• Tidak ada hasil yang ditemukan

BNT= t ( /2) x 2KTS

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Biota uji yang digunakan adalah keong murbei (Pomacea canaliculata) dengan warna cangkang kuning (Gambar 15a) dan coklat (Gambar 15b). Klasifikasi menurut TROPMED Technical Group (1986) in Baoanan dan Pagulayan (2006); Lamarck (1822) in Baoanan dan Pagulayan (2006) untuk keduanya adalah sebagai berikut.

Kingdom : Animalia Filum : Mollusca Kelas : Gastropoda Sub Kelas : Prosobranchia Ordo : Mesogastropoda Super Famili : Viviparoidea Famili : Ampullariidae Genus : Pomacea

Spesies : Pomacea canaliculata (Lamarck 1822)

Gambar 15. Keong murbei yang diuji (a. Keong murbei cangkang kuning b. Keong murbei cangkang coklat) ( = 1 cm)

Biota uji dalam penelitian ini memiliki karakter cangkang yang berbeda antar populasi. Populasi pertama adalah keong murbei yang berwarna kuning polos tanpa pita spiral (spiral bands) dengan menara (spire) yang tinggi, dengan body whorl runcing dan memanjang (Gambar 15a). Populasi ini selanjutnya disebut keong murbei cangkang kuning.

Populasi kedua memiliki cangkang coklat dengan pita spiral (spiral bands) berwarna hitam (Gambar 15b), menara (spire) lebih rendah, body whorl lebih membundar dan lebar. Populasi ini selanjutnya disebut keong murbei cangkang coklat. Perbedaan yang sangat tampak di antara kedua populasi adalah warna cangkang dan menara (spire).

Pengujian tingkat konsumsi terhadap gulma air Vallisneria spiralis pada kedua populasi dilakukan selama 15 hari. Hasil pengujian tingkat konsumsi selama 15 hari pada kedua populasi keong murbei tercantum pada Tabel 2.

Tabel 2. Tingkat konsumsi tiap individu keong murbei cangkang kuning dan coklat terhadap V. spiralis

No Rata-rata pakan (gram/hari) Pakan total (gram/15 hari) Kuning Coklat Kuning Coklat 1 0,9607 0,6048 14,4102 9,0727 2 0,8776 1,5101 13,1642 22,6510 3 1,2475 2,4808 18,7129 37,2125 4 1,7668 2,4352 26,5023 36,5282 5 1,1594 2,3217 17,3905 34,8250 6 2,7483 1,6288 41,2247 24,4321 7 2,7020 2,5600 40,5304 38,4003 8 2,4114 2,0262 36,1708 30,3936 9 1,9885 3,0341 29,8282 45,5119 10 3,9614 3,0654 59,4203 45,9810 11 3,4016 3,5904 51,0237 53,8558 12 3,6424 3,6583 54,6357 54,8741 Pakan total populasi 403,0139 433,7382

Tabel 2 tersebut menunjukkan jumlah konsumsi rata-rata per hari dan konsumsi total masing-masing individu keong murbei cangkang kuning dan coklat selama 15 hari pengamatan (Lampiran 2). Hasil yang ditunjukkan sangat bervariasi secara individu. Berat V. spiralis total yang dihabiskan selama 15 hari pengamatan oleh keong murbei cangkang kuning adalah sebesar 403,0139 gram, sedangkan pada keong murbei cangkang coklat adalah 433,7382 gram (Gambar 16 dan Gambar 17).

Gambar 16 menunjukkan bahwa tingkat konsumsi terhadap gulma air setiap individu keong murbei cangkang kuning bervariasi dan berfluktuasi pada ukuran yang berbeda-beda. Secara umum terlihat kecenderungan tingkat konsumsi yang

meningkat pada ukuran yang semakin besar. Konsumsi tertinggi adalah 3,9614 gram/hari pada ukuran 3,45 cm, sedangkan konsumsi terendah adalah 0,8776 gram/hari pada ukuran 2,25 cm.

Gambar 16. Grafik tingkat konsumsi rata-rata individu cangkang kuning

Gambar 17. Grafik tingkat konsumsi rata-rata individu cangkang coklat

Pada keong murbei cangkang coklat, terdapat variasi tingkat konsumsi pada tiap ukuran yang berbeda dan juga fluktuasi tingkat konsumsi. Grafik secara umum menunjukkan peningkatan tingkat konsumsi pada ukuran yang semakin besar. Jumlah konsumsi tertinggi pada populasi keong murbei cangkang coklat adalah 3,6583 gram/hari pada ukuran 3,85 cm, sedangkan konsumsi terendah adalah 0,6048 gram/hari pada ukuran 2,12 cm.

Tingkat konsumsi juga dibedakan atas kelompok kecil, sedang dan besar pada masing-masing populasi cangkang kuning dan coklat. Hasil pengamatan selama 15 hari disajikan pada Tabel 3.

Tabel 3. Tingkat konsumsi keong murbei terhadap V. spiralis dengan variasi kelompok ukuran dan cangkang berbeda

Ukuran Pengamatan

Konsumsi rata-rata (gram)

Konsumsi total (gram) Kuning Coklat Kuning Coklat Kecil 1 1,6069 1,6451 3,0129 4,9354 2 1,9115 1,6226 3,5840 4,8679 3 1,7149 1,9351 3,2155 5,8054 4 1,7473 2,0442 3,2762 6,1327 5 2,7247 1,5416 5,1088 4,6247 Sedang 1 1,1897 1,5037 3,5691 4,5111 2 2,0585 2,3921 6,1755 7,1762 3 2,8356 2,0784 8,5069 6,2353 4 2,5873 3,2503 7,7620 9,7510 5 2,6052 1,4464 7,8157 4,3393 Besar 1 2,8724 2,7882 8,6171 8,3647 2 3,6162 3,5209 10,8486 10,5628 3 3,7704 3,9394 11,3113 11,8181 4 3,1826 3,4099 9,5477 10,2297 5 2,8008 3,0268 8,4023 9,0805

Tabel 3 menunjukkan jumlah konsumsi rata-rata per hari dan konsumsi total selama 15 hari pengamatan berdasarkan warna dan ukuran cangkang. Dalam tabel terlihat rata-rata dan total konsumsi per hari keong murbei ukuran kecil, sedang, dan besar pada dua populasi yang diuji.

Hasil analisis statistika tingkat konsumsi rata-rata (Lampiran 3) menunjukkan bahwa faktor variasi cangkang tidak berpengaruh terhadap tingkat konsumsi pakan (p 0,05), sedangkan ukuran tinggi cangkang mempengaruhi tingkat konsumsi keong murbei (p<0,05). Uji lanjut BNT menunjukkan bahwa setiap kelompok ukuran memiliki tingkat konsumsi yang berbeda nyata (Lampiran 4). Perbedaan tingkat konsumsi rata-rata pada setiap kelompok ukuran disajikan pada histogram pada Gambar 18.

Gambar 18. Tingkat konsumsi rata-rata keong murbei per hari ( kuning coklat)

Gambar 18 menunjukkan perbandingan tingkat konsumsi rata-rata keong murbei cangkang kuning dan coklat pada kelompok ukuran kecil, sedang, dan besar. Tampak adanya kecenderungan peningkatan tingkat konsumsi antara kelompok ukuran kecil, sedang, dan besar. Terlihat adanya perbedaan tingkat konsumsi antara keong murbei cangkang kuning dan coklat, yakni bahwa keong murbei cangkang coklat memiliki tingkat konsumsi yang lebih besar dibandingkan keong murbei cangkang kuning pada kelompok ukuran besar. Keong murbei cangkang coklat mengkonsumsi sebesar 3,3370 gram/hari dan keong murbei cangkang kuning sebesar 3,2485 gram/hari. Kelompok ukuran kecil dan sedang pada keong murbei cangkang kuning memiliki tingkat konsumsi yang lebih besar jika dibandingkan dengan keong bercangkang coklat. Pada kelompok ukuran sedang, tingkat konsumsi keong murbei cangkang kuning sebesar 2,2553 gram/hari dan cangkang coklat 2,1342 gram/hari. Tingkat konsumsi untuk kelompok ukuran kecil pada keong murbei cangkang kuning dan coklat masing-masing sebesar 1,9411 gram/hari dan 1,7577 gram/hari.

Tingkat konsumsi total tiap hari memiliki kecenderungan meningkat sebagaimana kelompok ukurannya (Gambar 19). Pada kelompok ukuran kecil dan besar, tingkat konsumsi keong murbei bercangkang coklat lebih besar dibandingkan dengan yang bercangkang kuning. Tingkat konsumsi keong murbei cangkang coklat pada kelompok ukuran kecil adalah 35,1548 gram/ hari, sedangkan keong cangkang kuning hanya sebesar 24,2632 gram/ hari. Pada kelompok ukuran besar, keong

murbei cangkang coklat juga memiliki tingkat konsumsi yang lebih besar dibandingkan dengan cangkang kuning. Tingkat konsumsi total untuk keong bercangkang coklat adalah 66,7409 gram/hari, dan untuk cangkang kuning adalah 64,9693 gram/hari. Berbeda halnya dengan kelompok ukuran sedang, keong murbei cangkang kuning memiliki tingkat konsumsi yang lebih besar dibandingkan dengan cangkang coklat, yakni berturut-turut sebesar 45,1055 dan 42,6837 gram/hari.

Gambar 19. Tingkat konsumsi total keong murbei per hari ( kuning coklat)

Tingkat konsumsi total populasi keong murbei cangkang coklat lebih besar dibandingkan dengan cangkang kuning. Jumlah konsumsi untuk keong murbei cangkang coklat sebesar 433,7382 gram/15 hari sedangkan untuk cangkang kuning hanya sebesar 403,0139 gram/15 hari. Keterbatasan jumlah biota uji yang digunakan tidak memungkinkan dilakukan analisis secara statistik nilai tingkat konsumsi populasi keong murbei cangkang kuning dan keong murbei cangkang coklat. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan selama 15 hari terlihat bahwa pakan V. spiralis dapat menambah tinggi cangkang keong murbei (Tabel 4).

Berdasarkan Tabel 4, seluruh kelompok ukuran mengalami pertambahan tinggi cangkang dalam setiap pengamatan. Tampak bahwa laju pertambahan tinggi cangkang pada kelompok ukuran kecil lebih cepat jika dibandingkan dengan kelompok sedang dan besar pada setiap pengamatan (Lampiran 5). Berdasarkan hasil uji statistik (Lampiran 6), pada hipotesis pertama diketahui bahwa kelompok ukuran mempengaruhi pertambahan tinggi pada konsumsi V. spiralis (p<0,05),

sedangkan untuk hipotesis kedua diketahui bahwa variasi morfologi juga mempengaruhi pertambahan tinggi cangkang pada konsumsi V. spiralis (p<0,05). Perbedaan perbandingan pertambahan tinggi cangkang pada ketiga kelompok ukuran ditunjukkan dengan grafik pada Gambar 20 dan Gambar 21.

Tabel 4. Pertambahan ukuran tinggi cangkang pada konsumsi V. spiralis

Ukuran Pengamatan Tinggi (cm) Kuning Coklat Kecil 1 2,42 2,46 2 2,43 2,60 3 2,47 2,70 4 2,55 2,71 5 2,63 2,81 Sedang 1 3,05 3,13 2 3,07 3,20 3 3,09 3,22 4 3,11 3,24 5 3,15 3,35 Besar 1 3,58 3,64 2 3,63 3,67 3 3,64 3,70 4 3,69 3,78 5 3,73 3,86

Gambar 20 menunjukkan pertambahan tinggi cangkang semua kelompok ukuran keong murbei cangkang kuning terhadap konsumsi V. spiralis. Grafik mengindikasikan adanya peningkatan selama pengamatan.

Pertambahan tinggi cangkang setiap biota uji sangat bervariasi pada setiap kelompok ukuran keong murbei cangkang coklat (Gambar 21). Akan tetapi, secara umum pertambahan tinggi cangkang terjadi pada semua kelompok ukuran. Selama penelitian dilakukan pengukuran suhu air pada kedua media uji. Rata-rata suhu pada kedua media uji disajikan pada Tabel 5.

Hasil pengukuran suhu pada media uji keong murbei cangkang kuning menunjukkan bahwa kisaran suhu rata-rata pada media uji adalah 24-26,83oC. Suhu tertinggi terjadi pada siang hari, yaitu sebesar 26,83o C dan suhu terendah terjadi

pada waktu dini hari mencapai 24oC. Rata-rata suhu harian pada kedua media uji ditunjukkan pada Gambar 22.

Gambar 20. Grafik pertambahan tinggi rata-rata cangkang keong murbei cangkang kuning ( kelompok kecil kelompok sedang kelompok besar)

Gambar 21. Grafik pertambahan tinggi rata-rata cangkang keong murbei cangkang coklat ( kelompok kecil kelompok sedang kelompok besar)

Tabel 5. Suhu rata-rata harian pada media uji

Media uji Waktu dini hari o C Pagi o C Siang o C Sore o C Malam o C cangkang kuning 24 25,38 26,83 26,38 25 cangkang coklat 24 25,38 26,83 26,38 25

Gambar 22. Grafik rata-rata perubahan suhu harian pada kedua media uji

4.2. Pembahasan

Biota uji yang digunakan adalah keong murbei (P. canaliculata) yang memiliki warna cangkang kuning dan coklat. Kedua populasi tersebut memiliki ciri cangkang yang berbeda. Keong murbei bercangkang kuning memiliki warna cangkang kuning polos tanpa pita spiral (spiral bands) dengan menara yang lebih tinggi dibandingkan dengan keong murbei warna coklat. Body whorl pada cangkang kuning lebih runcing dan memanjang. Populasi keong murbei bercangkang coklat memiliki warna cangkang coklat dengan pita spiral (spiral bands) berwarna hitam, menara lebih rendah, serta body whorl lebih membundar dan lebar.

Bronson (2002) juga menyatakan bahwa keong murbei (Pomacea canaliculata) juga memiliki cangkang dan warna tubuh yang berbeda-beda dan banyak variasi warna (cangkang dan badan) yang merupakan satu spesies. Pendapat ini juga didukung oleh Cazzaniga (2006) yang menyatakan bahwa P. canaliculata adalah spesies yang sangat bervariasi. Beberapa variasi morfologi cangkang yang dapat diamati secara kasat mata antara lain adalah warna cangkang, bentuk cangkang, dan ukuran cangkang. Berdasarkan ciri-ciri morfologi, diketahui bahwa kedua jenis biota uji yang digunakan dalam penelitian juga memiliki ciri-ciri morfologi yang sama dengan Pomacea canaliculata.

Keong murbei dikenal sangat rakus terhadap tumbuhan air. Menurut Yin et al. (2000) in Min dan Yan (2006), sebenarnya keong murbei hanya memakan tanaman air tipe mengapung dan tenggelam. Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah

dilakukan, V. spiralis merupakan salah satu makanan yang digemari oleh P. canaliculata yang digunakan sebagai biota uji. Morfologi daun V. spiralis yang menyerupai semai padi di sawah juga menjadi salah satu alasan gulma air tersebut sangat digemari keong murbei. Purchon (1997) in Min dan Yan (2006) menyatakan bahwa makanan keong murbei di China meliputi alang-alang (Cyperus monophyllus), bakung air (Eichhornia sp.), gelagah (Juncus decipiens), duckweed (Lemna sp.), lotus (Nelumbo nucifera), watercress (Oenanthe stolonifera), padi (Oryza sativa), kayu apu (Pistia sp.), scirpus (Scirpus californicus), Trapa bicornis, Vallisneria sp., Zizania latifolia, dan kangkung (Ipomea aquatica). Dalam keadaan tertentu, keong murbei mampu memakan jenis makanan di luar pilihan makanannya. Oleh karena itu P. canaliculata sangat berpotensi menjadi hama.

Penelitian tentang tingkat konsumsi P. canaliculata menunjukkan bahwa kedua populasi, baik P. canaliculata bercangkang kuning dan coklat, memiliki tingkat konsumsi, masing-masing sebesar 433,7382 gram/15 hari dan 403,0139 gram/15 hari. Hal ini didukung oleh pendapat Ping et al. (2006) bahwa P. canaliculata adalah pemangsa yang sangat rakus. Konsumsi pada setiap individu keong murbei cangkang kuning dan cangkang coklat sangat beragam dan menunjukkan grafik yang fluktuatif. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat konsumsi tiap biota sangat beragam, biota yang berukuran kecil belum tentu memiliki tingkat konsumsi lebih rendah dibandingkan dengan biota uji yang berukuran lebih besar. Akan tetapi, secara umum jumlah konsumsi akan meningkat seiring dengan bertambahnya ukuran tinggi cangkang. Jika dibandingkan tingkat konsumsi tiap populasi maka tampak bahwa populasi keong murbei bercangkang coklat memiliki tingkat konsumsi yang lebih tinggi dibandingkan dengan keong murbei bercangkang kuning. Akan tetapi hasil analisis statistik pada setiap kelompok ukuran menunjukkan bahwa perbedaan variasi morfologi tidak berpengaruh terhadap tingkat konsumsi keong murbei. Perbedaan tingkat konsumsi tersebut hanya dipengaruhi oleh variasi ukuran di antara kedua populasi keong murbei.

Tingkat konsumsi keong murbei yang tinggi dari kedua populasi sangat dipengaruhi oleh sistem pencernaan makanan yang didukung oleh adanya radula, yang mampu menghancurkan tumbuhan air. Suatu pernyataan dalam The Applesnail Website (2008) menyebutkan bahwa mekanisme pencernaan makanan

pada keong murbei berawal dari terbukanya mulut, diikuti oleh terangkatnya radula dari rahang. Selanjutnya, pada saat radula berada di bagian depan, gigi radula akan membengkok satu sama lain untuk mengikat makanan. Setelah makanan terpotong, makanan akan dibawa ke esofagus untuk masuk ke dalam proses pencernaan selanjutnya. V. spiralis memiliki struktur daun yang mudah patah dan mudah dicerna oleh keong murbei.

Tingkat konsumsi yang tinggi pada tumbuhan air tenggelam (V. spiralis) inilah yang menjadi salah satu penyebab keong murbei berpotensi sebagai hama di sawah terutama pada periode awal penanaman (penyemaian), mengingat habitat keong murbei tidak hanya kolam, rawa, dan parit tetapi juga di persawahan. Hal ini merupakan alasan keong murbei menjadi salah satu invasive spesies. Hasil penelitian, Porte et al. (2006) menunjukkan bahwa di Filiphina keong murbei yang berpotensi sebagai hama dapat digunakan sebagai alternatif pengendali gulma air secara biologis. Hal serupa juga dinyatakan oleh Inderjit (2003) bahwa keong murbei adalah pemakan tumbuhan air yang sangat rakus, dan telah diakui penggunaannya dalam program biocontrol. Kedua jenis populasi dengan variasi cangkang yang berbeda dapat digunakan sebagai alternatif pengendali gulma secara biologi. Pengendalian gulma dapat dilakukan di saluran irigasi, lahan pertanian dan saluran air yang lain.

Hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam penggunaan keong murbei adalah ukuran yang digunakan. Hal ini didasarkan pada hasil analisis statistik yang menunjukkan bahwa kelompok ukuran dari masing-masing populasi memiliki tingkat konsumsi yang berbeda nyata

Di lain pihak, V. spiralis yang digunakan sebagai pakan dalam penelitian ini sangat berpengaruh terhadap pertambahan tinggi cangkang keong murbei. Konsumsi V. spiralis mempengaruhi pertambahan tinggi cangkang dari kedua populasi tersebut. Pertambahan tinggi cangkang keong murbei cangkang kuning dan coklat selama dua minggu pengamatan menunjukkan hasil cukup signifikan. Hampir semua biota uji pada setiap pengamatan mengalami peningkatan ukuran tinggi cangkang. V. spiralis cukup memberikan dampak besar terhadap pertambahan tinggi keong murbei. Hal ini diduga karena V. spiralis merupakan

salah satu dari beragam jenis gulma air yang disukai oleh keong murbei, ditinjau dari morfologi daun dan habitatnya.

Selain faktor makanan, faktor lingkungan juga berpengaruh terhadap kelangsungan hidup dan aktivitas pemangsaan keong murbei. Keong murbei mampu bertahan pada kondisi lingkungan yang kurang baik karena memiliki kisaran toleransi yang cukup luas. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa kisaran suhu pada kedua media uji keong murbei lebih luas dari 23-25oC. Kedua populasi keong murbei masih mampu bertahan pada kisaran suhu 24-26,8 C. Nilai suhu tersebut masih berada dalam kisaran suhu optimal untuk kelangsungan hidup keong murbei (P. canaliculata). Pada suhu yang yang semakin tinggi, keong murbei dapat mengkonsumsi lebih banyak makanan dan sangat cepat untuk bereproduksi.

Berdasarkan pengamatan pada media uji (kendil), rata-rata kisaran nilai pH air adalah 7,65. Nilai pH tersebut berada dalam kisaran toleransi keong murbei, sehingga pada kondisi tersebut keseluruhan biota uji dari kedua jenis populasi masih mampu bertahan dan mengkonsumsi gulma air.

Keong murbei memiliki sifon yang membantunya bernafas di udara bebas, sehingga dalam keadaan DO (Dissolved Oxygen) rendah, keong ini masih mampu bertahan. Selama penelitian keong murbei, baik keong murbei cangkang kuning atau keong murbei cangkang coklat selalu menjulurkan sifon sesaat setelah pergantian air setiap tiga hari sekali untuk menyesuaikan diri pada kondisi baru. DO air awal yang digunakan adalah 6,80 mg/l. Kadar DO awal yang digunakan merupakan kisaran optimum bagi habitat kedua jenis biota uji.

Kemampuan keong murbei dalam mengkonsumsi gulma air merupakan salah satu alasan penggunaan keong murbei sebagai agen pengendali gulma. Penggunaan keong murbei sebagai pengendali gulma ini merupakan saran alternatif selain penggunaan herbisida untuk penanganan gulma. Isu terbaru di sektor pertanian adalah pertanian organik dengan mengurangi penggunaan herbisida dan pestisida. Selain berpotensi sebagai pengendali gulma, kotoran dari keong murbei dapat menjadi pupuk yang menyuburkan tanah pertanian. Diharapkan hasil pertanian dengan menggunakan agen pengendali gulma biologis keong murbei juga dapat meningkatkan hasil panen, selain memberantas gulma. Di samping itu, sifat keong

murbei yang sangat rakus mampu mengimbangi tumbuhnya gulma di lahan pertanian atau di ekosistem perairan.

Meskipun keong murbei sangat berpotensi sebagai pengendali gulma secara biologis, tetap diperlukan perhatian agar tidak mengganggu lingkungan dan menjadi hama. Keong murbei sangat berpotensi menjadi hama karena pertumbuhan dan reproduksinya yang cepat. Oleh karena itu rentang waktu pemanfaatan keong murbei sebagai pengendali gulma secara biologis harus diperhitungkan dengan tepat yaitu tidak lebih dari tiga hari. Sesuai dengan hasil pengamatan, ternyata dalam waktu tiga hari keong tersebut sudah mengalami pertambahan tinggi. Di samping itu berdasarkan hasil penelitian, kelompok ukuran yang tepat untuk dimanfaatkan sebagai pengendali gulma biologis adalah kelompok ukuran sedang.

Alasan penggunaan ukuran sedang karena pada ukuran ini adalah bahwa keong murbei ukuran sedang sudah mampu mencerna tanaman air dengan lebih baik jika dibandingkan dengan ukuran kecil. Keong murbei kelompok ukuran kecil sebenarnya sudah mampu mencerna tanaman air, akan tetapi dengan tingkat konsumsi yang masih sangat rendah, sehingga akan membutuhkan waktu yang lama untuk mengendalikan pertumbuhan gulma air.

Tidak disarankan untuk menggunakan keong murbei dengan kelompok ukuran besar karena tingkat konsumsi pada kelompok ukuran besar sangat tinggi, sehingga dikuatirkan akan memakan tanaman lain selain gulma air. Keong murbei ukuran besar diduga memiliki laju reproduksi yang cepat sehingga akan berpotensi sebagai hama.

Ketika keong murbei sudah bertambah tinggi dan mencapai ukuran konsumsi, sebaiknya dilakukan pemanenan pada ukuran konsumsi (tinggi tidak lebih dari 4 cm). Hasil pemanenan keong murbei dapat digunakan sebagai pakan ternak dan bahkan untuk konsumsi manusia. Di beberapa negara, Pomacea canaliculata diolah dengan berbagai macam resep makanan sehingga dapat digunakan pula sebagai sumber protein alternatif untuk konsumsi manusia. Menurut Ranamukhaarachchi dan Wickramasinghe (2006), selain memberikan dampak yang merugikan, keong murbei memiliki beberapa manfaat, yaitu sebagai sumber makanan, dekorasi akuarium, sebagai pengendali gulma secara biologi, sebagai pakan dan pupuk.

Berdasarkan uraian tersebut, tampak bahwa keong murbei dapat digunakan sebagai pengendali gulma secara biologi, dengan syarat-syarat tertentu di antaranya melalui pemanenan secara periodik. Dengan demikian keberadaan keong murbei dapat berperan untuk menjaga keseimbangan ekosistem perairan. Di samping itu, manfaat lain yang dapat diambil adalah pemanfaatan keong murbei hasil pemanenan sebagai sumber protein alternatif.

5. KESIMPULAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variasi cangkang tidak mempengaruhi tingkat konsumsi keong murbei terhadap Vallisneria spiralis (p 0,05). Tingkat konsumsi keong murbei dipengaruhi oleh kelompok ukuran yang digunakan (p<0,05). Uji lanjut juga menunjukkan bahwa tiap kelompok ukuran memiliki tingkat konsumsi yang berbeda nyata pada taraf 0,05. Berdasarkan hasil penelitian ini juga diketahui bahwa kelompok ukuran sedang (2,99-3,22 cm) pada kedua populasi keong murbei yang diujikan lebih berpotensi dalam penanganan gulma air V. spiralis.

Dokumen terkait