• Tidak ada hasil yang ditemukan

Latar Belakang

Peranan buah-buahan cukup besar dalam upaya peningkatan gizi dan kesehatan masyarakat. Sejalan dengan semakin meningkatnya pengetahuan masyarakat akan pentingnya gizi bagi tubuh, permintaan buah-buahan terus meningkat. Menurut Rukmana (2008), buah-buahan merupakan penyumbang keanekaragaman dan kecukupan gizi yang cukup besar. Buah-buahan mengandung karbohidrat, protein, lemak, mineral, vitamin, asam, minyak yang mudah menguap, pektin, air, serat, dan gula.

Salah satu jenis buah yang digemari masyarakat Indonesia adalah apel. Apel merupakan buah temperate yang dapat dikembangkan di Indonesia. Di daerah tropika buah ini dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 800-1200 m dpl. Apel banyak digemari karena memiliki nilai gizi yang tinggi, rasa, aroma, dan kerenyahan yang khas. Setiap 100 gr buah apel mengandung 85 gr air, 10-13.5 gr karbohidrat, 10 mg kalsium, 10 mg fosfor, 0.2 mg besi, 150 mg kalium, 10 mg vitamin A, B1, B2, B6, dan vitamin C. Kandungan protein dan lemaknya sangat rendah dan nilai energinya 165-235 KJ (Kusumo dan Verheij, 1997).

Buah apel merupakan buah dengan permintaan impor terbesar dibandingkan buah-buah impor lainnya. Volume impor apel Indonesia pada tahun 2003 sebesar 72 244 642 kg dan terus mengalami peningkatan sampai tahun 2005 menjadi sebesar 126 972 770 kg (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008 dan Komarudin, 2005). Meningkatnya impor setiap tahunnya merupakan indikator produksi dalam negeri belum dapat memenuhi permintaan buah apel yang terus meningkat.

Pertanaman apel di Kota Batu, Malang, Jawa Timur (merupakan daerah sentra apel di Indonesia) selama kurun waktu 5 tahun terakhir terus mengalami penurunan. Jumlah pohon yang produktif pada tahun 2004 sebanyak 2 603 086 pohon dan mengalami penurunan sampai tahun 2008 menjadi 1 595 772 pohon (Tabel 1). Sedangkan untuk produksi apel dari tahun 2004 sampai 2007 terus meningkat dari 919.01 ton menjadi 1 425.12 ton. Namun pada tahun 2008

mengalami penurunan produksi menjadi 868.10 ton (Dinas Pertanian Kota Batu, 2009).

Tabel 1. Perkembangan Jumlah Tanaman Apel Produktif dan Produksi Apel Kota Batu Tahun 2004-2008

Tahun Jumlah Tanaman Produktif (pohon) Produksi (Ton) 2004 2005 2006 2007 2008 2 603 086 2 204 800 2 102 113 2 401 346 1 595 772 919.01 1 235.57 1 255.45 1 425.12 868.10

Sumber: Dinas Pertanian Kota Batu, 2009

Dengan demikian, perlu adanya upaya untuk meningkatkan kembali produksi apel yang sudah ada. Teknik budidaya yang tepat dan manajemen budidaya yang baik dapat meningkatkan produksi tanaman. Salah satu tahap yang menentukan produksi adalah fase pembungaan. Fase pembungaan pada tanaman apel merupakan fase yang paling rentan selama masa pembuahan apel.

Menurut Untung (1994), gagalnya pembuahan dapat disebabkan oleh gugurnya bunga. Penyebab gugurnya bunga antara lain kandungan nitrogen dalam tanah sedikit, kekeringan, hujan, dan penyemprotan pupuk daun saat tanaman sedang berbunga. Kusumo dan Verheij (1997) menyatakan pembungaan pada tanaman apel hasilnya rendah dari bunga yang muncul dan pembentukan buahnya jelek pada musim hujan sedangkan pembungaan pada musim kemarau menghasilkan pembentukan buah yang baik.

Teknik dan manajemen budidaya yang tepat serta pengetahuan tentang pengelolaan pembungaan dan pembuahan dapat diperoleh dari kegiatan magang.

Tujuan

1. Memperoleh pengalaman dan melatih keterampilan kerja serta meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa dalam pengelolaan perkebunan apel 2. Meningkatkan kemampuan profesional dalam memahami proses kerja secara

nyata dalam budidaya apel berdasarkan keadaan di lapangan 3. Mempelajari pengelolaan pembungaan dan pembuahan apel

Botani

Tanaman apel berasal dari Asia Barat Daya. Dewasa ini tanaman apel telah menyebar di seluruh dunia. Negara penghasil utama adalah Eropa Barat, negara- negara bekas Uni Soviet, Cina, Amerika Serikat, Turki, Jepang, Iran, Australia, dan Argentina (Ashari, 1995).

Menurut sistematikanya, tanaman apel diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi : Spermatophyta

Sub division : Angiospermae Klas : Dicotyledone

Ordo : Rosales

Family : Rosaceae

Genus : Malus

Spesies :Malus sylvestris Mill

Apel berasal dari silangan Malus sylvestris Miller, Malus dasyphylla Borkh.,

Malus pumila Miller, dan beberapa jenis asal Asia. Lebih dari 1 000 kultivar

ditanam di seluruh dunia, terutama di daerah beriklim bukan tropik (Kusumo dan Verheij, 1997)

Tanaman apel merupakan tanaman tahunan dengan tinggi dapat mencapai 10 m, tetapi sekarang dibentuk semak yang tingginya hanya 2-4 meter (Kusumo dan Verheij, 1997). Tanaman mempunyai akar tunggang dan akar samping tidak terlalu banyak, tetapi sistem perakaran kuat dan dalam. Apel berdaun tunggal, berbulu kasar, dan tersebar melingkar di sepanjang cabang. Bentuk daun lonjong dengan ujung meruncing dan warnanya hijau muda (Sunarjono, 2005). Pohon apel berkayu keras dan kuat, kulit kayunya cukup tebal, warna kulit batang cokelat muda sampai cokelat kekuning-kuningan dan setelah tua berwarna hijau kekuning-kuningan sampai kuning keabu-abuan (Soelarso, 1997).

Bunga apel temasuk bunga sempurna. Bunga ini mempunyai bagian- bagian yang lengkap yaitu putik, benangsari, mahkota, dan kelopak (Untung, 1994). Bunga berbentuk tunggal atau berkelompok dengan penyerbukan silang

(Sunarjono, 2005). Bunga apel muncul secara berkelompok. Dalam satu tunas terdapat 3-7 kuntum bunga yang bergerombol (Ashari, 1995; Mansyur, 2008).

Bunga apel bertangkai pendek, menghadap ke atas, dan bertandan. Bunga tumbuh pada ketiak daun, mahkota bunganya berwarna putih sampai merah jambu berjumlah 5 helai, menyelubungi benangsari pada badan buah, dan di tengah- tengah bunga terdapat putik atau bakal buah (Soelarso, 1997). Pada semua varietas, jumlah tangkai benangsari dan tangkai putik adalah sama yaitu antara 15- 20 dan 5 sedangkan panjang tangkai benangsari dan panjang tangkai putik bervariasi antara 0.5-1.2 cm dan panjang tangkai bunga antara 1.0-4.0 cm (Sugiyatno dan Yuflosponto, 2007).

Buah apel berbentuk bulat hingga bulat telur, keras tetapi renyah, dan kandungan air sedikit (Sunarjono, 2005). Kulit apel agak kasar dan tebal dengan pori-pori buah kasar dan renggang, tetapi setelah tua menjadi halus dan mengkilat. Warna buah hijau kemerah-merahan, hijau kekuning-kuningan, hijau berbintik- bintik hingga merah tua. Warna kulit ini tergantung dari varietasnya (Soelarso, 1997).

Menurut Ashari (1995), bakal buah apel terbagi menjadi lima kompartemen, masing-masing mengandung dua ruang bakal biji, dengan demikian maksimal 10 biji akan terbentuk bila persarian dan dan pembuahan terjadi dengan normal. Menururt Soelarso (1997), biji apel ada yang berbentuk panjang dengan ujung meruncing, berbentuk bulat berujung tumpul, dan gabungan dari keduanya.

Syarat Tumbuh

Tanaman apel di daerah tropika dapat menghasilkan buah yang baik pada ketinggian 700-1200 m dpl. Tinggi tempat yang ideal adalah 1000-1200 m dpl. Kondisi lingkungan yang memberi pengaruh baik adalah dataran tinggi kering (Soelarso, 1997). Di daerah beriklim basah, pertumbuhan tanaman mengalami banyak kendala dan rasa buah kurang manis. Di dataran rendah, tanaman tidak dapat berbunga (Sunarjono, 2005).

Menurut Untung (1994), ketinggian tempat berhubungan erat dengan suhu udara. Suhu maksimal tanaman apel adalah 27 oC dan suhu minimum sekitar 16 o

C, dengan kelembaban udara berkisar 75 % - 85 %.

Curah hujan yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman apel berkisar antara 1 000-2 600 mm/tahun, dengan 3-4 bulan kering dan 6-7 bulan basah (Kusumo, 1986). Curah hujan yang tinggi saat bunga mekar menyebabkan banyak bunga gugur dan dan tidak dapat menjadi buah (Soelarso, 1997).

Intensitas sinar matahari sangat tergantung pada letak geografis, yaitu ketinggian tempat dan cerah tidaknya cuaca (Untung, 1994). Tanaman apel memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pembungaan dan untuk mendapatkan mutu buah yang baik. Cahaya yang dibutuhkan antara 50 % - 75 % setiap harinya (Soelarso, 1997).

Tipe tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman apel adalah yang mempunyai bahan organik tinggi dan porositas baik (Sunarjono, 1990). Soelarso (1997) menambahkan tanah tersebut harus mempunyai aerasi dan penyerapan air baik sehingga pertukaran oksigen, pergerakan hara, dan kemampuan menyimpan airnya optimal. Jenis tanah yang cocok untuk pertumbuhan tanaman apel adalah latosol, andosol, dan regosol dengan pH 6-7.

Pembungaan dan Pembuahan

Kemampuan tanaman buah untuk berbunga dan berbuah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain musim, lingkungan tumbuh, dan keadaan internal tanaman. Faktor musim meliputi intensitas cahaya, lama penyinaran, kelembaban dan suhu udara, angin, dan curah hujan. Lingkungan tumbuh meliputi unsur hara, kadar air dalam tanah, dan mikroorganisme dalam tanah. Keadaan internal tanaman meliputi umur tanaman, asal bibit, kesehatan tanaman, serta distribusi karbohidrat dan hormon dalam jaringan tanaman (Rukmana, 2008).

Bunga tanaman buah-buahan dapat berbentuk bunga jantan, bunga betina, atau bunga sempurna. Jika sudah masak, bunga jantan akan mengeluarkan serbuk sari yang cukup banyak dari kepala sarinya. Satu kepala sari bunga apel, mengandung sekitar 3 500 butir serbuk sari (Kalie, 1992).

Fase reproduktif terjadi pada pembentukan dan perkembangan kuncup- kuncup bunga, bunga, buah dan biji. Fase ini berkaitan dengan proses (1) pembuatan sel-sel yang secara relatif sedikit, (2) pendewasaan jaringan-jaringan, (3) penebalan serabut-serabut, (4) pembentukan hormon-hormon yang diperlukan untuk perkembangan kuncup bunga (primordia), (5) perkembangan kuncup bunga, bunga, biji, dan alat-alat penyimpanan, (6) pembentukan koloid-koloid

hidrofilik (bahan yang dapat menahan air) (Harjadi, 1989).

Pembungaan merujuk pada kejadian-kejadian fisiologi dan morfologi. Dalam kejadian fisiologi, transformasi primordia batang vegetatif menjadi primordial bunga, yaitu suatu proses merubah diferensiasi dari daun, tunas, dan jaringan batang ke jaringan yang membentuk organ reproduktif (pistil dan stamen) dan bagian-bagian bunga tambahan (petal dan sepal). Proses transformasi dari keadaan vegetatif menjadi reproduktif, prosesnya tidak dapat kembali dan bagian- bagian bunga akan terus berkembang sampai anthesis(saat bunga mekar penuh).

Saat anthesis, meosis terjadi dan perkembangan tepung sari dan kantung embrio

sempurna. Kemudian terjadilah proses pembentukan buah (Harjadi, 1989).

Pembuahan adalah proses bersatunya inti sperma dari serbuk sari dengan sel telur (Kusumo, 1986). Perkembangan buah dibagi atas empat fase yaitu (1) inisiasi jaringan buah, (2) perkembangan pra-penyerbukan, (3) perkembangan pasca-penyerbukan, dan (4) pematangan, pendewasaan, dan senescence (Harjadi, 1989).

Pembungaan dan pembuahan pada tanaman apel terjadi setelah proses perompesan daun. Hasil penelitian Sugiyatno dan Yuflosponto (2007) menyebutkan bahwa munculnya kuncup bunga apel manalagi yaitu 21 hari setelah rompes (HSR) dan saat muncul kuncup bunga sampai bunga mekar membutuhkan waktu 8 hari. Dari bunga mekar penuh sampai menjadi bakal buah membutuhkan waktu 8 hari. Pertumbunhan dari bakal buah menjadi pentil buah membutuhkan waktu 7 hari. Sedangkan masa pentil buah sampai menjadi buah siap panen dibutuhkan waktu dua sampai tiga bulan.

Hasil penelitian Mansyur (2008) menyebutkan bahwa bunga apel di wilayah Batu rata-rata muncul 21 hari setelah dilakukan perontokan daun secara

buatan (rompes). Sebagian besar bunga muncul dan tumbuh dengan baik pada bagian tajuk yang terkena cahaya matahari secara langsung.

Fase pembungaan pada tanaman apel merupakan fase yang paling rentan selama masa pembuahan apel. Menurut Untung (1994), gagalnya pembuahan dapat disebabkan oleh gugurnya bunga. Penyebab gugurnya bunga antara lain kandungan nitrogen dalam tanah sedikit, kekeringan, hujan, dan penyemprotan pupuk daun saat tanaman sedang berbunga. Sedangkan penyebab utama gagalnya bunga menjadi buah adalah curah hujan yang terlalu tinggi. Menurut Kusumo dan Verheij (1997), pada musim hujan pembungaan pada tanaman apel hasilnya rendah dari bunga yang muncul dan pembentukan buahnya jelek sedangkan pembungaan pada musim kemarau menghasilkan pembentukan buah yang baik.

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di kebun PT. Kusuma Agrowisata, Batu, Malang, Jawa Timur. Kegiatan magang dilaksanakan selama empat bulan mulai dari tanggal 12 Februari 2009 sampai tanggal 12 Juni 2009.

Metode Pelaksanaan

Selama kegiatan magang penulis bekerja di lahan sebagai karyawan harian lepas (KHL) selama dua bulan dan sebagai pendamping pengawas selama satu bulan. Selain bekerja di lahan, penulis juga mengikuti kegiatan di departemen

trading selama sepuluh hari, dan di departemen pemasaran agrowisata selama

sepuluh hari.

Sebagai KHL, penulis bekerja secara langsung dalam kegiatan pemupukan, perompesan daun, pemangkasan, pewiwilan, dan pelengkungan cabang. Selain kegiatan perawatan dilakukan panen dan kegiatan pasca panen. Kegiatan pasca panen dilakukan di departemen trading. Sebagai pendamping pengawas penulis melakukan pengawasan dan mengorganisasikan pelaksanaan kerja karyawan. Selama mengikuti kegiatan di departemen trading penulis melakukan kegiatan penyortiran, pengemasan, pengepakan, dan penjualan produk perusahaan. Sedangkan di departemen pemasaran agrowisata, penulis melakukan kegiatan memasarkan agrowisata melalui telepon, membuat paket wisata, menjadi penerima tamu, dan menjadi pemandu wisata. Selama kegiatan berlangsung penulis mengisi jurnal harian magang yang dapat dilihat pada Lampiran 1 sampai Lampiran 4.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan magang menggunakan metode langsung (data primer) dan metode tidak langsung (data skunder). Data primer diperoleh melalui pengamatan di lapangan, mengadakan diskusi dengan staf dan karyawan kebun serta hasil kerja yang dilakukan penulis selama kegiatan

magang. Data sekunder diperoleh dari arsip laporan manajemen perusahaan dan dari hasil studi pustaka. Data yang diperoleh dari kegiatan magang dianalisis dengan metode analisis deskriptif.

Pengamatan Pembungaan dan Pembuahan

Pengamatan dilakukan pada fase pembungaan sampai dengan pembuahan. Pengamatan pembungaan dilakukan setiap hari sedangkan pengamatan diameter buah dilakukan setiap minggu. Peubah yang diamati adalah saat bunga mekar serempak, jumlah bunga yang muncul, jumlah pentil buah dan diametar buah. Pengamatan pada pembungaan dan diameter buah masing-masing dilakukan pada tiga blok dan setiap blok diamati tiga pohon contoh. Dari pohon contoh dipilih tiga cabang dan dari masing-masing cabang dipilih dua ranting.

Data hasil pengamatan dianalisis dengan metode statistika menggunakan uji t taraf 5% untuk membandingkan keragaman fase pembungaan dan pembuahan antar blok.

KONDISI UMUM PT KUSUMA AGROWISATA Sejarah Perusahaan Kusuma Agrowisata

Kusuma Agrowisata dirintis pada tahun 1989. Pertama kali dikembangkan budidaya apel sebagai lahan produksi yang kemudian hasilnya dipasarkan ke luar kota. Namun, dalam hal pemasaran mengalami kendala sehingga mendorong pemilik untuk mengupayakan suatu cara untuk meningkatkan nilai jual produk dengan memperpendek rantai pemasaran. Pemilik mencoba untuk menjual secara langsung kepada konsumen melalui sistem agrowisata.

Kusuma Agrowisata didirikan pada tanggal 20 Mei 1990. Nama Kusuma Agrowisata berasal dari nama perusahaan PT Kusuma Satria Dinasasri Wisatajaya. Kusuma Agrowisata adalah suatu obyek wisata yang memanfaatkan komoditas pertanian sebagai obyek utamanya.

Awalnya Kusuma Agrowisata memiliki areal kebun seluas 8 hektar yang ditanami apel dan jeruk. Pada tahun 1996, untuk menambah objek wisata agro dibangungreen house untuk tanaman hias dan menanam kopi jenis arabika seluas 9 hektar. Selanjutnya Tahun 1998-2000 menambah jenis tanaman untuk wisata agro yaitu stroberi dan membangun green house untuk tanaman sayur yang dibudidayakan secara hidroponik diantaranya kangkung, sawi hijau, sawi daging,

baby kailan, dan sawi putih. Tanaman lain yang diusahakan di Kusuma

Agrowisata meliputi jambu biji merah, buah naga, rosella, paprika, dan tomat ceri. Pada tahun 2002 didirikan Klinik agribisnis yang bertujuan sebagai pusat kajian agribisnis untuk memberdayakan petani Indonesia. Klinik agribisnis bergerak dalam bidang pelatihan-pelatihan, studi banding, seminar, kajian-kajian dan memasyarakatkan wisata agro dikalangan masyarakat. Disamping itu klinik agribisnis juga mengembangkan pertanian organik.

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

Kusuma Agrowisata berada di bawah PT Kusuma Satria Dinasasti Wisata Jaya yang merupakan suatu badan usaha milik perorangan. Kusuma Agrowisata dipimpin oleh seorang direksi yang merupakan pemilik dari perusahaan. Dalam

menjalankan tugasnya direksi dibantu oleh seorang general manager. Divisi yang ada di Kusuma Agrowisata ada empat yaitu divisi Agrowisata, hotel, villa Kusuma Agrowisata, dan agroindustri. Masing-masing divisi dipimpin oleh seorang manager yang bertanggung jawab terhadap kelancaran kerja divisi (Lampiran 5). Dalam menjalankan tugasnya, manager dibantu oleh kepala bagian yang membawahi setiap departemen yang ada dalam divisi tersebut. Masing- masing divisi terbagi dalam beberapa departemen.

Divisi agrowisata terbagi menjadi tujuh departemen diantaranya departemen keuangan dan administrasi (KUA), Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), Budidaya Tanaman Semusim (BTS), Klinik Agribisnis dan Agrowisata (KAA), Pemasaran Agrowisata, Food and Beverage dan Entertainment (F & B dan ENT), dantrading. Setiap departemen yang ada di divisi agrowisata dipimpin oleh seorang kepala bagian dan seorang kepala bagian dibantu oleh seorang asisten (Lampiran 6).

Setiap departemen yang ada di divisi agrowisata, memiliki jumlah karyawan yang berbeda-beda. Pada departemen keuangan dan administrasi (KUA) karyawan berjumlah 35 orang, budidaya tanaman tahunan (BTT) sebanyak 53 orang, budidaya tanaman semusim (BTS) sebanyak 20 orang, klinik agribisnis dan agrowisata (KAA) sebanyak 14 orang, pemasaran agrowisata sebanyak 16 orang, Food & Beverage dan Entertainment sebanyak 25 orang, dan trading

sebanyak 15 orang (Tabel 2).

Tabel 2. Jumlah Karyawan Divisi Agrowisata PT Kusuma Agrowisata

Departemen Jumlah karyawan

Keuangan dan Administrasi (KUA) Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) Budidaya Tanaman Semusim (BTS) Klinik Agribisnis dan Agrowisata (KAA) Pemasaran Agrowisata

Food&BeveragedanEntertainment Trading 35 53 20 14 16 25 15 Total 178

Sumber: Arsip Departemen Keuangan dan Administrasi 2009, diolah

Departemen budidaya tanaman tahunan yang menangani budidaya tanaman apel, jeruk, buah naga, jambu biji merah, dan kopi yang ada di lokasi

wisata berjumlah 53 orang dengan sebaran mulai dari kepala bagian, pengawas kebun, staf administrasi, dan karyawan harian lepas (Tabel 3 dan Lampiran 7).

Tabel 3. Jumlah Karyawan Departemen Budidaya Tanaman Tahunan Jumlah

Jabatan

Laki-laki Perempuan Total Kepala bagian Pengawas Staf administrasi KHL 1 3 1 44 0 0 0 4 1 3 1 48 49 4 53

Sumber: Arsip Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), 2009, diolah

Kepala bagian bertanggungjawab penuh terhadap manajemen pengelolaan budidaya tanaman tahunan. Pengawas memiliki peran dalam membuat perencanaan budidaya apel bersama kepala bagian dan melakukan pengawasan terhadapa kerja karyawan di lapang. Staf administrasi berperan dalam perekapan data karyawan, banyaknya pupuk dan pestisida yang masuk dan digunakan, merekap gaji karyawan setiap minggunya, dan membuat laporan keuangan setiap bulan.

Tabel 4. Jumlah Karyawan Harian Lepas (KHL) Departemen Budidaya Tanaman Tahunan

Jumlah Kelompok Tenaga

Laki-laki Perempuan Total Apel dan jeruk kebun dalam

Jambu

Jeruk kebun luar Kopi Kingsoe Kopi Karang ploso Kopi Serruk Apel Junggo

Banpam (tenaga keamanan)

13 1 5 4 5 3 8 5 2 2 0 0 0 0 0 0 15 3 5 4 5 3 8 5 44 4 48

Sumber: Arsip Departemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT), 2009, diolah

Karyawan harian lepas dibagi dalam delapan kelompok tenaga kerja diantaranya tenaga apel dan jeruk kebun dalam, tenaga jambu, tenaga jeruk kebun luar, tenaga kopi Kingsoe, tenaga kopi Karang Ploso, tenaga kopi Serruk, tenaga apel Junggo, dan tenaga banpam (Tabel 4). Setiap kelompok tenaga kerja

mempunyai peranan masing-masing. Kelompok tenaga kerja apel dan jeruk kebun dalam bertanggungjawab atas pekerjaan di budidaya apel dan jeruk yang ada di dalam kebun agrowisata. Tenaga jambu bertanggungjawab atas pekerjaan budidaya jambu, tenaga kopi Kingsoe, kopi Karang Ploso, dan kopi Serruk bertanggungjawab atas pekerjaan budidaya kopi yang ada di Kingsoe, Karang Ploso, dan Serruk. Tenaga kerja apel Junggo bertanggungjawab atas pekerjaan budidaya apel yang ada di kebun Junggo. Sedangkan untuk tenaga bampam adalah tenaga keamanan kebun.

Tenaga kerja yang dibutuhkan dalam kegiatan budidaya tanaman apel terbagi dalam masing-masing kegiatan budidaya yaitu dari pembuatan lubang tanam sampai panen. Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan dalam setiap kegiatan budidaya ditentukan berdasarkan standar kerja perusahaan (Lampiran 1). Rata-rata kebutuhan tenaga kerja per hektar dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata Kebutuhan Tenaga Kerja Budidaya Apel per Hektar Kegiatan Budidaya Kebutuhan Tenaga Kerja per Hektar (HOK) Pembuatan Lubang Tanam

Penanaman Pemupukan Pengapuran Perompesan Pemangkasan Penelungan Pengendalian gulma PHPT Penyiraman Pengolahan tanah Panen 55 22 25 5 110 110 39 10 100 20 6 16 Total 518

Pengelolaan tenaga kerja tingkat staf

Pengelolaan manajemen Budidaya Tanaman Tahunan (BTT) dipimpin oleh seorang kepala bagian yang dibantu oleh seorang pengawas dan seorang staf administrasi. Kepala bagian bertanggungjawab penuh terhadap manajemen pengelolaan budidaya tanaman tahunan. Pelaksanaannya dibantu oleh pengawas kebun dan staf administrasi. Tugas dan tanggung jawab kepala bagian adalah membuat dan melaksanakan anggaran pendapatan dan belanja yang telah

disetujui, membuat rencana kerja tahunan, bulanan, dan harian, mengontrol seluruh kegiatan kebun setiap hari dan memeriksa hasil laporan harian, dan bertanggungjawab terhadap semua pelaksanaan kerja di kebun. Kepala bagian juga mengarahkan pengawas dan staf administrasi dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya.

Pengawas kebun sebagai bawahan langsung dari kepala bagian yang bertanggungjawab atas pengelolaan kebun pada seluruh komoditas tanaman tahunan yang ada yaitu apel, jeruk, jambu biji merah, buah naga dan kopi. Tugas dan tanggung jawab pengawas kebun adalah menyiapkan kelengkapan alat dan bahan, memberikan pengarahan kepada karyawan harian, mengawasi dan mengontrol kerja karyawan, melakukan pengamatan di kebun, menganalisa keadaan di lapang, dan mengawasi pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit.

Setiap pagi, pengawas kebun mengarahkan karyawan dalam pembagian kerja di masing-masing blok dan komoditas, mengawasi, menilai, dan mengendalikan kerja di lapangan. Pengawasan dilakukan setiap hari dengan mengelilingi seluruh blok dan komoditas sekaligus melakukan bimbingan teknis tentang pelaksanaan kegiatan di lapang kepada karyawan.

Staf administrasi bertanggungjawab terhadap administrasi pengelolaan kebun. Tugas dan tanggung jawab staf administrasi meliputi absensi karyawan, menyiapkan keperluan kebun, menerima, memeriksa, dan mencatat penerimaan dan pengiriman/pengeluaran barang, memeriksa hasil kerja yang diserahkan pengawas, membuat laporan (pembukuan) dan melaksanakan kegiatan administrasi lainnya. Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, staf administrasi dibantu oleh seorang asisten staf yang berperan dalam pelaksanaan administrasi.

Disamping melaksanakan kegiatan administrasi, seorang administrator ikut berperan dalam pengawasan pengendalian hama dan penyakit, mengontrol perkembangan tanaman khususnya terhadap hama dan penyakit yang menyerang, dan merekomendasikan pengaplikasian bahan-bahan kimia untuk pengendalian hama dan penyakit. Pengontrolan terhadap hama dan penyakit dilakukan setiap dua hari sekali pada setiap blok.

Pengelolaan tenaga kerja di lapangan

Pekerja harus berada di depan kantor BTT pukul 06.00 pagi untuk mendapat pengarahan dari pengawas. Asisten staf administrasi melakukan absensi terhadap karyawan yang datang sementara pengawas menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan di kebun dan membagi karyawan ke dalam beberapa kegiatan yang dilakukan pada hari itu. Pukul 06.30 pekerja sudah harus ada di areal yang dikerjakan. Setiap hari kegiatan dilakukan selama enam jam yaitu mulai dari

Dokumen terkait