• Tidak ada hasil yang ditemukan

Segmen Usaha

Untuk tujuan pelaporan manajemen, saat ini kegiatan usaha Kelompok Usaha terbagi dalam tiga kelompok segmen yaitu perdagangan dan distribusi barang-barang teknik; industry cetakan dan kawat las; dan perdagangan gas industry. Segmen tersebut menjadi dasar pelaporan informasi segmen primer Kelompok Usaha. Seluruh pendapatan Kelompok Usaha berasal dari wilayah Indonesia sehingga segmen geografis tidak disajikan.

Berikut ini adalah informasi segmen berdasarkan segmen usaha:

Perdagangan Industri

dan distribusi cetakan dan Perdagangan

30-Juni-2014 barang teknik kawat las gas industri Eliminasi Konsolidasi

Penjualan eksternal neto 85,146,879,560 11,253,791,058 37,911,853,026 - 134,312,523,644 Penjualan antar segmen - 63,159,269 - (63,159,269) -Penjualan neto 85,146,879,560 11,316,950,327 37,911,853,026 (63,159,269) 134,312,523,644 Beban pokok penjualan 58,686,004,145 7,154,899,040 21,590,004,830 (63,159,269) 87,367,748,746 Beban usaha 24,583,858,448 2,998,355,937 14,280,340,205 - 41,862,554,590 Hasil segmen 1,877,016,967 1,163,695,350 2,041,507,991 - 5,082,220,308

Laba atas penjualan aset tetap 134,649,998

Laba selisih kurs - neto 127,725,654

Penghasilan bunga 18,634,079

Beban bunga (4,412,702,251)

Lain-lain neto 254,998,334

Laba sebelum beban

pajak penghasilan 1,205,526,122

Beban pajak penghasilan (49,078,032)

Laba Neto 1,156,448,090 Informasi lainnya Aset Aset segmen 176,800,722,723 29,821,134,357 93,250,710,457 (71,606,173,997) 228,266,393,540 Liabilitas Liabilitas segmen 134,561,584,250 16,243,431,390 20,978,677,862 (34,866,650,407) 136,917,043,095 Pengeluaran barang modal 1,825,969,091 66,689,081 566,005,909 - 2,458,664,081 Penyusutan 659,905,699 1,212,611,035 3,284,250,504 - 5,156,767,238

Perdagangan Industri

dan distribusi cetakan dan Perdagangan

30 Juni 2013 barang teknik kawat las gas industri Eliminasi Konsolidasi

Penjualan eksternal neto 71,268,685,927 11,192,615,516 42,636,160,739 - 125,097,462,182 Penjualan antar segmen - - - - -Penjualan neto 71,268,685,927 11,192,615,516 42,636,160,739 - 125,097,462,182 Beban pokok penjualan 46,117,536,615 8,943,503,781 24,960,803,133 - 80,021,843,529 Beban usaha 23,767,593,585 3,306,161,901 13,431,871,875 - 40,505,627,361 Hasil segmen 1,383,555,727 (1,057,050,166) 4,243,485,731 - 4,569,991,292

Laba atas penjualan aset tetap 172,099,998

Laba selisih kurs - neto (593,563,254)

Penghasilan bunga 19,115,293

Beban bunga (3,833,862,416)

Denda dan koreksi pajak

-Lain-lain neto (3,012,459)

Laba sebelum beban

pajak penghasilan 330,768,454

Beban pajak penghasilan (313,972,286)

Laba Neto 16,796,168 Informasi lainnya Aset Aset segmen 162,826,586,112 32,430,037,210 78,146,881,696 (47,652,601,581) 225,750,903,437 Liabilitas Liabilitas segmen 126,736,978,377 24,389,507,524 11,631,682,096 (44,704,634,009) 118,053,533,988 Pengeluaran barang modal 60,318,637 1,655,576,773 350,062,000 - 2,065,957,410 Penyusutan 662,137,819 1,269,954,856 3,422,645,080 - 5,354,737,755

Instrumen keuangan pokok Kelompok Usaha terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha dan hutang usaha, terutama berasal langsung dari operasi Kelompok Usaha, pinjaman bank jangka pendek dan pinjaman bank jangka panjang dan pinjaman lainnya. Aset dan liabilitas keuangan lainnya Kelompok Usaha termasuk piutang lain-lain, uang jaminan, utang lain-lain, beban masih harus dibayar dan saldo dengan pihak-pihak berelasi.

Risiko utama yang timbul dari instrumen keuangan Kelompok Usaha adalah risiko kredit, risiko transaksi mata uang asing, risiko suku bunga, dan risiko likuiditas. Tujuan manajemen atas risiko Kelompok Usaha secara keseluruhan adalah untuk secara efektif mengelola risiko-risiko tersebut dan meminimalkan dampak yang tidak diharapkan pada kinerja keuangan Kelompok Usaha. Direksi telah mereview dan menyetujui semua kebijakan untuk mengelola setiap risiko, termasuk juga risiko ekonomi dan risiko usaha Kelompok Usaha, yang dirangkum di bawah ini, dan juga memantau risiko akibat perubahan harga pasar yang timbul dari semua instrumen keuangan.

a. Risiko kredit

Aset keuangan Kelompok Usaha yang memiliki potensi konsentrasi secara signifikan risiko kredit pada dasarnya terdiri dari kas dan setara kas, piutang usaha, piutang lain-lain dan piutang hubungan istimewa. Kelompok Usaha memiliki kebijakan kredit dan prosedur untuk memastikan berlangsungnya evaluasi kredit dan pemantauan akun secara aktif.

Risiko kredit Kelompok Usaha timbul dari kegagalan bayar pihak lain, dengan risiko maksimum sama dengan jumlah tercatat instrumen tersebut. Pada akhir periode pelaporan, manajemen berkeyakinan, tidak terdapat konsentrasi risiko kredit secara signifikan.

b. Risiko mata uang asing

Kelompok Usaha terekspos terhadap perubahan nilai tukar mata uang asing terutama dalam Dolar Amerika dan Euro Eropa pada biaya-biaya tertentu terkait dengan pembelian material dan barang dagangan, beban pokok penjualan, serta aset dan liabilitas yang timbul dari opersi sehari-hari.

Pada tanggal 30 Juni 2014 dan 31 Desember 2013, Kelompok Usaha mempunyai aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing sebagai berikut:

Dalam mata Ekuivalen Dalam mata Ekuivalen uang asli dalam Rupiah uang asli dalam Rupiah Aset

Kas dan setara kas

Dolar Amerika Serikat 154,403 1,848,043,781 112,504 1,371,310,645 Yen Jepang 34,545 408,140,550 384,270 44,640,646 Euro 24,690 403,258,771 34,534 580,900,338 Kas yang dibatasi peggunaannya

Dolar Amerika Serikat 24,970 298,871,205 149,846 1,826,472,650 Piutang usaha

Dolar Amerika Serikat 627,593 7,511,659,659 719,528 8,770,323,123 Yen Jepang - - 961,959 111,750,784 Euro 110,326 1,801,942,934 90,906 1,529,132,817

Total aset

Dolar Amerika Serikat 806,966 9,658,574,645 981,878 11,968,106,418 Euro 135,016 2,205,201,705 125,440 2,110,033,155 Yen Jepang 34,545 408,140,550 1,346,229 156,391,430

31-Des-13 30-Jun-14

Dalam mata Ekuivalen Dalam mata Ekuivalen uang asli dalam Rupiah uang asli dalam Rupiah Liabilitas

Pinjaman jangka pendek

Dolar Amerika Serikat 655,696 7,848,020,517 637,695 7,772,860,942 Euro 290,808 4,749,736,007 222,344 3,740,042,804 Pinjaman jangka panjang

-Sewa pembiayaan

Dolar Amerika Serikat 34,610 414,247,090 46,485 566,605,332 Franc Swiss 225,600 3,030,875,957 177,222 2,433,614,711 Utang usaha

Dolar Amerika Serikat 738,526 8,839,422,903 619,472 7,550,745,916 Euro 582,423 9,512,660,672 702,343 11,814,109,798 Yen Jepang 6,632,601 783,629,875 6,188,343 718,899,806 Dolar Singapura 2,400 22,998,000 - -Franc Swiss - - 12,468 171,204,918

Total liabilitas

Dolar Amerika Serikat 1,428,832 17,101,690,510 1,303,652 15,890,212,190 Euro 873,231 14,262,396,679 924,687 15,554,152,602 Yen Jepang 6,632,601 783,629,875 6,188,343 718,899,806 Dolar Singapura 2,400 22,998,000 - -Franc Swiss 225,600 3,030,875,957 189,690 2,604,819,629

Aset (Liabilitas) Neto

Dolar Amerika Serikat (621,866) (7,443,115,865) (321,774) (3,922,105,772) Euro (738,215) (12,057,194,974) (799,247) (13,444,119,447) Yen Jepang (6,598,056) (375,489,325) (4,842,114) (562,508,376) Dolar Singapura (2,400) (22,998,000) - -Franc Swiss (225,600) (3,030,875,957) (189,690) (2,604,819,629)

Total (22,929,674,121) (20,533,553,224)

Jika Rupiah melemah/menguat 5% terhadap mata uang lainnya, maka laba sebelum beban pajak penghasilan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 akan menjadi lebih rendah/tinggi sebesar sekitar Rp 1,026 miliar.

c. Risiko suku bunga

Kelompok Usaha dibiayai melalui pinjaman bank jangka pendek dan jangka panjang serta pinjaman lainnya, seperti kredit dan uang muka dari pihak ketiga dan pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Pinjaman bank perusahaan khususnya berasal dari Bank DBS Indonesia dalam nominasi mata uang Rupiah dan mempunyai tingkat suku bunga antara 11,6% sampai 12,6%.

Oleh sebab itu, Kelompok Usaha tertentu terekspos terhadap risiko pasar untuk perubahan tingkat suku bunga terkait terutama terhadap liabilitas pinjaman jangka pendek dan panjang serta asset dan liabilitas berbunga. Kelompok Usaha memiliki kebijakan untuk mendapatkan suku bunga yang tersedia dan paling menguntungkan tanpa meningkatkan risiko mata uang asing mereka. Kelompok Usaha juga berkewajiban untuk secara berkala memonitor penggunaan modal kerja sehingga lebih efektif dan mempunyai biaya modal yang paling efisien. Salah satu upaya manajemen dalam hal ini adalah melalui efektivitas manajemen modal kerja dan memperpendek periode perputaran kas operasional (cash-to-cash cycle).

c. Risiko suku bunga (lanjutan)

Kelompok Usaha menganalisis tingkat suku bunga mereka secara dinamis. Berbagai skenario simulasi dengan mempertimbangkan pembayaran kembali, pertimbangan pelunasan, pembaharuan posisi jumlah pinjaman yang ada dan pendanaan alternatif, di antaranya melalui skema yang disebut project financing. Berdasarkan skenario tersebut, Kelompok Usaha menghitung dampak pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dari perubahan suku bunga yang ditetapkan. Pinjaman jangka pendek dan jangka panjang serta pinjaman lainnya Kelompok Usaha adalah dalam mata uang Rupiah Indonesia, kecuali untuk fasilitas pendanaan (trade financing) dan project financing yang menggunakan mata uang Dollar Amerika.

Pada tanggal 31 Desember 2013, berdasarkan simulasi sederhana yang dilakukan, jika suku bunga meningkat/ menurun sebesar 1% dengan semua variabel lainnya tetap konstan, laba sebelum pajak penghasilan Kelompok Usaha untuk tahun yang bersangkutan sekitar Rp 806 juta lebih tinggi/rendah.

d. Risiko likuiditas dan manajemen modal kerja

Manajemen risiko likuiditas dan pengelolaan modal kerja secara hati-hati berarti mempertahankan posisi kas dan setara kas serta menggunakan modal kerja secara efektif untuk mendukung kegiatan bisnis Kelompok Usaha. Kelompok Usaha telah menggunakan tolok ukur perputaran kas (cash to cash cycle) dalam mengefektifkan perputaran modal kerja tersebut, di mana risiko ini akan terus diturunkan sejalan dengan kebijakan manajemen untuk menurunkan tingkat persediaan Kelompok Usaha yang dikelolanya. Sementara itu Kelompok Usaha juga menjaga keseimbangan antara keselarasan penagihan piutang usaha serta melalui fleksibilitas penggunaan pinjaman bank dan pinjaman lainnya.

e. Pengelolaan permodalan

Tujuan Kelompok Usaha ketika mengelola modal investasi adalah untuk:

 Mempertahankan basis modal yang kuat sehingga dapat mempertahankan kepercayaan investor, kreditur dan pasar.

 Mempertahankan kelangsungan pembangunan usaha di masa depan.

Kelompok Usaha secara berkala meninjau dan mengelola struktur modalnya untuk memastikan struktur modalnya yang optimal serta tingkat pengembalian investasi pemegang saham, dengan mempertimbangkan kebutuhan modal di masa depan dari Kelompok Usaha serta efisiensi penggunaan modal, yang akan berpengaruh kepada profitabilitas yang diproyeksikan, proyeksi arus kas operasi, proyeksi arus kas investasi serta proyeksi atas terealisasinya peluang investasi-investasi yang bersifat strategis dan mempunyai manfaat keekonomian terbaik. Pembahasan manfaat keekonomian ini telah dicanangkan melalui evaluasi analisis investasi dan studi kelayakan investasi dengan kriteria seperti Net Present Value (NPV), Internal Rate of

c. Pengelolaan permodalan (lanjutan)

Untuk tujuan pengelolaan modal, manajemen menganggap jumlah kombinasi sumber modal eksternal (utang) dan internal yang berasal dari ekuitas serta saldo laba sebagai modal yang digunakan dalam keseluruhan investasi. Jumlah ekuitas neto pada tanggal 30 Juni 2014 dan 30 Juni 2013 dianggap optimal oleh manajemen setelah memperhatikan belanja modal yang diproyeksikan dan proyeksi peluang investasi dan bisnis strategis di tahun berikutnya. Selama beberapa tahun terakhir, laba sebelum pajak penghasilan, bunga, penyusutan dan amortisasi (EBITDA) telah menjadi kendali penting Kelompok Usaha serta juga bagi pihak bank yang memberikan pinjaman kepada Kelompok Usaha. Kegiatan operasi yang berkelanjutan serta optimal dari Kelompok Usaha tergantung dari kemampuan mereka secara mandiri dalam pendanaan melalui sumber pendanaan di atas (EBITDA).

EBITDA Kelompok Usaha adalah sebagai berikut:

30-Jun-14 30-Jun-13

EBIT 5,618,228,373 4,164,630,869 Penyusutan dan amortisasi 5,156,767,238 5,354,737,755

EBITDA 10,774,995,611 9,519,368,624

Tidak terdapat perubahan pendekatan Kelompok Usaha untuk pengelolaan modal sepanjang tahun berjalan.

Dokumen terkait