• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil tangkapan per unit upaya penangkapan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1.2.3 Hasil tangkapan per unit upaya penangkapan

Gambaran mengenai kelimpahan sumber daya ikan dalam suatu perairan tidak cukup dijelaskan hanya dengan fluktuasi hasil tangkapan saja. Perubahan hasil tangkapan ikan sangat dipengaruhi perubahan jumlah armada penangkapan yang beroperasi, sehingga konsep pembandingan hasil tangkapan terhadap upaya penagkapannya perlu diterapkan. Konsep pembandingan itu disebut sebagai ”catch per unit effort” (CPUE). Dengan diketahuinya nilai CPUE, maka dapat diketahui perubahan hasil tangkapan yang disebabkan oleh perubahan jumlah upaya penangkapannya.

Berbeda dengan nilai hasil tangkapan bulanan, nilai CPUE bulanan mencapai titik tertinggi pada bulan Agustus (36,34 ton/unit) dan nilai terendah pada bulan Maret (18,07 ton/unit) (Gambar 9). Fluktuasi bulanan nilai CPUE tidak membentuk pola yang teratur seperti pada nilai hasil tangkapan rata-rata bulanan. 0 5 10 15 20 25 30 35 40

Des Jan Feb Mrt Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov

R at a- rat a bul anan C P U E ( ton/ uni t)

Gambar 9 Rata-rata CPUE bulanan hasil tangkapan purse seine yang didaratkan di PPN Pekalongan, tahun 2002-2007

4.1.2.4 Hasil tangkapan ikan layang (Decapterus spp.) tiap pola musim

di Laut Jawa

Gambaran mengenai hasil tangkapan ikan layang tiap musim yang berlaku di Laut Jawa diperoleh dengan cara mengelompokkan data tiap triwulan menurut pola musimnya. Laut Jawa, seperti halnya sebagian besar wilayah Indonesia mengenal adanya dua pola musim, yaitu musim barat dan musim timur serta

musim peralihan yang terjadi saat pergantian musim diantara dua pola musim tersebut.

Berdasarkan wawancara serta data-data, diperoleh bahwa musim barat berlangsung pada bulan Desember-Februari. Musim peralihan I terjadi pada bulan Maret-Mei. Pada bulan Maret-Mei ini terjadi perubahan arah gerak angin. Pergerakan angin yang sebelumnya menuju ke arah timur akan berbalik menuju ke arah barat, sehingga pergerakan arus tidak menentu. Setelah mengalami musim peralihan, bulan Juni-Agustus terjadi musim timur, dan bulan-bulan berikutnya antara bulan September-November terjadi musim peralihan II.

Hasil tangkapan, jumlah upaya penangkapan maupun CPUE tertinngi dicapai pada musim peralihan II. Nilai hasil tangkapan, upaya penangkapan ikan dan CPUE pada musim ini berturut-turut adalah 32.856,51 ton, 1804 unit kapal dan 18,21 ton/unit kapal (Tabel 3).

Tabel 3 Nilai CPUE ikan layang tiap musim yang tertangkap di Laut Jawa dan sekitarnya yang didaratkan di PPN Pekalongan, tahun 2002-2007

Musim Hasil tangkapan (ton) Jumlah upaya (unit kapal) CPUE (ton/unit kapal) Barat 15.684,83 1310 11,97 Peralihan I 11.260,16 1124 10,02 Timur 23.991,84 1356 17,69 Peralihan II 32.856,51 1804 18,21

Setelah musim peralihan II, hasil tangkapan terus mengalami penurunan, dan nilai terendah dicapai pada musim peralihan I. Menginjak musim timur, hasil tangkapan mengalami kenaikan lagi dan kembali mencapai puncaknya pada musim peralihan II.

4.1.2.5Daerah penangkapan (fishing ground) kapal purse seine Pekalongan

Wilayah operasi purse seine Pekalongan relatif jauh dibandingkan dengan

purse seine yang ada di wilayah pantai utara Jawa lainnya. Saat ini kapal purse seine yang sebelumnya berbasis di Pekalongan dan melakukan penangkapan ikan

di perairan Laut Jawa dan sekitarnya telah melakukan ekspansi ke perairan Selat Makasar, Laut Cina Selatan dan Natuna.

Berdasarkan hasil penelitian, kapal purse seine yang berbasis di Pekalongan umumnya melakukan penangkapan di perairan sekitar Utara Tegal dan Pekalongan, perairan Kepulauan Karimunjawa, perairan sekitar Pulau Bawean, perairan Kep. Masalembo, perairan P. Matasiri, perairan Pulau Kangean, perairan sekitar P. Pejantan, Natuna, Midai, Tarempa, Tambelan (Laut Cina Selatan) dan perairan Lumu-Lumu, Lari-Larian, Kota Baru (Selat Makasar). Pada musim barat walaupun keadaan cuaca dan gelombang sangat tidak menguntungkan, banyak nelayan yang mengarahkan haluannya menuju ke perairan Selat Makasar (54,47%) demikian juga pada musim peralihan I terkonsentrasi di Selat Makasar (23,53%). Sementara pada musim timur, para nelayan banyak menangkap ikan sampai perairan Laut Cina Selatan (25,34%). Selanjutnya pada musim peralihan II banyak nelayan menuju ke perairan sekitar Kepulauan Masalima (44,21%) (Gambar 10).

Pada umumnya, nelayan pukat cincin (purse seine) di Tegal, Pekalongan dan Juwana telah melakukan penentuan daerah penangkapan berpedoman pada siklus pergerakan ikan pelagis berdasarkan musim dan ukuran ikan. Sesuai dengan sifat umum nahkoda kapal dimana serial pengalaman telah membentuk pengetahuan mengenai fenomena alam (perubahan kondisi lingkungan, ruaya, musim) terhadap daerah penangkapan yang dianggap potensial untuk memberikan peluang mendapatkan hasil tangkapan yang cukup besar pada masa-masa tertentu, demikian pula perubahan komposisi jenis ikan menurut daerah penangkapan (Atmaja dan Nugroho 2003).

0 10 20 30 40 50 60 Pe rse n ta se ( % ) D A B C E FGH A B C E FGH AB C E FGH A B C E FGH Barat Peralihan I Timur Peralihan II

D

D D

Gambar 10 Distribusi kapal purse seine Pekalongan pada musim dan daerah penangkapan, tahun 2002-2007.

Keterangan :

A : perairan di sekitar utara Tegal dan Pekalongan B : perairan di sekitar Kep. Karimunjawa

C : perairan di sekitar Pulau Bawean

D : perairan di sekitar Kepulauan Masalembo E : perairan di sekitar Masalima

F : perairan di sekitar Selat Makasar G : perairan di sekitar Pulau Kangean H : perairan di sekitar Laut Cina Selatan

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa daerah penangkapan purse

seine yang berbasis Pekalongan belum banyak berubah seperti estimasi yang

Tabel 4 Estimasi posisi geografis daerah penangkapan armada purse seine Pekalongan

Wilayah

Penangkapan Estimasi Posisi Geografis Utara Tegal- Pekalongan 108o 30' 00" - 110o 00' 00" BT 5o 30' 00"- 6o 30' 00" Kep. Karimunjawa 110o 00' 00" - 112o 00' 00" BT 4o 30' 00"- 6o 00' 00" P. Bawean 112o 00' 00" - 114o 00' 00" BT 4o 30' 00"- 6o 30' 00" P. Masalembo 114o 00' 00" - 115o 30' 00" BT 4o 00' 00"- 6o 00' 00" P. Matasiri 115o 30' 00" - 117o 00' 00" BT 4o 30' 00"- 5o 30' 00" P. Lumu-Lumu 116o 30' 00" - 117o 30' 00" BT 3o 00' 00"- 4o 30' 00" P. Kangean 114o 30' 00" - 116o 30' 00" BT 7o 00' 00"- 5o 30' 00" Sumber : Nugroho (2004)

Kegiatan operasi kapal purse seine yang berbasis di Pekalongan berlangsung sepanjang tahun. Berdasarkan data periode tahun 2002-2007, terlihat bahwa intensitas kegiatan operasi penangkapan pada musim barat (Desember- Februari) relatif tinggi. Pada tahun 2002 dan 2003 konsentrasi kapal purse seine

terpusat di daerah perairan Masalima pada musim peralihan II. Selanjutnya tahun 2004, konsentrasi terpusat di perairan Selat Makasar pada musim barat dan Masalima pada musim peralihan II. Sedangkan pada tahun 2005, konsentrasi berpindah ke daerah perairan Masalembo dan Selat Makasar pada musim barat dan pada musim peralihan I dan musim timur terpusat di perairan Bawean, Masalembo dan Masalima, Selat Makasar dan Laut Cina Selatan, pada musim peralihan II di perairan Masalima, Selat Makasar dan Kangean. Pada tahun 2006, konsentrasi terpusat di perairan Selat Makasar pada musim barat, perairan Bawean pada musim timur dan perairan Kangean pada musim peralihan II. Sedangkan tahun 2007, konsentrasi kapal terpusat di perairan Selat Makasar pada musim barat dan peralihan II serta di perairan sekitar Kangean pada musim peralihan II. Peta lokasi daerah penangkapan ikan (fishing ground) kapal purse

seine Pekalongan tiap musim dan tiap tahun dapat dilihat pada Gambar 11–

Gambar 35. Sedangkan persentase konsentrasi kapal purse seine Pekalongan menurut daerah penangkapan tiap musim dapat dilihat pada Gambar 36.

8.0° 6.0° 4.0° 2.0° 0.0° 2.0° 4.0° Li n tan g 106.0° 108.0° 110.0° 112.0° 114.0° 116.0° 118.0° 120.0° 122.0° Bujur Timur P. JAW A LAUT JAW A P. KALI M AN TAN Ut a r a Te ga l Ka r im u n j a w a Ba w e a n M a sa le m bu S. M a k a ssa r Ka n ge a n LCS S.Ka r im a t a M a sa lim a

Gambar 11 Lokasi daerah penangkapan ikan (fishing ground) kapal purse seine Pekalongan tahun 2002-2007.

MUSIM BARAT

Dokumen terkait