• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV METODE PENELITIAN

E. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner individu (RKD13.IND) dan kuesioner rumah tangga (RKD13.RT) Riskesdas tahun 2013. Kuesioner telah diuji validasi oleh tim gabungan dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Universitas Airlangga dan Universitas Hasanudin agar kualitas data Riskesdas 2013 terjamin. Berikut penjelasan cara pengukuran masing-masing variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

1. Hipertensi

Variabel ini diukur melalui pengukuran tekanan darah dengan menggunakan spignomanometer digital. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 2 kali kali dalam satu waktu. Namun, jika terdapat

perbedaan hasil pengukuran sebesar ≥ 10 mmHg maka dilakukan

pengukuran ketiga. Hasil beberapa kali pengukuran tekanan darah tersebut kemudian dirata-ratakan.

Untuk menjamin kevalidan data maka cara pengukuran dipastikan harus benar. Posisi duduk tenang atau berbaring telentang bagi yang tidak mampu duduk. Responden diharuskan tidak melakukan aktivitas fisik seperti olah raga, merokok dan makan minimal 30 menit sebelum pengukuran tekanan darah. Selain itu, responden diminta duduk istirahat minimal 10 menit sebelum pengukuran. Petugas yang mengukur pun dilarang untuk mengajak responden berbicara ataupun tertawa saat pengukuran tekanan darah berlangsung.

64

2. Tempat Tinggal

Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga pada blok I dengan kode B1R5. Penentuan desa atau kota mengikuti hasil sensus penduduk tahun 2010 (SP2010).

3. Jenis Kelamin

Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga pada blok IV dengan kode B4K4. Enumerator Riskesdas tahun 2013 menentukan jenis kelamin berdasarkan observasi langsung dan kartu keluarga serta bertanya langsung pada responden maupun keluarga responden yang ada saat wawancara berlangsung.

4. Umur

Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga pada blok IV dengan kode B4K7THN. Umur ditanyakan langsung pada responden dan dihitung dengan pembulatan ke bawah atau ulang tahun yang terakhir berdasarkan kalender masehi. Enumerator Riskesdas 2013 melakukan probing melalui dokumen atau catatan kelahiran/akte kelahiran dan kartu pengenal seperti KTP, SIM, dan sebagainya ketika responden tidak mengetahui umurnya dengan pasti atau lupa. Namun, jika dokumen-dokumen tersebut tidak ada maka waktu kelahiran responden dihubungkan dengan tanggal, bulan, dan tahun penting atau peristiwa penting di Indonesia. Umur responden kemudian dikategorikan menjadi 6 kategori mengikuti kategorisasi yang terdapat dalam laporan Riskesdas tahun 2013, yaitu 1) 15-24 tahun, 2) 25-34 tahun, 3) 35-44 tahun, 4) 45-54 tahun, 5) 55-64 tahun, 6) ≥ 65 tahun.

65

5. Pendidikan

Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga pada blok IV dengan kode B4K8. Enumerator Riskesdas menanyakan langsung pada responden terkait pendidikan apa yang terakhir kali ditamatkan responden. Berikut ini adalah kategori tingkatan pendidikan dalam Riskesdas 2013.

a. Tidak/belum pernah sekolah

b. Tidak tamat SD/MI. Tidak tamat SD termasuk Madrasah Ibtidaiyah (MI)

c. Tamat SD/MI. Tamat SD, termasuk tamat Madrasah Ibtidaiyah/ Paket A dan tidak tamat SLTP/ MTS.

d. Tamat SLTP/MTS. Tamat SLTP, termasuk tamat Madrasah Tsanawiyah (MTS)/ Paket B dan tidak tamat SLTA/MA.

e. Tamat SLTA/MA. Tamat SLTA, termasuk tamat Madrasah Aliyah (MA)/Paket C

f. Tamat D1, D2, D3, atau mahasiswa strata 1 drop-out.

g. Tamat Perguruan Tinggi, termasuk tamat Strata-1, Strata-2, Strata-3. Dalam penelitian ini, variabel pendidikan akan dikategorikan menjadi tidak sekolah/tidak tamat SD/MI, tamat SD/MI, tamat SLTP/MTs, tamat SLTA/MA dan tamat perguruan tinggi.

6. Pekerjaan

Variabel ini diukur menggunakan kuesioner rumah tangga pada blok 4 dengan kode B4K9. B4K9 memuat pertanyaan terkait status pekerjaan

66 responden yang ditujukan pada responden yang berusia ≥ 10 tahun. Status pekerjaan dibagi dalam 4 kategori, yaitu:

a. Tidak bekerja

b. Bekerja, adalah jenis kegiatan yang menghasilkan uang

c. Sedang mencari kerja, adalah sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan suatu usaha, atau sudah mempunyai pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.

d. Sekolah, adalah kegiatan bersekolah di sekolah formal baik pada pendidikan dasar, pendidikan menengah atau pendidikan tinggi yang di bawah pengawasan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, atau institusi pendidikan swasta.

Namun, pada penelitian ini status pekerjaan hanya digolongkan menjadi bekerja dan tidak bekerja.

7. Obesitas

Variabel ini tidak secara langsung terdapat di dalam kuseioner Riskesdas 2013. Variabel obesitas diperoleh setelah peneliti melakukan perhitungan indeks massa tubuh yang memanfaatkan data tinggi badan dan berat badan. Nilai indeks masa tubuh ≥ 27 kg/m2 digolongkan sebagai obesitas.

Data berat badan diperoleh melalui kuesioner individu dengan kode K01a dan K01b. Sedangkan, data tinggi badan diperoleh melalui kuesioner individu dengan kode K02a dan K02b. K01a dan K02a

67 pengukuran berat badan dan tinggi badan?”. Sedangkan, K01b dan K02b memuat hasil pengukuran berat badan dan tinggi badan

Pengukuran berat badan menggunakan timbangan digital Camry berkpasitas 150 kg dan ketilitian 100 gram. Alat timbangan ini diletakkan pada permukaan lantai yang keras dan datar. Sebelum penimbangan, responden harus membuka alas kaki, jaket, topi dan mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci. Posisi tubuh responden juga dipastikan benar, yaitu kaki berada di tengah-tengah timbangan tanpa menutupi layar baca, tubuh tegap dan tenang serta pandangan lurus kedepan. Hasil pengukuran berat badan kemudian muncul setelah angka di layar baca statis.

Pengukuran tinggi badan menggunakan pengukur multifungsi berkapasitas 2 meter dan ketelitian 0,1 cm. Alat ukur diletakkan di atas permukaan lantai yang keras dan datar serta menempel pada permukaan dinding yang rata. Sebelum pengukuran responden diminta melepaskan alas kaki, penutup kepala/topi/peci.

Posisi responden berdiri di atas alat ukur dengan posisi membelakangi alat ukur yang sejajar dengan dinding rumah, berdiri tegak, pandangan lurus ke depan dan titik cuping telinga dengan ujung mata membentuk garis imajiner yang tegak lurus terhadap dinding belakang alat ukur (membentuk sudut 90º). Lima bagian badan yaitu kepala, punggung, pantat, betis, dan bagian dalam tumit menempel di alat ukur. Jika ini tidak mungkin dilakukan, minimal punggung, pantat dan betis yang menempel pada alat ukur.

68

Dinding belakang alat ukur diletakkan tepat ditengah bagian belakang responden dan alat digeser sampai menyentuh kepala bukan rambut. Hasil pengukuran dibaca tepat pada garis jendela baca.

8. Riwayat Dabetes

Variabel ini diukur menggunakan kuesioner individu Riskesdas 2013 dengan kode B12. Pertanyaan yang ditanyakan pada responden adalah

“Apakah anda pernah didiagnosis menderita kencing manis oleh dokter?”. Jawaban pertanyaan ini menentukan status riwayat diabetes

responden. 9. Aktivitas Fisik

Variabel ini diukur menggunakan kuesioner individu Riskesdas 2013 dengan kode G16-G33. Sebelum menanyakan pertanyaan aktivitas fisik, enumerator Riskesdas 2013 mengarahkan responden untuk menyebutkan semua kegiatan mulai dari bangun pagi sampai tidur malam. Enumerator kemudian mencatat semua kegiatan tersebut beserta waktu dan jenis kegiatan yang dilakukan responden secara terus-menerus selama ≥10

menit dalam setiap kegiatan yang berkaitan dengan:

a. Pekerjaan di lingkungan kerja yang dibayar maupun yang tidak dibayar, pekerjaan rumah tangga, memanen hasil pertanian, memancing ikan atau berburu hewan, mencari pekerjaan, dan lain-lain;

b. Waktu senggang termasuk olahraga dan rekreasi; dan

c. Perjalanan (jalan kaki atau naik sepeda) menuju ke tempat kerja, pasar, tempat rekreasi.

69

Setelah itu, kegiatan dikelompokkan sesuai dengan jenis aktivitas fisik dan waktu atau lama kegiatan berlangsung. Langkah-langkah ini berlaku untuk pertanyaan G16-G33. Kartu peraga menjadi alat bantu agar responden lebih mudah menjawab pertanyaan. Berikut ini adalah penjelasan mengenai jenis aktivitas fisik.

a. Berat: aktivitas fisik yang memerlukan kerja fisik berat dan menyebabkan nafas atau denyut nadi meningkat cepat.

b. Sedang: aktivitas fisik yang membutuhkan kerja fisik sedang dan sedikit peningkatan denyut nadi atau nafas

Dalam penelitian ini, hasil ukur dari variabel aktivitas fisik dikategorikan menjadi dua, yaitu < 600 (tidak direkomendasikan) MET

dan ≥ 600 MET (rekomendasi WHO). Kategorisasi tersebut diperoleh

dari hasil penjumlahan antara durasi beraktivitas fisik berat selama seminggu yang dikali 8 (MET value aktivitas fisik berat) dengan durasi beraktivitas fisik ringan selama seminggu yang dikali 4 (MET value aktivitas fisik ringan) (WHO, 2015), seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1

Perhitungan Skor MET Berdasarkan Kriteria Intensitas Aktivitas Fisik Jenis

Aktivitas Fisik

Perhitungan Aktivitas Fisik MET

Value Hasil Ukur (MET) Berat Durasi beraktivitas (menit/hari) x Jumlah hari beraktivitas dalam seminggu x 8 < 600 ≥ 600 Sedang 4

70

10. Merokok

Variabel ini diukur menggunakan kuesioner individu Riskesdas 2013 dengan kode G05. Pertanyaan yang ditanyakan pada responden adalah

“Apakah anda merokok selama 1 bulan terakhir?”. Hasil ukur dari variabel ini ada 5 kategori, tetapi akan dikode ulang oleh peneliti menjadi 3 kategori (lihat Tabel 4.3).

11. Konsumsi Makanan Asin dan Berlemak Variabel ini diukur menggunakan kuesioner dengan kode

G27A-G27C, G27G. Pertanyaan yang ditanyakan adalah “Biasanya berapa kali

Anda mengonsumsi makanan-makanan tersebut?”. Jawaban dari pertanyaan ini terkategori menjadi enam kategori, tetapi peneliti melakukan pengkategorian ulang menjadi dua kategori (lihat Tabel 4.3). 12. Konsumsi Sayur dan Buah

Variabel ini diukur menggunakan kuesioner dengan kode G24 dan

G26. Pertanyaan yang ditanyakan adalah “Berapa porsi rata-rata Anda mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran dalam sehari?". Jawaban responden jika tidak mencapai ukuran satu porsi maka digolongkan menjadi satu porsi.

Untuk membantu responden dalam menjawab pertanyaan, enumerator berusaha mengingatkan responden terhadap seluruh jenis sayur-sayuran maupun buah-buahan yang ada di Indonesia. Selain itu, ada kartu peraga sebagai alat bantu untuk mendapatkan gambaran besar porsi dalam satu sajian.

71

Dokumen terkait