• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Fakultas Kedokteran USU yang terletak di jalan Dr. T. Mansur No 5, Kampus USU, kelurahan Padang Bulan, kecamatan Medan Baru.

Aktifitas belajar mengajar pada fakultas ini berlangsung selama 9 jam per hari dengan waktu ishoma 1 jam. Kegiatan tambahan di fakultas ini adalah kegiatan organisasi, yang terdiri dari organisasi PEMA, SCORA, SCORE, SCOPH, dll.

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Sampel

Sampel penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2012 yang telah memenuhi kriteri inklusi dan ekslusi yang telah ditetapkan oleh peneliti. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 180 orang yang terbagi dalam 2 kelompok, yaitu mahasiswa dengan kualitas tidur buruk sebanyak 90 orang, dan mahasiswa dengan kualitas tidur baik sebanyak 90 orang

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Sampel

Variable Kualitas Tidur Buruk Baik � n % � n % Umur ≤21 20.94±0.7 76 50 20.94±0.7 76 50 >21 14 50 14 50 Jenis Kelamin Laki-Laki - 43 60 - 29 40 Perempuan - 47 43 - 61 57 Tekanan Darah Sistol 119.56±7.9 90 50 111.39±9.2 90 50 Diastol 80±6.1 90 50 73.44±6.7 90 50

Berdasarkan tabel 5.1. diatas, dari distribusi karakteristik sampel, diperoeh bahwa rata-rata umur sampel baik dari kelompok kualitas tidur buruk maupun kualitas tidur baik adalah 20.9 tahun, dengan jumlah responden yang berumur dibawah 21 di kedua kelompok ada 76 orang, sedangkan yang diatas umur 21 juga pada masing-masing kelompok berjumlah 14 orang. Dari data jenis kelamin, dari kelompok dengan kualitas tidur buruk, yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 43 orang dan perempuan sebanyak 47 orang Sedangkan dari kelompok dengan kualitas tidur baik, yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 29 orang dan perempuan sebanyak 61 orang. Tekanan darah sistol dan diastol yang diperoleh dari kelompok kualitas tidur buruk adalah 119.56 mmHg dan 80 mmHg , sedangkan tekanan darah Sistol dan Diastol yang diperoleh dari kelompok kualitas tidur baik adalah 111.39 mmHg dan 73.44 mmHg.

5.1.3. Hasil Analisa Data

Tabel 5.2. Rata-Rata Tekanan Darah Sistol dan Diastol Mahasiswa dengan Kualitas Tidur Buruk dan Kualitas Tidur Baik

Rata-rata Tekanan Darah (mmHg)

Sistol Diastol

Kualitas Tidur Buruk 119.58±7.9 77.94±6.1 Kualitas Tidur Baik 111.39±9.1 73.44±6.6

Berdasarkan Tabel 5.2. diatas, terlihat bahwa tekanan darah sistol maupun diastol dengan kualitas tidur buruk lebih tinggi, yaitu 119.58 mmHg dan 77.94 mmHg dari pada tekanan darah dengan kualitas tidur yang baik, yaitu sistol dan diastol masing-masing 111.39 mmHg dan 73.44 mmHg.

hasil uji normalitas data Tekanan Darah sistol dan diastol didapatkan nilai p= 0.001 (<0.05). Oleh karena itu, dapat disimpulkan data tidak berdistribusi normal sehingga untuk menganalisis perbedaan tekanan darah antara mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk dengan kualitas tidur baik dilakukan dengan uji Mann-Whitney. Hasil uji man whitney, didapatkan nilai p = 0.001 (p<0.05) untuk sistol maupun diastol. Hal ini berarti teradapat perbedaan rata-rata tekanan darah antara mahasiswa dengan kualitas tidur buruk dengan kualitas tidur baik.

5.2.Pembahasan

Tekanan darah seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah kualitas tidur. Kualitas tidur yang buruk berdampak terhadap kenaikan tekanan darah seseorang. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbedaan tekanan darah pada mahasiswa dengan kualitas tidur buruk dan kualitas tidur baik.

Dari data perbandingan antara jenis kelamin dengan kualitas tidur, didapatkan bahwa ternyata laki-laki memiliki kualitas tidur yang lebih buruk jika dibandingkan perempuan, hal ini mungkin disebabkan oleh karena perkembangan remaja pria yang menganggap tidur merupakan aktifitas yang tidak produktif dan merasa tidur lebih malam menunjukkan sifat kemandirian (Sadeh, 2002). Penelitian lain menunjukkan bahwa lelaki juga lebih beresiko untuk terganggu tidurnya karena aktifitas ekstrakurikuler yang cenderung lebih sering diikuti oleh remaja lelaki (Carskadon, 2002).

Dari data demografi umur, didapatkan bahwa subjek penelitian yang memiliki kualitas tidur buruk terbanyak pada umur 20, 21, dan 22, hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Afandi, dkk., (2013) pada 290 mahasiswa yang berumur 17-29 tahun. Penelitian ini menunjukkan bahwa 67% mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk, dimana kualitas tidur buruk ini mayoritas dialami oleh mahasiswa yang berumur 20-23 tahun dibanding umur 24 tahun keatas. Dari data demografi umur, juga didapatkan

bahwa semua subjek penelitian adalah golongan dewasa muda yang sangat rentan terhadap kualitas tidur buruk. Adapun kualitas tidur yang cenderung lebih buruk pada remaja ini dipengaruhi beberapa faktor, meliputi faktor fisiologis, faktor perilaku dan faktor sosial budaya. Faktor fisiologis, seperti perubahan hormonal karena jadwal kuliah yang tidak tetap, faktor sosial budaya seperti kegiatan kuliah, olahraga, serta kegiatan sosial lain, sedangkan faktor perilaku meliputi menenoton tv, bermain internet sampai larut malam (NAHIC, 2014). Kualitas tidur yang buruk juga diperlihatkan dari penelitian oleh (yu, dkk, 2015) yang melakukan penelitian pada remaja di China dengan hubungan dengan Screen Time (menonton Tv, bermain HP, dll) , dari hasil penelitiannya, menunjukkan meningkatnya ST mempunyai hubungan dengan buruknya kualitas tidur. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Angkat (2009) yang melakukan penelitian pada remaja SMA di Tanjung Morawa dimana dari 287 responden, didapati 220 responden (76,7%) dengan kualitas tidur buruk dan 67 responden (23,3%) dengan kualitas tidur baik.

Hasil penelitian ini menunujukkan terdapat perbedaan bermakna pada rata- rata tekanan darah sistol dan diastol pada kedua kelompok mahasiswa. Hal ini berarti pada mahasiswa yang memiliki kualitas tidur buruk cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kai Lu pada tahun 2015 terhadap 4144 orang yang berumur 18 tahun keatas, di 4 daerah berbeda di China, pada penelitian ini menyatakan bahwa seseorang yang berkualitas tidur buruk dengan waktu tidur 7 jam memiliki Odd Ratio (OR) 1,58, sedangkan waktu tidur yang 6 jam memiliki OR 2.35, dan terakhir yang memiliki jam tidur kurang dari 6 jam memiliki OR 3.25. Sedangkan seseorang dengan kualitas tidur buruk yang tanpa memandang durasi tidur memiliki OR 1.67, dan kualitas tidur sangat buruk memiliki OR 2.32. Penelitian lain yang mendukung data diatas adalah

anak lelaki yang kuantitas tidur yang dibawah 9 jam akan meningkatkan resiko atau prevalensi hipertensi, dengan peningkatan resiko yang meningkat 1.5x.

Mekanisme yang mungkin yang menyebabkan kenaikan tekanan darah pada seseorang yang memiliki kualitas tidur buruk, meskipun belum dapat diterangkan secara seutuhnya adalah karena over aktivitas dari sistem simpatis karena terganggunya kualitas tidur. Sebagai tambahan, stres psikologikal, kurangnya tidur juga dapat meningkatkan retensi garam, respon proinflamasi, disfungsi endotel melalui aktivasi dari sistem neuroendokrin (Guo, et al., 2011).

Adapun kelemahan dari penelitian ini adalah, pertama, tekanan darah yang hanya diukur pada saat penelitian, sedangkan tekanan darah berbeda dari hari ke hari, dan diperlukan pengukuran yang berulang kali. Kedua, gangguan tidur pada mahasiswa (insomnia, OSA, dll) merupakan faktor yang penting untuk menentukan kualitas tidur, tetapi pada penelitian ini, peneliti tidak menginvestigasi karena untuk mengetahui gangguan tidur tersebut, harus mengobservasi langsung, atau paling tidak menanyakan pada orang yang tidur sekamar dengan responden. Ketiga, kualitas tidur yang diukur dengan menggunakan kuisioner PSQI ini mengandalkan ingatan atau asumsi responden terhadap pola tidur selama sebulan ini, sehingga tidak menggambarkan kualitas tidur yang objektif, hal ini dikarenakan kecenderungan responden lupa akan pola tidur nya. Dengan demikina, untuk mengukur kualitas tidur secara objektif atau langsung, harus menggunakan alt yang lebih canggih, salah satunya adalah wrist actigraphy.

Dokumen terkait