• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

4.2 Isu Strategis

Isu-isu strategis yang di Provinsi Papua Barat saat ini yang paling menKampungk dan perlu diperhatikan oleh pemerintah Provinsi dalam pelaksanaan pembangunan wilayah 5 (lima) tahun mendatang diuraikan sebagai berikut.

Belum Efektifnya Implementasi Otonomi Khusus Provinsi Papua Barat

Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua pada dasarnya adalah pemberian kewenangan yang lebih luas bagi Provinsi dan rakyat Papua untuk mengatur dan mengurus diri sendiri di dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kewenangan yang lebih luas berarti pula tanggung jawab yang lebih besar bagi Provinsi dan rakyat Papua untuk menyelenggarakan pemerintahan dan mengatur pemanfaatan kekayaan alam di Provinsi Papua untuk sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat Papua sebagai bagian dari rakyat Indonesia sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Kewenangan ini berarti pula

kewenangan untuk memberdayakan potensi sosial-budaya dan perekonomian masyarakat Papua, termasuk memberikan peran yang memadai bagi orang-orang Asli Papua melalui para wakil adat, agama, dan kaum perempuan. Peran yang dilakukan adalah ikut serta merumuskan kebijakan daerah, menentukan strategi pembangunan dengan tetap menghargai kesetaraan dan keragaman kehidupan masyarakat Papua, melestarikan budaya serta lingkungan alam Papua.Pembangunan yang telah dilaksanakan selama ini menimbulkan berbagai masalah yang menyebabkan penduduk Asli Papua Barat terabaikan.

Masih Rendahnya Peran Perempuan Dalam Pembangunan

Masalah peranan gender di Provinsi Papua Barat merupakan salah satu isu utama dalam pembangunan. Peningkatan peran perempuan disejumlah bidang pembangunan pada umumnya masih lemah dan terbatas. Hal ini disebabkan oleh karena kemampuan perempuan di Provinsi Papua Barat masih memerlukan penguatan baik secara perorangan maupun kelembagaan. Aspek budaya masih kuat pengaruhnya dalam pengembangan peran perempuan. Oleh sebab itu, pemberdayaan perempuan di Provinsi Papua Barat akan menyentuh aspek budaya masyarakat disamping terus mengembangkan peran aktif perempuan Provinsi Papua Barat yang saat ini telah mulai berkembang.

Dalam bidang politik, kedudukan perempuan mulai menunjukkan peran yang nyata dimana sejumlah posisi legislatif telah berada ditangan kaum perempuan. Juga didalam lembaga eksekutif sejumlah posisi penting kini telah dijalani oleh kaum perempuan. Demikian pula dalam lembaga pendidikan tinggi, peneliti, pekerja atau pelayan sosial, atau fungsi kemasyarakatan lainnya telah banyak dilaksanakan oleh kaum perempuan. Dimasa mendatang kondisi ini terus ditingkatkan terutama dikampung dan perkotaan se-Provinsi Papua Barat. Pada intinya, perempuan harus mengambil peran di setiap proses pembangunan Provinsi Papua Barat.

Masih Rendahnya Kuantitasdan Kualitas Sumber Daya Manusia

Jumlah penduduk Provinsi Papua Barat yang relatif sedikit bila dibandingkan dengan luas wilayahnya serta kepadatan penduduk sangat rendah yang tersebar secara tidak merata dan hanya terkonsentrasi di wilayah-wilayah tertentu saja menjadikan sulitnya percepatan pembangunan di Provinsi Papua Barat. Isu lain yang muncul adalah kualitas penduduk Asli Papua Barat yang relatif lebih rendah jika dilihat dari tingkat pendidikannya, sehingga belum mampu bersaing dengan penduduk pendatang dari luar wilayah Provinsi yang sengaja mencari peluang di Provinsi Papua Barat. Di satu sisi para pendatang tersebut mampu membawa pengaruh positif terhadap perkembangan wilayah dengan turut serta dalam kegiatan pembangunan, namun di sisi lain akan mempersempit peluang bagi penduduk Asli dalam memperebutkan kesempatan kerja.

Belum Terpenuhinya Infrastruktur Dasar

pembangunan Provinis Papua Barat. Hal ini dikarenakan jalan merupakan infrastruktur utama dalam menggerakkan pertumbuhan perkenomian karena menyangkut perpindahan barang terutama komoditas bernilai ekonomis tinggi dan penumpang. Dengan adanya jaringan jalan juga dapat mendorong percepatan pembangunan karena mempermudah akses antar wilayah yang terdapat di Provinsi Papua Barat. Kendala Utama dalam pembangunan infrastruktur jalan di Provinsi Papua adalah bentuk morfologi yang didominasi oleh pegunungan sehingga membutuhkan biaya konstruksi dan biaya perawatan yang tinggi.

Perlu adanya peningkatan Infrastruktur perhubungan laut mengingat wilayah Papua Barat yang dibatasi oleh Laut untuk mencapai wilayah Provinsi lain, selain itu juga Transportasi Laut dapat digunakan sebagai alternatif penghubung antar wilayah Kabupaten/Kota di Provinsi Papua Barat. Kemudian selain infrastruktur perhubungan; prasarana dasar menyangkut ketersediaan energi, kemudahan sarana telekomunikasi, ketersediaan pasokan air bersih yang memadai, irigasi yang memadai, lingkungan permukiman penduduk yang sehat juga menjadi isu strategis pembangunan Provinsi Papua Barat.

Degradasi Kualitas Lingkungan Alam dan Lingkungan Hidup

Dengan potensi sumberdaya alamnya yang begitu besar selain berdampak ekonomi terutama terhadap Pendapatan Asli Daerah di Provinsi Papua Barat, juga membawa dampak negatif terhadap keberlangsungan lingkungan hidup. Kegiatan pengelolaan sumberdaya alam yang kurang bijak telah mengakibatkan kerusakan lingkungan hidup yang sudah cukup mengkhawatirkan kelestarian alam. Beberapa kegiatan yang rawan berakibat kerusakan lingkungan hidup adalah kegiatan pertambangan dan pembalakan liar.

Provinsi Papua Barat memiliki hutan 70% dari keseluruhan luas wilayah dan sebagian merupakan kawasan lindung. Di kawasan lindung ini terkandung sumberdaya andalan Provinsi Papua Barat yang berupa batu bara, minyak bumi, dan bahan galian mineral. Kombinasi keruangan yang paling rawan ialah batubara dan hutan. Eksploitasi hutan yang berlebihan di kawasan hutan inilah yang telah menghasilkan bencana banjir terburuk di Provinsi Papua Barat dalam 10 tahun terakhir pada tahun 2010. Pada bulan Oktober 2010 di Provinsi Papua Barat telah menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerugian material yang berupa kerusakan infrastruktur yang sangat besar.

Masih Rendahnya Kontinuitas dan Kualitas Produksi Pertanian

Bila ditinjau dari produksi beberapa komoditi pangan, hortikultura, dan perkebunan selama beberapa tahun terakhir memperlihatkan peningkatan yang kurang signifikan. Kenyataan tersebut akan mengurangi kemampuan berkembangnya sistem agrobisnis secara keseluruhan termasuk tidak terjaminnya keberlanjutan pengembangan agrobisnis itu sendiri.

Pada sisi lain tampak pula bahwa masih banyak potensi yang belum dimanfaatkan sedangkan sisanya masih berupa lahan tidur. Kondisi tersebut merupakan indikasi bahwa masyarakat terutama petani di daerah ini masih belum mampu memanfaatkan potensi daerah secara optimal. Dari sisi ekonomi hal tersebut menunjukkan masih terjadi under-capacity dari sistem agrobisnis yang secara umum akan

menyebabkan inefisiensi dalam penggunaan sumberdaya.

Masih Rendahnya Kegiatan Perekonomian Wilayah dan Pengembangan Ekonomi Kerakyatan

Dalam jangka waktu dari 2003-2006 peningkatan PDRB di sektor pertanian tidak sebesar pertumbuhan sektor lainnya. Kondisi ini menunjukkan bahwa sektor pertanian yang menjadi sektor unggulan di Provinsi Papua Barat belum kompetitif, ini terbukti dengan masih didatangkannya kebutuhan masyarakat Papua Barat dari luar daerah atau antar pulau. Selain itu, persoalan yang dihadapi oleh sektor pertanian adalah nilai tukar produk peKampungan tergolong rendah di Papua Barat dan kantong kemiskinan utama di Papua Barat berada di wilayah peKampungan.

Dari data dan informasi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang secara dinamis berkembang dari waktu ke waktu dalam periode 5 tahun RPJMD Provinsi Papua Barat 2012-2016 perlu dilakukan peninjauan tentang strategi pengembangan/perkembangan daerahnya yang sesuai dengan tingkat berkecamuknya kehidupan yang berubah dan berkembang.

BAB V