• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

D. Hasil Penelitian

2. Hasil Uji Hipotesis

Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa data hasil penelitian menunjukkan adanya distribusi yang normal dan memiliki korelasi linear. Oleh karena itu, untuk

menguji hipotesis yang ada akan digunakan program korelasi Product Moment Pearson pada SPSS 11.5. Berikut ini tabel yang menunjukkan hasil uji korelasi yang ada;

Tabel 9 Hasil Uji Korelasi

Correlations 1 .359** . .002 66 66 .359** 1 .002 . 66 66 Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Pearson Correlation Sig. (1-tailed) N Komunikasi Modeling Komunikasi Modeling

Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed). **.

Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa antara Taraf Kedalaman Komunikasi Interpersonal dan Kedalaman Modeling memiliki korelasi positif dan signifikan ( rxy = 0,359 ; p<0,01). Artinya adalah semakin mendalamnya taraf komunikasi interpersonalnya dapat diprediksikan akan diikuti dengan semakin mendalamnya modeling yang dilakukan. Demikian juga sebaliknya, semakin dangkalnya taraf komunikasi interpersonalnya dapat diprediksikan akan diikuti pula dengan semakin dangkalnya modeling yang dilakukan. Namun demikian, intepretasi lebih lanjut dengan memeriksa koefisien determinasinya, dapat kita lihat bahwa variabel kedalaman komunikasi interpersonal kurang memiliki peranan besar bagi terbentuknya perilaku modeling yang mendalam. Berarti, kendati kedalaman komunikasi interpersonal berkorelasi positif dan signifikan, namun kontribusinya rendah yaitu sebesar 13% saja, sedangkan sisanya peran atau sumbangan dari varabel-variabel yang lain, misalnya kekuasaan, jenis

kelamin, prestasi, dan hal-hal lain yang ada dalam diri pemimpin. Besarnya kontribusi variabel kedalaman komunikasi interpersonal dapat dilihat dari nilai koefisien determinasi seperti yang tampak dalam tabel di bawah ini;

Tabel 10

Hasil Sumbangan Efektif

Variabel Kedalaman Komunikasi Interpersonal

Measures of Association

,359 ,129 ,992 ,985 Modeling * Komunikasi

R R Squared Eta Eta Squared

E. Pembahasan

Berdasar pada hasil uji hipotesis yang telah dilakukan di atas, peneliti menerima hipotesis alternatif (ha) yang menyatakan ada hubungan yang positif antara kedalaman komunikasi interpersonal dan kedalaman modeling. Artinya adalah semakin mendalam komunikasi interpersonal yang ada antara anggota biara dengan pemimpinnya dapat diprediksikan akan mendalam pula

modelingnya. Demikian juga sebaliknya, semakin dangkal komunikasi interpersonalnya, dapat diperkirakan pula akan diikuti dengan perilaku modeling

pada taraf yang dangkal para anggotanya.

Dengan melihat nilai korelasi positif ini, kita dapat melihat peran atau sumbangan variabel kedalaman komunikasi interpersonal bagi terciptanya perilaku modeling. Peneliti menemukan bahwa dengan adanya komunikasi

interpersonal yang mendalam memungkinkan seseorang menaruh kepercayaan yang tinggi dan cenderung memiliki persepsi positif terhadap lawan bicaranya. Demikian juga dalam kehidupan biara, anggota biara yang semakin memiliki kedalaman komunikasi interpersonal dengan pemimpinnya, membuat dia semakin percaya dan merasa bahwa pemimpinnya dapat mengerti apa adanya, dan dirinya akan semakin berani pula mengungkapkan isi hatinya. Dengan keterbukaan dan penerimaan yang penuh dari pemimpin biara, anggota biara akan dengan mudah memahami dan akhirnya menerima berbagai gagasan yang disampaikan pemimpinnya itu. Dalam konteks kehidupan biara, penyampaian berbagai gagasan dilihat sebagai salah satu bagian dalam proses formatio karena menyangkut berbagai segi kehidupan anggota biara, baik fisik, pskologis, maupun kerohaniannya. Dengan adanya proses belajar lewat peniruan berbagai macam gagasan dan perilaku semacam itulah anggota biara dapat mengubah dan mengembangkan belajar, mengembangkan wawasan, pengetahuan, dan kepribadiannya untuk menjadi seorang biarawan atau biarawati seperti yang diharapkan oleh tarekatnya.

Pada sisi lain, komunikasi interpersonal yang mendalam menyaratkan adanya kesediaan untuk menerima anggota biara apa adanya sehingga memunculkan persepsi yang positif terhadap pemimpinnya. Persepsi yang positif terhadap pemimpin inilah yang memiliki peran untuk memunculkan modeling atas pemimpinnya itu. Anggota biara yang memberikan penilaian positif terhadap pemimpinnya memiliki peluang untuk menjadikan pemimpinnya itu sebagai model bagi dirinya. Dengan begitu, ia akan mulai meninggalkan gayanya sendiri

yang lama untuk memulai meniru yang lebih baik dari modelnya. Dengan kata lain, semakin baik penilaian anggota biara terhadap pemimpin biara semakin mudah pemimpin itu mengubah sikap anggotanya karena dalam situasi seperti ini pemimpin biara memiliki nilai positif yang semakin besar.

Mengingat perilaku modeling adalah sarana belajar bagi para anggota biara dalam kerangka proses formatio, pemimpin biara sudah seharusnya senantiasa mengusahakan memberikan berbagai teladan yang baik bagi mereka. Hal ini perlu ditekankan karena tidak menutup kemungkinan anggota biara juga memodelkan pemimpinnya atas beberapa perilaku yang mungkin tidak sesuai dengan cita-cita proses formatio, entah anggota itu sadar atau tidak bahwa yang dimodeling sebenarnya kurang tepat, misalnya pemimpin yang justru menutup diri apabila sedang memiliki masalah yang berat, atau anggota menganggap perilaku sering terlambat adalah sesuatu yang sangat wajar, dan lain sebagainya. Kesadaran ini perlu juga dimengerti para pemimpin biara agar mereka senantiasa mengusahakan kepemimpinan yang baik lewat perilakunya dalam kehidupan sehari-hari sehingga para anggota biara tidak mencontoh hal-hal yang tidak tepat dari pemimpinnya akibat pemimpin mereka melakukan hal yang tidak tepat itu.

Meskipun penelitian ini menemukan adanya korelasi positif yang signifikan antara kedalaman komunikasi interpersonal dam kedalaman modeling, namun secara lebih jauh tampak bahwa sumbangan efektif atau peran variabel kedalaman komunikasi interpersonal terhadap kedalaman modeling relatif rendah. Hal ini disebabkan oleh beberapa kemungkinan, pertama kemungkinan karena memang masih banyak variabel-variabel lain yang turut memiliki peranan besar

bagi terbentuknya perilaku modeling yang mendalam. Beberapa variabel tersebut antara lain usia, status sosial, seks, kemampuan, kekuasaan yang dimiliki, dan memiliki sifat-sifat lain yang menarik. Mungkin saja terjadi bahwa pemimpin biara yang kurang begitu akrab atau kurang mendalam komunikasi interpersonalnya dengan anggota, dijadikan model bagi para anggotanya karena sikapnya yang tegas. Demikian juga dapat terjadi dimana pemimpin biara yang sungguh-sungguh memiliki kewibawaan, cenderung akan dihormati dan disegani sehingga dapat pula dijadikan model dalam pengolahan panggilan bagi anggotanya meskipun komunikasi interpersonal yang dimiliki pemimpinnya itu pada taraf yang biasa saja. Kemungkinan kedua adalah adanya kedekatan konstruk antara variabel kedalaman komunikasi interpersonal dan kedalaman

modeling. Kedekatan dua kontrsuk semacam ini kemungkinan membuar responden tidak secara maksimal dalam membuat pembedaan isi masing-masing aitem yang di dalamnya sebenarnya berisi karakteristik yang ingin diteliti sehingga hasil korelasi cukup tinggi namun peran variabel independen terhadap variabel bebas cenderung rendah. Kemungkinan yang ketiga adalah dalam hal metodologi penelitiannya. Kesamaan alat ukur dalam penelitian ini juga memungkinkan munculnya persepsi responden untuk menjawab dalam kerangka berpikir yang sama, sebab dua skala dalam penelitian ini ditempatkan dalam satu bentuk. Dari berbagai kemungkinan itu, peneliti dapat melihat adanya faktor-faktor lain yang bisa saja turut berpengaruh terhadap hasil penelitian ini .

Pada tabel data deskripsi penelitian, dapat dilihat bahwa skor rata-rata empiris subyek sebesar 7,04 adalah lebih tinggi dari rata-rata skor teoritisnya yaitu

5,00. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum subyek penelitian sudah memiliki komunikasi interpersonal pada taraf yang cukup mendalam, meskipun dalam fakta hasil penelitian apabila kita lihat secara individual ada beberapa anggota yang masih dalam taraf sedanag. Ini berarti bahwa komunikasi yang dibangun oleh subyek penelitian memang telah cukup menyentuh unsur keterbukaan, kejujuran, dan kepercayaan yang baik terhadap para pemimpinnya. Komunikasi mereka tidak hanya terbatas pada hal-hal yang menyangkut di luar dirinya, melainkan sudah melibatakan perasaannya yang cukup mendalam atau hal-hal yang menyangkut rahasia pribadinya.

Hal yang hampir sama juga terlihat pada variabel kedalaman modeling

Skor rata-rata empiris subyek penelitian ternyata lebih besar dari rata-rata teoritisnya. Skor empiris sebesar 6,53, sedangkan teoritisnya 4,65. Ini berarti bahwa subyek sudah cukup mendalam dalam melakukan perilaku modelingnya. Mereka tidak hanya semata-mata meniru pemimpin di biara mereka sebatas pada hal-hal yang dangkal seperti perilaku yang nampak sehari-hari, gagasan-gagasan atas kejadian di luar biara, atau peniruan yang hanya berdasar pada prinsip reward – punishment melainkan juga telah mencapai pada nilai-nilai yang dicoba ditanamkan oleh pemimpin di biara mereka. Dengan mendalamnya modeling yang mereka lakukan, berarti para anggota biara telah melakukan proses belajar seperti yang diharapkan oleh ordo atau kongregasi mereka melalui pemimpin biara, sebab lewat pemimpin biaralah ordo atau kongregasi menampakkan dirinya dalam rangka memberikan bagi para anggotanya. Dari pemimpin biaralah, banyak hal dapat dipelajari apabila anggota biara ingin memahami ordo atau kongregasinya,

baik perlaku, cara berpikir, sampai dengan spiritualitas hidup atau semangat yang akan dihidupi.

Data menunjukkan bahwa mean empiris yang lebih tinggi dari pada mean teoretis pada kedua variabel penelitian, baik variabel kedalaman komunikasi interpersonal dan kedalaman modeling, Hasil ini memberikan gambaran kepada kita bahwa secara umum responden sudah memenuhi tuntutan dari proses

formatio yang sedang dan masih akan berjalan. Mereka telah memenuhi harapan masing-masing ordo atau kongregasi yaitu dapat berkomunikasi secara terbuka dan jujur kepada pemimpin mereka serta mau belajar tentang nilai-nilai spiritualitas seperti yang diajarkan oleh pemimpin kepada mereka.

Dokumen terkait