• Tidak ada hasil yang ditemukan

Indeks Pembangunan Manusia

Dalam dokumen RKPD Kab. OKI 2016. RKPD Kab. OKI 2016 (Halaman 50-57)

EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN

Misi 6 Menciptakan Kehidupan Keagamaan, Keamanan dan Sosial Budaya 1 Persentase sarana dan prasarana

2.1.2.4. Perkembangan Penduduk Miskin

2.1.2.5.3. Indeks Pembangunan Manusia

Pada tahun 2014, IPM Kabupaten Ogan Komering Ilir sebesar 63,87. Bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang besarnya 63,52 berarti meningkat sebesar 0,35 poin. Kenaikan Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2014 dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Pendidikan dan Indeks Daya Beli, sedangkan Indeks Harapan Hidup tidak mengalami perubahan. Kenaikan Indeks Pendidikan sebesar 1,04 persen, jika pada tahun 2013 sebesar 50,89 menjadi

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2016 Kabupaten Ogan Komering Ilir 37

51,42 pada tahun 2014. Dan untuk Indeks Daya Beli pada tahun 2013 sebesar 68,32 meningkat sebesar 0,57 persen menjadi 68,62 pada tahun 2014. Kenaikan Indeks Pendidikan lebih besar dari pada kenaikan Indeks Harapan Hidup dan Indeks Daya Beli. Ini menunjukkan bahwa peningkatan pendidikan masyarakat Kabupaten Ogan Komering Ilir lebih besar dibandingkan dengan peningkatan kesehatan dan pendapatannya.

Tabel 2.21. Variabel Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Ogan Komering Ilir

tahun 2010 – 2014

No Uraian

Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Angka Harapan Hidup 67,94 67,97 67,98 68,52 69,30

2 Harapan Lama Sekolah 9,79 10,07 10,34 10,63 10,78

3 Rata-rata Lama Sekolah 5,88 5,89 5,93 6,41 6,44

4 Pengeluaran Riil Perkapita 8.694 8.962 9.176 9.395 9.517

IPM 61,04 61,68 62,29 63,52 63,87

Sumber : BPS Kab. OKI

Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2014 masih berada dibawah rata-rata IPM provinsi Sumatera Selatan dan berada pada posisi ke-11 dari 17 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Sumatera Selatan. Kondisi ini tentunya karena harapan lama sekolah dan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Ogan Komering Ilir hanya mengalami peningkatan sedikit. Sehingga berpengaruh terhadap percepatan perkembangan IPM itu sendiri.

Tabel 2.22. Besaran dan peringkat IPM menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2014

No Kabupaten / Kota Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) Peringkat

1 Ogan Komering Ulu 66,21 5

2 Ogan Komering Ilir 63,87 11

3 Muara Enim 65,02 6

4 Lahat 64,52 9

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2016 Kabupaten Ogan Komering Ilir 38

6 Musi Banyuasin 64,93 7

7 Banyuasin 63,21 12

8 Ogan Komering Ulu Selatan 61,94 15

9 Ogan Komering Ulu Timur 66,74 4

10 Ogan Ilir 64,49 10

11 Empat Lawang 63,17 14

12 Penukal Abab Lematang Ilir 59,89 17

13 Musi Rawas Utara 61,34 16

14 Kota Palembang 76,02 1

15 Kota Prabumulih 72,20 3

16 Kota Pagar Alam 64,75 8

17 Kota Lubuk Linggau 72,84 2

Sumatera Selatan 66,75

2.1.2.5.4. Ketenagakerjaan

Ketenagakerjaan merupakan salah satu aspek penting tidak hanya untuk mencapai kepuasan individu, tetapi juga untuk memenuhi perekonomian rumah tangga dan kesejahteraan masyarakat. Tingkat Partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah proporsi penduduk usia kerja yang termasuk ke dalam angkatan kerja, yakni mereka yang bekerja dan mencari pekerjaan. Tabel 2.23 menyajikan TPAK selama

tahun 2010 – 2014, terlihat bahwa angka pengangguran di Kabupaten Ogan

Komering Ilir pada tahun 2014 adalah 3,48 persen mengalami penurunan dari tahun 2013 4,58 persen

Tabel 2.23. Perkembangan TPAK dan Penggangguran di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010 – 2014

No Indikator Ketenagakerjaan 2010 2011 2012 2013 2014

1 Angkatan Kerja 352.218 380.901 395.107 378.479 384.773

Bekerja 325,943 363.081 351.857 361.153 371.385

Pengangguran 26.275 17.820 43.250 17.326 13.388

2 Bukan Angkatan Kerja 153.151 133.225 130.355 152.373 159.288

3 Jumlah Penduduk 15 Tahun ke atas 505.369 514.126 525.462 530.852 544.061

4 Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 69,70 74,09 75,19 71.30 70,72

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2016 Kabupaten Ogan Komering Ilir 39

Jumlah penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir dari tahun ke tahun meningkat, diimbangi dengan jumlah angkatan kerja dari tahun ke tahun meningkat. Dari jumlah angkatan kerja tersebut sebagian besar dapat terserap dalam lapangan kerja yang ada dengan rata-rata 70%. Jumlah penduduk yang tidak bekerja juga ada kecenderungan semakin menurun. Dengan demikian upaya-upaya yang berkaitan dengan pengurangan pengangguran yang dilakukan oleh sektor-sektor terkait perlu terus ditingkatkan.

2.1.3. Aspek Seni Budaya

Kebudayaan asli penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir yang terbentuk dalam satuan-satuan kehidupan budaya yang terikat oleh kesatuan teritorial- genealogis. Kesatuan budaya yang menonjol bersumber dari ikatan kesukuan. Suku bangsa yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir terdiri dari suku bangsa asli yaitu suku Melayu Palembang dengan varian Pegagan, Penesak, Rambang Senuling, Komering, dan Kayuagung. Secara popular dan praktis suku-suku di Ogan Komering Ilir dibedakan melalui dialek bahasa yang gunakan sehari-hari, namun bahasa yang umumnya dipakai adalah bahasa Melayu Palembang.

Di samping itu, terdapat pula kesatuan budaya dari luar yang berkembang di Ogan Komering Ilir diantaranya adalah kesatuan budaya Bali, Jawa, Bugis, Sunda dan lain sebagainya. Ikatan budaya merupakan ikatan yang dilandasi oleh ikatan primordial yang disertai ikatan emosional di antara anggota-anggotanya. Oleh karena itu, harmonisasi dalam kehidupan keragaman budaya harus didasarkan pada toleransi antarbudaya melalui pemahaman antarkelompok terhadap kelompok budaya lain. Unsur-unsur budaya yang ada seperti bahasa, sistem kelembagaan, kesenian, sistem teknologi, adat istiadat dan lain sebagainya pada masing-masing kebudayaan yang ada muncul sebagai identitas kelompok.

Peninggalan budaya masyarakat Ogan Komering Ilir yang sampai sekarang masih dijumpai antara lain rumah bari, rumah seratus tiang, rumah adat, masjid tua, makam, bedug tua, Al Quran tua, dan peninggalan dalam bentuk benda purbakala seperti batu lesung, dan batu pengantin batu gajah. Nilai-nilai tradisionil dapat dijumpai dalam bentuk legenda seperti legenda negeri silap, legenda putri rambut putih, legenda jemaran, legenda seman lempuing, legenda berdirinya marga

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2016 Kabupaten Ogan Komering Ilir 40

bengkulah, legenda buluh cawang, legenda bukit batu dan lain sebagainya. Ogan Komering Ilir juga memiliki berbagai adat seperti adat perkawinan, adat nyucuk, midang, mabang handak, legenda siberanak dan sembilan muyang, legenda panglima batu api, legenda puyang atung bungsu mengarak haji.

2.2. Pelayanan Umum

2.2.1.Urusan Wajib

Perkembangan pembangunan pendidikan di Kabupaten Ogan Komering ilir dapat dillihat dari keadaan pendidikan penduduk Kabupaten Ogan Komering Ilir melalui pendekatan indikator-indikator pendidikan seperti angka partisipasi sekolah (APS), pendidikan anak usia dini, fasilitas pendidikan, angka putus sekolah, angka kelulusan, angka melanjutkan, guru yang memenuhi kualifikasi S1/D-IV, rasio ketersedian sekolah, rasio guru/murid, rasio guru/murid per kelas rata-rata.

Tabel 2.24. Indikator Pendidikan Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010 - 2014

No Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 2014

1 Angka Partisipasi Sekolah %

SD 98,04 96,30 96,40 97,67 99,14

SMP 80,00 71,23 81,32 82,79 87,34

SMA 37,22 33,10 38,07 42,92 51,82

2 Pendidikan Anak Usia Dini % 32,3 43,4 53,3 63,3 73,36

3 Fasilitas Pendidikan %

Bangunan SD/MI Kondisi Baik 64,70 64,80 70,20 76,25 80’55

Bangunan SMP/MTs Kondisi Baik 77,10 79,40 76,09 78,76 89,41

Bangunan SMA/MA/SMK Kondisi Baik 81,30 80,80 84,02 89,56 95,10

4 Angka Putus Sekolah (APS) %

APS SD/MI 0,50 0,43 0,51 0,53 0,52

APS SMP/MTs 0,89 0,69 0l68 0,58 0,42

APS SMA/MA/SMK 0,94 0,82 0,84 0,64 0,51

5 Angka Kelulusan (AL) %

AL SD/MI 99,47 98,74 98,79 100 100

AL SMP/MTs 98,50 98,37 98,51 99,99 100

AL SMA/MA/SMK 98,15 98,35 98,38 99,40 99,55

6 Angka Melanjutkan (AM) %

AM dari SD/MI ke SMP/MTs 67,89 78,87 88,78 89,12 91,23

AM dari SMP/MTs ke SMA/MA/SMK 69,76 72,75 74,00 77,25 82,51

7 Guru yang memenuhi kualifikasi S-1/D-IV % 48,67 51,78 54,76 59,46 60,81

8 Rasio Guru/murid Per 10.000 murid SD/MI 1:196 1:190 1:190 1:190 1 : 190 SMP/MTs 1:267 1:268 1:265 1:266 1 : 284 SMA/MA/SMK 1:382 1:386 1:387 1:382 1 : 384

Angka Partisipasi Sekolah (APS) menggambarkan secara umum banyaknya anak kelompok umur tertentu bersekolah tanpa memperhatikan jenjang pendidikan

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2016 Kabupaten Ogan Komering Ilir 41

yang sedang diikuti. Indikator ini sangat relevan untuk mengukur sejauh mana pelaksanaan program wajib belajar sembilan tahun, yaitu dengan melihat APS penduduk usia 7-12 tahun (usia SD) dan 13-15 tahun (usia SMP). Dengan adanya program wajib belajar tersebut seharusnya anak-anak usia 7-15 tahun sedang berada di bangku sekolah. Data pada Tabel 2.24 menunjukkan bahwa tahun 2014 APS penduduk usia 7-12 tahun (usia SD) mencapai 99,14 persen. Sedangkan pada usia 13-15 tahun (usia SMP) APS sebesar 87,34 persen dan 16-18 tahun (usia SMA) sebesar 51,82 persen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa program wajib belajar sembilan tahun telah cukup berhasil namun belum sepenuhnya menjangkau anak-anak di Kabupaten Ogan Komering Ilir, namun angka partisipasi sekolah penduduk semakin kecil sejalan dengan pertambahan usia. Hal ini mudah dipahami, karena mereka yang memasuki usia produktif, dituntut partisipasinya dalam aktivitas ekonomi. Selain itu, semakin tinggi jenjang pendidikan, semakin mahal pula kebutuhan biaya, Sehingga tidak semua penduduk mampu menjangkaunya. Salah satu indikator meningkatnya kualitas pendidikan di suatu wilayah adalah meningkatnya sarana pendidikan seperti sekolahan dan meningkatnya jumlah tenaga pendidik. Di Kabupaten Ogan Komering Ilir, jumlah tenaga pendidik untuk jenjang pendidikan SD/ MI pada tahun 2014 sebanyak 5.993 orang, untuk pendidikan SMP/MTs pada tahun 2014 sebanyak 3.005 orang, untuk tenaga pendidik SMA/MA/SMK pada tahun 2014 sebanyak 1.362 orang. Peningkatan jumlah tenaga pendidik juga diikuti dengan meningkatnya jumlah pendidik yang bersertifikat sehingga dapat menghasilkan siswa siswi yang berkualitas dan berprestasi.

2.2.1.1. Kesehatan

Ketersediaan sarana kesehatan dan tenaga kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Pada tahun 2014 jumlah puskesmas di Kabupaten Ogan Komering Ilir 29 buah dan telah tersebar di 18 kecamatan. Selain itu pelayanan kesehatan juga dilakukan oleh klinik swasta dan dokter praktek. Salah satu indikator meningkatnya kualitas pelayanan kesehatan di suatu wilayah adalah meningkatnya indikator di Kabupaten Ogan Komering Ilir pelayanan kunjungan dan status gizi, sedangkan untuk sarana kesehatan yang ada telah mencakup seluruh wilayah yang ada di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Penurunan indikator derajat kesehatan akan ditanggulangi dengan beberapa

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2016 Kabupaten Ogan Komering Ilir 42

program dari Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir dengan dokter siaga di wilayah maupun penambahan tenaga medis maupun anggaran perlindungan kesehatan masyarakat.

Tabel 2.25. Indikator Kesehatan Kabupaten Ogan Komering Ilir 2010 - 2014

No Indikator 2010 2011 2012 2013 2014

1 Rasio Puskesmas, poliklinik, pustu per

satuan penduduk 2.108 2.146 2.049 2.083

2 Rasio Rumah Sakit per satuan

penduduk 727.376 742.374 752.906 764.894 776.263

3 Rasio dokter per satuan penduduk 15.154 14.556 14.000 18.305 15.313

4 Rasio tenaga medis per satuan

penduduk 943 963 789 570 666

5 Cakupan komplikasi kebidanan yang

ditangani 51 69,7 75,3 75,9 76,27

6 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan

94,2 93,6 94,8 95,8 95,23

7 Cakupan Desa / kelurahan Universal

Child Immunization (UCI) 82,3 89 96,3 95 95,95

8 Cakupan Balita gizi buruk mendapat

perawatan 100 100 100 100 100

9 Cakupan penemuan dan penanganan

penderita penyakit DBD 100 100 100 100 100

10 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan

pasien masyarakat miskin 5,4 5,4 0,2 0,3 0,3

11 Cakupan kunjungan bayi 93,8 94 97,5 99,7 99,7

12 Cakupan Puskesmas 25 26 29 29 29

13 Cakupan Puskesmas Pembantu 91 91 88 88 88

Sejauh mana pengadaan berbagai fasilitas kesehatan telah mampu menjangkau seluruh masyarakat, bisa dilihat melalui beberapa ukuran atau rasio antara jumlah fasilitas kesehatan yang ada dengan jumlah penduduk masing-masing kecamatan. Keterbatasan sarana kesehatan yang ada, masih relatif sulitnya akses sebagian masyarakat pada sarana yang tersedia serta kesadaran kesehatan masyarakat yang rendah berdampak rendahnya kunjungan masyarakat pada sarana kesehatan. Tabel 2.26 memberikan informasi persentase penduduk yang mengalami keluhan kesehatan dan melakukan kunjungan ke tempat fasilitas kesehatan, dari tabel tersebut didapat ternyata di Kabupaten Ogan Komering Ilir pada tahun 2014 penduduknya lebih banyak mengunjungi puskesmas/pustu dan petugas kesehatan, dari tabel tersebut didapat bahwa persentase jumlah kunjungan ke fasilitas puskesmas/pustu sebanyak 20,26 persen dan untuk petugas kesehatan sebesar 63,16 persen.

Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) 2016 Kabupaten Ogan Komering Ilir 43

Tabel 2.26. Persentase penduduk yang pernah berobat jalan menurut tempat

berobat di Kabupaten Ogan Komering Ilir tahun 2010 – 2014

No Jenis Fasilitas Kesehatan Tahun

2010 2011 2012 2013 2014

1 Rumah Sakit 8,39 6,32 7,36 5,35 4,34

2 Praktek Dokter / Poliklinik 27,48 15,45 19,68 15,32 11,27

3 Puskesmas 37,02 42,65 35,20 24,45 20,26

4 Petugas Kesehatan 29,01 32,35 38,35 54,62 63,16

5 Praktek Tradisional 4,20 0,53 2,32 2,74 2,25

6 Lainnya 1,90 7,14 3,50 1,48 1,34

Persentase Penduduk yang

pernah berobat jalan 40,37 26,90 43,31 47,50 49,88

Dalam dokumen RKPD Kab. OKI 2016. RKPD Kab. OKI 2016 (Halaman 50-57)

Dokumen terkait