• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gerakan Panen Perdana Padi di Desa Poto, Kecamatan Moyo Hilir Kabupaten Sumbawa Provinsi NTB pada tanggal 2 April 2015. Dilaksanakan oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat DR. TGH. M. ZAINUL MAJDI, MA bersama dengan Pangdam IX Udayana Mayjen Tori Johar BT, Bupati Sumbawa, Direktur Jenderal Tanaman Pangan yang diwakili oleh Kepala Balai Besar Peningkatan Mutu Benih Tanaman Pangan, Penanggung jawab Upsus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai Dr. Mei dari Badan Ketahanan Pangan, Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Provinsi Nusa Tenggara Barat, BPTP NTB, Komandan Korem 162 Wira Bhakti, DPRD Kabupaten Sumbawa, Komandan KODIM 1607 Kab. Sumbawa dan dihadiri Kapolres Sumbawa, Kepala Kejaksaan Negeri, Divisi Regional BULOG NTB, Kepala SKPD lingkup Pemkab Sumbawa, Camat, Kapolsek dan Danramil, Para Petugas Pertanian, Aparat Tingkat Kecamatan, Para Produsen dan Distributor Sarana Produksi Pertanian serta Ketua dan pengurus Gapoktan seKab Sumbawa. Hasil yang dapat dilaporkan adalah sebagai berikut :

- Gerakan panen ini dimaksudkan sebagai upaya bersama percepatan tanam memasuki MK 2015 dalam rangka perbaikan teknologi PTT di Nusa Tenggara Barat, dan mengingat produktivitas padi di Nusa Tenggara Barat masih di bawah

Direktorat Budidaya Serealia 45 produktivitas rata-rata nasional yaitu 48,80 ku/ha, produktivitas

rata-rata nasional telah mencapai 49,80 ku/ha, kepada

petugas/penyuluh diharapkan melakukan upaya-upaya pendekatan yang lebih intensif kepada petani dan kelompok tani melalui penyuluhan.

- Gerakan panen perdana padi tahun 2015 dilaksanakan di Kelompok Tani Sepayal, Desa Poto, Kecamatan Moyohilir - Kabupaten Sumbawa - Provinsi Nusa Tenggara Barat. Kabupaten sumbawa merupakan kabupaten yang dinobatkan sebagai kawasan padi di Nusa Tenggara Barat, dan Kawasan Moyo telah terpilih sebagai pelaksana yang mendapatkan alokasi seluas 2.500 ha tersebut. Disamping upaya peningkatan produksi tanaman pangan dengan memperbaiki sistem hulu, on farm, juga dilakukan dengan menekan tingkat kehilangan hasil melalui perbaikan cara panen dan pasca panen (off farm). Kabupaten Sumbawa satu-satunya kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mendapat alokasi kawasan padi dan jagung sekaligus. kawasan padi di Kecamatan Moyo seluas 2.500 ha dan jagung di Kecamatan Uthan seluas 1.500 ha.

- Rata-rata hasil ubinan padi di Desa Poto Kecamatan Moyohilir adalah sebagai berikut : luas areal yang akan di panen seluas 1500 ha, varietas Cigeulis, rata-rata berat ubinan 6,65 kg, konversi GKP 10,64 ton/ha, konversi GKG 9,15 ton/ha. Lokasi panen ini merupakan lokasi kegiatan GP-PTT padi tahun 2015 kawasan 2.500 ha, yang akan tanam pada bulan Mei 2015.

- Dalam rangka Upaya Khusus peningkatan produksi padi jagung dan kedelai sebesar 20 – 30% seperti yang telah diamanatkan oleh bapak Presiden RI maka NTB sebagai salah satu provinsi penyangga pangan nasional ditargetkan untuk bisa mencapai produksi padi sebesar 2.29 juta ton gabah kering giling, jagung 1,00 juta ton pipilan kering, dan kedelai 122 ribu ton biji kering. - Di bidang pertanian khususnya beras, Kabupaten Sumbawa

merupakan salah satu kabupaten yang surplus, dalam artian produksi beras lebih besar dibandingkan kebutuhan beras untuk konsumsi masyarakatnya sehingga dapat mensuplai kebutuhan beras untuk daerah-daerah lain.

- Kondisi perkembangan pertanian di Nusa Tenggara Barat saat ini, berdasarkan laporan Dinas Pertanian untuk realisasi tanam MT. 2014/2015 sampai dengan bulan Februari 2015 Padi seluas 308.024 ha (68,83%) dari total sasaran 447.489 ha, Jagung 119.794 ha (88,74%) dari sasaran 135.000 ha. Sedangkan kedelai

46 Direktorat Budidaya Serealia

sampai bulan Februari baru mencapai 18.336 ha (19,69%) dari sasaran 93.144 ha. Tingginya realisasi tanam padi dan jagung karena curah hujan di awal tahun relatif tinggi sehingga petani dapat memanfaatkan air tersedia terutama petani di lahan kering. - Produksi padi tahun 2014 di NTB berdasarkan Angka Sementara

BPS mencapai 2.116.637 Ton GKG, yang berarti 3,51% dari produksi tahun 2013 2.193.698 Ton GKG. Turunnya produksi ini dikarenakan luas areal panen berkurang dari 438.057 ha menjadi 433.712 ha yang berarti berkurang 4.345 ha (0,99%) dari tahun 2013 dari tahun 2013. Hal ini karena terjadinya puso yang melanda Kabupaten Lombok Tengah Tahun 2014 lalu sebagai dampak dari peristiwa El-Nino.

- Pada tahun 2015, bantuan pemerintah Pusat dalam mendukung Upsus peningkatan produksi padi, jagung dan kedelai di Kabupaten Sumbawa sedang dan akan dilaksanakan sesuai jadwal. Bantuan tersebut meliputi :

a) Kegiatan Upsus melalui refocusing 2015 :

GPPTT padi inbrida kawasan seluas 2.500 ha, jagung hibrida kawasan 1500 ha dan non kawasan 500 ha, kedelai 6.000 ha, PAT (PIP) Kedelai 2000 ha

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 8.000 ha, Optimasi lahan 8.500 ha,

Alat mesin pertanian berupa traktor roda 2 sebanyak 39 unit dan pompa air 19 unit.

b) Kegiatan Upsus melalui APBN-P,

Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tersier 20.000 ha, Optimasi Lahan seluas 7.200 ha,

Pengembangan SRI 4.320 ha,

Perluasan Areal Tanam Jagung 21.000 ha, 5 Desa Mandiri Benih,

Alat mesin pertanian berupa traktor roda dua 63 unit dan pompa air 10 unit.

- Bupati Sumbawa atas nama Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sumbawa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Kementerian Pertanian atas alokasi kegiatan dan anggaran tahun 2015 untuk pembangunan pertanian di Kabupaten Sumbawa. Bupati berpesan bahwa anggaran yang cukup besar ini, harus dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk mendukung Upaya Khusus Peningkatan Produksi Padi, Jagung dan Kedelai sehingga sasaran produksi yang telah ditetapkan dapat tercapai. Keberhasilan program upsus ini tidak hanya ditentukan oleh para petani, melainkan ditentukan juga oleh

Direktorat Budidaya Serealia 47 seluruh petugas dan aparat Pembina mulai dari tingkat desa, kecamatan dan kabupaten.

- Saat ini daya dukung sumber daya alam terutama sumber air terhadap sektor pertanian semakin menurun. hal ini ditandai dengan makin berkurangnya sumber mata air yang ada, semula berjumlah 711 titik mata air pada tahun 2000 menjadi hanya 217 titik mata air, dan saat ini dengan berbagai upaya rehabilitasi hutan, sudah meningkat menjadi 278 mata air. untuk itu pada kesempatan tersebut Bupati menghimbau kepada para petani untuk lebih efisien memanfaatkan air irigasi, melaksanakan pola tanam dengan sebaik-baiknya, dengan mengoptimalkan fungsi kelompok tani dan kelompok pemakai air (p3a).

- Apabila dibidang produksi sudah banyak upaya yang dilakukan,

namun dalam pemasaran perlu lebih banyak dilakukan

pemecahannya terutama harga padi yang jatuh pada saat panen. Upaya Pemerintah Daerah kabupaten untuk menyiapkan dana pembelian gabah saat panen raya tidak cukup untuk menaikkan harga yang jatuh pada saat panen karena dana yang tersedia kecil, upaya lainnya yaitu melalui “tunda jual“ juga syaratnya cukup berat yaitu petani harus menyiapkan agunan sehingga kegiatan ini sulit dilakukan untuk itu mohon bantuan Kementerian Pertanian untuk menyelesaikan masalah ini. Hal ini akan ditindaklanjuti oleh Penanggungjawab Upsus Dr. Mei dari Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian.

- Pangdam IX Udayana sangat mendukung apa yang sudah

diprogramkan oleh Kementerian Pertanian dan sebagai

pendamping pelaksanaan program, aparat TNI dari Babinsa sampai Komandan Korem akan menggerakkan aparat TNI di wilayahnya untuk membantu dan membina petani serta dan bersama-sama mewujudkan kedaulatan pangan dan sangat berharap di tingkat desa terjalin kerjasama yang harmonis dan sinergis antara Petugas Lapangan, Babinsa dan petani.

- Berkaitan dengan hal tersebut diatas dalam rangka pencapaian sasaran luas tanam, luas panen, produktivitas dan produksi padi khususnya mendukung program upaya khusus peningkatan produksi padi, jagung, dan kedelai nasional di tahun 2015, maka Kabupaten Sumbawa telah melakukan hal-hal sebagai berikut : mendorong peningkatan penggunaan benih unggul yang memiliki potensi produksi tinggi; perluasan areal dan perbaikan teknologi PTT; mendorong penggunaan pupuk berimbang tunggal maupun

48 Direktorat Budidaya Serealia

majemuk guna menghindari terjadinya kekurangan pupuk karena penggunaan yang berlebihan di tingkat petani; serta melakukan gerakan sosialisasi, penyuluhan, pendampingan dan sebagainya sebagai wujud dukungan dari program yang diberikan pemerintah.