• Tidak ada hasil yang ditemukan

13. HUTANG USAHA - PIHAK KETIGA

Akun ini terdiri dari:

2014 2013

(30 Juni) (31 Desember)

Rupiah:

Toko Mubatar 203.446.500 274.243.000 PT. Trijaya Mandiri Persada 144.000.000 144.000.000 Toko Karya Timur 12.150.000 50.850.000 Lain-lain (masing-masing dibawah Rp100 juta) 42.577.998 291.880.632

J l h H U h Pih k K i 402 174 498 760 973 632

Jumlah Hutang Usaha - Pihak Ketiga 402.174.498 760.973.632

Rincian umur hutang usaha pihak ketiga dihitung sejak tanggal faktur adalah sebagai berikut:

Belum jatuh tempo 48.392.998 269.040.831 Lewat jatuh tempo

1 - 30 hari 64.811.500 41.339.490 31 - 90 hari 288.970.000 450.593.311

Total 402.174.498 760.973.632

Tidak ada jaminan yang diberikan atas hutang usaha - pihak ketiga tersebut Tidak ada jaminan yang diberikan atas hutang usaha - pihak ketiga tersebut.

14. BEBAN MASIH HARUS DIBAYAR

Akun ini terdiri dari:

2014 2013 (30 Juni) (31 Desember) Pengembangan masyarakat 1.682.858.160 1.546.720.660 Royalti 836.810.928 821.007.936 Ongkos angkut 195.444.280 -Bunga 12.620.841 62.360.670 Jasa profesional - 200.000.000 Asuransi - 7.984.500 Lain-lain 134.722.168 37.135.751 Total 2.862.456.377 2.675.209.517

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, tidak terdapat biaya masih harus dibayar kepada pihak yang berelasi.

15. PERPAJAKAN

a. Pajak Dibayar di Muka Akun ini terdiri dari:

2014 2013

(30 Juni) (31 Desember)

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) 126.370.610 6.000.000

b. Hutang Pajak Akun ini terdiri dari:

2014 2013 (30 Juni) (31 Desember) Pajak penghasilan: Pasal 21 803.665.028 829.144.181 Pasal 23 890.986 1.114.536 Pajak Final 1.000.000 1.500.000 Pajak Pertambahan Nilai 208.000.000 15.000.000

Jumlah Hutang Pajak 1.013.556.014 846.758.717

c. Beban Pajak Penghasilan

Rekonsiliasi antara rugi konsolidasian sebelum pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan Rekonsiliasi antara rugi konsolidasian sebelum pajak penghasilan seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dan taksiran rugi fiskal Perusahaan untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

(Dalam Rupiah)

15 PERPAJAKAN - LANJUTAN 15. PERPAJAKAN - LANJUTAN

c. Beban Pajak Penghasilan - lanjutan

2014 2013

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi

komprehensif konsolidasian (17.187.191.786) (19.961.400.505) Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi

Entitas Anak (16.815.230.268) (19.983.868.994) Rugi sebelum pajak penghasilan - Perusahaang p j p g (371.961.518)( ) 22.468.489 Beda tetap:

Beban yang berhubungan dengan penghasilan

yang telah dikenakan pajak bersifat final 947.280.384 -Beban yang tidak dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal 25.007.000 150.000.000 Penghasilan yang telah dikenakan pajak yang bersifat final (600.325.866) (5.862.033)

Taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan - 166.606.000

Beban pajak periode berjalan - 20.825.750 Rugi fiskal tahun sebelumnya yang dapat dikompensasikan (2.040.944.669) -Sisa rugi fiskal yang dapat dikompensasikan di periode mendatang (2.040.944.669) -Pajak dibayar di muka

- Perusahaan - PPh 23 - 15.000.000 Taksiran tagihan pajak penghasilan badan

Perusahaan - 5.825.750 Pada bulan September 2008, undang No. 7 Tahun 1983 tentang “Pajak Penghasilan” diubah untuk keempat kalinya dengan penerbitan Undang-undang No. 36 Tahun 2008. Perubahan tersebut juga mencakup perubahan tarif pajak penghasilan badan dari sebelumnya menggunakan tarif pajak bertingkat menjadi tarif tunggal, untuk tahun 2010 dan seterusnya yaitu 25%. Berdasarkan Undang-undang No. 36 Tahun 2008, wajib pajak badang j gg , y y g g , j p j dalam negeri dengan peredaran bruto tahunan tidak melebihi Rp 50 milyar (penjualan maksimum) atau kurang berhak mendapat pengurangan tarif sebesar 50% dari tarif pajak standar yang dikenakan terhadap bagian penghasilan kena pajak sampai dengan penghasilan kena pajak maksimal sebesar Rp 4,8 milyar.

Jika penghasilan kena pajak melebihi Rp 4,8 milyar namun peredaran bruto tahunan tidak melebihi Rp 50 milyar, maka bagian dari penghasilan kena pajak wajib pajak yang dikenakan pengurangan tarif pajak dihitung dengan mengkalikan antara penghasilan kena pajak dengan hasil pembagian antara penghasilan kena pajak maksimal sebesar Rp 4,8 milyar dengan jumlah peredaran bruto tahunan.

Pada bulan Juni 2013, Pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan No. 46/2013 tentang “Pajak Penghasilan Atas Penghasilan dari Usaha yang Diterima atau Diperoleh Wajib Pajak yang Memiliki Peredaran Bruto Tertentu”, yang berlaku secara efektif pada tanggal 1 Juli 2013. Peraturan No. 46 menetapkan bahwa pajak final sebesar 1% dikenakan atas pendapatan kotor yang diperoleh atau diterima oleh wajib pajak yang tidak melebihi

d. Manfaat (Beban) Pajak Tangguhan

2014 2013

(Enam bulan) (Enam bulan)

Perusahaan

Final (6.000.000)

-Ki i (20 825 750)

Rp 4,8 miliar.

Penghasilan Perusahaan dikenakan pajak final sebesar 1% dikarenakan telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam peraturan baru tersebut. Peredaran bruto tersebut dikenakan tarif pajak sebesar 1% yang diakui sebagai penghasilan yang bersifat final.

Kini - (20.825.750) Entitas Anak 1.404.282.622 28.302.693

Total 1.398.282.622 7.476.943

e. Aset (Liabilitas) Pajak tangguhan

2014 2013

(30 Juni) (31 Desember) Liabilitas pajak tangguhan

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013

(Dalam Rupiah)

15 PERPAJAKAN - LANJUTAN 15. PERPAJAKAN - LANJUTAN

f.

2014 2013

(Enam bulan) (Enam bulan)

Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi

komprehensif konsolidasian (17.187.191.786) (19.961.400.505) Rugi sebelum pajak menurut laporan laba rugi

E tit A k (16 815 230 268) (19 983 868 994) Rekonsiliasi antara manfaat pajak yang dihitung dengan memperhitungkan rugi sebelum pajak penghasilan berdasarkan laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku dengan manfaat (beban) pajak penghasilan - neto untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013 adalah sebagai berikut:

Entitas Anak (16.815.230.268) (19.983.868.994) Rugi sebelum pajak penghasilan - Perusahaan (371.961.518) 22.468.489 Manfaat pajak penghasilan dengan tarif pajak yang berlaku 92.990.380 (2.808.561) Pengaruh pajak atas beda tetap :

Beban yang berhubungan dengan penghasilan

yang telah dikenakan pajak bersifat final (236.820.096) -Beban yang tidak dapat dikurangkan untuk tujuan fiskal (6.251.750) (18.750.000) Penghasilan yang telah dikenakan pajak yang bersifat final 150.081.466 732.754 Beban pajak penghasilan Perusahaan (20 825 807) Beban pajak penghasilan - Perusahaan - (20.825.807) Pajak final - Perusahaan (6.000.000) -Manfaat (Beban) pajak penghasilan - Entitas Anak 1.404.282.622 28.302.693

Manfaat (Beban) pajak penghasilan - Konsolidasian 1.398.282.622 7.476.886 16. HUTANG PEMBIAYAAN KONSUMEN

Akun ini terdiri dari:

2014 2013

(30 Juni) (31 Desember)

PT. Mandiri Tunas Finance 802.726.826 2.846.448.572 PT. BII Finance Center 127.152.197 396.484.427

Jumlah 929.879.023 3.242.932.999

Dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun (929.879.023) (3.233.185.328)

Bagian jangka panjang - 9.747.671

a. PT. Mandiri Tunas Finance

Pada tanggal 14 Oktober 2011, SMR memperoleh fasilitas kredit dari PT Mandiri Tunas Finance dengan total keseluruhan sebesar Rp13.059.734.400 (termasuk bunga) yang digunakan untuk membiayai pembelian 14 buah truk. Pinjaman terutang dalam 36 angsuran bulanan yang akan jatuh tempo pada

b. PT. BII Finance Center

17. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN

( g ) y g g y p j g g y g j p p

tanggal 15 Oktober 2014. Pinjaman tersebut dijamin dengan kendaraan yang dimiliki melalui hutang tersebut.

SMR memperoleh fasilitas-fasilitas kredit dari PT BII Finance Center dengan total keseluruhan sebesar Rp2.085.632.000 (termasuk bunga) yang digunakan untuk membiayai pembelian 8 buah kendaraan. Pinjaman tersebut terutang dalam 36 angsuran bulanan yang akan jatuh tempo pada berbagai tanggal antara 16 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 31 Januari 2015. Pinjaman tersebut dijamin dengan kendaraan yang dimiliki melalui pinjaman tersebut.

Seluruh hutang pembiayaan konsumen terutang dari pihak ketiga.

2014 2013

(30 Juni) (31 Desember)

Hutang sewa pembiayaan:

PT. Chandra Sakti Utama Leasing 897.312.962 1.739.757.383 PT. Astra Sedaya Finance 127.378.291 1.451.100.652 PT. Bumiputera - BOT Finance 132.622.069 355.164.748 PT. Dipo Star Finance - 119.219.456 Hutang sewa pembiayaan merupakan hutang sewa pembiayaan atas aset - kendaraan dan alat berat SMR, Entitas Anak, kepada pihak ketiga dengan rincian sebagai berikut:

Jumlah 1.157.313.322 3.665.242.239

Dikurangi bagian yang jatuh tempo

dalam satu tahun (1.157.313.322) (3.665.242.239)

-(Dalam Rupiah)

17 HUTANG SEWA PEMBIAYAAN - LANJUTAN 17. HUTANG SEWA PEMBIAYAAN - LANJUTAN

2014 2013

(30 Juni) (31 Desember)

2014 1.187.872.600 3.838.887.133 Jumlah 1.187.872.600 3.838.887.133 Dikurangi beban bunga (30.559.278) (173.644.894) Pembayaran sewa minimum masa mendatang 1.157.313.322 3.665.242.239

i j h d l h ( ) ( )

Pembayaran sewa minimum masa mendatang (future minimum lease payment) berdasarkan perjanjian sewa adalah sebagai berikut:

Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (1.157.313.322) (3.665.242.239)

Bagian jangka panjang -

-SMR melakukan perjanjian sewa dengan berbagai lessor seperti tersebut diatas atas alat berat dengan masa sewa selama 3 tahun dan akan jatuh tempo pada tanggal yang berbeda-beda hingga tahun 2014. Hutang sewa pembiayaan dikenakan bunga dengan tingkat bunga efektif rata-rata 12,78% untuk tahun 2014 dan 2013.

Berdasarkan perjanjian-perjanjian sewa antara SMR dengan lessor, jika SMR sebagai lessee lalai memenuhi liabilitas pembayaran kepada lessor, maka seluruh hutang sewa pembiayaan yang terutang harus segera dibayar sebagian atau keseluruhan, atau aset sewa pembiayaan harus dikembalikan dan/atau akan diambil kembali oleh lessor serta perjanjian sewa dianggap berakhir.

Sampai dengan tanggal 30 Juni 2014 SMR telah memenuhi seluruh persyaratan tersebut

18. LIABILITAS IMBALAN KERJA KARYAWAN

19. PROVISI UNTUK PENGELOLAAN DAN REKLAMASI LINGKUNGAN HIDUP

Seluruh hutang sewa pembiayaan terutang dari pihak ketiga.

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 Kelompok Usaha mencatat kewajiban imbalan kerja untuk seluruh karyawan tetap yang berhak berdasarkan UUK tanggal 25 Maret 2003 sebesar Rp5.047.352.611.

Penyisihan untuk pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup terkait bagian jumlah yang masih harus dibayar atas estimasi biaya pengelolaan li k d b k j di d khi b

Sampai dengan tanggal 30 Juni 2014, SMR telah memenuhi seluruh persyaratan tersebut.

Mutasi penyisihan untuk biaya pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup adalah sebagai berikut:

2014 2013

(30 Juni) (31 Desember)

Saldo awal periode 326 233 014 309 425 454 lingkungan dan penutupan tambang yang akan terjadi pada akhir umur tambang.

Penyisihan ini dihitung dengan menggunakan metode unit yang diproduksi secara akrual dengan mempertimbangkan estimasi jumlah biaya penutupan tambang dan sisa cadangan yang masih ada di suatu daerah pertambangan.

Estimasi untuk biaya ini dihitung secara internal oleh manajemen. Manajemen beryakinan bahwa akumulasi penyisihan yang dibentuk telah cukup untuk menyelesaikan semua liabilitas yang timbul dari kegiatan penutupan tambang sampai dengan tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian.

Saldo awal periode 326.233.014 309.425.454 Penambahan selama periode berjalan 11.435.550 16.807.560

Saldo akhir periode 337.668.564 326.233.014

Mutasi penyisihan untuk biaya pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup berdasarkan area of interest adalah sebagai berikut:

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir

Area of interest Blok 1 139.611.627 9.807.357 - 149.418.984 30 Juni 2014 Blok 2 12.513.855 - - 12.513.855 Blok 3 & 5 151.938.607 1.628.193 - 153.566.800 Blok 4 11.461.290 - - 11.461.290 Blok 7 7.133.257 - - 7.133.257 Blok 8 528.866 - - 528.866 Blok 9 1.880.282 - - 1.880.282 Blok 10 1.165.230 - - 1.165.230 Total 326.233.014 11.435.550 - 337.668.564

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013

(Dalam Rupiah)

19 PENYISIHAN UNTUK PENGELOLAAN DAN REKLAMASI LINGKUNGAN HIDUP - LANJUTAN 19. PENYISIHAN UNTUK PENGELOLAAN DAN REKLAMASI LINGKUNGAN HIDUP - LANJUTAN

Saldo awal Penambahan Pengurangan Saldo akhir

Area of interest Blok 1 123.312.114 16.299.513 - 139.611.627 Blok 2 12.005.808 508.047 - 12.513.855 Blok 3 & 5 151.938.607 - - 151.938.607 Blok 4 11.461.290 - - 11.461.290 Blok 7 7.133.257 - - 7.133.257 31 Desember 2013 Blok 8 528.866 - - 528.866 Blok 9 1.880.282 - - 1.880.282 Blok 10 1.165.230 - - 1.165.230 Total 309.425.454 16.807.560 - 326.233.014 20. MODAL SAHAM

Susunan pemegang saham Perusahaan pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 sesuai dengan pencatatan PT Ficomindo Buana Registrar, biro administrasi efek, adalah sebagai berikut:

30 Juni 2014

PEMEGANG SAHAM Total saham Persentase Modal

kepemilikan ditempatkan dan disetor penuh

PT. Alam Abadi Resources 800.000.000 53,33% 80.000.000.000 PT Asuransi Jiwasraya 140.070.000 9,34% 14.007.000.000 Ultima Investment Holding Pte., Ltd. 120.000.000 8,00% 12.000.000.000 Masyarakat (masing-masing dengan kepemilikan kurang dari 5%) 439.930.000 29,33% 43.993.000.000

Total 1.500.000.000 100% 150.000.000.000

PEMEGANG SAHAM Total saham Persentase Modal

kepemilikan ditempatkan dan disetor penuh

PT. Alam Abadi Resources 800.000.000 53,33% 80.000.000.000 Ultima Investment Holding Pte., Ltd. 120.000.000 8,00% 12.000.000.000 Masyarakat (masing-masing dengan kepemilikan kurang dari 5%) 580.000.000 38,67% 58.000.000.000

Total 1 500 000 000 100% 150 000 000 000

31 Desember 2013

Total 1.500.000.000 100% 150.000.000.000

Manajemen Permodalan

Tujuan utama pengelolaan modal Perusahaan adalah untuk memastikan pemeliharaan rasio modal yang sehat untuk mendukung usaha dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham. Perusahaan mengelola struktur permodalan dan melakukan penyesuaian, bila diperlukan, berdasarkan perubahan kondisi ekonomi. Untuk memelihara dan menyesuaikan struktur permodalan, Perusahaan dapat menyesuaikan pembayaran dividen kepada pemegang saham atau menerbitkan saham baru.

Selain itu, Perusahaan juga dipersyaratkan oleh Undang-undang Perseroan yang berlaku efektif sejak tanggal 16 Agustus 2007 untuk mengalokasikan dana cadangan yang tidak boleh didistribusikan sampai dengan 20% dari modal saham ditempatkan dan disetor penuh. Pada akhir periode pelaporan, persyaratan ini belum dipenuhi oleh Perusahaan Persyaratan permodalan eksternal tersebut akan dipertimbangkan oleh Perusahaan dalam Rapat Umum

21. TAMBAHAN MODAL DISETOR - NETO

Rincian tambahan modal disetor-neto pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut:

Agio saham 250.000.000.000 Biaya penerbitan saham dalam rangka

penawaran umum saham perdana (11.622.799.033) Selisih nilai transaksi entitas sepengendali (28.990.531.159)

persyaratan ini belum dipenuhi oleh Perusahaan. Persyaratan permodalan eksternal tersebut akan dipertimbangkan oleh Perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan berikutnya.

Neto 209.386.669.808

Saldo agio saham berasal dari selisih antara hasil penerimaan dari penawaran umum perdana saham yang dinyatakan efektif di BEI berdasarkan Surat BAPEPAM-LK No. S-107/0/BL/2011 tanggal 30 September 2011 atas 500.000.000 lembar saham kepada masyarakat pada harga Rp600 per saham dengan nilai nominalnya (Rp100 per saham) sebesar Rp250.000.000.000. Biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran umum perdana saham tersebut adalah sebesar Rp11.622.799.033.

(Dalam Rupiah)

21 TAMBAHAN MODAL DISETOR - NETO - LANJUTAN 21. TAMBAHAN MODAL DISETOR - NETO - LANJUTAN

Saldo selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali sebesar Rp28.990.531.159 merupakan selisih antara biaya perolehan dengan nilai buku aset bersih SMR yang diperoleh melalui transaksi tanggal 17 Desember 2010. Pada tanggal 17 Desember 2010, Perusahaan melakukan penyertaan saham sebesar 94.700.000 saham sehingga menjadikan Perusahaan memiliki 99,68% kepemilikan saham di SMR. Kepemilikan mayoritas SMR sebelumnya dimiliki oleh PT Alam Abadi Resources, pemegang saham Perusahaan, dengan 70% kepemilikan saham. Transaksi restrukturisasi antara entitas sepengendali tersebut dicatat dengan menggunakan metode penyatuan kepentingan sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2004), "Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali" dan telah disesuaikan pencatatannya sesuai dengan PSAK No. 38 (Revisi 2012).

Sehubungan dengan PUT I yang dilakukan oleh Perusahaan, biaya emisi yang telah terjadi dan ditangguhkan pada tanggal 30 Juni 2014 adalah sebesar Rp1.798.720.966. Biaya emisi tersebut akan direklasifikasikan ke akun ini pada saat penyelesaian PUT I.

22. PENJUALAN

Rincian penjualan mangan yang seluruhnya dilakukan kepada pihak ketiga adalah sebagai berikut:

2014 2013

(Enam bulan) (Enam bulan)

Ekspor-pihak ketiga

Gold Field Trading Limited - 1.970.971.200

Lokal-pihak ketiga

PT. Century Metalindo 4.481.994.209 -PT. Jassmass 448.500.000 -PT. Global Anugrah Sentosa 330.050.000 -CV. Sinar Surya - 2.210.650.000

Total 5.260.544.209 4.181.621.200

23. BEBAN POKOK PENJUALAN

Rincian atas beban produksi adalah sebagai berikut:

2014 2013

(Enam bulan) (Enam bulan) Penyusutan 6.666.304.244 10.668.410.153 G ji h d t j l i 3 786 080 261 2 702 531 247 Gaji, upah dan tunjangan lain 3.786.080.261 2.702.531.247 Bahan bakar 775.647.052 873.712.259 Penggalian dan pengerukan 604.826.950 486.756.345 Pengangkutan bahan galian 385.325.633 102.037.575 Pemeliharaan dan perbaikan 273.092.484 366.651.270 Biaya iuran produksi 172.073.195 121.241.250 Biaya pengembangan masyarakat 136.137.500 60.155.000 Pembersihan dan pengukuran 63.607.664 39.503.701 Pengelolaan dan reklamasi lingkungan hidup 11.435.550 -Pemulihan atas penurunan nilai persediaan (1.144.282.426) -Lain lain (masing masing di bawah Rp 100 000 000) 20 993 194 106 124 073 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp. 100.000.000) 20.993.194 106.124.073 Total biaya overhead 11.751.241.301 15.527.122.873 Barang jadi:

Awal periode 1.563.199.006 4.894.815.222 Akhir periode (178.264.281) (4.922.307.551)

Beban pokok penjualan 13.136.176.026 15.499.630.544

Tidak terdapat pembelian dari dan/atau pembayaran kepada satu pemasok yang melebihi 10% dari total penjualan konsolidasian untuk periode enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013.

24. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

Akun ini terdiri dari :

2014 2013

(Enam bulan) (Enam bulan) Gaji, upah, bonus dan kesejahteraan karyawan 4.583.817.694 4.080.079.619 Penyusutan 2.198.965.328 375.392.266 Perijinan 508.319.714 728.327.321 Rumah tangga kantor 343.135.842 593.350.704 Pemeliharaan dan perbaikan 243.315.499 109.034.507 Asuransi 237.984.714 300.849.903 Perjalanan dinas 226.273.629 309.945.780 Sumbangan dan representasi 178.550.000 154.630.770 Transportasi 167.284.521 143.440.028 Listrik dan komunikasi 165.116.248 197.733.304 Sewa 52.734.076 58.542.595 Ongkos angkut 16.751.050 53.731.645 Jasa profesional 13.960.000 43.983.282 Lain-lain (masing-masing di bawah Rp. 100.000.000) 310.108.087 139.942.245

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013

(Dalam Rupiah) 25. RUGI PER SAHAM

Rincian rugi per saham adalah sebagai berikut:

2014 2013

(Enam bulan) (Enam bulan) Rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan

kepada pemilik entitas induk (15.775.510.239) (19.936.571.236) Rata-rata tertimbang saham yang beredar 1.500.000.000 1.500.000.000

Rugi per saham dasar (10,52) (13,29)

26. SALDO DAN TRANSAKSI DENGAN PIHAK BERELASI

2014 2013

(30 Juni) (31 Desember)

Piutang lain-lain - pihak yang berelasi Rupiah

PT. Alam Abadi Resources 27.500.000 33.500.000 PT. Timor Makmur Resources - 45.917.135 PT. TTS Makmur Resources - 18.964.547 Lain-lain 13.000.000 13.000.000

Sub total 40.500.000 111.381.682

Persentase terhadap jumlah aset konsolidasian 0,02% 0,05% Uang muka pihak berelasi

Rupiah

PT. Timor Makmur Resources 41.315.000.000 45.962.500.000 PT. TTS Makmur Resources 38.605.000.000 41.250.000.000

Piutang - bersih 79.920.000.000 87.212.500.000

Persentase terhadap jumlah aset konsolidasian 35,08% 35,60%

Sifat transaksi dan hubungan yang berelasi adalah sebagai berikut:

PT. Timor Makmur Resources Memiliki pemegang saham yang sama dengan Perusahaan PT. Alam Abadi Resources Entitas Induk

PT. TTS Makmur Resources Memiliki pemegang saham yang sama dengan Perusahaan

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, Kelompok Usaha tidak membentuk cadangan penurunan nilai atas piutang kepada pihak berelasi mengingat manajemen berkeyakinan bahwa seluruh piutang kepada pihak berelasi dapat tertagih.

Pihak yang berelasi Hubungan

27. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN

2014 2013

(30 Juni) (31 Desember) Aset Keuangan Lancar

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Kas dan setara kas 858.833.425 2.029.645.139 Piutang usaha-pihak ketiga 751.500.550 -Tabel berikut menyajikan klasifikasi dan nilai tercatat, yang nilainya sama dengan estimasi nilai wajar dari instrumen keuangan Kelompok Usaha pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013.

Piutang lain-lain 70.493.069 141.757.451 Total aset keuangan lancar 1.680.827.044 2.171.402.590

Aset Keuangan Tidak Lancar

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Uang jaminan 4.161.100 126.108.900 Total aset keuangan lancar 4.161.100 126.108.900

(Dalam Rupiah)

27 ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN - LANJUTAN 27. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN - LANJUTAN

2014 2013

(30 Juni) (31 Desember) Liabilitas Keuangan Jangka Pendek

Hutang dan pinjaman

Hutang usaha pihak ketiga 402.174.498 760.973.632 Hutang lain-lain 76.514.900 25.510.998 Beban akrual 2.862.456.377 2.675.209.517 Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Hutang sewa pembiayaan 1.157.313.322 3.665.242.239 Hutang pembiayaan konsumen 929.879.023 3.233.185.328 Jumlah liabilitas keuangan jangka pendek 5.428.338.120 10.360.121.714

Liabilitas Keuangan Jangka Panjang

Hutang dan pinjaman

Liabilitas jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun

Hutang sewa pembiayaan - -Hutang pembiayaan konsumen - 9.747.671 Jumlah liabilitas keuangan jangka panjang - 9 747 671 Jumlah liabilitas keuangan jangka panjang - 9.747.671

Jumlah Liabilitas Keuangan 5.428.338.120 10.369.869.385

Tingkat 1 :

Tingkat 2 : Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, dimana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung

Nilai wajar didefinisikan sebagai total di mana instrumen tersebut dapat dipertukarkan di dalam transaksi terkini antara pihak yang berkeinginan dan memiliki pengetahuan yang memadai melalui suatu transaksi yang wajar, bukan dalam penjualan yang dipaksakan atau penjualan likuidasi.

Kelompok Usaha menggunakan hierarki berikut ini untuk menentukan nilai wajar instrumen keuangan:

Nilai wajar diukur berdasarkan pada harga kuotasi (tidak disesuaikan) dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas sejenis.

Tingkat 3 :

Aset dan liabilitas jangka pendek

diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung

Nilai wajar diukur berdasarkan teknik-teknik valuasi, dimana seluruh input yang mempunyai efek yang signifikan atas nilai wajar tidak dapat diobservasi baik secara langsung maupun tidak langsung

Seluruh instrumen keuangan yang disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013 dicatat pada biaya perolehan diamortisasi. Metode dan asumsi di bawah ini digunakan untuk mengestimasi nilai wajar untuk masing-masing instrumen keuangan:

Instrumen keuangan jangka pendek dengan jatuh tempo satu tahun atau kurang (kas dan setara kas, piutang usaha - pihak ketiga, piutang lain-lain, hutang usaha - pihak ketiga, hutang lain-lain, biaya masih harus dibayar, bagian jangka pendek dari hutang sewa pembiayaan dan bagian jangka pendek dari

Aset dan liabilitas jangka panjang

p g , g , y y , g j g p g p y g j g p hutang pembiayaan konsumen) mendekati nilai tercatatnya karena bersifat jangka pendek.

Instrumen keuangan jangka panjang terdiri dari uang jaminan, bagian jangka panjang dari hutang sewa pembiayaan dan bagian jangka panjang dari hutang pembiayaan konsumen. Nilai tercatat dan nilai wajar dari uang jaminan diasumsikan sama dengan total tercatatnya karena instrumen keuangan tersebut tidak mempunyai persyaratan pembayaran yang pasti walaupun tidak diharapkan untuk dikembalikan dalam jangka waktu 12 bulan setelah periode pelaporan. Nilai wajar atas hutang sewa pembiayaan dan hutang pembiayaan konsumen ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa datang menggunakan suku bunga yang berlaku dari transaksi pasar yang dapat diamati untuk instrumen dengan persyaratan, risiko kredit dan jatuh tempo yang sama.

28. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN

i ik i

Aset keuangan utama Kelompok Usaha meliputi kas dan setara kas dan piutang usaha yang dihasilkan langsung dari kegiatan usahanya. Kelompok Usaha juga mempunyai berbagai liabilitas keuangan seperti hutang usaha, beban akrual, hutang sewa pembiayaan dan hutang pembiayaan konsumen. Tujuan utama dari liabilitas keuangan ini adalah untuk menghasilkan pendanaan untuk operasi Kelompok Usaha.

Risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko harga, risiko mata uang asing, risiko suku bunga, risiko kredit dan risiko likuiditas. Kepentingan untuk mengelola risiko ini telah meningkat secara signifikan dengan mempertimbangkan perubahan dan volatilitas pasar keuangan baik di Indonesia maupun internasional. Manajemen Perusahaan menelaah dan menyetujui kebijakan untuk mengelola risiko-risiko yang dirangkum di bawah ini.

a. Risiko mata uang asing

Risiko mata uang asing adalah risiko di mana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan nilai tukar mata uang asing. Dampak fluktuasi nilai tukar terhadap Kelompok Usaha terutama berasal dari piutang usaha dari penjualan dalam mata uang asing (dolar Amerika Serikat). Kelompok Usaha belum mempunyai kebijakan lindung nilai yang formal untuk laju pertukaran mata uang asing.

PT SMR UTAMA Tbk DAN ENTITAS ANAK

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN

Enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni 2014 dan 2013

(Dalam Rupiah)

28 TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN - LANJUTAN 28. TUJUAN DAN KEBIJAKAN MANAJEMEN RISIKO KEUANGAN - LANJUTAN

a. Risiko mata uang asing - lanjutan

Dolar A.S Rupiah Dolar A.S Rupiah Bank - - 2.600 31.694.447 Uang jaminan 10.100 120.886.900 10.100 123.108.900 Tabel berikut menunjukkan aset keuangan konsolidasian Kelompok Usaha dalam mata uang Dolar A.S pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013

30 Juni 2014 31 Desember 2013

b. Risiko harga

c. Risiko bunga

Risiko suku bunga atas nilai wajar dan arus kas adalah risiko di mana nilai wajar atau arus kas masa depan dari suatu instrumen keuangan akan berfluktuasi akibat perubahan suku bunga pasar. Eksposur Kelompok Usaha terhadap risiko perubahan suku bunga pasar terutama terkait dengan SMR menghadapi risiko harga komoditas karena mangan adalah produk komoditas yang diperjualbelikan di pasar global. Harga mangan cenderung berfluktuasi seiring dengan perubahan permintaan dan penawaran di pasar global. Saat ini terdapat risiko yang tinggi bahwa harga rata-rata mangan akan mengalami penurunan dibandingkan dengan harga pada tahun sebelumnya. SMR melakukan kontrak penjualan mangan dengan beberapa pelanggan menggunakan harga tetap untuk pemenuhan kuantitas tertentu untuk melindungi sebagian dari pendapatan untuk tiap tahunnya.

d. Risiko kredit

p g p p p p p g p g

deposito berjangka. Fluktuasi tingkat suku bunga mempengaruhi pendapatan bunga Kelompok Usaha.

Risiko kredit yang dihadapi oleh Kelompok Usaha berasal dari kredit yang diberikan kepada pelanggan yang untuk saat ini cenderung terbatas. Untuk mengurangi risiko ini, Kelompok Usaha berusaha untuk memastikan penjualan mangan hanya dilakukan setelah menerima pembayaran di muka terlebih dahulu dan mempunyai perjanjian yang mengikat secara hukum. Sebagai tambahan, saldo piutang dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih.

Sehubungan dengan risiko kredit yang timbul dari aset keuangan berupa kas dan setara kas, risiko kredit yang dihadapi Kelompok Usaha timbul karena wanprestasi dari counterparty. Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk hanya menempatkan dananya pada bank dengan reputasi yang baik.

e. Risiko likuiditas

Nilai maksimal eksposur terhadap risiko kredit adalah sebesar nilai tercatat aset keuangan sebagaimana diungkapkan pada Catatan 27.

Dokumen terkait