,00 – 2,00 (Lampiran 3). Untuk

nilai kadar liat yaitu 20% (JHU29). Untuk nilai kandungan air yaitu 11,2%

(JHU29). Untuk nilai indeks plastisitas yaitu 2,38% (JHU29, kriteria kurang

plastis) karena berada pada rentang nilai 1 – 5 (Lampiran 4).

Vegetasi padi sawah memiliki nilai bahan organik yaitu 1,879% (JHU30,

kriteria rendah) karena berada pada rentang nilai 1,00 – 2,00 (Lampiran 3). Untuk

nilai kadar liat yaitu 18% (JHU30). Untuk nilai kandungan air yaitu 11,2%

(JHU30). Untuk nilai indeks plastisitas yaitu 5,24% (JHU30, kriteria rendah)

karena berada pada rentang nilai 5 – 10 (Lampiran 4).

Dari data keseluruhan dapat kita lihat bahwa untuk indeks plastisitas (IP)

data tertinggi dengan nilai 9,36% (JHU23, kriteria rendah) berada pada rentang

vegetasi cengkeh tergolong ke dalam IP yang non plastis, karena berada ada nilai

0 (Lampiran 4).

Analisis Regresi Linear Berganda Tanah Ultisol Uji Simultan (Uji F)

Uji-F digunakan untuk menguji koefisien regresi kadar liat, bahan organik

serta kandungan air terhadap indeks plastisitas. Hasil uji F pada penelitian ini

yaitu sebesar 0,099 dengan nilai signifikansinya 0,960 (dapat dilihat pada

Lampiran 5).

Dari hasil uji F pada penelitian ini didapatkan nilai F hitung sebesar 0,099

dengan angka signifikansi sebesar 0,960. Dengan tingkat signifikansi 95%

(α=0,05). Angka signifikansi pada penelitian ini sebesar 0,960 artinya lebih besar dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa Ho diterima berarti kadar liat, bahan

organik, serta kandungan air tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

indeks plastisitas.

Uji t

Uji-t ini digunakan untuk menguji koefisien regresi berganda secara

parsial (individu) pada masing-masing independen. Hasil uji t diambil dari tabel

Tabel 5. Hasil Uji t koefisien faktor kadar liat, bahan organik, dan kandungan air pada tanah Ultisol.

Faktor Independen Koefisien t Sig.

Kadar Liat 0,021 0,316 0,755

Bahan Organik 0,170 0,359 0,723

Kandungan Air 0,050 0,385 0,703

Berdasarkan tabel di atas, maka hasil uji t dapat dijelaskan bahwa secara

parsial (individu) antara kadar liat, bahan organik, dan kandungan air tidak

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IP karena nilai signifikansi lebih dari

0,05.

Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi (r2) (Lampiran 7) untuk melihat seberapa besar

IP dapat dipengaruhi oleh kadar liat, bahan organik serta kandungan air atau

dengan kata lain seberapa besar variabel bebas memberikan kontribusi terhadap

variabel terikat. Nilai Adjusted r2 yaitu -0,103 pada tanah Ultisol.

Pada uraian di atas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted r2 adalah sebesar

-0,103. Hal ini berarti kadar liat, bahan organik serta kandungan air memiliki

korelasi yang negatif terhadap IP atau dengan kata lain IP tidak ada hubungan

dengan kadar liat, bahan organik serta kandungan air.

Tanah Andisol

Selanjutnya untuk data vegetasi, bahan organik, kadar liat, kandungan air

serta indeks plastisitas pada tanah Andisol (Lampiran 8) ditampilkan pada Tabel 6

Tabel 6. Data vegetasi, bahan organik, kadar liat, kandungan air serta indeks plastisitas pada tanah Andisol.

Sampel Kode Sampel Vegetasi Bahan Organik (%) Kadar Liat (%) Kandungan Air (%) IP (%) 1 JHA01 Jagung 2,517 32 14,1 1,70 2 JHA02 Jagung 4,810 30 5,3 1,63 3 JHA03 Jagung 2,121 12 8,9 2,78 4 JHA04 Jagung 3,793 16 14,3 2,08 5 JHA05 Sawit 2,017 42 11 5,14 6 JHA06 Sawit 3,655 32 0,7 5,04 7 JHA07 Sawit 8,568 12 10,1 3,00 8 JHA08 Sawit 7,120 20 5,9 2,33 9 JHA09 Sawit 4,810 20 7,2 4,99 10 11 JHA10 JHA11 Sawit Sawit 5,706 4,069 10 28 7,1 8,4 0,75 5,60 12 JHA12 Sawit 5,465 26 10,5 8,71 13 JHA13 Sawit 4,000 28 10 5,47 14 JHA14 Sawit 6,206 30 7,9 2,18 15 JHA15 Kakao 3,482 18 2,7 0,28 16 JHA16 Kakao 3,845 16 7,5 3,11 17 JHA17 Kakao 4,069 24 5,2 3,28 18 JHA18 Kakao 5,844 16 8,6 7,64

19 JHA19 Ubi Kayu 2,793 30 8,7 7,68

20 JHA20 Ubi Kayu 4,551 22 7,3 2,35

21 JHA21 Ubi Kayu 4,689 30 4,1 7,88

22 JHA22 Kopi 2,414 38 9,3 10,24 23 JHA23 Kopi 5,603 22 7,1 4,83 24 JHA24 Kopi 6,879 22 1,1 1,51 25 JHA25 Kopi 4,862 26 3,2 4,98 26 JHA26 Kopi 5,138 16 7,8 2,82 27 JHA27 Kopi 4,810 32 9,3 4,18 28 JHA28 Kopi 2,483 18 6,3 2,91 29 JHA29 Kebun Campuran 4,775 14 1,4 3,01 30 JHA30 Kebun Campuran 6,189 20 2,9 2,31

Dari data di atas, dapat kita lihat bahwa untuk vegetasi jagung nilai bahan

kadar liat tertinggi pada nilai 32% (JHA01) dan terendah pada nilai 12% (JHA03).

Untuk nilai kandungan air tertinggi pada nilai 14,3% (JHA04) dan terendah pada

nilai 5,3% (JHA02). Untuk nilai indeks plastisitas tertinggi ada pada nilai 2,78%

(JHA03, kriteria kurang plastis) karena berada pada rentang nilai 1 – 5 (Lampiran

4) dan terendah pada nilai 1,63% (JHA02, kriteria kurang plastis) karena berada

pada rentang nilai 1 – 5 (Lampiran 4).

Untuk vegetasi sawit nilai bahan organik tertinggi yaitu 8,568% (JHA07,

kriteria sangat tinggi) karena berada pada rentang nilai >5,00 (Lampiran 3), dan

terendah 2,017% (JHA05, kriteria sedang) karena berada pada rentang nilai 2,01 –

3,00 (Lampiran 3). Untuk nilai kadar liat tertinggi pada nilai 42% (JHA05) dan

terendah pada nilai 10% (JHA10). Untuk nilai kandungan air tertinggi pada nilai

11% (JHA05) dan terendah pada nilai 0,7% (JHA06). Untuk nilai indeks

plastisitas tertinggi ada pada nilai 8,71% (JHA12, kriteria rendah) karena berada

pada rentang nilai 5 – 10 (Lampiran 4) dan terendah pada nilai 0,75% (JHA10,

kriteria non plastis) karena berada pada rentang nilai 0 (Lampiran 4).

Sedangkan untuk vegetasi kakao nilai bahan organik tertinggi yaitu

5,844% (JHA18, kriteria sangat tinggi) karena berada pada rentang nilai >5,00

(Lampiran 3), dan terendah 3,482% (JHA15, kriteria tinggi) karena berada pada

rentang nilai 3,01 – 5,00 (Lampiran 3). Untuk nilai kadar liat tertinggi pada nilai

24% (JHA17) dan terendah pada nilai 16% (JHA16). Untuk nilai kandungan air

tertinggi pada nilai 8,6% (JHA18) dan terendah pada nilai 2,7% (JHA15). Untuk

nilai indeks plastisitas tertinggi ada pada nilai 7,364% (JHA18, kriteria rendah)

0,28% (JHA15, kriteria non plastis) karena berada pada rentang nilai 0

(Lampiran 4).

Untuk vegetasi ubi kayu nilai bahan organik tertinggi yaitu 4,689%

(JHA21, kriteria tinggi) karena berada pada rentang nilai 3,01 – 5,00 (Lampiran 3)

dan terendah 2,793% (JHA19, kriteria sedang) karena berada pada rentang nilai

2,01 – 3,00 (Lampiran 3). Untuk nilai kadar liat tertinggi pada nilai 30% (JHA19)

dan terendah pada nilai 22% (JHA20). Untuk nilai kandungan air tertinggi pada

nilai 8,7% (JHA19) dan terendah pada nilai 4,1% (JHA21). Untuk nilai indeks

plastisitas tertinggi ada pada nilai 7,88% (JHA21, kriteria rendah) karena berada

pada rentang nilai 5 – 10 (Lampiran 4) dan terendah pada nilai 2,35% (JHA20,

kriteria kurang plastis) karena berada pada rentang nilai 1 – 5 (Lampiran 4).

Vegetasi kopi memiliki nilai bahan organik tertinggi dengan nilai 6,879%

(JHA24, kriteria sangat tinggi) karena berada pada rentang nilai >5,00 (Lampiran

3) dan terendah 2,414% (JHA22, kriteria sedang) karena berada pada rentang nilai

2,01 – 3,00 (Lampiran 3). Untuk nilai kadar liat tertinggi pada nilai 38% (JHA22)

dan terendah pada nilai 16% (JHA26). Untuk nilai kandungan air tertinggi pada

nilai 9,3% (JHA22) dan terendah pada nilai 1,1% (JHA24). Untuk nilai indeks

plastisitas tertinggi ada pada nilai 10,24% (JHA22, kriteria sedang) karena berada

pada rentang nilai 10 – 20 (Lampiran 4) dan terendah pada nilai 1,51% (JHA24,

kriteria kurang plastis) karena berada pada rentang nilai 1 – 5 (Lampiran 4).

Untuk vegetasi kebun campuran nilai bahan organik tertinggi yaitu

tertinggi ada pada nilai 3,01% (JHA29, kriteria kurang plastis) karena berada pada

rentang nilai 1 – 5 (Lampiran 4).

Dari data keseluruhan dapat kita lihat bahwa untuk indeks plastisitas (IP)

data tertinggi dengan nilai 10,24% (JHA15) pada vegetasi kopi tergolong ke

dalam IP yg sedang karena berada pada nilai 10 – 20 dan terendah dengan nilai

0,28% (JHA03) pada vegetasi kakao tergolong ke dalam IP yang non plastis,

karena berada ada nilai 0 (Lampiran 4).

Analisis Regresi Linear Berganda Tanah Andisol Uji Simultan (Uji F)

Uji-F ini digunakan untuk menguji koefisien regresi kadar liat, bahan

organik serta bahan organik terhadap indeks plastisitas. Hasil uji F pada penelitian

ini yaitu sebesar 2,745 dengan nilai signifikansinya 0,063 (dapat dilihat pada

Lampiran 9).

Dari hasil uji F pada penelitian ini didapatkan nilai F hitung sebesar 2,745

dengan angka signifikansi sebesar 0,063. Dengan tingkat signifikansi 95%

(α=0,05). Angka signifikansi sebesar 0,063 artinya lebih besar dari 0,05. Atas dasar perbandingan tersebut, maka Ho diterima atau berarti kadar liat, bahan

organik, serta kandungan air tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap

indeks plastisitas.

Uji t

Uji-t digunakan untuk menguji koefisien regresi berganda secara parsial

(individu) pada masing-masing dependent. Hasil uji t diambil dari tabel

Tabel 7. Hasil Uji t koefisien faktor kadar liat, bahan organik, dan kandungan air pada tanah Andisol.

Faktor Independen Koefisien t Sig.

Kadar Liat 0,143 2,485 0,020

Bahan Organik 0,009 0,029 0,977

Kandungan Air 0,085 0,670 0,509

Berdasarkan tabel di atas, maka hasil uji t untuk menguji koefisien regresi

berganda secara parsial (individu) dapat menjelaskan bahwa antara kadar liat

dengan IP memiliki pengaruh yang signifikan karena nilai signifikansi nya yaitu

0,020 artinya lebih kecil dari 0,05 sedangkan bahan organik dan kandungan air

tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap IP karena nilai signifikansi

lebih dari 0,05.

Koefisien Determinasi

Nilai koefisien determinasi (r2) (Lampiran 11) untuk menjelaskan seberapa

besar variasi dari variabel terikat IP dapat diterangkan oeh variabel bebas kadar

liat, bahan organik serta kandungan air atau dengan kata lain seberapa besar

variabel bebas memberian kontribusi terhadap variabel terikat. Nilai Adjusted r2

yaitu 0,153 pada tanah Andisol.

Pada uraian di atas dapat dilihat bahwa nilai Adjusted r2 untuk tanah

Andisol adalah sebesar 0,153. Hal ini dapat diartikan bahwa sebesar 15,3% IP

dapat dijelaskan oleh kadar liat, bahan organik, serta kandungan air, sedangkan

sisanya diterangkan oleh faktor lain.

Analisis Regresi Linear Sederhana (IP*Kadar Liat)

Persamaan ini dapat diartikan bahwa nilai 0,147 pada variabel X1 (kadar

liat)adalah bernilai positif sehingga dapat dikatakan bahwa semakin tinggi kadar

liat maka semakin tinggi indeks plastisitasnya.

Pembahasan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk vegetasi pada tanah

Ultisol nilai tertinggi baik untuk bahan organik, kadar liat, kandungan air serta

indeks plastisitas didominasi oleh kakao dengan rata-rata nilai secara berurutan

3,329; 24,44;10,5; dan 5,00 (Lampiran 2). Hal ini berarti bahwa vegetasi kakao

merupakan tanaman tahunan yang terus mengalami akumulasi bahan organik dari

serasah yang dihasilkan ditambah lagi dengan perakarannya yang tergolong ke

dalam akar surface root feeder, artinya sebagian besar akar lateralnya (mendatar)

berkembang dekat permukaan tanah, yaitu pada kedalaman tanah (jeluk) 0-30 cm.

Dengan dihasilkannya bahan organik maka akan mempengaruhi nilai kadar liat,

kandungan air. Hal ini sesuai dengan pernyataan Tangkatesik, et al (2012) yang

menyatakan semakin besar kandungan liat makasemakin tinggi kandungan bahan

organik, karena molekul-molekul organik yang diadsorpsi oleh liat dilindungi

secara parsial dari perombakan oleh mikroorganisme. Serta Hakim, et al. (1986)

menyatakan bahwa bahan organik pada tanah akan mempangaruhi sifat tanah

antara lain kemampuan menahan air meningkat.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa tanah Ultisol dan

tanah Andisol memiliki nilai indeks plastisitas yang rendah, dapat kita lihat dari

data tertingginya saja hanya mencapai 9,36 % dengan kode sampel JHU 23 pada

vegetasi kakao untuk jenis tanah Ultisol dan 10,24 % dengan kode sampel JHA 15

telah ditetapkan yaitu apabila nilai IP berada pada rentang nilai 5 – 10 maka

tergolong ke dalam kriteria rendah. Nilai Indeks Plastisitas sangat bergantung

kepada kadar liat, semakin tinggi kadar liatnya maka akan semakin tinggi indeks

plastisitas yang dihasilkan, hal ini sesuai dengan Hanafiah (2007) yang

menyatakan bahwa tanah dengan fraksi liat akan terasa halus, licin dan memiliki

tingkat plastisitas lebih tinggi.

Dari keseluruhan data hasil analisis yang telah dilakukan baik pada tanah

Ultisol dan Andisol memiliki nilai indeks plastisitas lebih kecil daripada nilai

kandungan air kapasitas lapang. Hal ini akan mengakibatkan sulitnya pengolahan

tanah karena akan menambah kelekatan tanah, naum berbanding terbalik dengan

drainase yang akan menjadi stabil. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lubis (2015)

yang menyatakan bahwa jika batas plastis lebih besar dari kapasitas lapang

dihasilkan pengolahan tanah yang baik serta saluran drainase akan stabil jika

dibangun pada kandungan air tanah di suatu lokasi berada di atas batas plastis.

Dari hasil analisis yang telah dilakukan diketahui bahwa nilai r2 antara

bahan organik, kadar liat serta kandungan air terhadap indeks plastisitas pada

tanah Ultisol menunjukkan nilai -0,103, hal ini berarti tidak adanya hubungan

antara bahan organik, kadar liat serta kandungan air terhadap indeks plastisitas.

Bahan organik tidak mempengaruhi indeks plastisitas secara langsung namun

bahan organik mempengaruhi kadar liat. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Tangketasik,et al (2012) yang menyatakan bahwa korelasi

berkorelasi positif tidak nyata dengan debu (r = 0,3477) serta berkorelasi positif

sangat nyata dengan liat (r =0,5007).

Selain itu juga, pada tanah Ultisol, bahan organik memiliki kandungan

sangat rendah, hal ini tentunya memengaruhi kadar liat yang ada di dalam tanah,

karena seharusnya semakin tingi kadar liat maka indeks plastisitas nya juga

semakin tinggi. Seperti yang dikatakan dalam pembahasan sebelumnya bahan

organik dengan kadar liat berkorelasi positif sangat nyata dengan liat, hal ini

berarti semakin tinggi bahan organik maka semakin tinggi pula kadar liat. Hal

senada juga disampaikan oleh Foth (1998) juga mengatakan bahwa terdapat

kecenderungan suatu korelasi antara kandungan liat tanah dengan kandungan

bahan organik. Semakin besar kandungan liat maka semakin tinggi kandungan

bahan organik, karena molekul-molekul organik yang diadsorpsi oleh liat

dilindungi secara parsial dari perombakan oleh mikroorganisme.

Selain itu juga daya pegang air di tanah Ultisol sangat rendah oleh karena

bahan organik yang rendah, kadar liat yang rendah juga. Hal ini sesuai dengan

literatur Pairunan et al., (1985) menyatakan bahwa liat dapat menyimpan air lebih

banyak daripada pasir karena liat tidak hanya memiliki permukaan yang luas

tetapi juga bermuatan negatif sehingga sebagian besar air dalam pori-pori berupa

selaput air akan tertarik pada permukaan liat. Dan sesuai dengan literatur Atmojo

(2003) yang menyatakan bahwa penambahan bahan organik akan meningkatkan

kemampuan menahan air sehingga kemampuan menyediakan air tanah untuk

pertumbuhan tanaman meningkat.

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan diketahui nilai r2 antara bahan

Andisol menunjukkan nilai 0,153. Hal ini berarti adanya korelasi positif namun

tidak nyata. Tanah Andisol merupakan tanah yang banyak mengandung bahan

organik yang memiliki sifat tanah cenderung gembur. Semakin tinggi kandungan

bahan organik maka indeks plastisitas akan semakin rendah. Hal ini sesuai dengan

literatur Sukarman dan Dariah (2014) yang menyatakan bahwa tanah Andosol

selain memiliki kandungan bahan organik yang tinggi, berat isi rendah, daya

menahan air tinggi, total porositas tinggi, tetapi juga tanah ini bersifat gembur

dengan konsistensi kurang plastis dan tidak lekat.

Secara umum data kadar liat tertinggi pada tanah Andisol yaitu 42%

dengan kode sampel JHA35 pada vegetasi sawit. Dari sini dapat kita simpulkan

bahwa tanah Andisol memiliki kadar liat yang rendah dan berbanding lurus

dengan indeks plastisitas. Semakin rendah kadar liat maka indeks plastisitas nya

juga akan semakin rendah. Tanah Andisol memiliki kadar liat yang rendah, hal ini

sesuai dengan literatur Hikmatullah (2010) yang menyatakan bahwa Sebaran

kadar pasir pada semua pedon cukup tinggi dengan variasi antara 40-71 % di

horison A, dan antara 43-67 % di horison B. Sebaliknya kadar liat rendah dengan

variasi antara 7-27 % di horison A dan antara 5-29 % di horison B.

Kandungan air pada tanah Andisol tergolong sangat tinggi, hal ini

disebabkan oleh kandungan bahan organik yang tinggi, akibatnya daya pegang air

juga semakin tinggi. Hal ini sesuai dengan literatur Sukarman dan Dariah (2014)

yang menyatakan bahwa Secara umum sifat-sifat fisika tanah Andisol adalah:

Dari hasil analisis data yang telah dilakukan didapat persamaan untuk

analisis sidik ragam kadar liat terhadap indeks plastisitas pada tanah Andisol yaitu

Y= 0,570 + 0,147 kadar liat. Ini berarti bahwasanya setiap kenaikan 1% kadar liat,

di dalam tanah akan meningkatkan indeks plastisitas sebesar 0,147%. Serta nilai r2

yaitu 0,199. Hal ini menjelaskan bahwa kadar liat memiliki hubungan dengan

indeks plastisitas. Ini juga sesuai dengan pernyataan Lubis (2015) yang

menyatakan bahwa indeks plastisitas meningkat dengan meningkatnya kandungan

liat. Tanah dengan kandungan liat yang rendah memiliki batas cair yang rendah

Dokumen terkait