HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini diuraikan hasil penelitian dan pembahasan mengenai faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan di Desa Paluh Manan Kec.Hamparan Perak Tahun 2012. Pengambilan data ini telah dilaksanankan mulai dari bulan Januari – Mei 2013 di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak dengan jumlah responden sebanyak 67 orang.
Telah dilakukan penelitian pada 67 orang ibu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan, dengan hasil sebagai berikut:
1. Berdasarkan Penolong Persalinan
Hasil penelitian dari tabel 5.1 menunjukkan bahwa mayoritas penolong persalinan ditolong oleh bidan sebanyak 38 orang (35,2%), penolong persalinan di tolong oleh dukun sebanyak 24 orang (22,2%), penolong persalinan ditolong oleh dokter obgyn sebanyak 5 orang (4,6%).
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Penolong Persalinan Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012
Frekuensi Persentase (%)
Penolong Persalinan
- Dukun 24 22,2
- Bidan 38 35,2
- Dokter Obgyn 5 4,6 2. Berdasarkan Pendidikan Ibu
Hasil penelitian pada tabel 5.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden berpendidikan SMP sebanyak 32 orang (47,8%).
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Ibu Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012
Frekuensi Presentase (%) Pendidikan Ibu - Tidak tamat SD,SD 11 16,4 - SMP 32 47,8 - SMA 20 29,9 - Perguruan Tinggi 4 6,0
3. Berdasarkan satatus ekonomi
Hasil penelitian pada tabel 5.3 menunjukkan bahwa mayoritas status ekonomi keluarga ibu <1.200.000/bulan
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Ekonomi Keluarga Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012
Frekuensi Persentase (%)
Status ekonomi
- <1.200.000 41 61,2
4. Berdasarkan Aksesabilitas
Hasil penelitian pada tabel 5.4 menunjukkan bahwa mayoritas aksesabilitas atau jarak rumah ibu ketenaga kesehatan jauh sebanyak 44 orang ibu (65,7%).
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Aksesabilitas Di Desa Paluh manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012
Frekuensi Persentase(%)
Aksesabilitas
- Jauh 44 65,7
- Dekat 23 34,3
5. Berdasarkan Sumber informasi
Hasil penelitian pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa mayoritas sumber informasi yang didapat ibu yaitu dari orang tua atau keluarga sebanyak 33 orang ibu (49,3%).
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sumber Informasi Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012
Frekuensi Persentase(%) Sumber informasi - Tenaga Kesehatan 32 47,8 - Orang tua/Keluarga 33 49,3 - Media massa 2 3,0 6. Berdasarkan motivasi
Berdasarkan penelitian pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa mayoritas Motivasi atau dukungan yang di dapatkan ibu yaitu dari suami sebanyak 51 orang ibu (76,1%).
Tabel 5.6
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Motivasi Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012
Frekuensi Persentase(%)
Motivasi
- Suami 51 76,1
- Orang tua/Mertua 10 14,9
- Teman/Kerabat 6 9,0 7. Berdasarkan Status Kesehatan
Berdasarkan penelitian pada tabel 5.7 menunjukkan bahwa mayoritas Status kesehatan ibu tidak ada indikasi medis sebanyak 62 orang (92,5%).
Tabel 5.7
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Kesehatan Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak tahun 2012
Frekuensi Persentase(%) Status Kesehatan
- Tidak ada indikasi medis 62 92,5
- Indikasi Medis 5 7,5
8. Berdasarkan Budaya
Berdasarkan penelitian pada tabel 5.8 menunjukkan bahwa mayoritas budaya yang mempengaruhi ibu yaitu keyakinan ibu sebanyak 39 (58,2%).
Tabel 5.8
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Budaya Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012
Frekuensi Presentase(%) Budaya
- Kebiasaan keluarga 28 41,8
- Keyakinan ibu 39 58,2
9. Berdasarkan faktor – faktor yang mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan
Berdasarkan penelitian pada tabel 5.9 menunjukkan bahwa mayoritas ibu berpendidikan SMP memilih penolong persalinannya oleh Dukun sebanyak 16 orang
persalinannya oleh dukun sebanyak 22 orang (14,7%), mayoritas ibu aksesabilitas atau jarak ketenaga kesehatan jauh memilih bersalin di dukun sebanyak 21 orang (14,1%), mayoritas ibu yang mendapar sumber informasi dari tenaga kesehatan memilih penolong persalinannya oleh bidan sebanyak 27 orang (19%), mayoritas ibu yang mendapatkan motivasi dari suami memilih persalinannya di bidan sebanyak 29 orang ibu (19,4%), mayoritas ibu yang memiliki status kesehatan tidak ada indikasi medis memilih persalinannya oleh bidan sebanyak 38 orang (25,4%), mayoritas ibu yang memiliki budaya atau kebiasaan memilih persalinannya atas keyakinan ibu memilih bersalin di bidan sebanyak 31 orang (20,8%).
Tabel 5.9
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan faktor-Faktor yang
mempengaruhi ibu dalam pemilihan penolong persalinan Di Desa Paluh Manan Kec. Hamparan Perak Tahun 2012
Faktor yang Penolong Persalinan F % Mempengaruhi
Dukun % Bidan % Dokter % Pendidikan Ibu - Tidak tamat SD,SD 3 2 7 4,7 1 0,7 11 16,4 - SMP 16 10,7 14 9,4 2 1,3 32 47,8 - SMA 5 3,3 14 9,4 1 0,7 19 29,9 - PT 0 0 3 2 1 0,7 5 6,0 Status ekonomi - <1.200.000 22 14,7 19 12,7 0 0 41 61,2 - >1.200.000 2 1,3 19 12,7 5 3,3 26 38,8 Aksesabilitas/jarak - Jauh 21 14,1 18 12,1 5 3,3 44 65,7 - Dekat 3 2,01 20 13,4 0 0 23 34,3 Sumber informasi - Tenaga kesehatan 0 0 27 19 5 3,3 32 47,8 - Orang tua/keluarga 24 16,1 9 6 0 0 33 49,3 - Media Massa 0 0 2 1,3 0 0 2 3,0 Motivasi - Suami 17 11,4 29 19,4 5 3,3 51 76,1 - Orang tua/mertua 2 1,3 8 5,3 0 0 10 14,9 - kerabat 5 3,3 1 0,7 0 0 6 9,0 Status kesehatan
Medis - Indikasi Medis 0 0 0 0 5 3,3 5 7,5 Budaya - Kebiasaan keluarga 21 14,1 7 4,7 0 0 28 41,8 - Keyakinan ibu 3 2 31 20,8 5 3,3 39 58,2 B. Pembahasan
Dari hasil penelitian, diperoleh mayoritas penolong persalinan di tolong oleh Bidan sebanyak 38 orang ibu (56,7%), di tolong oleh Dukun 24 orang ibu (35,8%), dan ditolong oleh Dokter Obgyn sebanyak 5 orang ibu (7,5%), Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi ibu dalam memilih penolong persalinannya yaitu:
1. Faktor yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan Berdasarkan Pendidikan ibu
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya mayoritas berpendidikan rendah memilih penolong persalinan di dukun sebanyak 16 orang (10,7%), dan yang berpendidikan tinggi memilih persalinan di bidan dan dokter
Pendidikan mempengaruhi pengetahuan dan kemampuan ibu dalam memilih penolong persalinannya, pada tingkat pendidikan SMA, ibu mempunyai daya serap yang baik, pada ibu dengan tingkat pendidikan SMP kebawah relatif belum mempunyai pengetahuan yang baik tentang pemilihan penolong persalinan (Rohmah, 2010).
Sesuai dengan Teori Green (1980) bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh pendidikan, pengetahuan, dan ketercapaian layanan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Cholida (2006), bahwa pendidikan ibu mempengaruhinya dalam memilih penolong persalinan, dari 18 sampel 13 responden berpendidikan rendah melahirkan di dukun lebih dari 2 kali,
kesimpulan dari penelitian ini menyatakan semakin rendah pendidikan ibu maka kemungkinan ia melahirkan di dukun atau non tenaga kesehatan (Rohmah, 2010). 2. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan
Berdasarkan Status Ekonomi Keluarga
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya mayoritas ekonomi rendah memilih penolong persalinannya di dukun sebanyak 22 orang (14,7%), dan yang ekonomi tinggi memilih bersalin di bidan dan dokter.
Ekonomi yang rendah sering memiliki pandangan yang menyimpang dari pandangan profesi kesehatan, status ekonomi rendah mayoritas memilih penolong persalinan di dukun sebab biaya yang dikenakan untuk persalinan lebih murah dibandingkan di tenaga kesehatan. status ekonomi yang rendah mempengaruhi dalam memilih penolong persalinan ibu.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dwi Hapsari yaitu responden yang mempunyai status ekonomi rendah mempunyai peluang 1.8 kali untuk memanfaatkan dukun bayi sebagai penolong persalinan dibanding dengan responden yang status ekonomi tinggi.
Hal ini juga sejalan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Setiyadi(2001) menunjukkan ada perbedaan bermakna pendapatan keluarga responden dalam memilih penolong persalinan, hal ini dikarenakan tingginya pendapatan dapat dengan mudah dalam membantu keputusan pemilihan penolong persalinan, walaupun oleh Mill dan Gibson (1980) mengatakan bahwa kepercayaan tentang persalinan melandasi keputusan seseorang untuk memilih cara penanganan persalinan tertentu (Setiyadi, 2001).
3. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan Berdasarkan Aksesabilitas
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya dilihat dari aksesabilitas memilih penolong persalinan di bidan mayoritas dekat sebanyak 20 orang (13,4%), memilih penolong persalinan di dukun mayoritas jauh sebanyak 21 orang (14,1%), dan memilih penolong persalinan di Dokter mayoritas jauh sebanyak 5 orang (3,3%).
Akses ketenaga kesehatan yang tidak terjangkau atau sulit terjangkau mempengaruhi dalam pemilihan penolong persalinan, orang akan lebih memilih tempat yang mudah terjangkau.
Aksesabilitas menyangkut ketersediaan pelayanan kesehatan di komunitas dengan keterjangkauan baik dari segi jarak maupun finansial. Komunitas dengan akses kefasilatas kesehatan rendah cendrung memiliki status kesehatan yang rendah (Rosita, 2012).
Pilihan penolong persalinan bisa dipengaruhi oleh beberapa hal, diantaranya jarak dengan fasilitas pelayanan kesehatan, alat transportasi, letak demografi daerah, dan pengetahuan mencari penolong persalinan yang aman. Pemilihan penolong persalinan yang tidak tepat akan berdampak secara langsung pada kesehatan ibu (Rohmah, 2010) .
Tetapi pada hasil penelitian ini bukan hanya karena jauhnya ke tenaga kseshatan menjadi faktor dalam memilih penolong persalinan tetapi ada faktor lain yang mempengaruhinya, seperti memilih persalinan di dokter bukan karena aksesabilitas tetapi karena ada faktor lain yang mempengaruhi.
4. Faktor yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan Berdasarkan Sumber Informasi
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya, ibu yang mendapatkan sumber informasi dari orang tua atau keluarga sebanyak 21 orang (14,1%) memilih bersalin di dukun, dan mendapatkan informasi dari tenaga kesehatan memilih penolong persalinannya di Bidan sebanyak 27 orang (19%), dan di dokter sebanyak 5 orang (3,3%).
Peran tenaga kesehatan adalah memberikan informasi kepada ibu hamil dan pasangannya tentang beberapa tempat persalinan yang aman. Segala keuntungan yang akan didapat ibu jika ia memilih tempat persalinan yang tepat (Rohmah, 2010).
Penelitian yang dilakukan oleh Setiyadi (2001) Tidak ada perbedaan bermakna sumber informasi yang di dapat dari tokoh masyarakat dalam memilih penolong persalinan, tokoh masyarakat hanya member informasi yang bisa dipakai dalam menentukan penolong persalinan.
5. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan Berdasarkan Motivasi
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya siapaun penolong persalinan ibu baik bidan, dukun, maupun dokter , suami menjadi motivator utama.
Motivasi dapat dilihat sebagai penguat perilaku, pemuas kebutuhan, pengurangan ketidakkonsistenan. Motivasi merupakan tindakan yang dapat diukur secara tidak langsung melalui konsekuensi atau hasil yang berkaitan dengan perilaku. Salah satu perilaku yang dapat diukur yaitu dukungan keluarga atau suami saat ibu bersalin (Rohmah, 2010).
Pendamping persalinan harus ditentukan jauh hari sebelum persalinan, dalam kebiasaan kita sebagai orang yang berbudaya timur suami sebagai calon utama untuk menjadi pendamping saat persalinan walaupun dahulunya suami masih dianggap
dan mendampingi ibu saat proses persalinan dan pengambilan keputusan saat persalinandan sebelum persalinan (Nurrahmatun, 2011).
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Anwar (2003) bahwa suami lebih dominan dalam mengambil keputusan dalam pemilihan penolong persalinan, motivasi dan dukungan suami dapat membahagiakan ibu saat persalinan. 6. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan
berdasarkan Status Kesehatan Ibu
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya, mayoritas adalah ibu dengan tanpa adanya indiksi sebanyak 38 orang (25,4%) memilih penolong persalinannya di bidan dan di dukun sebanyak 24 orang (16,1%), sedangkan ibu yang memiliki indikasi medis memilih penolong persalinan di dokter sebanyak (3,3%).
Status Kesehatan mempengaruhi pemilihan penolong persalinan, ibu yang dengan adanya indikasi yang tidak dapat di tolong oleh bidan sehingga harus mendapatkan pertolongan persalinan oleh Dokter Spesialis kandungan.
Dokter spesialis kandungan menangani wanita hamil yang sehat, demikian juga wanita hamil yang sakit dan beresiko tinggi. Ketika mereka menangani wanita hamil yang sehat, mereka sering melakukan intervensi medis yang seharusnya hanya dilakukan pada wanita hamil yang sakit atau dalam keadaan kritis. Disebagian besar negara dunia, tugas dokter kandungan adalah untuk menangani wanita hamil yang sakit atau dalam keadaan kritis.
Pemilihan penolong persalinan ditentukan oleh pasien, nilai resiko kehamilan, dan jenis persalinan yang akan direncanakan bagi masing – masing pasien (Jannah, 2012).
7. Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Dalam Pemilihan Penolong Persalinan Berdasarkan Budaya/Kebiasaan
Berdasarkan hasil penelitian terhadap ibu yang telah memilih penolong persalinannya berdasarkan budaya, ibu yang memilih penolong persalinannya berdasarkan kebiasaan keluarga memilih penolong persalinan di dukun sebanyak 21 orang (14,1%), dan ibu yang memilih penolong persalinannya berdasarkan keyakinan ibi memilih penolong persalinannya di bidan sebanyak 31 orang (20,8%) dan di dokter sebanyak 5 orang (3,3%).
Budaya adalah sesuatu yang komplek meliputi pengetahuan, seni, keyakinan, hukum, moral, adat istiadat dan kebiasaan yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Budaya mewakili cara persepsi, perilaku, penilaian atau panduan seseorang untuk menentukan nilai keyakinan dan perilaku dalam kehidupannya. Nilai merupakan persepsi seseorang tentang suatu hal apakah baik atau bermanfaat, budaya atau kebiasaan dapat mempengaruhi dalam pemilihan penolong persalinan (Rohmah, 2010).
Pada dasarnya peran kebudayaan terhadap kesehatan masyarakat adalah dalam membentuk, mengatur, dan mempengaruhi tindakan atau kegiatan individu – individu suatu kelompok sosial untuk memenuhi berbagai kebutuhan kesehatan.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sodikin (2009) memiliki proporsi sangat yakin dengan tenaga kesehatan dalam menangani persalinan dibandingkan dengan tenaga non kesehatan.