• Tidak ada hasil yang ditemukan

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah instrument tes. Tes dimaksudkan untuk mengetahui daya serap siswa terhadap penguasaan materi bahan ajar. Penyusunan perangkat tes dilakukan dengan langkah sebagai berikut:

33

1. Melakukan pembatasan materi yang diujikan, yaitu pokok bahasan garis dan sudut kompetensi dasar 5.1, menentukan hubungan antara dua garis, serta besar dan jenis sudut, kompetensi dasar 5.2, memahami sifat-sifat sudut yang terbentuk jika dua garis berpotongan atau dua garis sejajar berpotongan dengan garis lain.

2. Menentukan tipe soal, yaitu soal esai. 3. Menentukan jumlah soal, yaitu 5 soal.

4. Menentukan waktu mengerjakan soal, yaitu 80 menit.

5. Membuat kisi-kisi soal berdasarkan indikator pembelajaran yang ingin di-capai.

6. Menuliskan petunjuk mengerjakan soal, kunci jawaban, dan penentuan skor. 7. Menulis butir soal.

8. Mengujicobakan instrumen.

9. Menganalisis validitas, reliabilitas, daya beda dan tingkat kesukaran.

10. Memilih item soal yang sudah teruji berdasarkan analisis yang sudah dilaku-kan.

Setelah perangkat tes tersusun, diuji cobakan pada kelas di luar sampel penelitian, yaitu kelas VIII G SMP Negeri 5 Metro. Uji coba dilakukan untuk mengetahui apakah soal-soal tersebut memenuhi kriteria soal yang layak digunakan, yaitu meliputi validitas, reliabilitas, daya pembeda, dan taraf kesukaran.

1. Uji Validitas Instrumen

Dengan asumsi bahwa guru mata pelajaran matematika kelas VII SMP Negeri 5 Metro mengetahui dengan benar kurikulum SMP maka validitas instrumen tes ini didasarkan pada penilaian guru mata pelajaran matematika. Tes yang

dikategori-34

kan valid adalah yang telah dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indi-kator yang diukur berdasarkan penilaian guru mitra. Penilaian terhadap kesesuai-an isi tes dengkesesuai-an isi kisi-kisi tes ykesesuai-ang diukur dkesesuai-an kesesuaikesesuai-an bahasa ykesesuai-ang digunakan dalam tes dengan kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan meng-gunakan daftar cek lis oleh guru. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bah-wa tes yang akan digunakan untuk mengambil data telah memenuhi validitas isi dan validitas butir soal. (Lampiran B.4 dan B.6)

Setelah diadakan uji coba soal, langkah selanjutnya adalah menganalisis hasil uji cobanya untuk mengetahui realibilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal tersebut.

2. Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sejauh mana instrumen dapat dipercaya atau diandalkan dalam penelitian. Perhitungan reliabilitas tes ini didasarkan pada pendapat Sudijono (2001: 207) yang menyatakan bahwa untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus alpha:

Keterangan: 11

r = Koefisien reliabilitas tes

n = Banyaknya butir item yang dikeluarkan dalam tes

2

Si = Jumlah varians skor dari tiap butir item Si2 = Varians total 2 2 11 1 1 Si Si n n r

35

Menurut Azwar (2009: 188-189), tidak ada batasan mutlak yang menunjukkan angka koefisien terendah yang harus dicapai agar pengukuran dapat disebut reliabel. Kepakatan informal menghendaki bahwa koefisien reliabilitas haruslah setinggi mungkin, biasanya suatu koefisien reliabilitas di sekitar 0,9 dapat dianggap memuaskan. Dalam membandingkan koefisien reliabilitas, interpretasi tidak dapat lepas dari besarnya varians skor 2

x

S . Kemudian dihitung suatu statistik yang disebut eror standar dalam pengukuran:

' 1 xx x e s r s Keterangan:

Sx = Deviasi standar skor tes R = Koefisien reliabilitas tes

Untuk mengestimasi skor yang sesungguhnya dalam tes, digunakan interval kepercayaan skor murni:

Keterangan:

X = Skor yang diperoleh pada tes

Zc= Nilai kritis deviasi standar normal pada taraf kepercayaan yang dikehendaki Se= Eror standar dalam pengukuran pada kelompok di mana subjek berada

Dengan taraf kepercayaan 95% (taraf signifikasi sebesar 0,05). Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh interpretasi koefisien reliabilitas yang dapat dilihat pada table 3.2.

Tabel 3.2 Interpretasi Koefisien Reliabilitas

Skor T Interval Kepercayaan

Tinggi 78 67,9 < T < 88,1 Rendah 32 21,9 < T < 42,1 e c e c

s T X z s

z

X

36

Rata-Rata 56,10 46,0 < T < 66,2

Luas sempitnya interval pada Tabel 3.2, memberikan gambaran tentang sejauh mana kecermatan hasil pengukuran tes dalam menjalankan fungsi ukurnya.

3. Tingkat Kesukaran

Sudijono (2008: 372) mengungkapkan untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus berikut.

=

Keterangan:

TK : tingkat kesukaran suatu butir soal

JT : jumlah skor yang diperoleh siswa pada butir soal yang diperoleh

IT : jumlah skor maksimum yang dapat diperoleh siswa pada suatu butir soal. Untuk menginterpretasi tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan kriteria indeks kesukaran menurut Sudijono (2008: 372) sebagai berikut :

Tabel 3.3. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran

Nilai Interpretasi 0.00 0.15 Sangat Sukar 0.16 0.30 Sukar 0.31 0.70 Sedang 0.71 0.85 Mudah 0.86 1.00 Sangat Mudah

Setelah menghitung tingkat kesukaran soal diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,57 sehingga termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 2 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,65 sehingga termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 3a memiliki nilai tingkat kesukaran 0,80 sehingga termasuk dalam mudah. Soal nomor 3b memiliki nilai tingkat kesukaran 0,79 sehingga termasuk dalam kategori mudah. Soal nomor 3c memiliki nilai tingkat kesukaran 0,73 sehingga termasuk dalam kategori mudah. Soal nomor 3d memiliki nilai tingkat kesukaran 0,48 sehingga termasuk dalam kategori sedang.

37

Soal nomor 3e memiliki nilai tingkat kesukaran 0,43 sehingga termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 4 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,34 sehingga termasuk dalam kategori sedang. Soal nomor 5 memiliki nilai tingkat kesukaran 0,31 sehingga termasuk dalam kategori sedang (Lampiran C.2). Dari 9 item soal tersebut, terdapat 6 item soal termasuk kategori sedang dan 3 item soal termasuk kategori mudah, yaitu soal nomor 3a, 3b, dan 3c, sehingga soal dengan kategori mudah tidak digunakan.

4. Daya Pembeda

Analisis daya pembeda dilakukan untuk mengetahui apakah suatu butir soal dapat membedakan siswa yang berkemampuam tinggi dan siswa yang berkemampuan rendah. Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Daryanto (2010: 186) mengungkapkan, menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus :

Keterangan :

D : indeks daya pembeda satu butri soal tertentu JA : jumlah skor ideal kelompok atas.

JB : jumlah skor ideal kelompok bawah

BA : jumlah skor kelompok atas pada butir soal yang diolah BB : jumlah skor kelompok bawah pada butir soal yang diolah

B B A A J B J B D

38

Daryanto (2010: 190) mengungkapkan bahwa hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera dalam tabel berikut:

Tabel 3.4. Interpretasi Nilai Daya Pembeda

Nilai Interpretasi 0 D Sangat Buruk 20 . 0 00 . 0 D Buruk 30 . 0 21 .

0 D Agak baik, perlu revisi

70 . 0 31 . 0 D Baik 00 . 1 71 . 0 D Sangat Baik

Setelah menghitung daya pembeda soal, diperoleh hasil bahwa soal nomor 1 me-miliki nilai daya pembeda 0,69. Soal nomor 2 meme-miliki nilai daya pembeda 0,68. Soal nomor 3a memiliki nilai daya pembeda 0,63. Soal nomor 3b memiliki nilai daya pembeda 0,63. Soal nomor 3c memiliki nilai daya pembeda 0,69. Soal nomor 3d memiliki nilai daya pembeda 1,00. Soal nomor 3e memiliki nilai daya pembeda 1,00. Soal nomor 4 memiliki nilai daya pembeda 0,54. Soal nomor 5 memiliki nilai daya pembeda 0,66. Berdasar-kan pendapat Daryanto, diperoleh 7 item seoal dengan daya pembeda baik yaitu soal nomor 1, 2, 3a, 3b, 3c, 4, dan 5. Serta diperoleh 2 item soal dengan daya pembeda sangat baik yaitu nomor 3d dan 3e. (Lampiran C.2).

Tabel 3.5. Rekapitulasi Hasil Tes Uji Coba

No Soal Validitas Reliabilitas Daya Pembeda Tingkat Kesukaran

1 Valid

0.79

0.69 (baik) 0.57 (sedang)

2 Valid 0.68 (baik) 0.65 (sedang)

3a Valid 0.63 (baik) 0.80 (mudah)

3b Valid 0.63 (baik) 0.79 (mudah)

3c Valid

Valid

0.69 (baik) 0.73 (mudah)

3d Valid 1.00 (sangat baik) 0.48 (sedang)

3e Valid 1.00 (sangat baik) 0.43 (sedang)

4 Valid 0.54 (baik) 0.34 (sedang)

5 Valid 0.66 (baik) 0.31 (sedang)

Dari tabel rekapitulasi hasil tes uji coba di atas, terlihat bahwa terdapat tiga item soal yang memiliki taraf kesukaran mudah yaitu soal nomor 3a,3b, dan 3c. Untuk

39

pengambilan data, ketiga item soal tersebut tidak digunakan sehingga dalam penelitian ini, instrumen yang digunakan terdiri dari 6 item soal dan reliabilatas instrumen berubah menjadi 0.73 dengan kriteria indeks reliabilitasnya baik.

Dokumen terkait