• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Bagi Pelayanan Kesehatan

Bagi pelayanan kesehatan disarankan dapat memberikan pelayanan yang baik dengan memberikan pelayanan yang holistik secara maksimal terutama pada pemenuhan kebutuhan spiritual care, kemudian palayanan kesehatan juga harus memberikan

literatur atau buku panduan tentang spiritual care kepada seluruh perawat yang bertugas, sehingga perawat akan lebih memahami makna tentang spiritual care.

2. Bagi Profesi Keperawatan

Bagi profesi keperawatan disarankan dapat lebih meningktakan kembali pemahaman tentang spiritual care, sehingga dalam pemberian asuhan keperawatan dapat terlaksana dengan maksimal. Perawat juga harus tidak memiliki beban kerja yang tinggi dengan cara perawat tidak mengerjakan tugas administrasi dan menyeimbangkan antara jumlah perawat dan pasien, sehingga perawat dapat memiliki waktu untuk memberikan perawatan spiritual.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk melakukan penelitian tentang faktor yang dapat mempengaruhi pemenuhan kebutuhan spiritual care dan tingkat pengetahuan perawat tentang spiritual care, serta melakukan penelitian pemenuhan kebutuhan spiritual care dari sisi pasien dan keluarga.

Daftar Pustaka

Abbasiah. (2011). “Pengaruh Pelatihan Keperawatan Spiritual Terhadap Pengetahuan dan Keterampilan Keperawatan Spiritual Perawat Pelaksana di RS H. Abdul Manap Kota Jambi”. Jambi

Ali Cheragi Muhammad, Iranmanesh Sesigheh, Tiragi Batool, (2011), “Developing and Testing a Spiritual Care Questionnaire”. Jurnal Relig Health, Vol 51

http://eresources.perpusnas.go.id:2057/docview/1170574914/abstract?acco

untid=25704. 30 Mei 2015

Apriyatmi. N.M. “Tingkat Pengetahuan Perawat dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual: Tharah dan Sholat Pada Pasien Rawat Inap di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II”. Skripsi. Yogyakarta: Unibersitas Yogyakarta.

Ariani. (2011). “Hubungan Tingkat Pengetahuan Perawat Tentang Spiritual Care Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Kepada Pasien di Ruang Intensive Care RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiya Yogyakarta.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, Suharsimi. (2013). Prosedur Penelitian “Suatu Pendekatan Praktik”. Yogyakarta : Rineka Cipta.

Arini. H.N., Mulyono. W.A., Susilowati. I. (2015). Hubungan Spiritualitas Perawat dan Kompetensi Asuhan Spiritual. Tegal

Asmaningrum, N., Purwaningsih A. M. E., Wantiyah. (2013). “Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Kaliwates PT Rolas Nusantara Medika Jember”. Jember.

Aziz, A. H. (2004). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika.

Aziz, A. H. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi Konsep dan Proses Kepererawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Badan Pusat Statistik Nasional. http://www.bps.go.id/index.php/publikasi/14

Badam Koordinasi Keluarga Berencana Nasioanal (2013). Penduduk Usia

Produktif dan Ketenagakerjaan. http://kepri.bkkbn.go.id/Lists/Artikel/DispForm.aspx?I

D=144. 3 June 2016

Baldacchino D.R. (2006) Nursing Competencis for Spiritual Care: Jurnal of Clinical Nurising.

Baldacchino, D.R. (2011) Teaching On Spiritual Care: The Percaived Impact On

Qualified Nurses. Nurse Education In Practice. http://search.proquest.com/docview/1034990780/fulltextPDF/15

2661E5C36C45B8PQ/3?accountid=38628. 30 Mei 2015

Carpenito,L.J. (2009). Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktik Klinis edisi 9. Jakarta : EGC.

El Noor, Adul. K, Mayson. (2012). Spitiuali Care Of The Hospitalized Patients Following Admission to The Cardiac Care Units: Policy Implications. ProQuest LLC. UMI 3510780.

http://search.proquest.com/docview/1019243627/fulltextPDF/E1C5C208F22

84485PQ/1?accountid=38628. 30 Mei 2015.

Diansah Nasution, Ali. (2015). Penerapan Metode Computer Asisted Instruction Pada Aplikasi Pembelajaran Shalat Beserta Manfaat Gerakan Shalat Bagi Kesahatan Tubuh Manusia. Informasi Dan Tekologi Ilmiah. Vol 5. No 2.

http://inti-budidarma.com/berkas/jurnal/2.%20Jurnal%20Ali%20Diansah.pdf. 30

Mei 2015.

Dwidianti, Mediana. (2008). Konsep “Caring”, komunikasi, etic dan aspek spiritual dalam pelayanan keperawatan. Semarang: Hasani.

Fadare, J.O., Obimakinde, A.M., Oloagun, D.o., Afolayan, J.M., Olatunya , O., & Ogunpide, O.K. (2014). Perception of Nurses about Palliative Care: Experiencefrom South-West Nigeria. Annals Of Medical and Health Sciences

Research.

http://www.amhsr.org/temp/AnnMedHealthSciRes45723-2542368_004222.pdf 7 Juni 2016

Faizin, A. & Winarsih. 2008. Hubungan Tingkat Pendidikan dan Lama Kerja Perawat dengan Kinerja Perawat di RSU Pandan Arang Kabupaten Boyolali.

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/499. 28 Januari 2016.

Galek Kathleen., Flannelly Kevin J., Vane Adalm., Galek Rose M. (2005).

Assesing a patient’s spiritual need : a comperhensive instrument. Holistic Nursing Practice ; 19(2);62-69.

Hamid, A. Y. (2000). Buku ajar aspek spiritual dalam keperawatan. Jakarta: Widya Medika.

Hamid, A. S. (2007). Aspek spiritual dalam keperawatan. Jakarta: Widya Medika. Hamid, A.Y. (2008). Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : EGC

Haryono, W., Suryani, D,. Wulandari, Y. (2012) Hubungan Antara Beban Kerja, Stres Kerja dan Tingkat Konflik Dengan Kelelahan Kerja Perawat di Rumah Sakit Islam Yogyakarta PDHI. Yogyakarta

Herdman, T.H. & Kamitsuru, S. (Eds.). (2014). NANDA International NursingDiagnoses: Definitions & Classification, 2015–2017. Oxford: Wiley Blackwell.

Hidayat, A. A. (2006). Pengantar kebutuhan dasar manusia : aplikasi konsep dan keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Ibraheem, A.B., Ibraheem, W.A, & Adebusoye, L. (2014). The Relationship Between Self-Reported Health Status and Spirituality Among Adult Patients Attending General Outpatient Clinic of Tetiary Hospital Ibadan. Annals of Ibadan Posgraduate Medicine. Vol.12 No.1, 31-37.

Ifadah Erlin. (2013)., “Analisis Faktor Yang Berhubungan Dengan Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pada Klien Gagal Jantung Di Ruang Rawat Inap”. Tesis. Jakarta: Universitas Indonesia.

Iranmanesh, S., et al. (2009). Caring for people at the end of life: Iranian oncology nurses’ experiences. Indian Journal of Palliative Care, 15(2), 141–147.

Khoiriyati, A. (2008). Perawatan Spiritual dalam Keperawatan : Sebuah Pendekatan Sitematik. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: Yogyakarta

Khotimah, S,N. (2014). Hubungan Kecerdasan Spiritual dengan Otonomi Profesional Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit AL Islam Bandung. Bandung.

Kopec. Li, Han. (2008). Islam And The Health Care Environment: Designing Patient Rooms. Health Environment Research & Design Journal. Vol 1. No 4.

http://search.proquest.com/docview/229981662/fulltextPDF/D84390DC77

DC401APQ/16?accountid=38628. 30 Mei 2015.

MLanz, C. (2007). Teaching Spiritual Care in a Public Institution: Legal Implication, Standards of Pratice, and Ethical Obligation.

http://search.proquest.com/docview/223114748/fulltextPDF diakses 17

Juni 2016

Mubarak, Chayatin. (2009). Ilmu Keperwatan Komunitas Konsep dan Aplikasi. Jakarta: Salemba Medika.

Mulyono, W.A. (2011). Penerapan spiritualitas di tempat kerja di RSI F dan hubungannya dengan kepuasan kerja perawat. Jurnal Keperawatan Soedirman, 6(2), 94-102.

http://jks.fikes.unsoed.ac.id/index.php/jks/article/view/333 diakses 17 juni 2016.

Nasution, A. I. Z. (2009). “Pengaruh karakteristik Individu dan Psikologis terhadap Kinerja Perawat Pelaksana dalam Kelengkapan Rekam Medis di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum DR. Pirngadi Medan”.

Diterbitkan. Tesis. Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara.

Ningsih, Y., Priyo, B., & Suratmi. (2011). Hubungan Motivasi Kerja dengan Kinerja Perawat Pelaksana di Rumah Sakit Muji Rahayu Surabaya.

Noor, J. 2013. Penelitian Ilmu Manajemen: Tinjauan Filosofis dan Praktis. Jakarta: Kencana.

Nugroho, A. D., & Widodo, A. (2011). Hubungan Motivasi Kerja Perawat Dengan Pemberian Pelayanan Keperawatan Pada Klien Keluarga Miskin (Jamkesmas) di RSUI Kustati Surakarta.

https://publikasiilmiah.ums.ac.id/handle/11617/3676. 28 Januari 2016.

Nurhalimah. (2009). Harapan Keluarga Terhadap Peran Perawat Dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pada Klien di Ruang Intensive Care Unit (ICU) RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Muhammadiya Yogyakarta.

Murata, H. (2003). Spiritual pain and its care in patients with terminal cancer: Construction of a conceptual framework by philosophical approach. Palliative and Supportive Care, 1, 15–21.

Nurinto. (2007). Gambaran Peran Perawat Dalam Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Pada Pasien Di Bangsal Bangsal Penyakit Dalam Irna 1 RSUP Dr. Sarjito Yogyakarta. Skirpsi. PSIK-FK UGM.

Nursalam. (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan Praktis. Edisi 3. Jakarta. Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2013). Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Perry, Anne G, Potter, Particia A. (2005). Fundamental keperawatan; konsep, proses dan praktik. Vol 1. Edisi 5. Jakarta: EGC.

Perry, Anne G, Potter, Particia A. (2010). Fundamental of Nursing. Vol 2. Edisi 7. Jakarta: Salemba Medika.

Republik Indonesia. 1992. Undang – undang No. 23 Tahun 1992. Tentang Kesehatan.

Riduwan. (2012). Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Peneliti Pemula. Bandung : Alfabeta.

Rohman. (2009). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian asuhan spiritual oleh perawat di RS Islam Jakarta (Tesis). Universitas Indonesia : Jakarta.

Saputra, H. 2014. Hubungan Penerapan Asuhan Keperawatan dengan pemenuhan Kebutuhan Spiritual pasien di Ruang Rawat Inap Kelas III RS PKU Muhuammadiyah Yogyakarta. Yogyakarta

Seyedrasooly A, Rahmani A, Zamanzedeh A, Reza N.A, Jasemi M. (2014). Association Between Perception of Prognosis and Spiritual Well-Being Among Cancer Patiens. Journal of Caring Sciences, 2(1), 47-55.

Sitoru, R., & Yulia. (2006) Model Praktik Keperawatan Profesional di Rumah Sakit; Penataan Struktur & Proses (Sistem) Pemberian Asuhan Keperawatan di Ruang Rawat. Jakarta: EGC

Sugiyono. (2014). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sumiati, T., Mediana D., Anggorowati., Bambang EW. (2007). Pemahaman perawat terhadap pemenuhan kebutuhan spiritual klien pada pasien lansia di RSU Mardi Lestari Kabupaten Sragen. Universitas Diponegoro. Zaenah, S. N. 2014. Hubungan Pemberian Insentif dengan Motivasi Kerja

Perawat Ruang Rawat Inap Kelas III RSUD Inche Abdul Moeis Samarinda.

Perawat Bangsal RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta Dengan hormat,

Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Nama : ARCHILIANDI NIM : 20120320115

Akan mengadakan penelitian tentang “GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL CARE OLEH PERAWAT KEPADA PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL”. Untuk itu saya mohon kesediaan kepada perawat untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Segala hal yang bersifat rahasia akan saya rahasiakan dan saya gunakan hanya untuk penelitian ini.

Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas kesediaan kepada perawat sebagai responden saya ucapkan terima kasih.

Yogyakarta, Maret 2016 Penulis

Nama responden :

Usia :

Bangsal :

Jabatan : Kepala ruang/ Perawat primer/ Perawat assosiet

Dengan ini menyatakan bahwa saya telah mendapatkan penjelasan mengenai maksud dari pengumpulan data untuk penelitian tentang “GAMBARAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL CARE OLEH PERAWAT KEPADA PASIEN RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH BANTUL”. Untuk itu secara sukarela saya menyatakan bersedia menjadi responden penelitian tersebut. Adapun bentuk kesediaan saya adalah bersedia mengisi kuesioner.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dengan penuh kesadaran tanpa paksaan.

Yogyakarta, Maret 2016 Responden

Umur : Jenis Kelamin :

Bangsal :

Jabatan : Kepala ruang/ Perawat primer/ Perawat assosiet II. Petunjuk pengisisan kuesioner

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut ini dengan memberikan tanda “chek list” ( √ ) pada jawaban yang sesuai dengan pilihan anda. Keterangan: S = Selalu SR = Sering K = Kadang-kadang J = Jarang TP = Tidak Pernah

Komponen 1: Menemui pasien sebagai seorang manusia yang memilik arti dan harapan.

Pertanyaan S SR K J TP

1. Perawat memberikan perawatan spiritual yang dapat membuat pasien menemukan makna dalam peristiwa baik dan buruk dalam kehidupan.

2. Perawat mengetahui apa yang benar-benar penting untuk pasien.

3. Perawat menyadari persepsi pasien tentang arti dan tujuan dalam kehidupan. 4. Perawat membantu pasien untuk mempunyai pandangan positif dalam kehidupan.

Komponen 2: Menemui pasien sebagai seorang manusia dalam hal hubungan.

Pertanyaan S SR K J TP

1. Perawat berbicara dengan pasien untuk meringankan rasa bersalah.

2. Perawat memberikan dukungan pada pasien dan menunjukan empati kepadanya.

3. Perawat memberikan kiriman bunga dari pengunjung (Keluarga, teman, dan orang lain). 4. Perawat menemani pasien dan mendampinginya.

3. Perawat mendoakan pasien, jika berkenan.

4. Perawat membantu pasien yang tidak mampu untuk melaksanakan ibadah. 5. Perawat mendorong pasien untuk melakukan ibadah dan tradisi kebudayaan. 6. Perawat menaruh buku doa yang mudah dijangkau.

7. Perawat memfasilitasi praktik kebudayaan yang membuat pasien dan keluarganya merasa nyaman. 8. Perawat memberikan informasi kepada pasien tentang bagaimana melakukan ibadah ketika sakit.

Komponen 4: Menemui pasien sebagai manusia dengan otonomi.

Pertanyaan S SR K J TP

1. Perawat tidak diperbolehkan untuk menilai pandangan keagamaan pasien. 2. Perawat memberikan ketenangan pikiran kepada pasien.

3. Perawat menerima pasien yang mempertahankan kayakinan tentang spiritualitas. 4. Perawat menghormati pasien yang mempunyai pandangan keagamaan yang berbeda. 5. Perawat memperbolehkan pasien untuk makan makanan favoritnya.

6. Perawat memberikan kesempatan kepada pasien untuk bertemu dengan keluarganya untuk meringankan sakit spiritualnya.

26 P3 Pearson Correlation .617(**) Sig. (2-tailed) .001 N 26 P4 Pearson Correlation .834(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P5 Pearson Correlation .818(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P8 Pearson Correlation .818(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P9 Pearson Correlation .625(**) Sig. (2-tailed) .001 N 26 P12 Pearson Correlation .691(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P15 Pearson Correlation .799(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P16 Pearson Correlation .681(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P17 Pearson Correlation .896(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P18 Pearson Correlation .931(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P20 Pearson Correlation .955(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P21 Pearson Correlation .829(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P22 Pearson Correlation .776(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P23 Pearson Correlation .770(**) Sig. (2-tailed) .000

P25 Pearson Correlation .775(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P26 Pearson Correlation .955(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P27 Pearson Correlation .758(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P28 Pearson Correlation .629(**) Sig. (2-tailed) .001 N 26 P29 Pearson Correlation .850(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P30 Pearson Correlation .831(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26 P31 Pearson Correlation .773(**) Sig. (2-tailed) .000 N 26

TOTAL Pearson Correlation 1

Sig. (2-tailed)

N 26

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Reliability Statistics

.967 23

Cronbach's

84 100.0 100.0 Total Komponen_1_Ordinal 15 17.9 17.9 17.9 69 82.1 82.1 100.0 84 100.0 100.0 Sedang Kurang Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Komponen_2_Ordinal 4 4.8 4.8 4.8 80 95.2 95.2 100.0 84 100.0 100.0 Sedang Kurang Total Valid

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Kompone n_3_Ordina l 57 67.9 67.9 67.9 24 28.6 28.6 96.4 3 3.6 3.6 100.0 84 100.0 100.0 Baik Sedang Kurang Total Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent Kompone n_4_Ordina l 50 59.5 59.5 59.5 29 34.5 34.5 94.0 5 6.0 6.0 100.0 84 100.0 100.0 Baik Sedang Kurang Total Valid

Frequency Percent Valid P erc ent

Cumulative Percent

86.73 1.183 84.37 89.08 86.63 86.50 117.599 10.844 65 115 50 14 .141 .263 -.114 .520 Mean Lower Bound Upper Bound 95% Confidenc e

Int erval for Mean

5% Trimmed Mean Median Variance St d. Deviat ion Minimum Maximum Range

Int erquartile Range Sk ewness

Kurtos is Pemenuhan_spiritual

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh

Derajat Sarjana Keperawatan pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh : Archiliandi 20120320115

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA 2016

3

Rawat Inap RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

Archiliandi1, Wulan Noviani., S.Kep.,NS., MM2

1

Mahasiswa brogram Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY, 2

Dosen Program Studi Ilmu Keperawatan FKIK UMY ABSTRACT

Nurses as health professionals should be able to pay attention to the status of patients who are not only a bio-psycho-socio-cultural being but also spiritual beings so that if the spiritual aspect is not be fullfilled, it will have an impact on the patient's recovery process. So, role of nurses are neeeded in case of fulfilling spiritual needs of the patient.

The purpose of this study was to represent the spiritual care needs fulfilment by nurses to patient in PKU Muhammadiyah hospital ward in Bantul, Yogyakarta. This study design was descriptive analytic with cross sectional. Samples were taken using simple random sampling technique with a number of respondents as many as 84 people.

Results of univariate analysis, it was shown the fulfilment of spiritual care by nurses to patients who hospitalized in PKU Muhammadiyah Hospital in Bantul in the same amount that was in good categories as much as 42 respondents (50%) and in sufficient categories as much as 42 respondents (50%) while mean shown in good category, component meets the patient as a being has meaning and hope was deficient as much as 69 respondents (82%), the components meets the patient as a being in relationship was deficient as much as 80 respondents (95%), the component meets the patient as religious person was good as much as 57 respondents ( 68%), the components meets the patient as a being with autonomy was good as much as 50 respondents (59.5%).

Fulfilling the needs of spiritual care is 50% good and 50% sufficient when the average is good. Based on this study, nurses are expected to capable of providing spiritual care fulfilment thorough to provide support and assist in the recovery of patients.

4

dalam memenhui kebutuhan spiritual care bagi pasien.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran pemenuhan kebutuan spiritual care oleh perawat kepada pasien rawat inap RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Desain penelitian ini bersifat deskriptif analitik dengan rancangan studi cross sectional. Sampel diambil menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah responden sebanyak 84 orang.

Hasil analisa univariat didapatkan gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual care oleh perawat kepada pasien rawat inap RS PKU Muhammadiyah Bantul dalam jumlah yang sama yaitu dalam kategori baik 42 responden (50%) dan cukup 42 responden (50%) yang rata-ratanya masuk kedalam ketegori baik, komponen menemui pasien sebagai seorang yang memiliki arti dan harapan adalah kurang sebanyak 69 responden (82%), komponen menemui pasien sebagai manusia dalam hal hubungan adalah kurang 80 responden (95%), komponen menemui pasien sebagai orang yang beragama adalah baik sebanyak 57 responden (68%), komponen menemui pasien sebagai manusia dengan otonomi adalah baik sebanyak 50 responden (59,5%).

Pemenuhan kebutuhan spiritual care adalah 50% baik dan 50% cukup yaitu rata-ratanya adalah baik. Berdasarkan penelitian ini diharapkan perawat mampu memberikan pemenuhan kebutuhan spiritual care secara menyeluruh untuk memberikan dukungan serta membantu proses kesembuhan pasien.

5 keperawatan adalah profesi . Keperawatan di Indonesia mengalami perkembangan yang dinamis dimana sejak tahun 1984 diakui sebagai suatu profesi2. Sebagai tenaga kesehatan profesional meyakini manusia adalah makhluk biopsikososial dan spiritual atau sebagai makhluk yang utuh yang didalamnya terdapat unsur biologis, psikologis, sosial dan spiritual3. Sering kali, perawat dan penyelenggara pelayanan kesehatan lainnya gagal mengenali dimensi spiritual dari klien mereka, karena spiritualitas tidak bersifat cukup ilmiah yang memiliki banyak definisi dan sulit untuk diukur.

Perawatan spiritual dapat membantu pasien untuk mengeksplorasi strategi untuk mengatasi penyakit mereka serta memungkinkan pasien menemukan makna dan tujuan hidup. Perawatan spiritual harus diintegrasikan dalam pendidikan keperawatan dan praktik keperawatan, sehingga memungkinkan pemberian perawatan yang holistik4. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No 38 Tahun 2014 tentang Keparawatan pada Pasal 30 Butir 1 menjelaskan bahwa perawat bertugas dan berwenang dalam pemberian pelayanan secara holistik.

spiritualitas merupakan faktor penting untuk pemulihan, dan diyakini bahwa kerusakan spiritual dapat menyebabkan kerusakan pada seluruh komponen kehidupan manusia5. Suatu elemen kesehatan berkualitas adalah untuk menunjukkan kasih sayang kepada klien sehingga terbentuk hubungan saling percaya yang diperkuat ketika pemberi perawatan dengan menghargai dan mendukung kesejahteraan spiritual klien. Kesejahteraan spiritual dari individu dapat

pendahuluan di RS PKU Muhammadiyah Bantul telah didapatkan data bahwa selama satu tahun terakhir dari bulan Desember 2014 sampai November 2015 sebanyak 10.541 pasien yang telah menjalani rawat inap. Peneliti melakukan wawancara kepada salah satu kepala ruang bangsal yang berkerja di RS PKU Muhammadiyah Bantul menjelaskan bahwa dalam pemenuhan spiritual care untuk pasien masih belum terlaksana secara sempurna, hanya beberapa tindakan saja yang sudah dilakukan seperti pengkajian spiritual, mengajak berdoa pasien dan mengajarkan beribadah saat sedang sakit, dalam pemenuhan spiritual care pada pasien masih belum terlalu mendalami tentang spiritual care.

Dari data tersebut maka penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut tentang gambaran pemenuhan kebutuhan spiritual care pada pasen rawat inap di bangsal RS PKU Muhammadiyah Bantul

METODE

Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan rancangan studi yang digunakan yaitu cross sectional yang bersifat deskriptif analitik. Penelitian ini dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

Populasi dalam penelitian adalah subjek yang memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di bangsal rawat inap RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta. Jumlah populasi dari penelitian ini adalah 106 perawat. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling.

6 reliabilitas. Kuesioner pemenuhan kebutuhan spiritual care terdiri dari 23 pertanyaan yang terdiri dari 4 komponen yaitu; menemui pasien sebagai seseorang manusia yang memilik arti dan harapan, menemui pasien sebagai seseorang manusia dalam hal hubungan, menemui pasien sebagai seorang yang beragama, menemui pasien sebagai manusia dengan otonomi. Analisi data yang digunakan adalah anailis univariat.

HASIL PENELITIAN 1. Karakteristik Responden

Tabel 1 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, perawat di RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta Bulan April-Mei 2016. No Karakteristik Responden Perawat Bangsal N (84) (%) 1. Usia 20-40 84 100 2. Jenis Kelamin Laki – laki Perempuan 10 74 12 88 3. Jabatan Kepala Ruang Perawat Primer Perawat Asosiet 6 24 54 7 29 64

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa karakteristik perawat berdasarkan usia keseluruhan adalah antara 20-40 tahun. Karakteristik berdasarkan jenis kelamin sebagian besar adalah perempuan, sebanyak 74

sebanyak 24 responden (29%), dan perawat asosiet sebanyak 54 reponden (64%).

2. Analisis Univariat

a. Pemenuhan Spiritual Care oleh Perawat

Tabel 2 Distribusi frekuensi pemenuhan kebutuhan spiritual care oleh perawat kepada pasien rawat inap RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta.

Frekuensi Persentase Mean Baik 42 50%

87 (Baik) Cukup 42 50%

Total 84 100%

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2, menunjukkan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual care oleh perawat kepada pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta adalah sama dalam kategori baik dan cukup yang masing-masing sebanyak 42 responden dengan persentase 50%, kemudian tidak terdapat atau 0% pemenuhan siritual care kurang. Kemudian hasil perhitungan deskriptif statistik pada mean atau rata-rata total skor kuesioner pemenuhan kebutuhan spiritual care menunjukkan angka 87 atau kategori baik.

b. Pemenuhan Kebutuhan Spiritual Care pada Komponen Menemui Pasien Sebagai Seorang yang Memiliki Arti dan Harapan

Tabel 3 Distribusi frekuensi pemenuhan kebutuhan spiritual care kepada pasien rawat inap di RS PKU Muhammadiyah Bantul Yogyakarta berdasarkan komponen menemui pasien sebagai seorang yang memiliki arti dan harapan

7 komponen menemui pasien sebagai seorang yang memiliki arti dan harapan, sebanyak 15 responden (18%) adalah cukup, sedangkan 69 responden (82%) adalah kurang. c. Pemenuhan Kebutuhan Spiritual

Care pada menemui pasien sebagai seorang manusia dalam

Dokumen terkait